Hysys Guidance
Hysys Guidance
Hysys Guidance
1. Phase
Campuran sebanyak 100
lbmole/hr dengan komposisi (%
mole) Propana 69%, n-Butana
21% dan n-Pentana 10%.
Tentukan phase campuran tsb
pada 140 F dan 200 psia, apakah
1 phase (Liquid atau Vapor saja)
atau dua phase? Gunakan PR.
Langkah:
File > New > Case > Add >
masukan 3 komponen diatas
Fluid Pkgs (add > Pilih Peng
Robinson)
Enter Simulation
Masukan Stream biru pada
Object Palette
Masukan di kolom kondisi:
T = 150 F,
P = 200 psia &
Molar Flow = 100 lbmole/hr.
Masukan di kolom komposisi
Propane : 0.69
n-Butane : 0.21
n-Pentane : 0.10
*dengan satuan Mole Fractions
Hasil:
Bisa dilihat pada kolom kondisi,
bila nilai = 0 berarti fasenya
liquid total tapi bila = 1 maka
fasenya vapor total. Dan bila
diantara 0 dan 1 maka ada
campuran.
2. Boiling & Dew Point
Campuran sebanyak 100
lbmole/hr dengan komposisi (%
mole) Propane 69%, n-Butane
21% dan n-Pentane 10%.
Tentukan boiling point
campuran tsb pada 200 psia.
Gunakan PR.
Langkah:
Lakukan seperti yang practice 1
sampai masukan stream biru
Masukan komposisinya
Isi Vapour / Phase Fraction
1 untuk boiling
0 untuk dew
Masukkan P = 200 psia dan
mass flow 100 lbmole/hr
Hasil:
Bisa dilihat pada kolom kondisi,
Untuk Dew Point = 54.70 oC
Untuk Boiling Point = 74.59 oC.
3. CGR dan WGR
Tentukan CGR (Condensate
Gas Ratio) dan WGR (Water
Gas Ratio) dalam satuan
Sbbl/MSCF pada 21 bar dan 50
o
C.
Komponen, sbb:
*Note
Sbbl = Standard barrels
MMSCF = 1 Mill std ft3
Standard diukur pada 60 F dan
1 atm.
Langkah:
Masukan komponen diatas
Masuk ke tab Hypothetical
untuk C6 sampai C11
Klik Hypo Manager lalu add
masukan judul group
Pilih Hydrocarbon sebagai
component class nya.
Add Hypo 6x lalu masukan
Nama, MW, Density nya.
Klik Estimation Unknown
Props
Nilai warna biru adalah input
kita dan merah adalah kalkulasi.
Setelah sudah close 2x lalu add
group/hypo untuk per satu satu.
Pakai SRK sebagai FP.
Enter simulation
Masukan steam biru dan isikan
komposisi dan kondisi sesuai
diatas.
Masukan 3 phase separator
dengan inlet (Feed), Vapour
(Vapour), Light (Condensate)
dan Heavy Liquid (Water).
Lalu isikan Molar Flow Vapour
1 MMSCFD
Show Tabel pada setiap stream
dan pilih variabel Temperature,
Pressure, Molar Flow dan Mass
Flow.
Hasilnya bisa dilihat berapa
Sbbl/day / 1 MMSCFD.
4. Petroleum Fraction
Tentukan fase dan mass flow
dari 100000 barrel/day crude oil
pada 450 F dan 75 psia dengan
data, sbb:
Langkah:
Masukan komponen diatas
Gunakan PR sebagai FP.
Di Oil Manager dimasukan
basis-1 lalu tekan Enter Oil
Environment
Pilih Add, lalu bulk menjadi
Used, isi Standard Density
dengan 54.82 lb/cuft, Viscosity
type nya Dynamic, Viscosity 1
Temp 100 F, dan 2 nya 210 F.
Assay Data Type nya menjadi
TBP lalu Edit Assay dan
masukan sesuai data diatas lalu
OK.
Klik Light Ends dan rubah
Ignore menjadi input
composition lalu pada Input
Data pilih Light Ends dan
isikan sesuai data diatas.
Klik Calculate lalu Close
Klik Cut/Blend lalu Add dan
Add lagi lalu close.
Klik Instal Oil lalu ketik Crude
Oil di Stream Name
Return to Basis Environment
Selanjutnya klik Return to
Simulation Environment
Lalu Save As untuk disimpan
sebagai Crude Oil Plant apabila
ingin digunakan lagi.
Masukan Stream biru lalu cek
komposisinya dan masukan
kondisinya sesuai data diatas.
Lalu bisa dilihat fasenya dan
juga mass flownya dibawah.
Unit Operasi
1. Valve
Liquid di flash oleh valve
menuju tekanan 1 atm dan
dimasukkan ke separator.
Komposisi molar flows liquid
jenuh pada tekanan 100 psia:
Metana : 50 lbmol/hr
Etana : 70 lbmol/hr
Propana : 60 lbmol/hr
Tentukan flow dan komposisi!
