Kitab-Kitab Pada Perjanjian Baru
Kitab-Kitab Pada Perjanjian Baru
Kitab-Kitab Pada Perjanjian Baru
A. PENULIS - Matius
Ada banyak nama "Matius" dalam kitab PB, tapi Matius yang dikenal sebagai penulis Injil Matius
adalah bekas pemungut cukai, anak Alfeus yang dipanggil Tuhan Yesus menjadi muridNya seperti
tertulis dalam Mat. 9:9; 10:3; Mar. 2:14; Luk. 5:27. Dan oleh Markus dan Lukas ia disebut sebagai
seorang Lewi. Pemungut cukai adalah pengumpul pajak untuk pemerintah Roma, yang biasa dilakukan
dengan jalan memeras, karena ia memungut uang pajak yang lebih besar daripada yang seharusnya.
Dan dari situlah pemungut cukai mendapatkan uang untuk hidupnya. Itu sebabnya Matius pada
mulanya tidak disukai oleh orang-orang Yahudi (Mat. 9:9-13; Mar. 2:14-17; Luk. 5:27-32).
Walaupun biasanya ahli kritik Alkitab mempercayai dan mengikuti tradisi dari Bapak-bapak Gereja
(Papias, Ireneus, Eusibius) bahwa penulis Injil ini adalah Matius anak Alfeus, tapi sekarang,
berdasarkan beberapa pengamatan tentang masalah sumber-sumber Injil Sinoptik, ada keraguan
khususnya sehubungan dengan sumber yang dipakai Matius; kalau memang Matius Alfeus mengapa ia
harus mengandalkan orang lain (Markus) yang bukan saksi mata/murid Tuhan dalam menuliskan
bukunya. Hal lain yang menjadi keraguan adalah, Matius, sebagai seorang pemungut cukai, pasti
bergaul banyak dengan orang-orang non-Yahudi, tetapi jelas terlihat dari isinya Injil Matius ditujukan
kepada orang-orang Yahudi, sehingga menjadi pertanyaan apakah mungkin ada Matius yang lain.
Perdebatan tentang penulis Injil ini masih berlangsung terus, tetapi pendapat berikut ini masih
memberikan dukungan yang kuat dalam perdebatan Matius telah mengikuti Yesus selama tiga tahun,
sehingga pengalaman dan pengenalannya terhadap Yesus pastilah cukup banyak. Latar belakang
Matius sebagai seorang yang cukup berpendidikan memungkinkan hasil penulisan yang sistematis
seperti Injil Matius ini. Kalau Matius bukan penulis Injil Matius tapi ada orang lain yang memakai
namanya, maka sulit diterima karena Matius bukanlah rasul yang terkenal, sehingga tidak ada alasan
untuk melakukan hal itu. Matius adalah seorang Yahudi, tetapi keterbukaannya dalam mengungkapkan
tentang kegagalan Israel dan para pemimpin agamanya (Mat. 23:1-36) dan juga berita-berita misinya
kepada bangsa-bangsa lain (Mat. 28:16-20), memberikan indikasi bahwa Matius mengenal dunia non-
Yahudi dengan baik.
C. PEMBACA/PENERIMA
Banyak istilah-istilah yang dipakai dalam Injil Matius yang hanya mungkin dimengerti oleh orang-
orang Yahudi, misalnya "Mesias", "Anak Daud", “Kerajaan Surga”, dll. Juga dari isinya yang banyak
mengutip PL tentang penggenapan nubuatan Mesias, jelas terlihat bahwa penulis menujukan Injil ini
untuk orang-orang yang sudah mengenal kitab Perjanjian Lama. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan Matius juga menujukan ini kepada orang non-Yahudi, karena ada berita misi "kabar
baik" kepada bangsa-bangsa lain.
D. TUJUAN PENULISAN
Memberikan banyak penekanan pada berita Mesianik dengan memberikan banyak catatan tentang
penggenapan nubuatan PL dalam diri Yesus Kristus (60 kali). Oleh karena itu pernyataan bahwa
"Yesuslah Sang Mesias yang dijanjikan dalam PL" menjadi tujuan utama dari pemberitaan Injil Matius
ini. Di dalam Dialah (yang menjadi RAJA) "Kerajaan Allah itu telah datang."
E. TEMA UTAMA
Injil Kerajaan
Matius mengungkapkan secara jelas bahwa kedatangan Mesias adalah untuk menggenapkan nubatan
nabi-nabi PL. Hal ini ditunjukkan melalui pengajaran dan perkataan Tuhan Yesus yang dicatat oleh
Matius. Istilah “Kerajaan Surga” berulang-ulang kali disebutkan dengan maksud menunjukkan bahwa
Kristus adalah Raja dan Kerajaan-Nya akan nyata di antara bangsa-bangsa.
Pasal-pasal penting dalam Injil Matius
Dari beberapa pengamatan terhadap isinya, dapat dilihat bahwa Matius menyusun Injil ini dengan
sangat sistematis kedalam 5 bagian penting, hal ini khususnya terlihat karena setiap bagian diakhiri
dengan "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini...." (Mat. 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1).
a) Kotbah di Bukit (pasal 5-7) - menggenapi hukum.
b) Pengajaran kepada 12 MuridNya (pasal 10) - pelimpahan kekuasaan.
c) Perumpamaan tentang "Kerajaan" (pasal 13) - sudah dan akan datang.
d) Kehidupan dalam "Kerajaan" (pasal 18) - dalam "jemaat" (ekklesia)
e) Akhir Zaman (pasal 24-25) - berjaga-jaga
F. CATATAN
Bahasa Asli
Hal lain yang masih sering dimasalahkan adalah tentang bahasa asli yang dipakai Matius dalam
Injilnya. Dari catatan sejarah, Papias menulis bahwa Matius menuliskan Injil ini dalam bahasa Aram
kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh orang-orang masa itu secara serampangan
(sebisanya). Ireneus juga menuliskan bahwa Matius menulis sebuah Injil untuk orang Yahudi dalam
bahasa daerah mereka.
Pendapat kedua Bapak Gereja itu mendapat banyak tantangan karena hasil terjemahan yang
serampangan sulit bisa menghasilkan bahasa Yunani yang baik seperti yang terdapat dalam Injil
Matius sekarang. Dan kemungkinan besar bahasa Aram pada saat itu sudah tidak populer, bahkan
sudah tidak dipakai lagi.
Lain-lain
Unsur-unsur angka rupanya disukai oleh Matius, seperti misalnya 3 (untuk nilai Ilahi) dan 7 (untuk
nilai sempurna).
Bagian-bagian dalam Injil Matius yang tidak disebutkan dalam Injil lain
Penglihatan Yusuf (1:20-24)
Kunjungan orang-orang Majus (2:1-12)
Pelarian ke Mesir dan pembunuhan bayi-bayi (2:13-16)
Kematian Yudas (27:3-10)
Kebangkitan orang-orang kudus pada waktu Yesus disalibkan (27:52)
Dusta Mahkamah Agung dan pemberian suap kepada para penjaga (28:12-15)
10 perumpamaan (pasal 13; 18:23-35; 20:1-16; 21:28-32; 22:1-13; 25:1-30)
A. PENULIS - MARKUS
Selama dalam pelayanannya Tuhan Yesus dan murid-muridNya telah dibantu oleh sahabat- sahabat
seiman, baik itu berupa jamuan makan maupun tempat untuk bermalam. Di antara sahabat-sahabat itu
ada seorang wanita yang bernama Maria, yang tinggal di Yerusalem, yang selalu membuka rumahnya
untuk para pelayan Tuhan. Diperkirakan wanita itu adalah ibu Markus, penulis Injil Markus. (Kis.
12:12) Markus, yang juga dikenal dengan nama Yohanes, bisa diperkirakan telah mengenal banyak
pelayan-pelayan Tuhan, karena di antara mereka ada juga kakak sepupunya yaitu Barnabas, yang
menjadi salah seorang pemimpin gereja mula-mula saat itu (Kol. 4:10). Oleh karena itu meskipun
Markus bukanlah saksi mata pelayanan Tuhan Yesus, tapi karena ia telah banyak bertemu dengan
murid-murid Tuhan Yesus, ia mengetahui banyak kesaksian dari para saksi mata. Dalam hal ini
terutama dengan Petrus (1 Pet. 5:13). Pernah Petrus menyebutnya sebagai 'anak'nya, mungkin karena
Petruslah yang membawa Markus kepada Yesus (1 Pet. 5:13). Ketika bersama-sama dengan Petrus
inilah diperkirakan Markus mendapatkan informasi paling banyak tentang segala sesuatu yang
dilakukan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus.Banyak pendapat yang mendukung bahwa hubungan
Markus dan Petrus tidaklah sekedar hubungan rekan sekerja tetapi juga teman seiman yang dekat. Hal
ini tampak dalam beberapa tulisannya yang bersifat agak pribadi (Mar. 1:14-20; 1:29-34).
Pelayanan pertama Markus adalah ketika Barnabas dan Saulus (Paulus) mengajaknya bersama- sama
ikut dalam salah satu perjalanan penginjilan (Kis. 12:25; 13:5). Tapi Markus juga pernah
mengundurkan diri dari pelayanan, mungkin karena kesulitan penginjilan dan kembali ke kota asalnya
Yerusalem (Kis. 13:13). Ada pendapat yang mendukung kejadian ini, yaitu karena Markus berasal dari
keluarga yang cukup berada dan oleh ibunya ia dimanja. Hal inilah juga yang menjadi sumber
pertentangan antara Paulus dan Barnabas, karena Paulus menolak untuk membawa Markus serta dalam
perjalanan berikutnya, sedangkan Barnabas tetap bertekad membawa Markus (Kis. 15:38), sehingga
menyebabkan Paulus berpisah dengan Barnabas.
Namun demikian, akhirnya terbukti bahwa Paulus menerima Markus kembali, bahkan disebut- sebut
sebagai seorang penolong yang baik oleh Paulus (Kol. 4:10-11; 2 Tim. 4:11; Fil. 24). Dari suratnya
kepada Timotius, kita ketahui mungkin Markuslah orang terakhir yang melihat Paulus hidup.
Meskipun tidak ada kepastian tentang Markus sebagai penulis Injil, tapi yang jelas penulis Injil
Markus adalah seorang yang mengenal baik kelompok murid-murid Yesus dan mengikuti pengajaran
mereka secara langsung. Dan ia pastilah juga telah ikut ambil bagian dalam pekerjaan pelayanan
termasuk menyaksikan sendiri pekerjaan misi kepada bangsa lain.
B. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penentuan tahun penulisan Injil Markus tidaklah mudah karena adanya beberapa pertentangan
pendapat dari para Bapak Gereja. Papias, Klemens dari Aleksandria dan Origen setuju bahwa Markus
menulis Injil Markus berdasarkan pendiktean Petrus. Pendengar-pendengar Petruslah yang mendesak
Markus untuk menuliskan pengajaran Petrus. Kalau hal ini benar maka tahun penulisan adalah berkisar
sebelum tahun 60 M. Tetapi, Ireneus berpendapat lain yaitu Markus menuliskan sesudah kematian
baik Petrus maupun Paulus. Maka tahun penulisannya antara tahun 65 - 68M.
Tapi kalau dilihat dari bukti dalam Injil itu sendiri, maka mungkin dapat dilihat dari keterangan
Markus tentang penganiayaan dan kesengsaraan yang disebut dalam Injilnya (Mar. 8:34-38; 10:33-34,
45; 13:8-13). Jika hal ini benar maka tahun 60-70M adalah cocok, sekitar pemerintahan kaisar Nero.
Tapi kalau keterangan dalam Mar. 13:1-37 menunjuk kepada hancurnya Yerusalem, maka tahun
penulisannya menjadi sangat lambat sekali yaitu sesudah tahun 70M.
Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di Roma.
C. PEMBACA/PENERIMA
Jelas bahwa pembaca Injil Markus adalah orang bukan-Yahudi. Hal ini terlihat dari adanya beberapa
kata-kata Aram yang muncul di kitab injil yang lain diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (mungkin
untuk kepentingan para pembacanya). Juga ada penjelasan-penjelasan yang
detail tentang kebiasaan Yahudi (Mar. 7:3-4). Ini memberikan kesan bahwa penulis menujukan
tulisannya untuk mereka yang tidak mengetahui kebiasaan Yahudi.
Terlihat juga tidak munculnya hal-hal yang dianggap penting oleh orang Yahudi, seperti silsilah, atau
nubuatan-nubuatan tentang Mesias yang disebutkan dalam PL. Juga Tuhan Yesus tidak disebutkan
dengan gelar-gelar, seperti mis."Imanuel, Raja atau Anak Allah."
D. TEMA UTAMA
Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di Roma. Yesus sebagai "Hamba" yang mulia.
Persiapan menjelang kedatangan Hamba Didahului dengan pelayanan Yohanes Pembaptis dan
peristiwa pembaptisan dan pencobaan. Pelayanan Hamba Kemanusiaan Yesus sangat ditonjolkan
dalam Injil Markus. Yesus marah (3:5), Yesus heran (6:6), Yesus mengeluh (8:12), Yesus memeluk
anak-anak (10:16), Yesus memandang dengan kasih (10:21).
Hamba yang dipermuliakan
Setelah kemenangan kebangkitanNya Yesus duduk di sebelah kanan BapaNya, untuk kemudian
memberikan kekuatan kepada murid-muridNya untuk melaksanakan amanat agung.
E. TUJUAN PENULISAN
Kalau tulisan Markus ini dihubungan dengan Petrus, maka tujuan penulisan ini dapatlah dilihat dari
kepentingan para pendengar Petrus yang menginginkan menyimpan semua pengajaran- pengajaran
Petrus secara tertulis.
Secara khusus kalau ditinjau dari isinya maka, Injil Markus ditulis secara khusus untuk memberikan
gambaran kemanusiaan Kristus yang sejati. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa mungkin Injil
Markus ditulis untuk memberikan keseimbangan tentang keberadaan Kristus sebagai Allah dan
sekaligus manusia untuk melawan mereka yang tidak mau menerima kenyataan ini. Hampir setengah
bagian dari Injil Markus adalah menceritakan minggu kesengsaraan Yesus, untuk menunjukkan
tentang kematian dan kebangkitanNya yang luar biasa.
F. CATATAN
Ada yang mengatakan bahwa Injil Markus ditulis dengan bahasa yang sangat sederhana dan biasa,
namun demikian jelas dan hidup.
