Bio Laporan Jagung Dan Lalat Buah
Bio Laporan Jagung Dan Lalat Buah
Bio Laporan Jagung Dan Lalat Buah
Disusun oleh:
Kelompok 1
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Syaifur Rijal, S.Pd. yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Pengamatan..................................................................................................2
1.4 Hipotesis..................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................4
2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan dan Hewan...................4
2.2 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan...............................................................4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan................................6
2.4 Objek Pengamatan...................................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................9
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................................9
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................................9
3.3 Variabel Penelitian...................................................................................................9
3.4 Alat dan Bahan.......................................................................................................10
3.5 Langkah Kerja........................................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................12
4.1 Hasil Pengamatan...................................................................................................12
4.2 Pembahasan............................................................................................................13
BAB V PENUTUP..........................................................................................................16
5.1 Kesimpulan............................................................................................................16
5.2 Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
LAMPIRAN....................................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Pada Tumbuhan:
1. Apakah media penanaman yang berbeda akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada jagung ?
2. Bagaimana perbedaan pertumbuhan dan perkembangan jagung
pada media tanam yang berbeda ?
3. Media apa yang paling baik digunakan untuk penanam jagung ?
1.2.2 Pada Hewan:
1. Bagaimana tahapan metamorfosis pada lalat buah ?
2. Metamorfosis apa yang terjadi pada lalat buah ?
3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan lalat buah untuk masuk dalam
wadah ?
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan lalat buah untuk mengubah
telur menjadi lalat dewasa ?
1.4 Hipotesis
1.4.1 Tanaman Jagung
2
1. Terjadinya pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan jagung.
2. Pada media tanah jagung akan tumbuh subur.
3. Pada media kapas pertumbuhan jagung akan melambat, terjadinya
perbedaan warna daun yang lebih menguning.
4. Pada media air tanaman jagung tidak akan tumbuh.
1.4.2 Lalat Buah
1. Lalat buah mengalami metamorfosis sempurna, karena lalat buah
mengalami berubahan bentuk yang berbeda dari tahap telur hingga
menjadi lalat dewasa.
2. Waktu yang dibutuhkan lalat buah untuk masuk dalam wadah sangat
singkat yaitu satu hari setelah pengamatan dilakukan.
3. Waktu yang dibutuhkan lalat buah untuk bertelur hingga menjadi lalat
dewasa membutuhkan waktu sekitar seminggu.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Tertinggalnya kotiledon di dalam tanah, namun plamula tetap menembus
tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil. Umumnya terjadi pada biji
monocotyledoneae.
Contoh: jagung, padi, kacang kapri,dll.
Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun.
Selanjutnya, tumbuhan mengalami pertumbuhan sebagai berikut:
1) Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apikal (terdapat
pada ujung batang dan ujung akar), yang menyebabkan pemanjangan
akar dan batang.
2) Pertumbuhan Sekunder
Terjadi akibat aktivitas pembelahan metosis pada jaringan meristem
sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar
bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas:
a. Kambium vaskuler: diantara xilem dan floem,
menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk
xilem dan ke arah luar membentuk floem.
b. Kambium gabus: jaringan pelindung yang menggantikan
fungsi jaringan epidermis yang rusak / mati.
Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.
2.1.2 Pada Hewan
A. Fase Embrionik
Fase yang dimulai dari terbentuknya zigot sampai berkembang
menjadi embrio.
a. Tahap morula
Zigot mengalami pembelahan mitosis berulang kali.
Sel yang terbentuk menjadi blastomer.
Blastomer yang berkumpul tidak berongga disebut
morula.
b. Tahap blastula
Sel morula terus membelah diri membentuk suattu
bola sel berongga berisi cairan yang disebut blastula.
Rongga bagian tengah blastula disebut blastosol.
Tahap pembentukan blastula disebut blastulasi.
c. Tahap grastula
Timbul lekukan tubuh yang semakin nyata.
Timbl lapisan dinding tubuh embrio serta rongga
tubuh (gastrosol).
Pelekukan nantinya akan berubaha menjadi anus yang
disebut blastopor.
5
Embrio telah terbentuk dan menghasilkan tiga lapisan
embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
d. Tahap organogenesis
Proses pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang
dari tiga lapisan grastula.
