Laporan Pendahuluan Atrial Septal Defek (Asd) A. Definisi
Laporan Pendahuluan Atrial Septal Defek (Asd) A. Definisi
Laporan Pendahuluan Atrial Septal Defek (Asd) A. Definisi
A. Definisi
Atrium Septal Defek adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek)
pada septum internal (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi
Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat
yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang
memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat
atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui
sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus
venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada
kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau
Penyebab ASD belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga berpengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD yaitu antara lain:
1. Faktor Prenatal
b. Ibu alkoholisme
2. Faktor Genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB Ayah atau ibu menderita PJB
C. Klasifikasi
Kondisi ini disebabkan oleh defek yang terjadi pada septum premium yang
Kejadian defek sekat atrium tipe I ini adalah sekitar 30 % dari seluruh defek
sekat atrium. Beberapa variasi anatomis defek tipe ini adalah sebagai berikut :
c. Adanya defek sekat primum sekat atrium, defek katup mitral dan trikuspidal,
dan ditambah dengan defek pada sekat ventrikel bagian atas (defek kanal
atriventrikuler komplet).
Tipe yang paling sering terjadi sekitar 70% dari kasus defek sekat atrium.
Defek ini paling sering terjadi, dapat tunngal maupun multipel. Dapat pula
Defek terjadi di superior sampai fossa ovalis. Tipe defek sinus venosus ini
D. Manifestasi Klinis
1. Adanya Dispnea
3. Palpitasi
4. Kardiomegali
7. Sistolik Rendah
8. Pada bayi jika piro besar berat badan anak sedikit berkurang
E. Patofisiologi
Penyakit dari penyakit jantung kongentinal ASD ini belum dapat dipastikan
banyak kasus mungkin terjadi akibat aksi trotogen yang tidak diketahui dalam
paten yaitu saluran normal untuk status yang harus menututp dalam beberapa hari
pertama.
Darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui defek
sekat ini. Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada atrium kiri dan
kanan tidak begitu besar (tekanan pada atrium kiri 6 mmHg sedang pada atrium
ventrikel kanan, arteri pulmonalis, kapiler paru-paru dan atrium kiri. Bila shunt
besar, maka volume darah yang melalui arteri pulmonalis dapat 3-5 kali dari darah
Dengan bertambahnya volume aliran darah pada ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis. Maka tekanan pada alat–alat tersebut naik., dengan adanya kenaikan
tekanan, maka tahanan katup arteri pulmonalis naik, sehingga adanya perbedaan
tekanan sekitar 15 -25 mmHg. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu
bising sistolik ( jadi bising sistolik pada ASD merupakan bising dari stenosis
relatif katup pulmonal ). Pada valvula trikuspidalis juga ada perbedaan tekanan,
sehingga disini juga terjadi stenosis relatif katup trikuspidalis sehingga terdengar
bising diastolic.
Karena adanya penambahan beban yang terus menerus pada arteri pulmonalis,
maka lama kelamaan akan terjadi kenaikan tahanan pada arteri pulmunalis dan
akibatnya akan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen. Tapi
kejadian ini pada ASD terjadinya sangat lambat ASD I sebagian sama dengan
ASD II. Hanya bila ada defek pada katup mitral atau katup trikuspidal, sehingga
darah dari ventrikel kiri atau ventrikel kanan mengalir kembali ke atrium kiri dan
atrium kanan pada waktu systole.Keadaan ini tidak pernah terjadi pada ASD II.
Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi
darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi
ASD akibat terjadinya kesalahan pada jumlah absorbsi dan proliferasi jaringan
pada tahap perkembangan pemisahan organ atrium menjadi atrium kiri dan kanan.
Akibat adanya celahpatologis antara atrium kanan dan atrium kiri, klien dengan
defec septum atrium mempunyai beban pada sisi jantung kanan , akibat pirau dari
atrium kiri ke atrium kanan. Beban tersebut merupakan beban volume (volume
overload). Aliran darah pintas kiri ke kanan pada tipe osteum sekundum dan tipe
sinus venosus akan menyebabkan keluhan kelemahan dan sesak nafas, umumnya
timbul pada usia dewasa muda. Kegagalan jantung kanan serta aritma supra
ventrikulear dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Namun apabila repurigtusi
mitral berat, gejala serta keluhan akan muncul lebih berat dan lebih awal. Gejala
Pada kasus atrial septal defect yang tidak ada komplikasi, darah yang
mengandung oksigen dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan tetapi tidak
sebaliknya. Aliran yang melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat
ukuran dan complain dari atrium tersebut. Normalnya setelah bayi lahir complain
ventrikel kanan menjadi lebih besar dari pada ventrikel kiri yang menyebabkan
ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang. Hal ini juga juga berakibat volume
serta ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat. Jika complain ventrikel
kanan terus menurun akibat beban yang terus meningkat shunt dari kiri ke kanan
bias berkurang. Pada suatu saat berkurang. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger
bisa terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah shunt
pun bisa berubah menjadi dari kanan ke kiri sehinggasirkulasi darah sistemik
banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan
gas dalam paru-paru yang tidak efektif menyebabkan sesak nafas sehingga
F. Pemeriksaan Diagnosis
1. Elektrokardiografi
Gambaran EKG penting dalam membantu diagnosis DSA sekundum. EKG
volume ventrikel kanan. Deviasi sumbu QRS ke kanan (Rigth axis deviation)
2. Ekokardiografi
Dengan alat diagnosis ini dapat dibuat diagnosis pasti. Defect ini paling baik
pada sekat atrium. Dengan menggunakan pemetaan aliran dopler bewarna dapat
ventrikel kanan dan juga terlihat gerakan septum yang paradoks atau mendatar.
Sementara itu pada defect sekat atrium tipe primum kadang kita perlu
melihat gamabaran katub mitral. Gambaran ini dapat dilihat paling baik pada
3. Foto rontgen
bagian kanan atas jantung. Batang arteri pulmonalis juga dapat membesar dan
4. Kateterisasi jantung
Alat ini dapat mendeteksi anomali muara vena. Dapat digunakan pula
G. Penatalaksanaan
Penderita ASD biasanya tidak menunjukkan keluhan. Pada bayi sebelum usia
3 bulan, defek berukuran < 3mm akan menutup secara spontan. Namun apabila
lubang tersebut besar maka operasi untuk menutup lubang tersebut dianjurkan
guna mencegah terjadinya gagal jantung atau keleinan pembuluh darah pulmonal.
panjang jarang terjadi dan terutama ditentukan oleh ukuran pirau kiri-ke kanan
sebelum pembedahan serta lam intervensi. Semakin besar pirau dan semakin lama
saat penutupan defek, maka semakin besar kemungkinan dilatasi jantung kanan
Masalah jangka panjang yang paling sering terjadi adalah timbulnya aritmia
ASD yang tidak dikoreksi sangat rendah sehingga profiklasis tidak diperlukan
H. Komplikasi
a. Hipertensi pulmonal
b. Gagal jantung
c. Endokarditis
d. Aritmia
DAFTAR PUSTAKA
Betz Lynn Ciciy dan Sawden A linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.
Jakarta : EGC.
Guyton. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi II. Jakarta : EGC.
Johnson, M dkk. 2016. Nanda NOC and NIC Linkoges Edisi 2 . USA : Mosby
Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta.
FKUI