GARIS BESAR ISI INJIL MARKUS
I. Mr 1:1-13 Persiapan untuk Pelayanan Yesus
A. Mr 1:2-8 Pelayanan Yohanes Pembaptis
B. Mr 1:9-11 Pembaptisan Yesus
C. Mr 1:12-13 Pencobaan Yesus
II. Mr 1:14-3:6 Pelayanan yang Mula-Mula di Galilea
A. Mr 1:14-20 Empat Murid yang Pertama
B. Mr 1:21-34 Hari Sabat di Kapernaum
C. Mr 1:35-45 Perjalanan Pelayanan yang Pertama
D. Mr 2:1-3:6 Pertentangan dengan Orang Farisi
III. Mr 3:7-7:23 Pelayanan yang Kemudian di Galilea
A. Mr 3:7-12 Menyingkir ke Pantai
B. Mr 3:13-19 Pengangkatan Dua Belas Murid
C. Mr 3:20-35 Sahabat dan Musuh
D. Mr 4:1-34 Mengajar dengan Perumpamaan
E. Mr 4:35-5:43 Mengajar Melalui Mukjizat
F. Mr 6:1-6 Yesus di Nazaret
G. Mr 6:7-13 Pengutusan Dua Belas Murid
H. Mr 6:14-29 Herodes dan Yohanes Pembaptis
I. Mr 6:30-56 Berbagai Mukjizat dan Pengajaran di Sekitar Danau Galilea
J. Mr 7:1-23 Pertentangan dengan Tradisi
IV. Mr 7:24-9:29 Pelayanan di Luar Galilea
A. Mr 7:24-37 Penyembuhan Dua Orang Bukan Yahudi
B. Mr 8:1-26 Mukjizat-Mukjizat Lagi
C. Mr 8:27-9:1 Episode Kaisarea Filipi
D. Mr 9:2-29 Episode Pemuliaan
V. Mr 9:30-10:52 Menuju ke Yerusalem
A. Mr 9:30-50 Melalui Galilea
B. Mr 10:1-52 Pelayanan di Perea
VI. Mr 11:1-15:47 Minggu Penderitaan
Mr 11:1-11 Minggu: Memasuki Yerusalem dengan Jaya
Senin:
Mr 11:12-14 Mengutuk Pohon Ara
Mr 11:15-19 Menyucikan Bait Allah
Selasa:
Mr 11:20-33 Iman dan Ketakutan
Mr 12:1-44 Perumpamaan dan Pertentangan
Mr 13:1-37 Khotbah di Betania
Mr 14:1-11 Pengurapan di Betania
Mr 14:12-25 Kamis: Perjamuan Akhir
Jumat:
Mr 14:26-52 Yesus di Taman Getsemani
Mr 14:53-72 Pengadilan Yahudi
Mr 15:1-20 Pengadilan Romawi
Mr 15:21-47 Penyaliban dan Penguburan
Mr 16:1-20 Kebangkitan
Mr 16:1-8 Penemuan Kebangkitan
Mr 16:9-18 Penampilan-Penampilan Pasca-Kebangkitan
Mr 16:19-20 Kenaikan dan Penugasan Para Rasul
A. PENULIS - LUKAS
Sama seperti Injil-injil yang lain Injil Lukas tidak menyebutkan secara jelas nama penulisnya, namun
demikian ada petunjuk pasti bahwa penulis Injil Lukas ini mempunyai kaitan erat dengan keberadaan
Kitab Kisah Para Rasul. Hal ini ditunjukkan dari beberapa informasi berikut ini:
Ditujukan kepada orang yang sama yaitu, "Teofilus" (Luk. 1:1-4) dan disebutkan dalam Kisah Rasul
1:1 bahwa penulis telah menulis buku lain sebelumnya "bukuku yang pertama" dan jelas adalah buku
Injil karena berisikan "segala sesuatu yang dikatakan dan diajarkan Yesus." Penekanan tentang 40 hari
sesudah kebangkitan Yesus dalam Kis. Rasul 1 sangat sesuai dengan isi Lukas 24. Demikian juga
pernyataan pekerjaan Roh Kudus sangat serupa diantara kedua buku tsb. Gaya bahasa dari Injil Lukas
dan Kisah Para Rasul sangat serupa, sehingga tidak diragukan bahwa keduanya ditulis oleh satu orang
penulis. Kalau memang benar bahwa Injil Lukas adalah ditulis oleh Lukas, maka ada cukup informasi
yang dapat dikumpulkan mengenai pribadi Lukas. Lukas adalah seorang Yunani yang menjadi Kristen
kemungkinan besar karena Paulus. Dari tulisan-tulisannya kita dapat melihat bahwa Lukas adalah
seorang yang rendah hati dan setia kawan. Ia disebut Paulus sebagai seorang dokter (Kol. 4:14), hal ini
juga terlihat dari cara Lukas menceritakan diagnosa penyakit dan bahasa yang dipakainya juga sangat
kelihatan bahwa ia menguasai bidang itu (bandingkan Mark. 5:25-26 dan Luk. 8:43). Menurut
Eusebius, Lukas berasal dari Antiokia (Siria). Seperti halnya dengan Markus, Lukas bukanlah murid
Yesus atau saksi mata langsung, tetapi ia akrab sekali dengan Rasul Paulus. Mereka berdua
bertemu di Troas lalu Lukas ikut dalam perjalanan misi Paulus yang kedua. Sesampainya di Filipi,
Lukas menetap di sana dan menjadi gembala sidang di sana, sedangkan Paulus melanjutkan perjalanan
ke Akhaya dan Asia Kecil. Ketika Paulus kembali ke Filipi, pada perjalanan misinya yang ke tiga,
Lukas ikut lagi dan menemani Paulus sampai ke Yerusalem (20:6). Pada akhir hidup Paulus (di
penjara Roma) Lukas juga disebutkan ada bersama-sama dengan Paulus (2 Tim. 4:11).
Bahan-bahan tulisan Lukas bisa jadi ia dapatkan dari catatan harian yang ia buat selama melakukan
perjalanan bersama Paulus itu. Dalam Kisah Para Rasul disebutkan juga tentang "nats-nats kami." Hal
ini dipakai untuk menunjukkan bahwa penulis juga ikut hadir dalam perjalanan itu. Cara penulisan dan
bahasa penulis menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang Yunani yang cerdas dan berpendidikan.
Dari semua kriteria yang disebutkan di atas tidak dapat disangkal bahwa Lukaslah penulis Injil Lukas,
karena tidak ada teman pelayanan Paulus yang lain yang memenuhi kriteria itu.
B. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Kepastian tahun penulisan Injil Lukas tidak jelas, tapi kalau benar bahwa Lukas memakai sebagian
bahan dari Injil Markus, maka tahun penulisannya tergantung dari tahun penulisan Injil Markus.
Beberapa ahli kritik sastra Alkitab memperkirakan sesudah tahun 70M, yaitu berdasarkan Luk. 21:5-
24 (kalau tafsiran perikop itu sebagai penghancuran kota Yerusalem).
Tetapi para ahli lain lebih cenderung memperkirakannya lebih awal, yaitu tahun 60M. Karena pada
saat itu Lukas sudah berkeliling dan mengenal ladang pelayanan yang luas bersama Paulus. Dan juga
ada sela 4 tahun yang mana tidak terdengar kabar beritanya, mungkin saat itulah ia mengumpulkan dan
menyelidiki data-data yang ada untuk dituliskan.
Tidak disebutkan dimana tempat penulisan Injil Lukas, tetapi karena daerah pelayanan Lukas adalah
disekitar Kaisarea, Akhaya, Asia Kecil atau Roma, maka dapat diperkirakan Lukas menulis di salah
satu daerah itu.
C. PEMBACA/PENERIMA
Jelas Lukas menujukan Injilnya kepada orang-orang non-Yahudi, khususnya orang Yunani. Selain
karena Lukas sendiri bukan orang Yahudi, juga dapat dilihat dari isi Injilnya yang menyebut banyak
hal-hal yang menjadi perhatian orang Yunani, misalnya:
Secara pribadi tulisannya ini ditujukan kepada "yang mulia Teofilus", seorang Yunani yang pasti
terkemuka (Luk. 1:1). Arti nama Teofilus sendiri adalah "kekasih Tuhan."
Lukas menulis silsilah Yesus dengan dimulai dari Adam, dan bukan Abraham (cikal bakal orang
Yahudi).
Maka dapat disimpulkan bahwa Lukas menaruh perhatian kepada orang-orang Yunani supaya mereka
juga mendengar Injil.
D. TEMA UTAMA
Injil Lukas satu-satunya penulis Injil yang menyoroti kehidupan Yesus di masa kecil (Luk. 1:26- 56;
2:1-52). Tinjauan Lukas akan kehidupan dan pelayanan Yesus di dunia ini ingin menunjukkan bahwa
Yesus adalah Anak Manusia yang tidak sama dengan manusia-manusia yang lain, karena Ia hidup
secara sempurna dan penuh dengan kuasa Roh Kudus.
Secara hati-hati Lukas memberikan penjelasan yang rinci tentang bagaimana Yesus memberikan
perhatian dan harapan kepada semua orang (bahkan secara khusus ditunjukkan kepada "orang- orang
terbuang") karena Lukas memiliki keyakinan bahwa keselamatan dan pengampunan dosa dari Yesus
Kristen adalah untuk semua orang, baik untuk orang Yahudi maupun Yunani (Luk. 19:10), "Sebab
Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
E. TUJUAN PENULISAN
Tertera dalam Luk 1:1-4, bahwa sebelum Lukas menuliskan Injilnya, sudah ada bahan/karya lain yang
beredar. Tapi rupanya Lukas merasakan masih ada kebutuhan untuk menuliskan karya lain, mungkin
karena yang sudah ada kurang memadai atau kurang dapat dipercaya kebenarannya.
Di lain pihak bahan/informasi, hasil penyelidikan yang dilakukan dengan teliti oleh Lukas, sangat
dapat dipercaya karena ia mendapatkannya dari sumber yang resmi dan orisinil, yaitu para saksi mata,
khususnya Rasul Paulus sendiri.
Jadi jelas di sini bahwa tujuan Lukas menuliskan Injil ini adalah supaya teman-temannya (khususnya
Teofilus, sebagai perantara) mendapatkan kebenaran yang jelas dan lengkap tentang semua peristiwa
dan pengajaran Yesus sehingga mereka semakin diteguhkan imannya dan diperluas pengetahuannya
tentang Juru Selamat mereka.
F. CATATAN
Lukas mempunyai ketrampilan yang luar biasa dalam menulis. Hal ini terlihat jelas dari gaya sastra
yang dihasilkannya, khususnya 4 buah puisi/nyanyian yang sangat indah dan kaya bahasanya. 4
Nyanyian menjadi karya sastra besar hingga sekarang:
Magnificat-Nyanyian Maria (1:46); Benedictus-Nyanyian Zakaria (1:67); Gloria in Excelsis-
Nyanyian Bala Tentara Surga (2:14); Nunc Dimittis-Nyanyian Simeon (2:28).
Seluruh kehidupan Yesus dilukiskan dengan sangat lengkap dan menarik, tanpa mengabaikan nilai
kebenarannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai sejarah Injil Lukas bisa diandalkan, karena
Lukas sangat hati-hati dan tepat dalam mencari sumber-sumber informasi yang benar.
A. PENULIS - YOHANES
Yohanes yang disebut sebagai penulis Injil Yohanes diakui oleh Bapak-bapak Gereja sebagai Yohanes
anak Zebedeus. Kalau memang benar demikian maka beberapa data tentang Yohanes dapat disebutkan
sbb.: Menurut Matius (Mat. 27:56) ibu Yohanes bernama Salome. Sedangkan nama Salome sendiri
muncul di Injil Yohanes (Yoh. 19:25) dan disebutkan sebagai adik Maria, ibu Yesus. Keluarga
Yohanes disebutkan dalam Mar. 1:20 sebagai keluarga yang cukup berada karena ayahnya mempunyai
"orang-orang upahan." dan didukung kuat oleh Luk. 8:3, Salome adalah salah seorang wanita yang
"melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka."
Nama Yohanes sering disebutkan sebagai salah satu dari 3 murid yang dekat dengan Yesus, selain
Yakobus dan Petrus (Mar. 9:2; 14:33; Luk. 22:8). Yakobus adalah saudara Yohanes, dan keduanya
digelari oleh Yesus boanerges artinya "anak-anak guruh" (Mar. 3:17). Beberapa penafsir memberikan
alasan dari pemberian nama itu, yaitu karena mereka berasal dari Galilea, orang-orang yang sangat
berapi-api, tetapi kurang disiplin dan kurang terarah. Terlihat dari kecaman mereka dalam Luk. 9:49;
9:52-54. Ataupun juga mungkin karena ambisi yang mereka perlihatkan melalui ibu mereka karena
konsep yang salah tentang Kerajaan Yesus (Mat. 20:20- 21).
Bukti dari dalam bahwa Yohanes, murid Yesus, penulis Injil Yohanes, dapat dilihat dari isi tulisan
tsb.:
1. Dari bahasa dan isinya dapat diketahui bahwa penulisnya adalah seorang Yahudi yang
mengenal bahasa Aram, terlihat dari beberapa bahasa Aram yang diselipkan dalam tulisannya,
misalnya Kefas, Rabuni. Penulis juga mengerti banyak tradisi Yahudi (Yoh. 1:19-28; 4:9, 20).
2. Penulis pastilah seorang kelahiran Palestina karena ia mengenal betul kota Yerusalem, kota-
kota di Galilea dan wilayah Samaria. Hal ini terlihat dari cara ia menjelaskan keadaan
kota/daerah secara rinci (Yoh. 9:7; 11:18; 18:1; 1:44; 2:1; 4:5-6, 21).
3. "kita telah melihat kemuliaanNya..," (Yoh. 1:14), berarti penulis adalah juga saksi mata dari
kejadian-kejadian yang ditulisnya. Kemungkinan bahwa ia adalah murid Tuhan Yesus
sangatlah besar karena ia menyebutkan tentang pelayanan awal Tuhan Yesus. Ia juga menyebut
dirinya sebagai "murid yang dikasihi" (Yoh. 13:23), yang berada dekat dengan Yesus pada
perjamuan malam dan juga hadir pada peristiwa penyaliban dan berada di bawah kayu salib
Yesus (18:15-16; 19:26-27).
4. Nama Yohanes tidak pernah disebut dalam Injil Yohanes, dan hal ini merupakan hal yang
sangat ganjil karena Yohanes sangat dikenal di antara murid-murid Tuhan. Tapi hal ini sangat
mungkin terjadi kalau Yohanes adalah penulis dari Injil ini.
12
Tugas Baca:
John Drane, Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 256-258)
J.I. Packer, Dunia Perjanjian Baru – (Hal 169-192)
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 283 – 297)
13
Tugas Baca:
J.I. Packer, Dunia Perjanjian Baru – (Hal. 193 – 218)
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 304 – 308)
John Darne, Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 289 – 302)
14
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 375 – 379) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 61- 64) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 54 – 61)
John Darne, Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 369 -371)
15
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 365 - 374) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 53- 58) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 62 – 75)
John Darne, Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 348 - 368)
16
2Kor 11:16-12:10 Menegaskan bahwa Ia Tidak Lebih Rendah daripada Para Penganut Yudaisme
2Kor 12:11-18Menuntut Pengakuan yang Sah atas Kerasulannya
2Kor 12:19-13:10 Kunjungan Ketiga yang Mendatang Disebut Sebagai Suatu Peringatan
2Kor 12:19-21Kekuatiran Terhadap Jemaat Korintus
2Kor 13:1-10 Ketetapan Hati untuk Bersikap Teguh 2Kor 13:11-14 Penutup
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 365 - 374) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 53- 58) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 62 – 75)
John Darne, Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 348 - 368)
17
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 329 - 336) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 59- 61) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 76 – 82)
John Darne, Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 320 - 328)
18
SURAT KIRIMAN KEPADA JEMAAT DI EFESUS
LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT DI EFESUS
Kota Efesus
Efesus adalah salah satu kota terkemuka di kawasan Asia Kecil, kota yang maju dan menjadi pusat
perdagangan dan kebudayaan di Propinsi itu. Letaknya juga sangat strategis, menjadi pertemuan Barat
dan Timur. Kota Efesus dikelilingi oleh kota-kota penting pada jaman itu. Kota ini juga terkenal dan
sangat bangga dengan kuil-kuil penyembahan dewi orang Efesus, yaitu Diana, dewa pemelihara.
Pendirian jemaat ini juga merupakan langkah strategis penginjilan Paulus untuk memenangkan kota
penting di Asia.
