PROPOSAL TPAH Jagung-WPS Office
PROPOSAL TPAH Jagung-WPS Office
PROPOSAL TPAH Jagung-WPS Office
FAKULTAS PERTANIAN
2018
1
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan proposal pengaruh NEMATODA terhadap pertumbuhan tanaman
jagung
Penyusunan proposal ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi produksi
agen hayati. Dalam penyusunan proposal ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu Syahidah Nindiyah Setyarini.,M.Sc selaku dosen mata kuliah Teknologi Produksi agen hayati
Bapak, Ibu, Adik dan seluruh keluargaku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga
makalah ini selesai pada waktunya.
Teman-temanku mahasiswa Agroteknologi, atas perhatiannya semoga kita tetap menjalin serta menjaga
silaturohim diantara kita semua, aamiin.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik demi
perbaikan pembuatan selanjutnya.
Penulis
2
Daftar Isi
Halaman judul.......................................1
Kata Pengantar....................................2
Daftar Isi...............................................3
Latar belakang.....................................4
Tinjauan pustaka..................................5
Klasifikasi.............................................5
Morfologi..............................................5
Syarat tumbuh.....................................6
Metodologi penelitian.........................7
Bahan...................................................7
Alat........................................................7
Cara kerja................................................7
Daftar pustaka..........................................8
3
BAB I
Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) Merupakan komoditas pangan penting ke tiga dunia, setelah padi dan gandum.
Khusus jagung biji warna putih, penelitian dan pengembangannya belum intensif dibandingkan jagung
kuning, disebabkan jagung kuning fungsinya untuk bahan baku industri pakan, sedangkan jagung putih
hanya untuk kudapan atau konsumsi rumah tangga.Jagung merupakan bahan pangan kedua di
Indonesia setelah beras ditinjau dari aspek pengusahaan dan penggunaan hasilnya, yaitu sebagai bahan
baku pangan dan pakan. Menurut Suherman dkk. (2002) dalam Susanto dan Sirappa (2005) sebagian
besar produksi jagung dimanfaatkan untuk bahan baku pakan, terutama unggas. Dari total bahan baku
yang dibutuhkan untuk pembuatan pakan unggas, porsi jagung berkisar 50%.Di Indonesia jagung
merupakan makanan pokok kedua setelah padi karena jagung memiliki kandungan karbohidrat, protein
dan kalori yang hampir sama dengan beras. (Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pertanian, 2019)
produksi jagung di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 23.576.293 ton. Kebutuhan jagung di Indonesia
baik untuk konsumsi dan peternakan pada tahun 2016 sebesar 17,51 juta ton (Pusdatin, 2017).Jagung
putih merupakan salah satu jenis jagung yang banyak di konsumsi masyarakat. (Suarni dan Yasin, 2011).
Jagung sebagai sumber pangan fungsional menjadi daya tarik bagi konsumen.Tidak heran jika sebagian
masyarakat indonesia memanfaatkan jagung sebagai sumber pangan selain beras. Jagung merupakan
sumber karbohidrat dan protein.
Mikoriza adalah cendawan (fungi) yang bersimbiosis dengan tumbuhan. Biasanya simbiosis ini terletak di
sistem perakaran tumbuhan. Ada juga cendawan yang bersimbiosis dengan cendawan lainnya, tetapi
sebutan mikoriza biasanya ditunjukan untuk cendawan yang melakukan simbiosis dengan tumbuhan.
Bentuk simbiosis ini terutama adalah simbiosis mutualisme, meskipun pada beberapa kasus dapat
berupa simbiosis parasitisme lemah.
Mikoriza merupakan gejala umum pada perakaran tumbuhan. Sekitar 90% suku tumbuhan (mencakup
sekitar 80% spesies tumbuhan) memiliki asosiasi simbiotik ini. Catatan fosil menunjukkan asosiasi ini
telah ada sejak Zaman Karbon.
Nama "mikoriza" adalah serapan dari istilah bahasa Inggris, mycorrhiza, yang juga bentukan dari dua
kata bahasa Yunani Kuno: μύκης mýkēs, "jamur", dan ῥίζα rhiza
4
BAB II
Tinjauan Pustaka
Sistem perakaran pada tanaman jagung adalah akar serabut dengan kedalaman hingga 8 meter, namun
sebagian besar berada pada kedalaman sekitar 2 meter.Tanaman jagung yang sudah dewasa akan
tumbuh akar adventif dari buku-buku batang tanaman jagung bagian bawah yang dapat membantu
tanaman jagung menjadi tegak.
Tanaman jagung memiliki batang yang tegak, mudah terlihat dan beruas-ruas. Ruas terbungkus oleh
pelepah daun yang muncul dari buku. Tanaman jagung memiliki batang yang tidak mengandung banyak
lignin.