Lapisan ektoderm: lapisan terluar, berkembang
menjadi rambut, kulit,sistem saraf, dan indra.
Lapisan mesoderm: lapisan tengah, berkembang
menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran
darah, dan alat eksresi.
Lapisan endoderm: lapisan terdalam, berkembang
menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan.
B. Fase Pasca-embrionik
Dimulai sejak hewan lahir atau menetas, contohnya
metamorfosis. Metamorfosis merupakan proses perubahan bentuk
secara bertahap dari larva hingga menjadi dewasa.
a) Metamorfosis sempurna (holometabola)
Ditandai adanya fase pupa / kepompong. Contoh: kupu-
kupu, lalat, tawon, dan lebah.
b) Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola)
Perubahan bentuk yang tidak mengalami fase pupa.
Contoh: kecoak, capung, jangkrik, belalang.
6
g) Asam traumalin: membantu menutup luka dan membentuk
jaringan baru.
B. Faktor Eksternal
a) Nutrisi: unsur makronutrien dan mikronutrien.
b) Cahaya: untuk fotosintesis.
c) Suhu: berkaitan dengan enzim sebagai katalisator.
d) Kelembaban: berpengaruh terhadap laju penguapan /
transpirasi.
e) Tanah: sebagai media dan kebutuhan nutrisi unsur hara.
f) Aerasi: kandungan oksigen di dalam tanah, dipergunakan
untuk aerasi pada akar.
2.3.2 Pada Hewan
A. Faktor Internal
1) Faktor gen
Gen merupakan substansi / mamteri genetik yang turun dari
induk kepada turunannya.
2) Faktor hormon
a) Tiroksin: mengendalikan pertumbuhan hewan.
b) Somatomedin: merangsang pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil: memengaruhi perkembangan fase
larva dcan fase dewasa (khusus invetebrata).
B. Faktor Eksternal
a) Nutrien: sebagai sumber energi.
b) Air: sumber mineral.
c) Cahaya matahari: membantu pertumbuhan tulang karena
terdapat vitamin D.
d) Oksigen: untuk berespirasi.
e) Lingkungan: memuncullkan kemampuan adaptasi.
7
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
Adapun tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umunya berketinggian antara 1-3 meter, ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6 meter. Tinggi tanaman dapat diukur dari permukaan
tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.tanaman jagung
membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi
baik. Tanah diolah pada kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah.
2.4.2 Hewan Lalat Buah
Berikut klasifikasi lalat buah:
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Dhrosophila
Spesies : Drosophila melanogaster
Drosophila melanogaster memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap zat
beracun, sehingga dapat dijadikan bioindikator untuk menguji efek biologis zat
tertentu serta untuk mendeteksi kadar polutan yang ada di lingkungan.
Drosophila melanogaster termasuk dalam kategori hewan yang
mengalami metamorfosis sempurna yaitu telur - larva (instar I) - larva (instar II) -
larva (instar III) - pre pupa - pupa - imago (Suharsono & Nuryadin, 2019).
Drosophila melanogaster memiliki siklus hidup yang sangat singkat yaitu sekitar
10-12 hari.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9
Setiap wadah diisi 4 biji jagung.
3.3.2 Hewan Lalat Buah
a) Variabel bebas : buah pisang yang digunakam untuk
menarik lalat buah.
b) Variabel terikat : metamorfosis pada lalat buah.
c) Variabel terkendali : wadah bening sebagai tempat
penelitian.
10
Letakkan di tempat yang terkena sinar chaya
matahari langsung. Amati setiap hari.
c) Penanaman pada media air:
Ambil 1 buah cup jelly (tidak perlu dilubangi).
Masukkan air sebanyak setengah cup jelly.
Masukkan 4 biji jagung yang telah direndam ke
dalam cup jelly.
Letakkan di tempat yang terkena sinar cahaya
matahari langsung. Dan amati setiap hari.
3.5.2 Hewan Lalat Buah:
Ambil 1-2 buah pisang dan buka 2 sisi bagian kulitnya.
Letakkan pisang ke dalam toples.
Letakkan toples pisang pada tempat terbuka, biarkan hingga
lalat masuk ke dalam toples.