Langkah
File > New > Case
Component > Add > Masukan 3
komponen diatas
Fluid Pkgs > Add > PR
Enter Simulation
Masukan Stream biru (beri
nama Feed) > isi komposisi
(basis Mole Flows)
Isi kondisi > Vap Phase 0 > P
100 psia > Molar flow 180
lbmol/hr
Masukan Valve > Inlet (Feed) >
Outlet (VLV Out)
Worksheet > VLV Out P 14.70
psia > akan terlihat pressure
drop pada ∆P
Masukan Separator > Inlet
(VLV Out) > Vapour Outlet
(Vap) > Liquid Outlet (Liq)
Untuk memunculkan tabel >
klik kanan pada streamnya lalu
show table.
Hasil:
2. 3-Phase Separator
Berapa output Gas, Oil dan Air
saat Input Stream 25.000 BPD,
21 bara dan 50 oC. Komposisi:
3. Heat Exchanger
Berapa panas yang dikeluarkan
jika benzene P = 400 kpa dan
T = 90 oC ingin didinginkan ke
40 oC dengan HE oleh air
dengan suhu 25 oC 400 kpa dan
laju alir 1000 kg/hr benzene dan
10000 kg/hr air. Serta:
a. Suhu output saat transfer panas
1000 kj/ch
b. Laju alir jika output air 30 oC.
Langkah:
Masukan benzene & water serta
PR sebagai Fluid Pkgs
Masukan 2 stream biru
(dinamain benzene dan water)
Benzene: T = 90 oC, P = 400 kpa
dan mass flow 100 kg/hr dengan
komposisi benzene = 1
Water: T = 25 oC, P = 400 kpa
dan mass flow 10000 kg/hr
dengan komposisi water = 1
Masukan HE, Tube in : Benzene
dan Tube out : Benzene out.
Shell in : Water dan Shell out :
Water out
Klik parameter : asumsikan DP
Shell : 2 psig dan tube : 5 psig
Klik worksheet lalu masukan T
benzene out : 40 oC
Klik Rating lalu lihat overal UA
(itu menunjukkan kj/Ch alias kj
per oC yang dibutuhkan)
Untuk mengetahui suhu
benzene out saat UA 1000 kj/Ch
dihapus dulu T benzene out nya
lalu masukan UA 1000 Kj/Ch.
Lalu Untuk mengetahui laju alir
saat water out 30 oC. Hapus dulu
heat flow nya lalu masukan
benzene out T 40 oC dan hapus
mass flow water dan masukan T
water out 30 oC dan hasilnya
mass flow nya akan lebih kecil
sehingga pompa pun akan
menjadi lebih kecil.
Hasil:
4. Pompa (untuk liquid)
Berapa Power yang dibutuhkan
untuk memompa Metanol
dengan laju alir 5000 kg/hr, P =
100 kpa menuju 6 barg. Berapa
kenaikan suhunya serta jika
Power yang diberikan ialan
6000 kJ/hr berapa kenaikan
suhunya?
Langkah:
Component: masukan Metanol
dan water lalu pakai PR.
Masukan Stream biru (beri
nama Metanol Suction) dengan
T = 25 oC, P = 100 kpa dan mass
flow 5000 kg/hr. Komposisinya
metanol 0.86 dan water 0.14
Masukan pompa dengan inlet
(Metanol Suction) dan outlet
(Metanol discharge)
Masukan P out 6 barg serta
kolom energy diisi Energy-
Pump. Maka akan terlihat heat
flow nya pada Stream Energy
serta Power nya.
*Kj/h / 3600 = kW
Untuk memperjelas bisa dishow
tabel di stream nya lalu double
klik untuk mengatur isinya.
Dihapus P out nya dan masukan
heat flow 6000 kJ/hr dan bisa
terlihat berapa kenaikan
tekanannya.
Hasil:
Tekanan berbanding lurus
dengan power yang diberikan.
5. Kompressor
Berapa Power yang dibutuhkan
untuk mengompres 73%
Metana 27% Etana pada suhu
33 oC dengan laju alir 20
MMSCFD dengan tekanan awal
2 barg menuju 16 barg dan
adiabatic efisiensinya adalah
86%. Tentukan berapa kenaikan
suhu serta jika Power yang
diberikan 1500 KW berapa
kenaikan suhunya?
Langkah:
Masukan Methane & Ethane
lalu pilih PR.
Masukan Stream biru dan beri
nama GAS Suction dengan T =
33 oC serta P = 3 barg dan 20
MMSCFD molar Flow
Isi komposisi nya sesuai diatas.
Masukan Kompresor, Inlet
(GAS Suction), Outlet Gas
Discharge dan energy diisi E-
100
Worksheet diisi P nya 16 barg.