Jemaat Efesus
Jemaat Efesus didirikan oleh Paulus (Kis. ps 19 & 20), pada saat Paulus melakukan perjalanan misi
ketiga. Paulus sempat tinggal di Efesus dan mendidik mereka dengan penuh kasih untuk semakin
berakar selama 3 tahun. Menurut kesaksian Paulus Jemaat Efesus
adalah jemaat yang dewasa (Ef 1:3-14), karena mereka bisa menerima "makanan keras."
Diketahui bahwa sebagian besar jemaat adalah orabg-orang non-Yahudi, hanya sebagian kecil orang
Yahudi. Timotius adalah orang yang ditunjuk untuk melanjutkan pelayanan Paulus setelah Paulus
pergi.
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Dari tahun 95M sampai abad 2 ada banyak bukti orang menerima surat Efesus ini sebagai surat tulisan
Paulus. Juga sesuai dengan bukti dari Ef. 1:1; 3:1. Tapi para ahli modern menentang fakta ini dengan
tajam. Ada beberapa alasan yang diajukan:
Surat ini gaya bahasanya tidak sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Ada setengah dari jumlah
kata-kata yang dipakai, tidak terdapat pada bagian PB yang lain. Ada 44 kata yang tidak dipakai dalam
surat-surat Paulus yang lain.
Struktur yang dipakai dalam surat ini berbeda dengan surat Paulus yang lain:
Tidak ada keakraban hubungan antara penulis dan pembaca.
Tidak ada salam dan penutup seperti surat-surat yang lain
Tidak ada salam untuk orang-orang akrab/nama-nama tidak dicantumkan.
Tidak ada uraian yang penuh perdebatan dan uraian logis.
Bukan gaya surat untuk dialamatkan kepada seseorang, terlalu puistis untuk surat umum.
Tahun penulisan diperkirakan melebihi jamannya Paulus (dilihat dari ciri dan ungkapan tahun).
Nama "Efesus" tidak tercantum di beberapa surat salinan asli yang lain.
Dari alasan di atas disimpulkan bahwa kemungkinan Paulus bukanlah penulis Surat Efesus, tapi
mungkin ada orang yang ingin menyebar luaskan tulisan Paulus sehingga meniru dan memakai nama
Paulus. Namun demikian kesimpulan ini belum diterima sepenuhnya oleh teolog Injili.
Tahun Penulisan
Ayat yang menunjuk jelas tentang waktu penulisan Surat ini adalah Ef. 3:1 dan 6:20, yang
menceritakan keadaan Paulus waktu menulis Surat ini, yaitu ketika Ia ada di penjara Roma. Hal ini
sesuai dengan catatan dari Kol. 4:3, 10, 18 dan Kis. Rasul 28. Oleh karena itu tahun yang tepat untuk
penulisan surat Efesus adalah antara thn. 60-62 M.
Tempat Penulisan
Surat Efesus adalah salah satu surat yang dikenal sebagai "surat penjara", karena memang ditulis oleh
Paulus pada waktu ia ada di penjara di Roma (Ef. 3:1; 6:20).
PEMBACA/PENERIMA SURAT
Dari Ef. 1: 1 dikatakan bahwa penerima surat ini adalah orang-orang kudus dan percaya di Efesus.
Namun demikan, para ahli modern meragukan berdasarkan alasan-alasannya. Menurut mereka nama
Efesus sebenarnya hanyalah tambahan dan aslinya tidak tercantum nama itu (kosong). Kalau alasan-
alasan mereka betul maka diduga Surat Efesus sebenarnya adalah surat edaran terbuka untuk jemaat-
jemaat Asia. Tikhikus (pembawa surat), mencantumkan nama "Efesus" pada alamat di tiap naskah
yang diberi tempat kosong. Naskah asli kemungkinan ditunjukan kepada jemaat Laodikia (Kol 4:16),
tapi Efesus adalah jemaat terbesar yang ada di wilayah itu. Praduga tersebut dikuatkan dengan tidak
adanya salam pribadi di surat Efesus.
TEMA UTAMA
Keesaan Gereja (Gal. ps.1, 2, 3)
Asal mula gereja adalah menurut rencana Allah, dan adalah terdiri dari Yahudi dan non- Yahudi.
Mereka satu dalam Kristus. Dengan dasar bahwa keselamatan adalah anugerah (Ef. 2:1-10) Paulus
ingin menjaga keseimbangan agar orang Yahudi tidak diprasangkai oleh orang non-Yahudi, atau
sebaliknya. Untuk itu Paulus melihat pentingnya pemahaman gereja yang esa dimana orang Yahudi
dan non-Yahudi bersatu (2:11-22). Bagi Paulus ada ruangan yang luas dalam Tubuh Kristus (Gereja)
untuk orang dari berbagai macam bangsa (3:10; 5:22-6:9). Puncak dari pemetraian gereja adalah ketika
gereja menjadi milik Allah. (1:14). Sedangkan dasar persaudaraan dalam gereja adalah kasih (1:16).
Doa Paulus
Ef. 3:14-19 merupakan doa Paulus bagi jemaat-jemaat yang dilayani. memakai bahasa yang sangat
puistis.
Kewajiban baru/hidup baru
Kehidupan jemaat yang maju ini tidak luput dari masalah. Walaupun Jemaat Efesus termasuk dalam
kategori dewasa tidak berarti mereka tidak perlu mengusahakan hidup yang taat. Hukum Taurat
memang tidak menjadi syarat bagi keselamatan, tapi tidak berarti orang
Kristen bisa hidup sembarangan. Paulus mengingatkan akan pentingnya melaksanakan kewajiban
hidup baru:
Hidup meninggalkan manusia lama (5:3) - Hidup orang tua - anak (6:1-4)
Hidup penuh puji-pujian (5:18-21) - Majikan dan hamba (6:5-9)
Hidup suami istri (5:22-33)
Perkawinan
Kasih sebagai dasar hubungan antara suami dan istri. Sama seperti Kristus dengan jemaat/gereja.
Mereka harus mempersiapkan diri menyambut mempelai laki-laki (Ef. 5:22- 32).
TUJUAN PENULISAN
Tidak seperti Surat-surat Paulus yang lain, Surat Efesus ini tidak membahas secara spesifik masalah
yang dihadapi oleh jemaat. Isinya penting dan penuh konsep-konsep kekristenan tapi sangat umum
sifatnya.
Ucapan syukur
Paulus mengucap syukur dan terima kasih akan anugrah Allah bagi jemaat di Efesus.
Nasehat untuk hidup jemaat yang dewasa
Kasih Paulus ditunjukkan bagi jemaat ini karena Paulus sendiri yang telah mendidik mereka
bertumbuh menjadi dewasa. Namun demikian Paulus merasa perlu untuk mengingatkan mereka
kembali untuk hidup kudus dan tidak cepat puas.
Asal-usul gereja
Jemaat Efesus yang sebagian besar adalah non-Yahudi perlu diingatkan untuk tidak menganggap
remeh Israel dan menganggap sepele partisipasi orang Yahudi dalam amanat Injil. Memang orang non-
Yahudi mempunyai kedudukan yang sama dengan orang Yahudi, namun demikian penting bagi
mereka untuk mengingat bahwa asal-usul gereja adalah dari Israel.
CATATAN
Hal sangat ironis sekali jika dibandingkan dengan Wahyu 2:1-7, Gereja Galatia dinubuatkan sebagai
"kaki dian yang tidak bersinar lagi", karena "engkau telah meninggakan kasih yang mula-mula.
GARIS BESAR ISI SURAT EFESUS
Ef 1:1-2 Salam Kristen
Ef 1:3-3:21 Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
Ef 1:3-14 Keutamaan Kristus dalam Penebusan
Ef 1:3-6 Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa
Ef 1:7-12 Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya
Ef 1:13-14 Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus
Ef 1:15-23 Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani
Ef 2:1-3:21 Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus
Ef 2:1-10 Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru di Dalam
Kristus
Ef 2:11-15 Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan
Ef 2:16-22 Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga
Ef 3:1-13 Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja
Ef 3:14-21 Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani
Ef 4:1-6:20 Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya
Ef 4:1-5:21 Hidup Baru Orang Percaya
Ef 4:1-16 Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja
Ef 4:17-5:7 Hidup Baru yang Kudus
Ef 5:8-14 Hidup Sebagai Anak-Anak Terang
Ef 5:15-21 Hati-Hati dan Penuh dengan Roh
Ef 5:22-6:9 Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya
Ef 5:22-33 Suami dan Istri
Ef 6:1-4 Anak-Anak dan Orang-Tua
Ef 6:5-9 Hamba dan Tuan
Ef 6:10-20 Peperangan Rohani Orang Percaya
Ef 6:10-11a Sekutu Kita -- Allah
Ef 6:11-12 Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya
Ef 6:13-20 Perlengkapan Kita -- Senjata Allah Ef 6:21-24 Penutup
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 393 - 396) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 68- 71) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 83 – 92) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 385 - 390)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 203 – 234)
19
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 400 - 406) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 71 - 73) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 93 – 98) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 390 - 394)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 235 – 239)
20
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI KOLOSE
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 396 - 400) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 65 - 67) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 94 – 104) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 380 - 383)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 240 – 244)
21
SURAT PAULUS PERTAMA KEPADA JEMAAT TESALONIKA
LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT TESALONIKA
Kota Tesalonika
Kota Tesalonika terletak dipersimpangan jalan darat dan padat penduduknya. Kota terbesar di wilayah
Makedonia. Sampai saat ini kota Tesalonika masih menjadi kota besar. Nama kota ini diambil dari
nama adik perempuan Iskandar Zulkarnain, "Salonika". Kota ini didirikan pada thn. 315SM. Penduduk
sebagian besar adalah orang non-Yahudi, tapi ada juga orang Yahudi. Kota pelabuhan yang indah,
kota Yunani yang bebas otonom.
Jemaat Tesalonika
Pada perjalanan Misi kedua, Paulus dan Timotius dan Silas pergi ke Tesalonika sekembalinya dari
Filipi (1 Tes. 2:2). Dari Kis. 17:1-9 diketahui bahwa Mereka mengunjungi dan mengajar di rumah
ibadat Yahudi di selama 3 hari sabat berturut-turut. Orang-orang non-Yahudi rupanya menerima Injil
dengan gembira. Diantara yang hadir adalah wanita terkemuka di wilayah itu.
Perkembangan Injil sangat pesat, sehingga Paulus tinggal di Tesalonika beberapa bulan. Tapi orang-
orang Yahudi tidak senang melihat apa yang terjadi. Paulus dan teman-temannya didakwa sebagai
penghianat oleh orang Yahudi yang iri hati. Mereka menyewa para perusuh pasar untuk melakukan
huru hara. Paulus dan Silas tinggal di rumah Yason, yang adalah petobat baru. Pada malam hari
mereka berusaha menangkap Paulus di rumah Yason. Tapi ketika tidak ditemukan, mereka merusak
dan menangkap Yason dan mengajukan perkara ini ke para pembesar. Sebagai tuduhan dikatakan
bahwa Paulus mengajar tentang kedatangan seorang raja lain yang bernama Yesus. Hal ini membuat
orang Romawi gelisah. Setelah mendapat jaminan dari Yason, akhirnya mereka diminta meninggalkan
Tesalonika pada malam hari.
Keadaan jemaat Tesalonika saat penulisan surat
Berita tentang keadaan kota Tesalonika diterima Paulus dari Silas dan Timotius ketika Paulus ada di
Korintus. Isi berita tsb. adalah:
Kabar baik, jemaat setia dalam iman walaupun banyak penderitaan (2:14). Tapi ada juga kabar yang
tidak gembira yaitu adanya masalah-masalah yang timbul di jemaat Tesalonika, yaitu jemaat masih
melakukan dosa-doa seperti misalnya, pecabulan (1 Tes. 4:2-7). Selain itu ada juga ajaran-ajaran sesat
tentang hari kedatangan Tuhan sehingga membuat jemaat tidak melakukan tugas-tugasnya.
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Paulus mengindentifikasikan diri, bersama dua rekan pelayanannya Timotius dan Silas, sebagai
penulis surat 1 Tesalonika (1 Tes.. 1:1; 2:18). Namun demikian kita ketahui bahwa Pauluslah yang
memegang peranan dalam hal ini, karena keterlibatan Timotius dan Silas tidak terlihat jelas dalam
surat itu.
Tahun Penulisan
Dapat dipastikan Paulus menulis surat 1 Tesalonika dari Korintus, ketika Timotius dan Silas baru saja
bergabung dengan Paulus (Kis. 18:5; 2 Kor. 1;19). Kalau benar demikian maka tahun penulisan surat
ini adalah sekitar thn. 50 M dan menjadi salah satu tulisan awal yang ditulis Paulus.
Tempat Penulisan
Seperti penjelasan di atas, Surat ini ditulis dari Korintus.
PEMBACA/PENERIMA SURAT
Jelas surat ini ditujukan kepada Jemaat Tesalonika (1 Tes.1:1).
TEMA UTAMA
Paulus melihat bahwa orang-orang Kristen non-Yahudi di Tesalonika membutuhkan tuntunan
pengajaran yang benar sehingga mereka bisa menjalankan hidup Kristennya dengan lebih bertanggung
jawab.
Kemerosotan Moral
Menjaga hidup kekudusan merupakan bagian dari kehidupan Kristen yang benar. Semakin dekat "Hari
Tuhan" semakin perlu kita meninggalkan hidup yang tidak kudus, supaya ketika Tuhan Yesus datang,
Ia akan akan mendapati kita tak bercacat (1 Tes. 4:1-12).
Kasih Persaudaraan
Kasih persaudaraan seharusnya tidak diterima untuk kepentingan pribadi. Petobat-petobat Kristen
yang kaya patut menunjukkan kebaikan mereka dengan memberikan bantuan kepada orang-orang
miskin. Tapi bukan berarti memberi kesempatan kepada orang-orang miskin untuk hidup bermalas-
malas, karena itu bertntangan dengan hukum kasih (1 Tes. 5:12-14).
Kedatangan "Hari Tuhan"
Paulus banyak menyitir/mengutip pengajaran Yesus tentang kedatangannya yang ke dua kali. Mis.:
Mat. 24:30,31 Mrk. 13:32 -37Luk. 21:25-35
Mat. 25:13 Luk. 12:39,46
Pengajaran yang salah dapat membuat orang Kristen mempunyai ketakutan yang tidak beralasan.
Kepastian bahwa orang-orang yang mati dalam Tuhan akan bertemu kembali dengan orang-orang
yang dikasihi merupakan suatu penghiburan yang besar.
TUJUAN PENULISAN
Pujian kepada jemaat
Paulus mendengar penderitaan merekakarena aniaya Paulus merasa perlu untuk mengingatkan
akan penderitaannya sendiri dan perjuangan imannya (1Thes. 1:2-10).
Peringatan untuk menjaga hidup kekudusan
Alangkah mudahnya kehidupan percaya terperosok lagi ke kehidupan daging, seperti pencabulan (1
Thes. 4:2-7), hidup dengan bermalas-malas (1 Thes. 4:10-12), dll., khususnya untuk orang-orang non-
Yahudi yang kurang memperhatikan disiplin hidup.