Setelah lalat masuk, tutup toples dengan kasa dan karet
gelang.
Amati perkembangan lalat buah pada toples setiap hari.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
Diagram Pertumbuhan Tinggi Tanaman Jagung
25
20
Tinggi Tanaman Jgung (cm)
15
10 tanah
kapas
5 air
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 14
i1
pa
m
sa
11
Tanggal Keterangan
09 Agustus 2022 Praktikum pengamatan lalat buah dilakukan.
11 Agustus 2022 Belasan lalat buah masuk ke dalam toples.
16 Agustus 2022 Terlihat ada telur dan beberapa lalat buah kecil.
23 Agustus 2022 Terlihat pupa di atas kasa, jumlah lalat buah di dalam toples
tak hingga sehingga tidak bisa dihitung.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tanaman Jagung
Berdasarkan data diatas, tanaman jagung dengan media tanah lebih
cepat tumbuh dibandingkan dua media lainnya. Adapun kondisi tanaman
jagung pada media tanah lebih subur. Kondisi daun yang hijau, batang
yang kuat serta akar berwana putih yang menandakan bahwa jagung
dengan media tanah tumbuh kuat dan sehat. Dalam 9 hari berturut-turut
rata-rata pertumbuhan jagung dengan media tanah setinggi 2,26 cm per
harinya. Pada hari ke-14 pengamatan, tingginya menunjukkan angka 23
cm yang menandakan bahwa adanya pertumbuhan yang pesat. Maka, hal
tersebut sejalan dengan dugaan kami bahwa, tanaman jagung pada media
tanah ini akan tumbuh subur dengan didukung faktor eksternal dan
internalnya. Pada faktor internal, hormon di dalam jagung bekerja
13
sempurna karena adanya dukungan dari faktor eksternal yang terpenuhi.
Adapaun faktor eksternal yang terpenuhi antara lain nutri yang terkandung
dalam media tanah tersebut, pemberian air yang cukup, serta penempatan
tanaman pada cahaya matahari langsung.
Pada tanaman jagung dengan media kapas, pertumbuhannya sedikit
melambat dibanding dengan media tanah. Ketika memulai
perkecambahan, akar pada tanaman jagung dengan media kapas berwarna
kuning. Menandakan jagung akan tumbuh dengan akar yang cepat busuk
sehingga mudah tumbang. Namun, pada daun tanaman jagung dengan
media kapas ini warnanya sama hijau seperti pada media tanah. Sampai
disini hipotesis yang kami berikan juga sejalan, bahwa hijaunya daun pada
tanaman jagung dengan media kapas disebabkan karena cahaya yang
diberikan dapat memenuhi kebutuhan untuk proses zat hijau. Sedangkan
pada akarnya tadi disebabkan karena kurangnya pasokan nutrisi yang
terdapat dalam unsur hara tanah. Karena pada media kapas ini tanaman
jagung hanya memperoleh mineral tanpa nutrisi lainya.
Tanaman jagung dengan media air tidak mengalami pertumbuhan
dan perkembangan sedikitpun. Walaupun proses imbibisi (masuknya air
ke dalam biji) terjadi, namun perkecambahan tidak terjadi sama sekali. Hal
ini membuktikan hipotesis kami benar. Tanaman jagung pada media air
tidak dapat tumbuh dikarenakan biji terendam air terus menerus yang
menyebabkan pembusukan biji, serta tidak adanya nutrisi yang tersedia
selain mineral. Sehingga pada grafik tidak terlihat sama sekali perubahan
pertumbuhan maupun perkembangan pada tanaman jagung dengan media
air.
4.2.2 Hewan Lalat Buah
Dari data yang telah disajikan dapat diketahui bahwa lalat buah
(Drosophila melanogaster) mengalami metamorfosis sempurna.
Metamorfosis pada lalat buah ini ditandai pada perubahan bentuk yang
terjadi, mulai dari telur -larva (instar I-III) – pupa – hingga menjadi lalat
dewasa.
