Contoh Naskah Drama - Bahasa Indonesia Kelas VIII

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

NASKAH DRAMA

Tugas Bahasa Indonesia // VIII I

Tema : Misteri

Anggota kelompok : Bernadinus Yudistira Aditya V (02)


Firya Al Thof Jauza (09)
Intan Ghifra Tsani (10)
Laela Silviana Sari (13)
Muhammad Rafi Wijaya (16)
Seloptik Harlismoyo Rochim (26)

Nama Tokoh : 1. Rafi (Detektif Jojon)


2. Seloptik (Dr. Sapiro)
3. Aditya (Kanjeng Besar)
4. Intan (Wakil Sarna)
5. Laela (Bu Direktur Siti)
6. Firya (Gadis Remaja dan anak buah Direktur Kepolisian(Peran ganda))

SALURAN AIR
Di sebuah malam yang terang, kini sedang dihiasi oleh sinar rembulan di atas kabut
malam. Suasananya sangat sunyi, dimana hanya terdengar suara burung hantu saja. Dan yang
membuatnya semakin mencekam, ialah saluran air kota Jayakarta yang dipenuhi bangkai ikan
yang mengapung. Air yang terasa sangat janggal, dan jelas sekali bahwa air itu sudah
tercampur oleh racun. Dan lebih buruknya, air itu digunakan sebagai sumber kehidupan para
tunawisma pinggir kota. Tidak heran bahwa para tunawisma yang menyentuhnya jadi jatuh
sakit. Hal ini terjadi selama 3 bulan ini, tanpa adanya hasil pemecahan masalah apapun.
Akhirnya seorang detektif dipanggil untuk menyelesaikannya. Detektif bernama Jojon,
yang dipercaya sebagai detektif yang tidak bisa menemukan jalan buntu pada suatu kasus. Ia
datang ditemani oleh putra sekaligus asistennya, Dr. Sapiro, untuk memenuhi panggilan
seorang wakil kepolisian bernama Sarna yang merupakan wakil dari Komisaris Perwira
Kepolisian di kota itu.

Wakil Sarna : (Mempersilahkan detektif dan asistennya duduk di sebuh sofa ruangannya)
Terimakasih telah memenuhi panggilan kami, detektif Jojon dan Dr. Sapiro.
Detektif Jojon : Sama-sama nyonya. Masalah apa yang harus kami selesaikan?
Wakil Sarna : (Menghela nafas gelisah) Begini, saluran air di sebelah Timur tercemar oleh
racun. Kami dari kepolisian belum menemukan asal dari racun itu.
Padahal
saluran itu adalah sumber air yang dibutuhkan oleh para tunawisma yang berada
di pinggir kota. Banyak yang menjadi korbannya, sedangkan kami tidak ingin
jumlah korban bertambah. Jadi.kami mohon bantuan dari anda, tuan detektif.
Detektif Jojon : Baiklah nyonya. Kami siap menangani masalah ini. Benar ‘kan Sap? (Menoleh
ke arah asistennya)
Dr. Sapiro : Iya ayah. Kami siap melaksanakannya.
Wakil Sarna : (Tersenyum lega) Kami benar-benar berterimakasih, tuan detektf.

Setelah keluar dari kantor kepolisian, mereka berdua berjalan ke arah Timur kota dan
mulai mencari lokasi tersebut. Mencoba mencari bukti, menggali informasi, dan melakukan
beberapa tindakan sembunyi-sembunyi yang hanya diketahui olehnya saja. Hingga mereka
sampai di tujuan. Mereka berdua cukup dibuat tertegun oleh pemandangan air sungai yang
dihiasi oleh bangkai-bangkai ikan yang mengapung.

Detektif Jojon : Sapir, lihatlah. Tempat yang begitu buruk untuk saluran air.
Dr. Sapiro : Iya ayah. Betapa banyaknya ikan yang mati di sini.
Detektif Jojon : Sepertinya kita perlu mengambil sampel air di sini.
Dr. Sapiro : Serahkan padaku ayah. Sudah menjadi keahlianku.

Ketika Dr. Sapiro sedang mengecek sampel air itu, detektif beralih mencoba mencari
tahu dari mana hulu saluran tersebut. Ia lalu berpapasan dengan seorang gadis remaja yang
sedang berjalan dengan payung hitamnya.