Mengoreksi ajaran kedatangan "Hari Tuhan"
Anggota jemaat Tuhan mulai bertanya tentang "Hari Tuhan", karena sepeninggal Paulus banyak
anggota yang sudah mati. Bagaimana keadaan mereka yang mati sebelum kedatangan Hari Tuhan,?
apakah mereka menjadi kurang beruntung? Akankah kita bertemu lagi dengan mereka? (1 Tes. 4:13-
18: 5:2)
CATATAN
Pada bagian salam, Paulus tidak menyebut gelar/jabatan resmi Paulus, karena ia menulis sebagai
teman dan penasehat rohani.
GARIS BESAR ISI SURAT I TESALONIKA
1Tes 1:1 Salam Kristen
1Tes 1:2-3:13 Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
1Tes 1:2-10 Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di Dalam Kristus
1Tes 1:2-3 Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka
1Tes 1:4-6 Pertobatan Mereka yang Sejati
1Tes 1:7-10 Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain
1Tes 2:1-3:8 Mengenangkan Peranannya Dalam Hidup Mereka
1Tes 2:1-12 Meninjau Kembali Pelayanannya
1Tes 2:13-16 Mengingat Tanggapan Mereka
1Tes 2:17-3:8 Memelihara Perhatiannya
1Tes 3:9-13 Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali Serta Kemajuan Rohani dan
Kemantapan Mereka Dalam Kekudusan
1Tes 4:1-5:22 Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika
1Tes 4:1-8 Mengenai Kekudusan Seksual
1Tes 4:9-10 Mengenai Kasih Persaudaraan
1Tes 4:11-12 Mengenai Kerja yang Jujur
1Tes 4:13-5:11 Mengenai Kedatangan Kristus
1Tes 4:13-18 Keadaan Mereka yang Mati Dalam Kristus
1Tes 5:1-11 Kesiagaan Mereka yang Hidup Dalam Kristus
1Tes 5:12-13 Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani
1Tes 5:14-18 Mengenai Kehidupan Kristen
1Tes 5:19-22 Mengenai Pengenalan Rohani 1Tes 5:23-28 Penutup
1Tes 5:23-24 Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Mereka
1Tes 5:25-28 Permohonan Terakhir dan Berkat
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 348 - 350) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 45- 50) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 105 - 109) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 337 - 339)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 245 – 249)
22
SURAT PAULUS KEDUA KEPADA JEMAT DI TESALONIKA
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 350 - 353) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 50 - 52) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 110 – 112) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 340 - 344)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 250 – 252)
23
SURAT PAULUS PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 413 - 416) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 74 – 76) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 113 – 118) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 394 - 402)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 253 – 257)
24
SURAT PAULUS KEDUA KEPADA TIMOTIUS
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 419 - 422) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 78 - 81) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 119 - 122) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 394 - 402)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 258 - 262)
25
SURAT PAULUS KEPADA TITUS
LATAR BELAKANG
Titus
Informasi tentang Titus tidak banyak disebutkan, bahkan tidak disebut di Kisah Rasul. Tapi yang
diketahui adalah Titus seorang Yunani yang berasal dari Anthiokia atau Siria. Mungkin bertobat ketika
Paulus dan Barnabas melayani di Antiokia dalam rangka perjalanan ke Sidang di Yerusalem, karena
disitulah Titus disebut pertama kalinya (Gal 2:1-3).
Paulus menyebut Titus sebagai teladan bagi orang-orang non-Yahudi ketika mereka berkumpul di
Yerusalem. Dari pengalaman pelayanan Titus tampil sebagai seorang yang pandai mengatasi kesulitan
(II Kor 7:6-10, 13-16), seperti yang terjadi ketika ia dikirim ke Korintus untuk meredakan masalah di
sana. Selain itu di Korintus Titus juga bertanggung jawab untuk membawa persembahan untuk
saudara-saudara di Yerusalem. Titus telah
mengikuti Paulus selama dalam perjalanan misi kedua dan ketiga. Dari Tit 1:5 diketahui bahwa Paulus
pernah berada di Kreta bersama-sama Titus dan sekali lagi Titus dipercaya Paulus untuk memelihara
jemaat ini (Tit. 1:5), dan juga pelayanan di provinsi Dalmatia (2 Tim. 4:10). Selama memulai
pelayanannya Paulus menolak menyunatkan Titus, tidak seperti kepada Timotius (Gal. 2;1-3).
Kreta
Pulau yang juga disebut Kandia itu, terletak di sebelah Tenggara Yunani, perbatasan laut Agia dan
Laut Tengah (250 km panjang, 10-45 km lebar). Penuh gunung, subur dan banyak penduduknya. Pulau
itu juga mendapatkan julukan Pulau Seratus Kota. Kota ini juga mempunyai latar belakang
penyembahan Dewa. Gunung Ida yang ada di pulau itu dianggap sebagai tempat Zeus.
Orang-orang Kreta terkenal sebagai seorang yang pemberani dan pandai memanah. Selain orang
Yunani, banyak juga orang Yahudi yang tinggal di sana. Penduduk Kreta adalah termasuk
keturunan/bersaudara dengan orang Filistin.
Jemaat di Kreta kemungkinan besar didirikan oleh Paulus karena Paulus biasanya tidak mau
mendirikan bangunan di atas dasar orang lain. Atau mungkin juga buah pelayanan Paulus di Korintus
atau Efesus karena letaknya dekat.
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Titus 1:1 menyebutkan bahwa penulis Surat Titus adalah Paulus.
Tahun Penulisan
Sama seperti Surat Timotius, Surat Titus ini ditulis oleh Paulus pada perjalanan misi keempat (yaitu
sesudah masa pemenjaraan Paulus di Roma). Kemungkinan bisa diperkirakan antara thn. 62-64 M.
Tempat Penulisan
Pada waktu menuliskan surat ini Paulus sedang berada di Makedonia (Titus 3:12).
PENERIMA/PEMBACA SURAT
Sesuai dengan judulnya Surat ini ditujukan kepada Titus, yang disebut sebagai anak rohani Paulus (Tit.
1:4).
TEMA UTAMA
Surat Timotius, Titus dan Filemon dikenal dengan nama surat-surat Penggembalaan, yang sangat
diperlukan untuk memberi keseimbangan antara pengajaran dan penggelola kehidupan jemaat.
Perbuatan baik sebagai buah keselamatan
Keadaan jemaat Kreta sangat mengecewakan. Gereja kurang terorganisir, dan ditambah lagi dengan
tingkah laku jemaat sangat ceroboh. Mungkin ada kecerobohan dalam menerima Injil keselamatan,
bahwa kita diselamatkan karena kasih anugerah (1:16; 2:7,14; 3:1,8,14). Untuk itulah Paulus merasa
perlu menekankan buah dari keselamatan yaitu perbuatan baik
Rumusan Tritunggal
Hubungan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus disebutkan dengan lengkap di Tit. 2:11-14). Suatu
rumusan Tritunggal yang menjadi pengakuan iman PB.
Tugas Titus
"Mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua disetiap kota"
(1:5). Bandingkan ini dengan surat 1 Timotius.
TUJUAN PENULISAN
Paulus memberikan perhatian kepada Titus dengan mengirimkan Surat ini mengingat bahwa Titus
akan dipercaya sebagai penilik jemaat di Pulau Kreta. Sama dengan surat Timotius, sebagian isinya
adalah membicarakan tentang pengaturan organisasi gereja dan tentu saja tentang pengajaran yang
benar.
Mengatur organisasi gereja (Tit. 1:5-16)
Pertumbuhan gereja secara rohani harus diimbangi dengan pengaturan pelayanan sehingga semua
pekerjaan pelayanan dapat dilakukan dengan efektif.
Memberi pedoman untuk pembaharuan di jemaat Kreta
Adanya hidup yang tidak tertib dalam jemaat memberikan suasana yang tidak kondusif untuk
bertumbuh. Mis., Tit. ps. 2-3 Untuk itu Paulus juga menunjuk Artemas dan Tikhikus untuk
pelaksanaan tugas ini.
Nasehat untuk menjaga ajaran yang benar
Firman Tuhan menjadi dasar kehidupan Kristen, kalau diterima baik akan menghasilkan pekerjaan
yang baik. ajaran sehat menjadi standar azas yang resmi untuk yang menghasilkan tingkah laku yang
benar dalam jemaat.
CATATAN
Isi Surat Titus mempunyai kemiripan dengan Timotius dan Efesus.
GARIS BESAR ISI SURAT TITUS
Tit 1:1-4 Pendahuluan
Tit 1:5-9 Pengarahan Mengenai Penugasan Penatua
Tit 1:5 Tetapkan Penatua di Tiap Kota
Tit 1:6-9 Berbagai Syarat bagi Penatua
Pribadi
Tit 1:6 Tak Bercacat
Tit 1:7 Pelayan yang Dapat Dipercayai
Tit 1:7 Tidak Angkuh
Tit 1:7 Bukan Pemberang
Tit 1:7 Bukan Peminum
Tit 1:7 Bukan Pemarah
Tit 1:7 Tidak Serakah
Tit 1:8 Suka Memberi Tumpangan
Tit 1:8 Suka Akan yang Baik
Tit 1:8 Bijaksana
Tit 1:8 Adil
Tit 1:8 Saleh
Tit 1:9 Berpegang Kepada Perkataan yang Benar
Tit 1:9 Sanggup Menasihati berdasarkan Ajaran
Tit 1:9 Sanggup Meyakinkan Para Penentang
Keluarga
Tit 1:6 Mempunyai Hanya Satu Istri
Tit 1:6 Anak-Anaknya Hidup Beriman
Tit 1:6 Anak-Anaknya Hidup Senonoh dan Tertib
Tit 1:10-16 Pengarahan Mengenai Guru Palsu
Tit 1:10 Tabiat Mereka
Tit 1:11-12 Kelakuan Mereka
Tit 1:13-16 Penegoran Mereka
Tit 2:1-15 Pengarahan Mengenai Aneka Kelompok Dalam Gereja
Tit 2:1-10 Lingkup Pengarahan
Tit 2:11-14 Dasar Pengarahan
Tit 2:15 Tanggung Jawab Titus
Tit 3:1-11 Nasihat Tentang Kebajikan
Tit 3:1-2 Kelakuan Terhadap Sesama
Tit 3:3-7 Kemurahan Allah Kepada Kita
Tit 3:8-11 Membedakan yang Berguna dan Mana yang Tidak Tit 3:12-15 Penutup
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 416 - 419) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 76 - 78) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 127 - 129) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 394 - 402)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 263 - 266)
26
SURAT PAULUS KEPADA FILEMON
LATAR BELAKANG
Filemon
Filemon, jemaat di Kolose, seorang yang kaya raya, terlihat dari banyaknya budak yang dipunyai. Ia
menjadi Kristen karena pelayanan perkabaran Injil Paulus. Kehidupannya yang baru mendorong
Filemon menyerahkan rumahnya untuk digunakan sebagai tempat bersekutu/pertemuan jemaat. Paulus
selalu menganggap Filemon adalah sahabat dan rekan pelayanannya yang setia (Fil.1:19).
Onesimus
Onesimus adalah bekas budak milik Filemon, yang melarikan diri tuannya. Pemuda Onesimus pasti
seorang yang gagah perkasa, karena budak biasanya dipilih dari keadaan fisiknya. Ia juga berasal dari
Kolose (4:9). Sebelum melarikan diri ke Roma Onesimus juga mencuri milik tuannya. Tetapi ketika
ada di Roma, ia bertemu dengan Paulus dan bertobat, lalu ia dengan setia membantu Paulus dalam
penjara
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Dari referensi yang ada di surat Filemon (Fil. 1:1) dan gaya penulisan surat itu, tidak ada ahli kitab
yang meragukan bahwa Pauluslah penulisnya.
Tahun Penulisan
Kemungkinan besar Surat Filemon ditulis dan dikirim pada saat yang sama dengan Surat Kolose
(60M).
Tempat Penulisan
Dari keterangan tahun penulisan jelas diketahui bahwa Paulus menulisnya dari penjara Roma (Fil.1:1).
PEMBACA/PENERIMA SURAT
Fil. 1:1-2: Paulus menujukan Suratnya kepada Filemon, Apfia (istri Filemon) dan Arkhipus (anak
Filemon).
TEMA UTAMA
Pengampunan
Demi kasih persaudaraan dalam Kristus Paulus berkata bahwa kita harus saling mengampuni. Hanya
dengan cara itulah kasih Kristus menjadi nyata dalam perbuatan. Pengampunan dalam pengajaran
iman Kristen tidak hanya memaafkan kesalahan tetapi juga tindakan aktif untuk menerima kembali
dan mengasihi orang yang bersalah itu.
Urusan perbudakan
Paulus tidak memperlihatkan tindakan yang menuntut penghapusan perbudakan sebagai sistem sosial
politik, karena hal itu akan menimbulkan revolusi dan tidak akan menjadi cara pemecahan yang baik.
Yang Paulus lakukan adalah meminimalkan kerugian material. Itu sebabnya Paulus tidak segan-segan
menjamin pembayaran dari semua tindakan Onesimus (Fil. 1;17).
TUJUAN PENULISAN
Sekalipun Paulus sendiri tidak pernah melayani Jemaat Kolose, tapi Paulus merasa tergerak untuk
melakukan pelayanan pastoral untuk seorang jemaat disana yang sedang dalam masalah.
Surat penggembalaan
Keterlibatan Paulus dalam masalah Filemon dan Onesimus merupakan urusan pribadi yang serius
karena keduanya bukan saja sahabatnya yang setia tetapi juga anak rohaninya (Fil.
1:10, 19).
Mengajukan permohonan
Paulus melihat bahwa kedudukannya sebagai bapak rohani memberinya keuntungan untuk
mengajukan permohonan. Sekalipun permohonan yang sulit tapi Paulus merasa harus diperjuangkan.
Permohonan tsb. adalah supaya Filemon mengampuni Onesimus dari kesalahan- kesalahannya dimasa
yang lalu dan sekaligun memintanya untuk menerima Onesimus menjadi Saudara dalam Kristus (Fil.
1:10, 15,16).
CATATAN
Ciri khas utama Surat Filemon adalah bahasa yang penuh kelemah lembutan/kasih.
GARIS BESAR ISI SURAT FILEMON
File 1:1-3 Salam Kristen
File 1:4-7 Penghargaan Terhadap Filemon
File 1:4-6 Pokok Doa Syukur
File 1:7 Saat Kegembiraan Besar
File 1:8-21 Permohonan untuk Onesimus
File 1:8-11 Permohonan Bukan Perintah
File 1:12-16 Alasan Mengirim Onesimus Kembali
File 1:17-19 Permohonan Bersifat Penggantian
File 1:20-21 Tanggapan Positif Diharapkan dari Filemon File 1:22-25 Hal-hal Terakhir
File 1:22 Harapan untuk Segera Mengunjungi
File 1:23-24 Salam dari Sahabat Paulus
File 1:25 Pengucapan Berkat
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 392 - 393) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 67 -68) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 127 - 129) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 383 - 384)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 267 - 268)
27
SURAT-SURAT KIRIMAN LAIN (Umum)
PEMBAGIAN
Pembagian Surat-surat Lain/Umum/Gereja:
Penderitaan : Surat Ibrani, Yakobus, 1 Petrus
Ajaran palsu : 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes,Yudas
Akhir jaman : Wahyu
LATAR BELAKANG POLITIK
Pemerintah Romawi
Gereja-gereja jaman PB pada umumnya tidak terlibat banyak dalam gerakan politik tapi jemaat
diajarkan untuk menghormati dan menjalankan hukum yang perlu. Namun demikian ada beberapa
prinsip-prinsip yang diajarkan yang secara tidak langsung mempunyai konsekwensi politik, mis.
