LP INPARTU Revisi Satrio

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

“INPARTU”

Oleh :

SATRIO DWI CAHYONO

20650230

PRODI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2020
LAPORAN PENDAHULUAN INPARTU

A. Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis)
dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi
uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. (APN, 2008).

Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
(Mitayani, 2009).

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun ada beberapa teori yang
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, pengaruh tekanan pada saraf
dan nutrisi. (Hanifah, 2011).
1. Teori Penurunan Hormon
1 – 2 minggu sebelum partus, terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen.
Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone menurun.
2. Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menyebabkan kontraksi rahim.
3. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser atau ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi
uterus.
5. Induksi Partus
a. Gagang Laminaria: Beberapa laminaria dimasukkan ke dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang fleksus frankerhauser.
b. Amniotomi: Pemecahan ketuban.
c. Oksitosin Drip: Pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
C. Klasifikasi Inpartu
1. Persalinan Spontan
Yaitu bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan Buatan
Yaitu bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar seperti alat forceps, vakum,
dan section caesarea.
3. Persalinan Anjuran
Yaitu bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari luar dengan jalan rangsangan
seperti induksi, amniotomi, dan lain-lain.
Teori peregangan Kehamilan Cukup Bulan
Teori penurunan plasenta (37-42 minggu)
Pohon Masalah Teori prostaglandin
Teori iritasi mekanik
Tanda-tanda Inpartu
Kala I

HIS ( power,
Dilatasi serviks Kontraksi uterus
passanger,passageway,psikologis)

Pembukaan Persalinan Spontan


lengkap

Peningkatan Nyeri Pengeluaran plasenta


Kala III Kontraksi baik
Metabolisme Persalinan Kala II

Kontraksi kuat Kontraksi lemah


Kesiapan
Persalinan Kontraksi uterus Kala IV
menurun
Dorongan fetus ke Dorongan kuat pada janin ke Atonia uteri
uterus dan serviks arah serviks dan perineum
Risiko Perdarahan

Risiko Perdarahan
Regangan pada uterus dan
serviks meningkat Episiotomi Laserasi jalan lahir

Perangsangan reseptor
nyeri pada uterus dan
serviks Kerusakan integritas Kerusakan integritas Terjadi luka
kulit kulit
Risiko Infeksi
Nyeri Nyeri akut
Persalinan
D. Manifestasi Klinis
1. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
a. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering-sering atau susah BAK karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresinya bertambah dan bisa
bercampur darah (bloody show).
2. Tanda-tanda Inpartu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
E. Faktor-faktor Inpartu
1. Power (kekuatan yang mendorong janin keluar)
a. His (kontraksi uterus), yaitu gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang
terjadi untuk sementara waktu.
b. Retraksi, yaitu pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadi
kontraksi.
c. Tenaga sekunder (mengejan), yaitu kontraksi otot-otot dinding perut dan
diafragma serta ligmentous action terutama ligament rotundum.
2. Passage atau Jalan Lahir
a. Tulang panggul
b. Serviks
c. Vagina dan dasar panggul
3. Passenger atau Janin
a. Kepala janin
b. Plasenta
c. Selaput dan cairan ketuban

F. Proses Persalinan
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, serviks mulai membuka dan
mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
a. Fase Laten
 Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secar bertahap.
 Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm.
 Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase Aktif
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bartahap (kontraksi
dianggap akurat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit,
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
 Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

2. Kala II (Pengeluaran Janin)


a. Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi.
 Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
 Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
 Perineum terlihat menonjol.
 Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
 Peningkatan pengeluaran lender dan darah.
b. Mekanisme Persalinan
 Penurunan kepala
 Fleksi
 Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
 Ekstensi
 Ekspulsi
 Rotasi luar (putaran paksi luar)

3. Kala III (Pengeluaran Plasenta)


Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Setelah bayi
lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras, plasenta menjadi tebal
2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh
plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau
dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri, seluruh proses
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100 – 200 cc. 
Tanda-tanda lepasnya plasenta:
a. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
b. Tali pusat memanjang
c. Semburan darah tiba-tiba
 Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secar bertahap.
 Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm.
 Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

4. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu. Hal yang harus
dilakukan setelah plasenta lahir yaitu:
a. Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi
baik dan kuat.
b. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan
pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari
dibawah pusat.
c. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
d. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)
perineum.
e. Evaluasi keadaan umum ibu
f. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat di
bagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian
dilakuka
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
6. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
b. Riwayat Kebidanan
7. Riwayat Psikososial, Spiritual, dan Budaya
8. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan Fisik

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kala I
a. Nyeri b/d kontraksi uterus, dilatasi serviks
b. Kelelahan  b/d peningkatan kebutuhan energi selama persalinan
c. Kecemasan b/d kekhawatiran terhadap leselamatan ibu dan janin, kurang
pengetahuan proses persalinan
d. Kesiapan persalinan b/d peningkatan metabolisme
2. Kala II
a. Nyeri akut b/d tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/ peregangan 
jaringan (perineum), kompresi saraf, kontraksi
b. Resiko infeksi b/d prosedur invasif berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap
patogen, persalinan lama atau pecah ketuban
c. Perubahan curah jantung b/d fluktuasi pada aliran darah balik vena
3. Kala III
a. Nyeri akut b/d trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan
b. Risiko kekurangan volume cairan b/d kurang atau pembatasan masukan oral,
muntah, diaforesis, peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia
uterus, laserasi jalan lahir
c. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama melahirkan, kesulitan
pelepasan plasenta
4. Kala IV
a. Nyeri akut b/d trauma mekanis atau edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
b. Kekurangan volume cairan b/d kelelahan, kegagalan miometrium dari mekanisme
homeostatik
C. Intervensi (SDKI, SLKI, SIKI)I

No Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Standard Intervensi Keperawatan

Indonesia Indonesia
1 Kesiapan persalinan SLKI : SIKI :
Defiinisi :
Tujuan : Edukasi Persalinan
Pola mempersiapkan,
Setelah tindakan keperawatan Observasi :
mempertahankan dan
3x24 jam kondisi pada periode  Identifikasi tingkat pengetahuan
memperkuat proses kehamilan
kehamilan yang dihitung sejak  Identifikasi pemahaman ibu tentang
dan persalinan serta perawatan
hari pertama haid terakhir persalinan
bayi baru lahir
hingga dimulainya persalinan Terapiotik :
membaik  Sediakan materi dan media
Kriteria hasil : pedidikan kesehatan
1. Nausea menurun  Jadwalkan pendidikan kesehatan
2. Perdarahan pervaginam sesuai kesepakatan
menurun  Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Nyeri abdomen menurun
 Berikan reinforcement positfe
4. Mood labil menurun
terhadap perubahan perilaku ibu
Edukasi :
 Jelaskan metode persalinan yang ibu
inginkan
 Jelaskan persiapan dan tempat
persalinan
 Anjurkan ibu menggunakan teknik
management nyeri persalinan tiap
kala
 Anjurkan ibu cukup nutrisi
 Ajarkan teknik relaksasi untuk
meredakan kecemasan dan ketidak
nyamanan persalinan
 Ajarkan ibu tanda tanda persalinan
dan tanda tanda bahaya persalinan

Anda mungkin juga menyukai