Daun pada tanaman jagung merupakan daun sempurna dengan bentuk yang memanjang. Kemudian
daun yang dimiliki oleh tanaman jagung ini berwarna hijau muda pada saat masih muda, dan berwarna
hijau tua pada saat tanaman dewasa, serta berwarna kuning pada saat tanaman sudah tua.Selain itu
terdapat ligula antara pelepah daun dengan helai daun. Tanaman jagung memiliki daun yang tulang
daunnya sejajar dengan ibu tulang daun tanaman jagung. Permukaan daun pada tanaman jagung ada
yang berambut dan ada yang licin.Daun tanaman jagung memiliki stomata yang berbentuk halter yang
merupakan ciri khas yang dimiliki oleh tumbuhan yang termasuk ke dalam famili atau suku
poaceae.Setiap stomata pada tanaman daun dikelilingi oleh sel – sel epidermis yang berbentuk seperti
5
kipas.Struktur tersebut memiliki peran penting dalam melakukan respon tanaman untuk menanggapi
defisit air pada sel-sel daun tanaman jagung.
Bunga yang dimiliki oleh tanaman jagung terdiri atas bunga jantan dan bunga betina, yang masing-
masing terpisah atau diklin dalam satu tanaman atau monoecious.Setiap kuntum bunga tanaman jagung
memiliki struktur yang khas dari bunga yang termasuk ke dalam famili / suku poaceae yang disebut
sebagai floret. Pada tanaman jagung, sepasang glumae atau gulma membatasi dua floret.Bunga jantan
dapat tumbuh pada bagian puncak dari tanaman jagung, yang berupa karangan bunga atau
inflorescence. Pada bunga tanaman jagung terdapat serbuk sari yang berwarna kuning dengan memiliki
aroma yang khas.
Tongkol yang dimiliki oleh tanaman jagung tumbuh dari buku dan terdapat di antara batang daun
dengan pelepah daun dari tanaman jagung.Secara umum dalam satu tanaman jagung hanya dapat
menghasilkan satu buah tongkol yang produktif, meskipun tanaman jagung memiliki sejumlah bunga
betina.Bunga jantan melakukan penyerbukaan sebanyak 2 hingga 5 hari lebih dulu daripada bunga
betinanya.
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan dari keluarga rumput-rumputan yang
digolongkan dalam tanaman biji-bijian. Jagung dikenal luas oleh masyarakat Indonesia karena tanaman
jenis zea ini bisa dijadikan bahan makanan pokok pengganti nasi dan berbagai macam makanan olahan.
Selain itu bagian dari tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti daun,
batang, klobot dan janggelnya. Tanaman jagung tumbuh didataran rendah sampai tinggi hingga 1200
meter dpl, memerlukan media tanah lempung, lempung berpasir, tanah vulkanik, yang subur, gembur,
kaya bahan organic, memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari suhu udara 20-33 derajat
celsius, curah hujan sedang, ph tanah 5,5-7 dengan drainase yang baik
BAB III
Metodologi Penelitian
6
Waktu Dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2021-30 Juni 2021 di desa Klangonan Kecamatan
Kebomas Kabupaten Gresik
Alat :
Cangkul Kecil
Sekop
Bahan :
Polibag
Tanah
Pupuk
Benih jagung
Cara kerja :
3.setelah tanah dimasukan ke polibag, semai benih jagung ke tanah yang sudah dimasukkan ke polibag
Daftar pustaka
[BBPPTP] Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya
Jagung. Bandar Lampung : Balai Pengkaji Teknologi Pertanian.[BIT LIPI] Balai Informasi Teknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2009. Jagung. UPT Pangan dan Kesehatan.
7
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Jagung Per Provinsi.Ananty AD. 2008. Uji Efektivitas Pupuk
Organik Hayati (Bio-Organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin
(Brassica chinensis) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ardi A. 2010. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Interval Pemberian Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays). J. Agronobis 2:1-6.
Ardiyaningsih PL. 2009. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Melalui Subtitusi Pupuk Anorganik
dengan Pupuk Organik. J. Agronomi 13(1):38-44.
Budiman H. 2013, Budidaya Jagung Organik Varietas Baru yang Kian Diburu. Yogyakata : Pustaka Baru
Press.
Damanik MMBD, Hasibuan BE, Fauzi, Syarifudin, Hamidah H. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan.
Medan : USU press.Ekowati D, Nasir M. 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Varietas Bisi-
2 pada Pasir Reject dan Pasir Asli di Pantai Trisik Kulonprogo (The Growth Of Maize Crop (Zea Mays L.)
Bisi-2 Variety On Rejected and non Rejected Sand at Pantai Trisik Kulon Progo). J. Manusua dan
Lingkungan 18(3):220-231.
Ester LNL, Fahrizal H, Iswandi A. 2008. Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam
Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk Anorganik pada Tanaman Sweet Sorghum [Sorghum bicolor (L.)
Moench]. J. Tanah dan Lingkungan 10(2):72-76.
Goenandi DH. 2006. Pupuk dan Teknologi Pemupukan Bernasis Hayati. Jakarta : Yayasan John Hi-Tech
Idetama.Hakim N. 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah Masam dengan Teknologi Pengapuran Terpadu.
Padang : Andalas University Press.