"Religio Licita", yaitu hukum yang berkata bahwa Agama Yahudi diijinkan dan dilindungi oleh
negara, sejauh tak bertentangan dengan kepentingan negara (menimbulkan kerusuhan). Dalam
kenyataan sering terjadi keributan yang ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak menerima
kehadiran Injil yang diberitakan oleh Tuhan Yesus. Bahkan akhirnya berkata kepada pemerintah
Romawi bahwa Yesus telah membawa agama baru, agama Kristen. Dengan pernyataan itu, pemerintah
Romawi tidak lagi terikat dengan hukum yang ada (Religio Licita) dan mulai melihat agama Kristen
sebagai ancaman bagi negara. Dan mulailah pemerintah Romawi menganiaya orang Kristen untuk
alasan keamaanan politik.
Permulaan perlawanan terhadap gereja
Keterpisahan agama Kristen dengan agama Yahudi juga menimbulkan perang terbuka. khususnya
sehubungan isi pengajaran agama Kristen yang dinilai oleh agama Yahudi sebagai penghianatan
terhadap tradisi Yahudi yang sudah dibangun beribu-ribu tahun. Untuk itulah orang Yahudi
membunuh Yesus, sebagai jalan menyelamatkan tradisi dan agama Yahudi yang terancam
kemurniannya. Melihat kesempatan yang ada orang Yahudi rela bekerjasama dengan pemerintah
Romawi sehingga tujuan untuk menghabisi keberadaan orang-orang Kristen dan pengajarannya akan
lebih mudah tercapai. Apalagi melihat pertumbuhan kekristenan yang semakin pesat, baik diantara
orang-orang Kristen Yahudi maupun orang- orang Kristen non-Yahudi.
Selain dari orang-orang Yahudi, orang-orang Romawi juga melancarkan perlawanannya terhadap
orang-orang Kristen baru dengan memberikan berbagai macam aniaya. Namun demikian prinsip
pengajaran Injil tidak memungkinkan mereka melawan atau membalas. Mereka tetap bertahan
sekalipun dianiaya. Tapi justru hal ini membuat penganiayaan semakin besar, bukan hanya dalam hal
fisik tapi juga mental. Banyak peraturan baru dibuat dan juga perubahan sistem kebijaksanaan
pemerintahan, sebagai usaha untuk membatasi kebebasan orang Kristen. Kematian Paulus menjadi
salah satu tanda akan perubahan kebijaksanaan pemerintah dan kebencian yang semakin kejam.
Perlawanan paling besar berlangsung kira- kira selama 30 tahun pertama kekristenan.
Tantangan dari dalam Gereja sendiri
Pertumbuhan gereja yang pesat tidak luput dari kesulitan yang datang justru dari dalam sendiri, yaitu
menyusupnya ajaran-ajaran paslu/sesat diantara gereja-gereja PB. Bukti-bukti mengatakan bahwa
"gereja berduka oleh kesesatan" dan "hancur berkeping-keping oleh perpecahan". Inilah juga yang
menyebabkan Paulus dan rasul-rasul yang lain dengan tidak bosan-bosan mengingatkan gereja-gereja
yang ada, akan adanya penyesat-penyesat yang akan membuat jemaat yang lemah berpaling dari
kebenaran Alkitab.
Dengan latar belakang inilah Surat-surat Kiriman Lain/Umum diawali, yaitu menanggani kemelut
yang terjadi disekitar gereja mula-mula, baik itu berupa serangan yang datang dari luar maupun dari
dalam.
28
SURAT KIRIMAN IBRANI
LATAR BELAKANG
Bangsa Ibrani (Yahudi)
"IVRI" (Ibrani) pertama kali muncul dalam PL dengan mengidentifikasikan diri sebagai Israel (budak-
budak), yang berasal dari suku Abraham dan keturunannya (Kej 14:13). Tapi pada masa PB sebutan
"orang Ibrani" menjadi panggilan eksklusi bagi orang Yahudi yang mewarisi unsur utama kebudayaan
dan agama yang tidak dirasuki oleh proses Helenisasi. (Kis 6:1). Helenisasi adalah proses perkawinan
antara orang/tradisi Yahudi dengan orang/tradisi kafir/Yunani. Orang Ibrani sangat menghina dan
merendahkan orang-orang Yahudi yang akhirnya mengadopsi gaya hidup, cara berpikir dan agama
orang-orang kafir (hasil proses Helenisasi). Orang Ibrani juga memandang rendah orang-orang non-
Yahudi. Namun demikian apabila diantara orang-orang non-Yahudi itu ingin mengadopsi gaya hidup,
tradisi dan khususnya agama Yahudi (Yudaisme), maka mereka bersedia menerima mereka asal
mereka mau melakukan "proselite", yaitu melakukan adat/tradisi Yahudi, seperti misalnya sunat,
puasa, memelihara hari Sabbath, dll.
Perpecahan dengan Yudaisme
Pada permulaan petumbuhan kekristenan Injil diberitakan untuk orang-orang Yahudi dan banyak
orang-orang Yahudi yang menerima Injil dengan gembira. Tapi mereka melihat tidak ada alasan untuk
meninggalkan kebiasaan, tradisi dan hukum-hukum Yudaisme. Bahkan mereka juga masih berharap
bahwa orang-orang non-Yahudi yang juga menerima Injil masih harus menjalankan "proselite". Hal
inilah yang ditentang secara keras oleh Rasul Paulus.
Pertumbuhan kekristenan terjadi sangat pesat, dan dari hari ke hari semakin banyak orang non-Yahudi
yang menerima Injil sehingga ketegangan dengan orang-orang Yahudi semakin memuncak. Gagasan
untuk hidup bersama bangsa-bangsa lain bagi orang-orang Yahudi sulit mereka terima. Larangan
"proselite" dalam kekristenan menumbuhkan ketakutan, karena identitas Yahudi akan terancam luntur.
Karena itulah lambat laun orang-orang Yahudi secara tegas mengundurkan diri dan menolak
kekristenan, bahkan sebalikknya melancarkan serangan untuk menghentikan kekristenan demi
kelangsungan tradisi Yahudi dan sifat nasionalisme mereka.
Ini merupakan kesulitan yang dihadapi oleh pemimpin-pemimpin gereja, karena pada umumnya
orang-orang Kristen dari golongan Yahudi mempunyai pengetahuan Kitab Suci (PL) yang jauh lebih
kuat daripada orang non-Yahudi. Jadi pengunduran diri orang-orang Yahudi dari gereja merupakan
kerugian besar dan kemajuan gereja pasti terpengaruh karenanya. Bagaimana gereja harus mengambil
sikap terhadap keraguan orang-orang Kristen Yahudi dalam menerima Kekristenan ini? Surat Kiriman
Ibrani memang ditulis untuk menjawab masalah ini?
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Menjadi teka-teki besar karena penulisannya tidak menyebutkan nama identitas pribadi. Namun
demikian dari surat Ibrani sendiri dapat ditarik suatu kriteria:
Penulis pasti seorang yang mengetahui, memiliki pengetahuan sastra yang tinggi. Gaya penulisannya
mendekati gaya Yunani klasik.
Ia bukan seorang rasul secara langsung tapi mengenal Injil dari para rasul, tidak dari Yesus.
Ahli PL karena banyaknya kutipan-kutipan PL.
Mungkin orang Yahudi karena sering menggunakan kata ganti orang pertama jamak ketika berbicara
kepada pembaca Yahudinya.
Punya hubungan dengan Timotius, atau bahkan mungkin rekan-rekan Paulus (13:23).
Ibr. 10:38 - seperti kutipan Paulus Rom 1:17 dan Gal 3:11.
Beberapa pendapat:
Gereja Timur berpendapat bahwa ini adalah tulisan Rasul Paulus dalam bahasa Ibrani, tapi
diterjemahkan Lukas ke dalam Yunani. Hanya saja gaya suratnya agak berbeda kalau dibandingkan
dengan surat-surat kiriman Rasul Paulus. Origen pernah memberi komentar: "Mungkin Paulus yang
menulis, tapi yang jelas Allah yang tahu".
Gereja-gereja Barat berpendapat lain, lebih cocok Barnabas yang menulis surat Ibrani. Dikenal dari
tindkaannya yang sering memberi semangat kepada pelayan-pelayan Tuhan yang lain (Kis. 4:36). Juga
karena ia adalah keturunan Yahudi Lewi pada jaman Penyebaran (Dispersion).
Pendapat-pendapat lain:
Salah seorang rekan Paulus maka ajarannya juga mirip.
Lukas dan Clement dari Roma
Apolos, Yahudi Kristen dari Aleksandria, dll.
Tahun Penulisan
Karena tidak ada data jelas maka hanya dapat dilihat dari referensi-referensi dalam surat. Jelas ditulis
semasa generasi kedua kristen (Ibr 2:1-4), karena pemimpin mereka telah meninggal dunia (Ibr. 13:7).
Mereka adalah orang-orang yang mendengar Injil bukan dari Yesus, tapi dari para Rasul (ibr. 2:3).
Gereja saat itu juga sedang menghadapi ketakutan karena penganiayaan dan pengkucilan dari
organisasi Yahudi (Ibr. 10:32-34; 13:12, 13), tapi belum sampai meneteskan darah/martir. Mungkin
dalam gereja sedang terjadi transisi kepemimpinan (Ibr. 13:7, 17). Saat itu Timotius telah dipenjarakan
(Ibr. 13:23), tapi masih hidup, juga dibebaskan. Bait Allah masih berdiri, dan upacara korban masih
diadakan (Ibr. 10:2, 3). Perkiraan tahun penulisan adalah 64 M, ketika Kaisar Nero berkuasa.
Tempat Penulisan
Tidak diketahui dengan jelas di mana Surat ini dibuat. Tapi ada yang memperkirakan di Yerusalem.
Namun tidak banyak pendukung bagi gagasan ini.
PENERIMA/PEMBACA SURAT
Tidak ada kejelasan kepada siapa sebenarnya Surat Ibrani ini ditujukan, karena tidak ada salam seperti
surat-surat yang lain. Namun demikian melihat judul dan isi Surat ini dapat diambil kesimpulan sbb.:
Surat ini ditujukan untuk orang-orang Ibrani, sesuai dengan judul suratnya. Mereka adalah orang-
orang Yahudi yang sudah dididik dalam kitab-kitab PL dengan baik. Dan sekaligus mereka adalah
orang-orang yang sudah mendengar Injil dan bahkan menerima kebenaran Injil dengan setia (Ibr. 2:3-
4; 10:32-34).
Ibr. 13:24, "Terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" ditafsirkan bahwa Surat ini ditujukan
kepada orang-orang Yahudi di Italia, dikirim oleh orang Kristen Yahudi yang sama-sama sedang
menggumulkan tentang keraguan apakah mereka akan tetap bertekun dalam persekutuan dengan
orang-orang Kristen atau kembali ke sinagoge.
TEMA UTAMA
Surat ini jelas ditulis oleh seorang Yahudi yang mengetahui banyak PL, dan memberikan pembelaan
terhadap keunggulan Krisus sebagai Imam Besar untuk menguatkan iman pendengarnya.
Keunggulan Kristus (superioritas)
Kristus lebih unggul dari nabi-nabi (1:1-4)
Kristus lebih unggul dari malaikat-malaikat (1:5-2:18)
Kristus lebih unggul dari Musa (3:1-19)
Kristus lebih unggul dari Yosua (4:1-13)
Kristus lebih unggul dari Harun (4:14-10:18)
Tugas Kristus - Keimaman
Orang-orang PL menyadari kekurang sempurnaan Perjanjian PL dan sistem korban, tetapi justru
mereka menemukannya dalam Kristus.
Tugas keimaman - ditentukan Allah (4:14 - 5:10)
Sesuai peraturan Malkisedek (5:11-7:28)
Sifat penebusan Kristus yang sempurna.
Pahlawan Iman
Konsep praktis Iman, seperti dicontohkan oleh para tokoh Alkitab, teladan perbuatan yang berbobot.
Orang Kristen ditantang untuk tetap bertahan dalam iman mereka dalam menghadaoi aniaya dan
kesultian.
TUJUAN PENULISAN
Dari keadaan keraguan yang dihadapi oleh orang-orang Kristen Yahudi tentang menerima Injil atau
kembali ke sinagoge, penulis berusaha memberikan pengarahan dan keyakinan iman agar orang-orang
Kristen Yahudi itu bertahan dalam segala keadaan, termasuk kalau dihadapkan pada penganiayaan.
Menguatkan Iman
Surat ibrani ditujukan untuk menguatkan iman orang percaya untuk membuktikan keunggulan dalam
Kristus dan supaya orang-orang Yahudi siap menghadapi aniaya dan hal- hal yang tidak diinginkan
lain-lain (kejatuhan Yerusalem). Dengan jelas ditegaskan agar mereka jangan kembali kepada
Yudaisme/hidup yang lama (ps. 6 dan 10), sebab berarti mereka menyalibkan Yesus lagi.
Memberikan nasehat praktis
Beberpa nasehat diberikan oleh penulis Surat ini, seperti misalnya "Jagalah supaya kau jangan
menolak Dia yang berfirman." Dan beberapa peringatan lain yang intinya agar kita orang-orang
percaya tetap dalam persekutuan untuk saling menguatkan iman.
CATATAN
Surat Ibrani sering disebut sebagai Injil kelima, sesudah Injil Yohanes. Ciri khas utama dalam Surat ini
adalah perhatian besar penulis terhadap hubungan antara Injil dan PL. Penulis berhasil
membeberkannya dengan sistematis dan penuh pengetahuan penggabungan dari kedua bagian Alkitab
ini. PL adalah bayang-bayang (tipologi) akan penggenapan janji Allah pada jaman PL. Dan hal ini
sungguh menolong orang Yahudi mengenal jelas kedudukan mereka sebagai bangsa pilihan Allah
dalam PL.
GARIS PESAR ISI SURAT IBRANI
Ibr 1:1-10:18 Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul daripada
Agama Orang Yahudi
Ibr 1:1-4:13 Dalam Penyataan Yesus Kristus adalah Penyataan Penuh dan Akhir dari Allah
kepada Manusia
Ibr 1:1-3 Lebih Unggul dari Para Nabi
Ibr 1:4-2:18 Lebih Unggul dari Para Malaikat Ibr 2:1-4 Peringatan: Bahaya Pengabaian
Ibr 3:1-6 Lebih Unggul dari Musa
Ibr 3:7-19 Peringatan: Bahaya Ketidakpercayaan
Ibr 4:1-13 Lebih Unggul dari Yosua
Ibr 4:14-10:18 Dalam Renungan Sebagai Imam Besar Kita, Yesus Jauh Melebihi Keimaman
Lewi
Ibr 4:14-7:25 Lebih Unggul Kualifikasi-Nya
Ibr 5:11-6:3 Peringatan: Bahaya Ketidakdewasaan Rohani Ibr 6:4-20 Peringatan: Bahaya
Kemurtadan
Ibr 7:26-28 Lebih Unggul Watak-Nya
Ibr 8:1-10:18 Lebih Unggul Pelayanan-Nya
Ibr 8:1-5 Bertempat di Tempat Kudus yang Lebih Baik
Ibr 8:6-13 Berlandaskan Perjanjian yang Lebih Baik
Ibr 9:1-22 Terlaksana Melalui Pelayanan yang Lebih Baik
Ibr 9:23-10:18 Digenapi Melalui Korban yang Lebih Sempurna
Ibr 10:19-13:17 Penerapan: Nasihat untuk Bertekun
Ibr 10:19-38 Dalam Bidang Keselamatan
Ibr 10:39-11:40 Dalam Bidang Iman
Ibr 10:39-11:3 Sifat-Sifat Iman
Ibr 11:4-38 Teladan Iman dari Perjanjian Lama
Ibr 11:39-40 Pembenaran Iman: Disempurnakan dalam Kristus
Ibr 12:1-13 Dalam Bidang Ketabahan
Ibr 12:14-13:17 Dalam Bidang Kekudusan
Ibr 12:14-29 Pengutamaan Kekudusan
Ibr 13:1-17 Pelaksanaan Kekudusan Ibr 13:18-25Penutup
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 439 - 450) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 85 - 88) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 130 - 136) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 471 - 485)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 269 - 284)
29
SURAT KIRIMAN YAKOBUS
LATAR BELAKANG NAMA YAKOBUS
Di dalam Kitab-kitab PB paling sedikit ada 3 nama Yakobus:
Yakobus Zebedeus, saudara Yohanes, murid Yesus (Luk 6:16).