Setelah 2 hari praktikum dilaksanakan, ternyata lalat buah baru
masuk ke dalam toples. Hal ini sedikit melenceng dari hipotesis kami yang
menyebutkan bahwa, lalat akan masuk ke dalam toples setelah satu hari
pengamatan. Setelah menganalisis, baru diketahui bahwa kondisi
kematangan buah yang digunakn sebagai bahan untuk menarik lalat buah
sangat mempengaruhi. Semakin sempurna tingkat kematangan buah yang
digunakan maka lalat buah akan cepat masuk ke dalam toples,begitupun
sebaliknya.
14
Setelah 5 hari lalat masuk ke dalam toples, baru terlihat telur di
atas buah pisang dan sekeliling toples. Pada hari ke-12 setelah lalat masuk
ke dalam toples, baru terlihat pupa diatas kain kasa.
Menurut (S Suharsono,2019) metamorfosis lalat buah juga
tergantung pada faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan faktor
makanan sangat berpengaruh terhadap populasi serangga.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan sebelumya, dapat
disimpulkan:
5.1.1 Tanaman Jagung
Berdasarkan uraian yang tertera di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pertumbuhan dan perkembangan jagung pada media tanah lebih
cepat tumbuh daripada media kapas dan air. Pada media air ,jagung tidak
akan tumbuh disebabkan tidak adanya nutrisi yang cukup untuk proses
pertumbuhan. Tumbuhan jagung pada media tanah dan kapas sama-sama
memiliki daun yang hijau tetapi akar dari media kapas lebih lemah
daripada media tanah. Serta pertumbuhan dan perkembangan jagung
dipengaruhi oleh cahaya matahari, air, nutrisi, kondisi biji jagung, dan
lingkungan sekitar.
5.1.2 Hewan Lalat Buah
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan pada lalat buah dipengaruhi oleh
seberapa busuk makanan/buah tersebut. Semakin busuk makanan/buah
tersebut, maka lalat buah akan lebih cepat hinggap dan melakukan
metamorfosis, mulai dari lalat buah bertelur, menjadi larva, membentuk
pupa hingga menjadi lalat buah dewasa. Sebaliknya, apabila
buah/makanan tersebut tidak terlalu busuk, maka lalat buah akan lebih
lama untuk datang pada makanan/buah tersebut. Juga pertumbuhan dan
perkembangan pada lalat buah tergolong cepat, karena hanya
membutuhkan kurang lebih 10-12 hari untuk siklus hidupnya.
5.2 Saran
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disarankan supaya:
5.2.1 Tanaman Jagung
Perhatikan kondisi biji jagung agar tumbuh dengan baik dengan
cara sebelum menanam jagung, rendam biji jagung kurang lebih 3
menit.
Perhatikan lingkungan sekitar dengan cara meletakkan tumbuhan
ke tempat yang lebih aman agar tidak rusak, maupun hilang.
16
Serta lebih baik menanam tumbuhan jagung pada media tanah
agar akar lebih kuat dan tidak mudah tumbang.
5.2.2 Hewan Lalat Buah
Pilijlah buah/makanan yang cepat busuk atau dengan tingkat
kematangan yang sempurna.
letakkan buah/makanan ke tempat yang lembab, agar lalat buah
cepat hinggap pada buah dab masuk ke dalam wadah.
Hitunglah jumlah lalat buah awal yang masuk dan amati setiap hari
untuk mendapatkan hasil metamorfosis lalat buah yang jelas.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Turidho, A. (2016, Desember 15). Laporan Pertumbuhan Jagung. Dipetik
Agustus 26, 2022, dari www.slideshare.net:
https://www.slideshare.net/aisyahturidho/laporan-pertumbuhan-jagung?
from_acton=save
Ulfah, D. M. (2019). Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan
Hewan. Dipetik Agustus 23, 2022, dari www.ilmiahku.com:
https://www.ilmiahku.com/2019/05/Laporan-Praktikum-Pertumbuhan-
dan-Perkembangan-Hewan.htnl?m=1
19
LAMPIRAN
Tanaman Jagung
1
(03 Agustus 2022)
2
(04 Agustus 2022)
3
(05 Agustus 2022)
20
4
(06 Agustus 2022)
5
(07 Agustus 2022)
6
(08 Agustus 2022)
7
(09 Agustus 2022)
21
8
(10 Agustus 2022)
9
(11 Agustus 2022)
14
(16 Agustus 2022)
Nama Gambar
Telur
22
Larva
Pupa
23