Detektif Jojon : (Menghampiri gadis kecil itu dengan senyum sopannya) Permisi nona. Bolehkah
paman bertanya?
Gadis Remaja : (Menangguk dengan senyumnya) Tentu saja paman,
Detektif Jojon : Apa nona tahu dimana hulu saluran air ini?
Gadis Remaja : (memandang saluran air yang dimaksud,dan kembali mengangguk) Tentu
paman. Ini berasal dari Utara Kota, sekitar daerah industri.
Detektif Jojon : Pantas saja begitu tercemar.. (Menggumam pelan) Baiklah, terimakasih atas
informasinya nona.
Gadis Remaja : Sama-sama paman. (Gadis itu berjalan pergi)
Dr. Sapiro : (Datang dengan membawa sampel airnya) Ayah lihat! Air ini mengandung
banyak zat beracun.
Detektif Jojon : Jelas saja. Saluran ini dari daerah industri bagian Utara.
Dr. Sapiro : Lantas?
Detektif Jojon : Pabrik itu jelas menggunakan bahan kimia. Target kita beralih ke pabrik yang
banyak menggunakan bahan Kimia.
Dr. Sapiro : (Mengeluarkan sebuah map yang berisi kumpulan kertas-kertas, membukanya)
Ada beberapa pabrik. Tapi yang paling banyak adalah milik Kanjeng Besar.
Dialah satu-satunya yang mampu menggunakan bahan itu sesuai keinginannya.
Detektif Jojon : Baik. Kita ke sana. Lekas hubungi kepolisian.
Dr. Sapiro : Baik ayah. (Mengambil ponsel dari saku celananya) Nyonya, kami telah
menemukan sumber racunnya. Tempatnya ada di pabrik milik Kanjeng Besar.
Cepatlah datang ke ke sana.

Setelah menghubungi kepolisian, mereka berdua langsung bergegas lari menuju daerah
perindustrian arah Utara, tanpa menggunakan kendaraan samasekali.
mereka sampai disebuah pabrik milik Kanjeng Besar. Tak lama, Detektif Jojon dan Dr.
Sapiro bertemu dengan wakil Sarna beserta seorang wanita yang terlihat tegas. Dialah Direktur
Kepolisian, Direktur Siti, disertai oleh satu orang anak buah darinya.

Direktur Siti : Jadi ini sumber racun itu. Baiklah, kita tangkap pria besar itu,!
Detektif Jojon : (Menahan direktur Siti dengan mengangkat salah satu tangannya) Tunggu
sebentar..
Direktur Siti : Tunggu apalagi detektif? Kita harus bertindak sebelum dia kabur! Wakil Sarna,
tolong siapkan borgol.
Wakil Sarna : Siap Direktur. (mengambil sebuah borgol dari tas kecil yang ada di
Pinggangnya)
Dr. Sapiro : Tapi bisakah kita lakukan secara baik-baik?
Direktur Siti : (Menyingkirkan tangan detektif Jojon dengan tegas) Tidak. Ini bukanlah hal
yang bisa kita lakukan secara baik-baik jika pelakunya adalah Kanjeng Besar.
(Kembali beralih ke pintu pabrik) KANJENG BESAR!! KELUAR!! KAMI
DARI KEPOLISIAN!!
Kanjeng Besar: (Keluar dengan wajah terkejutnya, namun segera ditutupi oleh wajah tanpa
dosa dan kekhawatiran) Ada apa ini ribut-ribut? Mengganggu waktuku saja.
Direktur Siti : Kau tau apa yang kau lakukan Kanjeng Besar! Limbah pabrikmu mencemari
saluran air kota ini!
Wakil Sarna : Betul Kanjeng Besar, akibat perbuatanmu banyak tunawisma yang menjadi
korban dan jatuh sakit.
Kanjeng Besar: Tunawisma? Maksudmu makhluk tak berguna itu? Mereka hanya sampah kota.
Yang kubutuhkan hanya uang. Apa urusan kalian?
Wakil Sarna : Kau tak pantas mengatakannya Kanjeng Besar. Mereka manusia sama sepertimu
juga. Apa tidak ada rasa kasihan di haimu?
Kanjeng Besar: Kasihan? Lucu sekali. Hanya orang lemah seperti kalian yang bisa
merasakannya. Tidak untuk orang kuat sepertiku.
Detektif Jojon : Kau mungkin kuat. Dan sebaiknya kau gunakan kekuatan itu untuk melindungi
orang-orang lemah.
Kanjeng Besar: (Mengalihkan pandangan ke sebuah dermaga) Oh, aku harus pergi. Kapalku
sudah datang. Selamat tinggal semuanya (Mulai berlari pergi.)
Direktur Siti : (Mengejar Kanjeng Besar, di susul oleh wakil Sarna) Jangan lari kau pria besar!
Kanjeng Besar: (sebuah botol kimia yang ia bawa pecah, dan dia terpeleset jatuh) Argh kakiku!!
Direktur Siti : (Menangkap dan mencengkram bahu kanan Kanjeng Besar dengan geram)
Inilah balasan yang kau terima dari perbuatanmu yang seenaknya. Wakil Sarna,
tahan dia!

Kanjeng Besar akhirnya diborgol oleh wakil Sarna dan satu anak buahnya,
menggiringnya ke kantor polisi.
Setelah kejadian itu, Kanjeng Besar dihukum atas perbuatannya yang sudah
menjatuhkan tidak sedikit dari jumlah korban tunawisma. Sungai turut dibersihkan, dan limbah
sudah bersih dari sungai tersebut. Itu semua berkat detektif Jojon dan Dr. Sapiro yang sudah
membantu kepolisian memecahkan kasus pencemaran aliran air di kota Jayakarta yang kini
sudah bersih dan asri kembali. Kota menjadi lebih tenang dan nyaman, serta tidak ada lagi
saluran yang terkontaminasi oleh racun racun apapun.

Anda mungkin juga menyukai