Yakobus anak Alfeus, murid Yesus.
Yakobus saudara Yesus (Gal. 1:19). Yakobus saudara Yesus
Dari referensi banyak orang berpendapat bahwa Yakobus yang dimaksud sebagai penulis Surat
Yakobus adalah adik Yesus. Saudara penulis yang lain adalah Yudas dan Yohanes/Simon (Mat 13:55;
Mar. 6:3). Namun demikian pada waktu. Yesus masih hidup, Yakobus tidak mengakui otoritasNya
(Yoh 7:5). Tapi ia akhirnya bertobat justru sesudah penampakkan Yesus (1Kor. 15:7) dan menjadi
pemimpin Gereja Kristen Yahudi di Yerusalem (Gal. 2:9). Yakobus terkenal sebagai seorang yang
saleh dan taat pada hukum dengan ketat. Mendapat gelar "orang benar". Ia juga seorang yang sangat
berpengaruh dan menjadi uskup pertama melalui penunjukkan Yesus. Ia jugalah yang menjadi
pemimpin Sidang Pertama di Yerusalem (Kis. 15). Menurut cerita dikatakan bahwa kulit lutut
Yakobus menjadi tebal seperti kulit unta karena terlalu banyak digunakan untuk berdoa.
Yakobus diperkirakan mati syahid sebelum Yerusalem dihancurkan tahun 70 an jaman Imam Besar
Ananias. Para imam takut dengan jumlah orang Kristen yang bertambah banyak, maka akhirnya
mengancam Yakobus untuk dibunuh kecuali kalau mau menyangkali dan menghujat Yesus di depan
umum, yaitu dengan berdiri di serambi Bait Allah untuk dilihat oleh semua dan berkata " Yesus bukan
Mesias". Tapi Yakobus menolak untuk menyangkal Yesus, dan justru sebaliknya ia mengatakan
bahwa "Yesus adalah Putra dan Hakim dunia". Hal ini membangkitkan kemarahan orang-orang
Yahudi, Yakobus akhirnya mati syahid setelah dilemparkan dari lantai atas Bait Allah dan dirajam
batu pada thn. 62 M.
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Yak. 1:1 menyebutkan bahwa Surat Yakobus ditulis "dari Yakobus, hamba Allah dan Yesus Kristus".
Namun demikian, sampai pada abad ke 4 Surat Yakobus ini belum mendapat pengakuan sebagai kitab
kanon secara umum. Hanya setelah diselidiki bahwa Yakobus yang dimaksud bukanlah Yakobus bin
Zebedeus (yang sudah mati martir pada tahun ke 4) tapi Yakobus saudara Yesus maka Surat ini
akhirnya diterima secara resmi sebagai kitab kanon, karena memenuhi syarat kerasulan.
Martin Luther adalah salah seorang teolog yang menolak menerima Surat Yakobus sebagai kitab
kanon, karena menurutnya pandangan Yakobus mengenai "dibenarkan karena perbuatan" (Yak. 2:24)
bertentangan dengan pandangan Paulus "dibenarkan karena iman" (Rom. 3:28). Kitab ini oleh Martin
Luther disebut sebagai "surat gadungan/surat jerami".
Tahun Penulisan
Surat Yakobus tidak menyebutkan dengan jelas tahun penulisannya. Tetapi para ahli
memperkirakannya antara tahun 44- 62M. Acuan yang dipakai adalah sekitar tahun-tahun dimulainya
penganiayaan atau sekitar persidangan pertama di Yerusalem (Kis. 15), yaitu tahun 49M. Kalau hal itu
betul maka Surat Yakobus ini menjadi dokumen PB yang ditulis terpagi.
Tempat Penulisan
Tidak disebutkan tetapi kemungkinan besar di Yerusalem, karena Yakobus melayani jemaat
Yerusalem untuk selang waktu yang cukup lama (30 tahun).
PENERIMA/PEMBACA SURAT
Meskipun tidak ada keterangan jelas kepada siapa Surat ini ditujukan, tapi sesuai dengan judul
Suratnya maka Surat ini mungkin ditujukan kepada sekelompok orang Kristen Yahudi yang ada di
perantauan (Yak. 1:1), yang mengalami banyak aniaya dan penderitaan. Tapi ini sulit dimengerti kalau
diartikan sebagai orang-orang Kristen diseluruh dunia. Bisa jadi hanya semacam istilah yang biasa
dipakai untuk sebutan Israel.
Tapi yang jelas selama banyak Tahun Yakobus melayani di Jemaat Yerusalem, yang sangat mungkin
bahwa jemaatnya hanya terdiri dari orang-orang Kristen Yahudi, karena dalam Surat itu tidak
disinggung sama sekali tentang masalah pertentangan dengan orang Kristen non- Yahudi.
TEMA UTAMA
Jelas melihat dari isi Suratnya, Yakobus sangat menaruh perhatian dengan hal-hal keyahudian dan
praktek-praktek hidup yang berkenaan dengan sifat orang Yahudi yang sangat tertutup (eksklusif).
Penyajian Surat Yakobus tidak disusun secara sistematis, tapi dari seluruh isi buku dapat
dirangkumkan sbb.:
Iman dan perbuatan
Pengajaran tentang pentingnya perbuatan tidak boleh disalah artikan, dan menganggap hanya
perbuatan saja yang penting untuk keselamatan. Perlu ada keseimbangan yang sehat antara iman
karena anugerah dan perbuatan karena usaha manusia sebagai buah dari anugerah (Yak. 2:14-26).
Percobaan hidup untuk memurnikan iman
Pencobaan mempunyai segi kebahagiaan, walaupun itu bukan datang dari Allah. Allah mengijinkan
pencobaan itu ada untuk menguji iman, apakah iman itu murni atau palsu. Iman yang murni akan
bertekun dan bertahan dalam pencobaan (1:2-18; 5:7-11).
Pelaku Firman
Bukti bahwa kita taat pada Firman Tuhan adalah apabila kita melakukanNya.Tindakan kita adalah
bukti bahwa kita ada iman (Firman) (Yak. 1:19-27). Dicontohkan oleh Yakobus tindakan-tindakan
yang benar adalah tidak melakukan dosa lidah, tidak memfitnah orang, tidak bermegah karena kaya,
dll. (Yak. 3:1-12; 4:11-12; 5:1-6)
Doa orang benar besar kuasanya
Keberhasilan Yakobus dalam pelayanan dan ketekunannya adalah dalam doa. Tercatat dalam cerita
tradisi, Yakobus adalah pendoa syafaat (Yak. 5:13-20).
TUJUAN PENULISAN
Sebagai seorang Yahudi Kristen yang mempunyai kedudukan pemimpin, Yakobus menanggap perlu
untuk menghibur, mendorong dan sekaligus menegur praktek-prakterk hidup Kristen yang tidak benar.
Menghibur mereka yang menderita.
Banyaknya tekanan yang menghimpit mereka khususnya dari pihak penguasa dan orang- orang
Yahudi yang menolak Injil, membuat orang Kristen Yahudi merasa terasing di daerah sendiri.
Percobaan-percobaan dan aniaya yang menimpa adalah ujian untuk menghasilkan ketekunan (Yak.
1:3,4).
Menegor mereka yang menyeleweng
Iman yang benar harus menghasilkan hidup benar . Hal ini untuk mengimbangi pengajaran tentang
keselamatan yang diselewengkan. Maka Yakobus berkata kalau tidak ada hidup benar maka ini
membuktikan tidak adanya iman (Yak 2:14-26).
Mendorong jemaat untuk menghasilkan buah-buah iman (pelaku Firman)
Yakobus mengajarkan pembacanya untuk menerapkan iman dalam kehidupan praktis khususnya
melalui teladan Yakobus sendiri yang menunjukkan ketaatannya pada hukum. Ia kuatir dengan
perilaku manusia yang ceroboh sehingga merusak nama baik agama Kristen ( mis. dosa lidah, hawa
nafsu yang jahat, tidak mengikut sertakan Tuhan dalam hidup, dll).
E. CATATAN
Martin Luther pertama tidak menerima Surat Yakobus sebagai Kitab Kanon, karena menganggap
konsep Yakobus tentang "keselamatan karena perbuatan" (Yak. 2:24) bertentangan dengan Paulus
bahwa "keselamatan karena anugerah melalui iman" (Gal. 2:9-10). Tapi jelas bahwa Yakobus tidak
mempermasalahkan iman, tapi ia berkata iman saja tidak membuktikan apa-apa kecuali ada perbuatan.
F. GARIS BESAR ISI YAKOBUS
Yak 1:1 Salam Kristen
Yak 1:2-18 Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
Yak 1:2-4 Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan
Yak 1:5-8 Memohon Hikmat untuk Mengatasinya
Yak 1:9-12 Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya
Yak 1:13-18 Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan
Yak 1:19-27 Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya
Yak 2:1-13 Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya
Yak 2:14-26 Mengaku Beriman dan Membuktikannya
Yak 3:1-5:6 Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya
Yak 3:1-12 Lidah yang Sukar Dikendalikan
Yak 3:13-18 Hikmat yang Tidak Rohani
Yak 4:1-10 Kelakuan Berdosa
Yak 4:11-12 Memfitnah Saudara Seiman
Yak 4:13-17 Hidup dengan Congkak
Yak 5:1-6 Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri
Yak 5:7-20 Kebajikan dan Kehidupan Kristen
Yak 5:7-11 Kesabaran dan Ketekunan
Yak 5:12 Kejujuran yang Polos
Yak 5:13-18 Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit
Yak 5:19-20 Memulihkan yang Terhilang
Tugas Baca:
Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 83 - 85) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 137 - 141) John Darne, Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 462 - 471)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 282 - 287)
30
SURAT KIRIMAN PETRUS PERTAMA
LATAR BELAKANG
Nama Petrus
Nama asli Petrus adalah Simon bin Yunus. Petrus sudah berkeluarga (Mrk 1:30). Pada perjalanan
misinya, istrinya juga ikut (I Kor. 9:5). Petrus berasal dari Betsaida, kota didaerah Golan, dengan
penduduk kebanyakan Yunani (Yoh 1:44). Ada juga rumah Petrus di Kapernaum di Galilea (Mrk
1:21). Pekerjaan Petrus sebelum menjadi murid Yesus adalah sebagai nelayan. Bahasa yang dipakai
didaerah dimana Petrus tinggal adalah bahasa Aram (Mrk. 14:70). Sekalipun Petrus adalah seorang
Yahudi tapi ia tidak mempunyai pendidikan agama Yahudi dan tidak belajar Hukum Taurat (Kis 4:13:
mungkin ia buta huruf). Adiknya bernama Andreas (nama Yunani), murid Yohanes Pembaptis (Yoh
1:39). Petrus mengenal Yesus karena adiknya ini. Petrus menjadi salah satu murid terdekat dari 12
murid Yesus dan mendapat nama baru "Kepha" (bhs. Aram) atau "Kefas" (bhs. Ind.). artinya batu
karang/batu besar (Mat. 16:18; Gal 2:9). Dalam bhs. Yunani nama itu menjadi "Petrus". Dalam
Markus 16:8 ia disebut "Simon Petrus"
Pribadi Petrus dan Pelayanannya
Petrus dikenal sebagai seorang pemberani dan pemimpin di antara murid-murid Yesus. Ia sering
menjadi juru bicara bagi murid-murid Yesus, mungkin karena suara Petrus paling lantang, bahkan ia
sering disebut sebagai si Mulut Besar, cepat bertindak tapi kadang kurang berpikir.
Tuhan secara pribadi memanggil Petrus (Luk 24:34; I Kor 15:5) dan menubuatkannya bahwa diatas
pengakuannya Tuhan akan mendirikan jemaatNya Mat. 16:18). Petrus termasuk salah satu murid
terdekat Yesus dan bersama dengan Yohanes dan Yakobus, Petrus mendapat kehormatan untuk
menyaksikan Yesus dipermuliakan di atas gunung (Mat. 17:1-8) dan juga diajak berdoa bersama-sama
Yesus di Getsemani (Mat. 26:36-37). Ada juga masa suram pelayanannya, yaitu ketika ia menyangkali
Tuhan 3 kali. Ini merupakan pukulan yang hebat untuk Petrus. Tapi justru karena itulah akhirnya
Petrus dipulihkan oleh Tuhan dan mendapat tugas untuk memelihara domba-dombaNya (Yoh. 21:15-
19).
Sebelum Pantekosta Petrus memimpin persekutuan di antara rasul-rasul (Kis. 1:15). Pada hari
Pantekosta ia menjadi pengkhotbah utama dan 3000 orang bertobat (Kis. 2:14-41). Dalam
perkembangan gereja mula-mula Petrus menjadi juru bicara dihadapan penguasa Yahudi (Kis. 4:8). Ia
juga menjadi pimpinan dalam pelaksanaan tata tertib gereja (Kis. 5:3). Pelayanannya juga dilengkapi
Tuhan dengan kuasa adi kodrati (Kis. 5:15). Pelayanannya juga sampai ke Samaria (Kis. 8:14). Ia juga
menjadi penginjil pertama untuk orang non- Yahudi (Kis.10:1). Pernah berbeda pendapat dengan
Paulus soal "proselite" untuk orang- orang Kristen non-Yahudi, tapi akhirnya persoalan selesai melalui
Sidang di Yerusalem.
Misi pelayanan Petrus tidak mudah dilacak. Mungkin ia menginjili daerah Palestina sampai masa
penganiayaan kaisar Nero. Nama Petrus juga dihubungkan dengan daerah Bitinia, di Asia kecil. Itu
sebabnya Paulus dilarang untuk pergi ke Bitania, sebab Petrus sudah di sana.
Akhir Hidup Petrus
Menurut cerita tradisi pelayanan Petrus banyak dihambat oleh penganiayaan dari kaisar Nero. Sahabat-
sahabat Petrus menasehatkannya untuk meninggalkan kota Roma., sehingga ia masih bisa melakukan
pelayanan di luar Roma dengan bebas. Untuk meninggalkan kota Roma Petrus harus menyamar karena
ia telah menjadi buronan. Tetapi dalam perjalanan melarikan diri itu Petrus bertemu dengan Yesus dan
berkata "Quo Vadis?" (akan kemana?). Yesus berkata: "Aku pergi ke Roma untuk disalibkan." Dan
sadarlah Petrus, lalu ia kembali ke Roma dengan sukacita dan memuji Tuhan. Akhir Petrus tetap
tinggal di Roma, dianiaya
dan dihukum mati oleh Kaisar Nero di kota Roma. Dan atas permintaannya sendiri Petrus mati di salib
dengan kaki di atas dan kepala di bawah.
