Iodimetri
Iodimetri
Iodimetri
’’ IODIMETRI “
S1 RK-B Semester 4
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titrasi redoks merupakan titrasi terhadap larutan analit berupa reduktor
atau oksidator dengan titran berupa larutan dari zat standar oksidator atau
reduktor. Prinsip yang digunakan dalam titrasi redoks adalah reaksi reduksi
oksidaasi atau dikenal denga reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi yang
melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron, sehingga terjadi perubahan
bilangan oksidasi.
Titrasi redoks terdiri dari beberapa jenis. Penggolongan jenis titrasi
redoks berdasarkan pada jenis oksidator maupun reduktor yang digunakan
sebagai titran atau larutaan standar. Kelima jenis titrasi redoks tersebut adalah
permanganometri (Larutan standar KMnO4), Bikromamometri (lsrutan
standar K2Cr2O7), Bronatometri (Larutan standar KBrO3), serta Iodimetri
( larutan standar I2), dan iodometri (larutan standar Na2S2O3).
Penerapan titrasi redoks sendiri dalam bidang farmasi salah satunya
adalah untuk penentuan kadar pada Vitamin C, rasa masam yang terdapat
pada vitamin C disebabkan oleh kandungan asam askorbat dalam vitamin C
tersebut, untuk asam askorbat sendiri penentuan kadarnya dapat dilkaukan
metode tirasi redoks karena asam askorbat lebih mudah teroksidasi.
Titrasi yang paling sering digunakan adalah iodometri dan iodimetri.
Titrasi iodometri atau tak langsung merupakan titrasi terhadap larutan analit
dengan larutan natrium tiosulfat sebagai larutan standar, sedangkan titrasi
iodimetri atau secara langsung merupakan titrasi terhadap larutan analit
dengan larutan iodin sebagai larutan standar (titran) dengan menggunakan
indikator amilum.
Pada praktikum kali ini, metode titrasi redoks yang dilakukan adalah
titrasi iodimetri. Sampel yang akan digunakan pada praktikum ini adalah Lar.
Floridina untuk titrasi iodimetri.
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk menentukan kadar suatu asam askorbat (vit c) dalam floridina
dengan menggunakan titrasi iodimetri dengan menggunakan Larutan baku
iodin sebagai titrannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan
reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi
redoks biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir.
Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan
adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan
mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang
lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang
lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan
iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan
dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru
pada saat tercapainya titik akhir. Dalam proses analitis, iod digunakan sebagai
zat pengoksid (iodimetri).
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi
kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap
penurunan bilangan oksidasi. Berarti proses oksidasi disertai hilangnya
elektron sedangkan reduksi memperoleh elektron. Oksidator adalah senyawa
di mana atom yang terkandung mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Sebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung mengalami kenaikan
bilangan oksidasi. Oksidasi-reduksi harus selalu berlangsung bersama dan
saling menkompensasi satu sama lain. Istilah oksidator reduktor mengacu
kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya saja.
3.2 Bahan
1. Amylum
8. Floridina (sampel)
9. Iodium
10. Aquadest
11. Na2S2O4
BAB IV
METODE KERJA
A. Standarisasi Iod
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Siapkan iodium di dalam buret.
3. Siapkan 10 mL Na2S2O4 + 2 mL amylum, masukan ke dalam erlenmeyer.
4. Lakukan titrasi hingga berwarna biru. Ulangi titrasi hingga 3x lalu catat
hasilnya.
B. Kadar Vit C
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Timbang sampel (floridina) sebanyak 10 mL.
3. Masukan sampel ke dalam labu ukur, tambahkan air sampai 100 mL.
4. Ambil 10 mL larutan yang sudah diencerkan ke dalam erlenmeyer,
tambahkan 2 mL amylum.
5. Titrasi dengan iod, hingga berwarna biru. Lakukan sebanyak 3x.
Kemudian catat hasilnya.
BAB V
Titrasi ke - Volume
1 24 mL
2 24,02 mL
3 24 mL
Rata-rata 24,06 mL
B) Kadar Vit C
1 0,7 mL
2 1 mL
3 0,8 mL
Rata-rata 0,83 mL
Massa Sampel :
1. 10,530 mg
2. 10,210 mg
3. 10,490 mg
Rata – rata = 10,410 mg
5.2 Perhitungan
A) Standarisasi Iod
V1 x N1 = V2 x N2
Iod = Na2S2O4
24,06 x N1 = 10 x 0,1
N1 = 10 x 0,1 / 24,06
= 0,041 N
B) Kadar Vit C
% Kadar = V t x N t x fp x Bst asam askorbat x 100 %
mg sampel
= 0,83 x 0,041 x 10 x 88 x 100 %
10,410
= 0,287 %
5.3 Pembahasan
Titrasi secara iodimetri atau titrasi langsung adalah dimana zat pereduksi
langsung dititrasi dengan larutan baku iodium, sedangkan titrasi secara
iodometri adalah iodin di runah ke iodium, lalu iodium yang tebentuk dititrasi
dengan larutan baku natrium tiosulfat.
Pada percobaan ini, yang pertama dilakukan metode titrasi iodimetri.
Dimana pada titrasi ini, sampel yang digunakan adalah floridina. Penentuan
kadar asam askorbat harus dilakukan dengan metode iodimetri karena asam
askorbat lebih mudah teroksidasi.
Alasan penggunaan iodium karena Iodium merupakan kristal hitam
mengkilat yang mudah dimurnikan dengan cara sublimasi (resublimated
Iodine), tidak larut dalam air,larut dalam alkohol dan dalam larutan KI,karena
terbentuknya ion triiodida. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang
mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C
mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga
dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada
titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum
yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah didapatkan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa titrasi iodimetri dan memperoleh volume titran sebanyak
0,83 mL dan persentase kadar yang diperoleh adalah 0,287 %
DAFTAR PUSTAKA
Day & Underwood, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi kelima, Jakarta :
Erlangga
Rohman, Abdul. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Digi Art Yogya. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti,. 2007. Pengaruh Suhu
dan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli
(Brassica oleracea L), Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XV, No. 2.
Semarang.
Wahyuni, Sri Raharjoe Asj’ari, dan Ahmad Hamim sadewa,. 2008. Kajian
Kemampuan Jus Buah Tomat (Solanum lycopersicum) dalam
Menghambat Peningkatan Kadar Malondyaldehide Plasma Setelah
Latihan Aerobik Tipe High Impact, Jurnal Kesehatan, Vol. 1, No. 2,
ISSN : 1979 – 7621. Yogyakarta.