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Selain penulis sendiri yang memperkenalkan diri dalam 1 Pet. 1:1, secara tradisi diterima bahwa
penulis Surat 1 Petrus adalah Rasul Petrus. Tidak ada sanggahan dalam hal ini.. Namun demikian ada
beberapa kesulitan untuk menerima bahwa Petrus sendirilah yang menulis surat itu. Perdebatan tsb.
disebabkan antara lain:
Kemungkinan bahwa bukan Petrus sendiri yang menulis Surat Petrus dengan alasannya:
Surat Petrus mempunyai gaya bahasa yang sangat baik, bahkan lebih baik dari surat Paulus yang
terpelajar, padahal Petrus adalah seorang nelayan, yang kemungkinan besar buta huruf.
Petrus berbahasa Aram, jadi tidak mempunyai kemampuan cukup dalam bahasa Yunani.
Sanggahan terhadap alasan di atas:
Pada abad 1, banyak orang Galilea yang mempunyai dwi bahasa (Aram dan Yunani).
Profesi nelayan tidak selalu berarti tidak terpelajar, hanya mereka tidak mendapat pendidikan formal.
ada jangka waktu 30 tahun sejak Petrus menjadi nelayan, jadi kemungkinan Petrus telah banyak
belajar (termasuk bahasa formal/Yunani).
Kalau bukan Petrus?
Kemungkinan Markus (Yohanes Markus, penulis Injil Markus), karena ia banyak bersama-sama
dengan Petrus, bahkan sampai Petrus meninggal.
Silwanus/Silas (teman Paulus sebagai pengantar surat).
Petrus mempunyai sekretaris.
Kemungkinan lain adalah Petrus mempunyai penulis untuk menyampaikan buah pikirannya.
Tahun Penulisan
Penetapan tahun penulisan tergantung dari penafsiran "Babilon", karena penulis mengatakan ia sedang
berada di "Babilon" ketika menuliskan surat ini (I Petr 5:12-13). Kalau penafsiran "Babilon" berarti
kota Roma, maka perkiraan tahun penulisan adalah antara 60-68M. Beberapa peristiwa seperti
misalnya penganiayaan dan pembinasaan terhadap orang-orang Kristen sangat cocok dengan keadaan
tahun 63-64 M.
Tempat Penulisan
Menurut 1 Pet. 5::13, penulis sedang ada di "Babilon" ketika menuliskan Suratnya. "Babilon" jelas
bukan arti harafiah, tapi simbolis. Tempat mana kira-kira yang dimaksud penulis? Ada beberapa
tafsiran dengan "Babilon":
Babilon kuno di Mesopotamia, ditepi sungai Efrat.
Sebuah Kota militer di Mesir.
Nama simbolis untuk kota Roma.
Tidak ada tradisi yang menceritakan bahwa Petrus pernah ada di Mesopotamia/Mesir. Jadi
kemungkinan no. 3 lebih tepat, yaitu Roma. Hal ini didukung dengan bukti-bukti:
Pet. 5:13, bahwa Markus berada bersama-sama Petrus, dan menurut Paulus (Kol. 4:10) Markus
bersama-sama dengan Petrus di Roma.
Nama "Babilon/Babel" pada abad 1 dikenal sebagai nama lain untuk kota Roma,
juga dilihat dari kitab Wahyu 17:5.
Dari tradisi diketahui bahwa Petrus mati di kota Roma.
PENERIMA/PEMBACA SURAT
Petrus menuliskan Surat 1 Petrus untuk "Orang-orang pendatang, yang tersebar di (1:1) di Pontus,
Galatia, Asia kecil, dan Bitinia." Mirip dengan Surat Yakobus, tapi dari data-data selanjutnya kita
temukan bahwa Petrus menujukan Surat ini kepada orang-orang non-Yahudi (1 Pet. 1:14, 18: 2:9-10;
4:3). Orang-orang yang menurut Petrus sedang dalam keadaan
berdukacita, dihambat (1:6,7) dan diejek (3:9,16).
TEMA UTAMA
Tema utama Surat Petrus adalah Penderitaan dan Pencobaan
Penderitaan dan Pencobaan sebagai ujian Iman
Kata "penderitaan dan pencobaan" dipakai lebih dari 10 kali dalam Surat 1 Petrus. Ini merupakan satu
sisi kehidupan Kristen yang sering dilupakan. allah tidak hanya menjanjikan
berkat tapi juga penderitaan. Dan justru karena itulah orang Kristen dipanggil, untuk mengikuti jejak
Kristus yang lebih dahulu sudah menderita untuk kita (1 Pet. 2:21).
Pengharapan dalam Kristus
Untuk tujuan apakah penderitaan dan pendocaan itu diberikan? Untuk menguji iman kita, apakah
murni seperti emas yang keluar dari perapian? Kristus telah menjadi teladan bagi kita. Ia telah menang
untuk kita (3:18b-22). Inilah penghiburan bagi pengikut-pengikutNya, bahwa kita juga akan menang.
Penggembalaan
Pertama, Petrus memberi perintah kepada jemaat untuk melayani sesama (1 Pet. 4:7-11). Kedua Petrus
juga memberi perintah kepada pemimpin jemaat untuk mengasihi domba- domba kawanannya dan
memelihara mereka dengan benar. Salah satu ciri Surat 1 Petrus ini adalah banyak menggunakan kata
perintah.
TUJUAN PENULISAN
Sebagai pemimpin yang dituakan Petrus memberikan beberapa penghiburan kepada kawanan
gembalaannya:
Memberikan penghiburan dan semangat
Petrus melihat dan mengalami kejamnya penganiayaan dari pemerintah dan orang-orang non- Kristen.
Oleh karena itu sangat perlu sebagai pemimpin jemaat ia mengirimkan Surat bagi orang-orang Kristen
untuk bertahan dalam segala penderitaan. Karena akhir dari semuanya itu akan menghasilkan iman
yang murni karena telah teruji oleh api penderitaan (1 Pet. 1:3- 12; 2:21-25: 3:13-4:6).
Nasehat untuk menjalankan hidup baru
Orang-orang Kristen mempunyai kelebihan dibanding dengan orang-orang yang bukan Kristen,
mereka memiliki kemampuan untuk hidup kudus karena kekuatan dari Firman Tuhan. Orang Kristen
harus menjadi teladan, hidup sebagai umat Allah yang terpilih, dan jangan seperti orang Israel yang
justru menjadi batu sandungan (1 Pet. 1:13-2:25).
Nasehat untuk para pemimpin dan gembala
Petrus menasehatkan para pemimpin dan penatua untuk menggembalakan kawanan domba Allah
dengan baik. Tdak semua orang dapat menjadi pemimpin, itu sebabnya Petrus juga memberikan
syarat-syarat agar dapat dipertanggungjawabkan kepada Gembala Agung kita (1 Pet. 5:1-11).
CATATAN
Teologia Petrus mempunyai kemiripan dengan Teologia Paulus. Mungkin karena mereka mempunyai
hubungan yang dekat dalam pelayanan.
GARIS BESAR ISI SURAT 1 PETRUS
1Pet 1:1-2 Salam Kristen
1Pet 1:3-2:10 Hubungan Orang Percaya dengan Allah
1Pet 1:3-12 Keselamatan oleh Iman
1Pet 1:13-2:10Kekudusan Karena Ketaatan
1Pet 2:11-3:12Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya
1Pet 2:11-17 Tanggung Jawab Umum
1Pet 2:18-3:7 Tanggung Jawab Rumah Tangga
1Pet 2:18-25 Tanggung Jawab Budak Terhadap Tuannya
1Pet 3:1-6 Tanggung Jawab Istri Terhadap Suaminya
1Pet 3:7 Tanggung Jawab Suami Terhadap Istrinya
1Pet 3:8-12 Ringkasan Prinsip-Prinsip yang Mengatur Hubungan Orang Percaya dengan
Sesamanya
1Pet 3:13-5:11Hubungan Orang Percaya dengan Penderitaan
1Pet 3:13-4:11Ketabahan Menghadapi Penderitaan
1Pet 3:13-17 Karena Berbahagia dari Menderita dengan Tidak Adil
1Pet 3:18-4:6 Karena Teladan Kristus yang Berkuasa
1Pet 4:7-11 Karena Urgensi pada Akhir Zaman
1Pet 4:12-19 Bersukacita dalam Menghadapi Penderitaan
1Pet 4:12 Karena Menguji Realitas Iman Kita
1Pet 4:13,14-16 Karena Ikut Mengambil Bagian dalam Penderitaan Kristus
1Pet 4:13,17-19 Karena Mempersiapkan Kita untuk Kemuliaan Kedatangan-Nya
1Pet 5:1-11 Nasihat dalam Menghadapi Penderitaan
1Pet 5:1-4 Kepada Penatua -- Gembalakan Domba
1Pet 5:5-11 Kepada Orang yang Lebih Muda 1Pet 5:12-14 Penutup
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 425 - 436) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 88 - 91) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 142 - 147) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 485 - 499)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 288 - 293)
31
SURAT KIRIMAN PETRUS KEDUA
LATAR BELAKANG
(Lihat Surat Kiriman Petrus Kedua)
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Penulis Surat 2 Petrus menurut 2 Pet. 1:1, adalah Simon Petrus. Didukung juga dengan informasi dari
surat-surat PB yang lain. Bukti dari dalam surat sendiri adalah penulis merupakan saksi mata peristiwa
Transfigurasi (2 Pet.1:16-18), juga dari 2 Pet. 3:1 penulis mengkaitkan keberadaan Surat 1 Petrus.
Penulis juga menyatakan bahwa ia mengenal Tuhan yesus secara langsung (2 Pet.14; Yoh. 21:18).
Namun demikian masih ada perdebatan yang memberatkan kebenarannya:
Surat 2 Petrus kurang dihargai oleh Bapak-bapak Gereja, karena paling jarang dibicarkan/dikutip.
Ada kesamaan antara Surat 2 Petrus dengan Yudas. Ada anggapan 2 Petrus mengutip Surat Yudas.
Perbedaan dalam gaya penulisan terlihat jelas sekali antara Surat 1 Petrus dan 2 Petrus. Kemungkin ini
bisa terjadi karena Petrus memakai penulis yang berbeda.
Sanggahan terhadap keberatan bahwa Petrus adalah penulis Surat 2 Petrus:
Pada abad ke 4, Bapak Gereja Athanasius, Ambrose dan Agustine menerima Surat Petrus sebagai
Kitab Kanon.
Perbedaan dengan Surat 2 Petrus tidaklah mutlak, karena ada bagian-bagian yang mempunyai
kesamaan dengan kata-kata Petrus dalam Kis. Rasul, misalnya dalam penggunaan kata khusus
"eusebeia" (hidup yang saleh) dalam 2 Pet. 1:3, 6, 7 ; 3;11, yang juga terdapat dalam Kis. 3:12. Selain
Petrus (dalam Kis. 3:12 itu) tidak ada rasul lain yang menggunakannya.
Tahun Penulisan
Kepastian yang jelas, Surat 2 Petrus ditulis sebelum tahun 68M (kematian Petrus). Dari 2 Pet. 1:14 ada
petunjuk bahwa penulisan surat ini adalah mendekati tahun kematian penulis. Jadi diperkirakan bahwa
Petrus menulis Surat 2 Petrus sesudah tahun 65-67M.
Tempat Penulisan
Seperti halnya Surat 1 Petrus, kota Roma adalah tempat penulis menuliskan surat ini, khususnya
dengan kepastian bahwa Petrus mati di kota Roma.
PENERIMA/PEMBACA SURAT
Dari 2 Pet.1:1, 2 Surat Petrus ini ditujukan kepada semua orang Kristen secara umum.
TEMA UTAMA
Tema utama Surat 2 Petrus ini adalah pengenalan dan pengetahuan. Kata-kata ini muncul lebih dari 15
kali dalam Surat 2 Petrus.
Ajaran-ajaran sesat
Untuk dapat mengenali dan mengoreksi ajaran-ajaran palsu yang menyusup kedalam kehidupan
jemaat, maka kita perlu mengenal dan mengetahui kebenaran yang sejati. Dari siapakah ajaran-ajaran
sesat itu muncul? dari guru-guru palsu, dari dalam jemaat, dari orang- orang Kristen (1 Pet. 2:1, 13,
20, 21). Hal ini terlihat dari sikap hidup dan perbuatan yang meninggalkan kebenaran (2:10-14).
Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali (3:3,4)
Hari Tuhan yang datang lambat (3,9-13) sehingga membuat mereka sangsi. Kelambatan hari Tuhan
harus diartikan, bahwa Tuhan masih panjang sabar dan bertahan terhadap ejekan.
Kedewasaan Iman dalam Kristus (1:3-11)
Allah menyediakan segala sesuatu yang berguna untuk hidup saleh, yaitu pengenalan akan Kristus dan
kuasaNya. Kedewasaan iman adalah seperti anak tangga (1:5-7), yaitu iman,
kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, kesalehan, kasih akan saudara-saudara dan kasih akan semua
orang.
TUJUAN PENULISAN
Memberikan peringatan akan ajaran sesat
Petrus dan Paulus adalah rasul-rasul yang gencar sekali dalam memberikan nasehat supaya orang-
orang Kristen menjauhkan diri dari penyesat-penyesat yang mempunyai ciri-ciri 2:1- 20)
Penegasan akan pentingnya ajaran Paulus
Banyak orang menafsirkan bahwa Paulus mempunyai permusuhan dengan Petrus yang tidak henti-
hentinya. Memang Paulus dan Petrus pernah berselisih. Tapi dari Surat 2 Petrus kita melihat tidak
benar. Surat-surat Paulus rupanya sudah banyak beredar dan dibaca, juga kitab- kitab lain dan (2 Pet.
3:15-16). Namun demikian Petrus mengakui bahwa tulisan-tulisan Paulus tidaklah mudah dipahami
sehingga mereka yang tidak teguh iman akan memutarbalikkannya.
Penghiburan untuk mereka yang menderita
Disampaikan karena keadaan-keadaan yang mendesak dan penganiayaan yang semakin besar. Gereja
menghadapi kebimbangan karena situasi yang tidak menentu. itulah sebabnya Surat 2 Petrus berisi
banyak nasehat tentang perlunya pengetahuan supaya ditengah aniaya mereka tidak terombang-
ambing.
CATATAN
Beberapa ahli PB memberikan perhatian akan kemiripan Surat 2 Petrus dengan Surat Yudas.
Perbandingan antara kedua Surat tsb. sbb.:
2 Petrus 2 Yudas 1
32
SURAT KIRIMAN YOHANES PERTAMA
LATAR BELAKANG
Yohanes
Yohanes adalah anak Zebedeus yang muda, karena Yakobus selalu disebut lebih dahulu. Tapi Lukas
selalu memberikan urutan Petrus, Yohanes dan Yakobus, mungkin karena Yohanes hubungannya lebih
dekat dengan Petrus. Ibu Yohanes adalah Salome, dalam Mat. 27:50, ia disebut "Ibu anak-anak
Zebedeus". Salome selalu diasosiasikan sebagai adik Maria Ibu Yesus, karena dalam Yoh. 19:25
dikatakan ada 4 perempuan berdiri dekat salib Yesus, yaitu Maria ibu Yesus, 2 orang Maria dan adik
ibu Yesus. Kalau benar maka Yohanes adalah ipar Yesus. Mrk. 1:20 memberitakan bahwa ayahnya
mempunyai orang-orang upahan, berarti Yohanes berasal dari keluarga yang cukup berada. Luk 8:3
juga menyebutkan bahwa Salome melayani mereka dengan kekayaannya.
Yohanes ada kemungkinan pernah menjadi murid Yohanes Pembaptis, tetapi tidak ada bukti jelas.
Yohanes dan juga saudaranya sering dijuluki Yesus sebagai: "Anak-anak guruh" (Mrk 3:17) mungkin
karena mereka orang-orang Galilea yang penuh vitalitas, semangat dan nelayan yang pantang
menyerah, tetapi kurang terarah. Hal itu terbukti dari pandangan yang salah tentang kerajaan Yesus;
ambisi yang dirasuki oleh nalar yang tidak benar (Luk. 9:52- 54). Yohanes berada di Golgota pada saat
Yesus disalib dan juga pada saat Yesus menyerahkan ibunya dalam pemeliharaan Yohanes. Ia juga
yang berlari dengan Petrus menengok kubur Yesus yang kosong. Ia juga yang bersama murid-murid
yang lain pada waktu Yesus menampakkan diri di danau Tiberias. Yohanes juga yang disebut akan
memiliki umur panjang (Yoh 21:23).
Setelah hari Pantekosta murid-murid Yesus berbicara dengan sangat jelas tentang Injil dan orang-
orang keheranan karena mereka orang-orang yang tidak terpelajar (Kis 4:13). Di dalam kehidupan
gereja mula-mula Yohanes termasuk tokoh utama dalam gereja Yerusalem bersama Petrus. Tidak
diketahui pasti kapan Yohanes meninggalkan Yerusalem. kemungkinan besar dia pergi ke Efesus
dimana ia lalu dibuang ke Pulau Patmos.
Selain Surat Kiriman ini Yohanes juga menulis Kitab Injil yang berisi pemberitaan tentang Yesus,
pelayanan dan pengajaranNya.
Latar Belakang Surat-surat Kiriman Yohanes
Pada waktu penulis menulis surat-surat ini perpecahan antara orang Kristen dan
Singagoge sudah terjadi. Tapi pertentangan antara perbuatan dan iman sudah mereda. Pada waktu
orang-orang non-Yahudi mulai masuk gereja, banyak latar belakang budaya filsafat mempengaruhi
pengajaran doktrinal. Mulai banyak timbul pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dilema. Bahkan
hingga hari ini, khususnya tentang hakikat Yesus (sifat-sifat keAllahan dan kemanusiannya).
Gejala Gnostisisme menjadi bahaya besar bagi gereja sampai akhir abad 2. Gnotisisme adalah suatu
filsafat agama (bukan sistem agama) yang percaya pada ajaran bahwa Roh itu baik, tubuh jahat.
Diantara keduanya tidak ada hubungan yang kekal. Keselamatan berarti kebebasan dari dunia jasmani
ke dunia rohani. Sarana untuk mendapat kebebasan bermacam- macam, salah satunya ialah
pengetahuan (Gnosis = pengetahuan/Bahasa Yun.), supaya manusia dapat melampui ikatan belenggu
jasmani menuju pengetahuan surgawi.
Pertentangan yang paling tajam antara agama kristen dan pengetahuan adalah yang menyangkut
tentang pribadi Kristus. Bagaimana mungkin Roh yang begitu suci dan Agung (Allah) dapat bersatu
dengan tubuh jasmani (Kristus).
Gejala-gejala kepercayaan ini berbahaya untuk menafsirkan pengajaran Injil. Hal inilah yang menjadi
tema utama Surat-surat Yohanes.
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Walaupun penulis tidak mencantumkan namanya dalam Surat 1 Yohanes, tapi kita mempunyai
keyakinan bahwa Rasul Yohanes adalah penulisnya. Kepastian akan kebenarannya tidak
dimasalahkan. Selain tradisi Kristen mempercayainya, juga bukti-bukti dari dalam memperlihatkan
bahwa Surat Yohanes ini mempunyai kemiripan kuat dengan Injil Yohanes, baik dalam hal isi, gaya
bahasa, maupun perbendaharaan katanya.
Contoh: I Yoh 1:1 dan Yoh 1:1
Tahun Penulisan
Sekitar tahun 90 M, karena kemungkinan sudah adanya ajaran-ajaran sesat Gnostik yang menyusup di
gereja. Tapi yang jelas saat itu penulis sudah dalam usia yang lanjut.
Pendapat lain memperkirakan bahwa Surat 1 Yohanes ini sudah diedarkan lebih dulu daripada Injil
Yohanes. Tapi hal ini sulit diterima karena dari isi Surat 1 Yohanes terlihat bahwa pembaca
diperkirakan sudah mempunyai pengetahuan tentang Injil dan juga dalam Injil Yohanes tidak ada
tanda-tanda tentang perlawanan terhadap ajaran Gnostik.
Pendapat lain memperkirakan tahun yang lebih lambat, yaitu dengan membandingkan dengan tulisan-
tulisan Bapak-bapak gereja yang menceritakan hal yang sama dengan Surat Yohanes, yaitu tentang
perlawanan ajaran Gnostik. Kalau hal itu betul mungkin tahun penulisan akan sekitar 110M.
Tempat Penulisan
Diperkirakan Yohanes menulis Surat 1 Yohanes ini ketika ia ada di Efesus.
PENERIMA/PEMBACA SURAT
Yohanes memanggil pembaca-pembacanya dengan "anak-anakku" (1 Yoh. 2:1), mungkin Yuhanes
menuliskan ini untuk sekelompok orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan Yohanes. Juga
karenaYohanes pada saat itu sudah berusia lanjut, maka sudah sepantasnya ia memanggil orang-orang
disekitarnya dgn. sebutan itu.
TEMA UTAMA
Yohanes menggunakan kata "tahu, mengetahui dan mengenal" lebih dari 35 kali dalam Suratnya ini.
Dan ada 3 kata yang harus menjadi dasar, yaitu kasih, terang dan hidup kekal. Seperti dalam bukunya
Injil Yohanes, pengalaman hidup Kristen berpusat pada ketiga kata kunci ini. Allah adalah kasih, kasih
Allah nyata dalam diri YesusKristus. Dan kita yang berasal dari Dia akan hidup dalam terang Allah,
karena Allah itu Terang. Dan barang siapa memiliki Anak, ia memiliki hidup, hidup yang kekal (1
Yoh. 3:7-21; 1:5-10; 5:12). Hanya di dalam konteks inilah orang Kristen dapat bertumbuh dan
menghasilkan kemurnian hidup yang ideal, hidup yang diimpikan oleh pengikut aliran gnostik. Tanpa
anugerah Allah, dan pengenalan penyataanNya maka kita tidak akan memiliki pengetahuan yang
sempurna.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan utama Rasul Paulus menulis Surat 1 Yohanes ini adalah untuk melawan dan memerangi
gnostisisme. Yohanes memberi nasehat kepada pembacanya bahwa hanya dengan mengetahui
kebenaran, maka tidak ada tindakan yang benar. Diantara nasehatnya itu ada 7 pokok patokan untuk
mempunyai kelakuan yang baik:
Berjalan dalam terang (1:57) - Jangan menipu (1:8-10)
Turuti perintahNya (2:1-5) - Tirulah Kristus (2:6)
Kasihilah sesamamu (2:7-14) - Jangan mengasihi dunia (2:15-17)
Tinggallah dalam Kristus dan perbuatlah yang benar (2:18-3:10)
GARIS BESAR ISI SURAT I YOHANES
1Yoh 1:1-4 Pendahuluan
1Yoh 1:5-2:28 Persekutuan dengan Allah
1Yoh 1:5-2:2 Prinsip-Prinsip Persekutuan dengan Allah
1Yoh 1:5 "Tidak Ada Kegelapan" Dalam Allah
1Yoh 1:6 Tidak Ada Persekutuan Dalam Kegelapan
1Yoh 1:7 Persekutuan Dalam Terang
1Yoh 1:8-2:2 Persekutuan Dalam Penyucian dari Dosa
1Yoh 2:3-28 Manifestasi-Manifestasi Persekutuan dengan Allah
1Yoh 2:3-5 Ketaatan
1Yoh 2:6 Keserupaan dengan Kristus
1Yoh 2:7-11 Kasih
1Yoh 2:12-17 Pemisahan dari Dunia
1Yoh 2:18-28 Kesetiaan Kepada Kebenaran
1Yoh 2:29-3:24 Anak-Anak Allah
1Yoh 2:29-3:18 Ciri-Ciri Khas Anak-Anak Allah
1Yoh 3:19-24 Keyakinan Anak-Anak Allah
1Yoh 4:1-6 Roh Kebenaran
1Yoh 4:1,3,5 Mengenali Roh Kesesatan
1Yoh 4:2,4,6 Mengakui Roh Kebenaran
1Yoh 4:7-5:3 Kasih Allah
1Yoh 4:7-10 Asal-Usul Ilahi dari Kasih
1Yoh 4:11-13,19-21 Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah
1Yoh 4:14-16 Tinggal Dalam Kasih Allah
1Yoh 4:17-18 Kesempurnaan Kasih
1Yoh 5:1-3 Ketaatan Kasih
1Yoh 5:4-20 Jaminan dari Allah
1Yoh 5:4-5 Mengenai Hal Mengalahkan Dunia
1Yoh 5:6-10 Mengenai Keterandalan Injil
1Yoh 5:11-13 Mengenai Hidup Kekal di Dalam Anak-Nya
1Yoh 5:14-17 Mengenai Jawaban-Jawaban untuk Doa
1Yoh 5:18-20 Mengenai Tiga Kepastian Besar 1Yoh 5:21 Penutup
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 463 - 467) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 96 - 99) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 153 - 159) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 513 - 521)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 313 - 371)
33
SURAT KIRIMAN YOHANES KEDUA
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 467 - 468) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 99 - 99) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 160 - 161) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 513 - 521)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 306 - 307)
34
SURAT KIRIMAN YOHANES KETIGA
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 469 - 471) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 100 - 101) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 161 - 162) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 513 - 521)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 308 - 309)
35
SURAT KIRIMAN YUDAS
LATAR BELAKANG
Nama Yudas
Sekalipun ada beberapa nama Yudas yang dikenal dalam PB, namun hanya ada seorang Yudas yang
menyebut dirinya, "hamba Yesus dan saudara Yakobus" (Yud.1:1), yaitu Yudas saudara (adik) Yesus.
Karena Yakobus adalah nama yang cukup dikenal dikalangan pemimpin gereja mula-mula, dan ia
adalah saudara (adik) Tuhan Yesus. Referensi lain Mat. 13:55, Mark. 6:3, Gal. 1:19, Kis. 1:14.
PENULIS, TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN
Penulis
Seperti dalam pembukaan suratnya (Yud. 1:1) penulis adalah Yudas saudara (adik) Yakobus yang
adalah saudara (adik) Yesus.
Tahun Penulisan
Ada persamaan hal yang ditulis dalam Surat 2 Petrus dengan Surat Yudas, yaitu tentang adanya orang-
orang yang disebut guru-guru palsu/pengajar-pengajar sesat. Petrus menyebut, "akan datangnya guru-
guru palsu". Yudas menyebut: "Adanya orang tertentu yang telah masuk menyusup ...". Jadi kalau
memang keduanya mempunyai hubungan maka kitab Yudas ditulis sesudah Petrus, yaitu thn. 65-67M.
Tapi ada juga yang berpendapat, apabila belum disinggung tentang pengajaran gnostik, mungkin
ditulis sekitar tahun 75M.
Tempat Penulisan
Tidak ada keterangan yang jelas. Tapi Yudas melayani gereja-gereja Yahudi di Palestina sebelum
kehancuran Yerusalem. Jadi mungkin di sanalah ia menulis.
PENERIMA/PEMBACA SURAT
Surat ini ditujukan "kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa ..." (Yud.1:1).
Hal ini memberi kesan bahwa surat ini ditujukan kepada umat kristen seluruh dunia. Tapi bisa juga
untuk sekelompok orang dalam jemaat tertentu.
TEMA UTAMA
Hukuman atas pengajar-pengajar sesat.
Sudah ada contoh dari masa lalu adanya orang-orang murtad: Yak. 1:5 - umat Israel yang murtad
binasa di padang gurun. Yak. 1:6 - malaikat yang tidak taat.
Yak. 1:7 - penduduk daerah Sodom dan Gomora.
Hukuman yang Tuhan jatuhkan untuk orang-orang murtad pasti akan datang, sekalipun mungkin
lambat.
Mempertahankan Iman
Benih-benih penyesatan itu ditaburkan ke dalam persekutuan gereja, bahkan oleh gembala- gembala
mereka sendiri. Tapi orang percaya tidak perlu takut kalau sudah melindungi diri dengan membangun
iman dan berdoa dalam kuasa Roh Kudus. Untuk menghadapi orang yang lemah iman karena
penyesatan ini, kita diajarkan untuk merebutnya kembali dengan kasih.
TUJUAN PENULISAN
Penulis menuliskan bahwa keinginan semula adalah untuk menuliskan tentang keselamatan. Tapi
akhirnya ia tergerak untuk menuliskan tentang hal lain yaitu nasehat untuk mempertahankan iman
(apologetik), khususnya sehubungan dengan perlawanan terhadap munculnya ajaran-ajaran sesat dari
para pengajar palsu.
CATATAN
Surat Yudas mempunyai kemiripan dengan 2 Petrus. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini:
Kedua surat tersebut tidak ada hubungan apa-apa kecuali bahwa surat-surat ditujukan pada orang-
orang yang sedang menghadapi keadaan yang sama.
Kedua surat disadur dari sumber yang sama.
Petrus mengambil data-data dari Yudas. Pendataan dari Yudas lebih pasti dan nyata, susunan lebih
jelas. Surat Petrus penjabaran dari Yudas.
Yudas menulis suratnya setelah melihat surat Petrus, dan mengubahnya dengan bebas. Dari Yudas 1:3
penulis ingin menulis tentang keselamatan tapi tidak jadi karena melihat apa yang diramalkan Petrus
sudah terjadi.
GARIS BESAR ISI SURAT YUDAS
Yud 1:1-2 Salam Kristen
Yud 1:3-4 Penjelasan Mengenai Penulisan Surat Ini
Yud 1:5-16 Menyingkapkan Guru-Guru Palsu
Yud 1:5-7 Ajal Mereka Digambarkan Dalam Masa Lampau
Yud 1:5 Pengalaman Israel
Yud 1:6 Pengalaman Malaikat-Malaikat Pemberontak
Yud 1:7 Pengalaman Sodom dan Gomora
Yud 1:8-16 Penggambaran Mereka Sekarang Ini
Yud 1:8-10 Bahasa yang Tidak Sopan
Yud 1:11 Sifat yang Tidak Kudus
Yud 1:12-16 Perilaku yang Salah
Yud 1:17-23 Nasihat bagi Orang-Orang Percaya Sejati
Yud 1:17-19 Ingat Nubuat Para Rasul
Yud 1:20-21 Peliharalah Dirimu di Dalam Kasih Allah
Yud 1:22-23 Tolonglah Orang Lain Dengan Kemurahan, Bercampur Dengan Takut
Yud 1:24-25 Lagu Pujian
Tugas Baca:
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru – (Hal. 457 - 462) Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian
Baru – (Hal. 94 - 96) Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru – (Hal. 163 - 165) John Darne,
Memahami Perjanjian Baru – (Hal. 521 - 526)
Hendry H. Halley, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru – (Hal. 163 - 165)
36
KITAB WAHYU