Bisa dilihat Power nya pada E-
100
Lalu hapus P out nya dan isi
1500 kW pada Heat Flow
stream merah nya maka bisa
terlihat kenaikan tekanan dan
suhunya berapa.
Hasil:
Tekanan akan berbanding lurus
dengan Temperature dan Power
yang digunakan.
6. Turbin
Berapa power yang dihasilkan
jika kita punya 1000 kg/jam
steam dengan 500 oC dan 6000
kpa serta efisiensi 78% dan
pressure output 200 kpa serta
berapa kg/jam air yang
dibutuhkan agar power 1 MW.
Langkah:
Component masukan H2O lalu
pakai PR.
Masukan turbin dan isikan inlet
1 lalu outlet 2 dan energynya E-
100
Masukan kondisi input seperti
di soal serta efisiensi di
parameter 78% dan masukan
output kondisi dan juga
dimasukan komposisinya 1.
Untuk hasilnya bisa diliat di
stream energy heat flow nya dan
double klik setelah show tabel
lalu masukan variabel Power
dan bisa terlihat Powernya.
Hapus mass flownya lalu
masukan energy 1 MW dan bisa
terlihat berapa air yang
dibutuhkan di Worksheet.
7. Splitter
Pisahkan i-Butane dan
component ringan lainnya
dengan dew point 145 psia dan
bubble point 153,5 psia. Serta i-
Butane 5% masih terdapat di
bottom dan n-butane 5% masih
terdapat di top. Gunakan
GRAYSON-STREED as FP.
Dengan kondisi operasi sebagai
berikut:
Langkah:
Masukan komponen
Gunakan Greyson-Streed as FP
Masukan stream lalu isikan
mole fraction dan kondisi
operasinya.
Masukan Splitter dan isikan
inlet, outlet dan energy
streamnya.
Masukan split di top:
Propane :1
i-Butane : 0.95
n-Butane : 0.05
i-Pentane :0
Di Parameter:
Vapour Fraction : Top =1
Bottom = 0
Pressure sesuai keterangan
Show Tabel pada setiap Stream
8. Reaktor konversi
(CH4 Combustion)
Komposisi:
Metana : 0.01 lbmole/hr
Oksigen : 0.02 lbmol/hr
Kondisi operasi:
25 oC dan 0 barg.
Berapa jumlah komponen dan
temperature akhir reaksinya ?
Langkah:
Masukan komposisi CH4, O2,
H2O dan CO2. Dan gunakan PR
as FP.
Klik Reactions
Lalu Add, pilih Conversion
dan masukan bahan bakunya
lalu produknya dan setting
Coeff:
CH4 : -1
O2 : -2
CO2 : 1
H2O : 2
Basis, pilih Methane sebagai
Base Component dan Vapour
Phase di Rxn Phase nya dan Co
100. Lalu close.
Klik Reaction Set lalu hapus
yang Global Set dan Add Set
lalu aktifkan di Active List
dipilih lalu centang. Dan
terakhir Add to FP.
Enter simulation Environment.
Masukan Stream Biru dan beri
nama Methane lalu isikkan
komposisinya 1.
Kondisinya 25 oC, Pressurenya
0 barg dan molar flownya 0.01
kgmole/hr.
Masukan Stream Biru dan beri
nama Oksigen lalu isi
komposisinya dengan 1.
Kondisi operasi nya sama tapi
molar flownya 0.02 kgmole/hr.
Masukan Reaktor Konversi
Inlet (Methane dan Oksigen),
Vapour Outlet (Gas), Liquid
Outlet (Liquid).
Pilih Reactions dan klik
Reaction set nya Set-1.
Lalu show tabel pada setiap
stream nya dengan variabel
Temperature, Pressure,
Komposisi setiap Component
dan Molar Flow. maka akan
terlihat T, P, m dan Component
disetiap Stream nya.
9. Distilattion Column
Ammonia murni dihasilkan dari
campuran Ammonia-Acetone-
Water dengan 17 Stages include
reboiler dan condenser total. Feed
pada Stage 13 dan side draw pada
stage 5. Dengan data seperti
berikut:
Langkah:
Masukan komponen seperti
diatas lalu gunakan NRTL as FP
Masukan Stream Biru dan
isikan komposisi sesuai diatas.
Isikan kondisi Temperaturenya
473 K dan Pressurenya 1583
kPa.
Masukan Distillation Column
lalu pilih Total Condenser, dan
masukan Q Condenser pada
Energy Condenser, Q Reboiler
pada Energy Reboiler dan Feed
pada Inlet, Overhead pada Ovhd
Outlet, Bottom pada Bottom
Outlet, dan Side Draw pada
Optional Side Draw, dan 13
sebagai Inlet Stage dan 16 pada
Jumlah Stage. Lalu Next
Masukan 290 psia pada
Condenser pressure dan 10 Psi
pada Condenser Pressure Drop
dan 300 psia pada Reboiler
Pressure dan ubah DP reboiler
menjadi 1.5 kPa. Lalu Next 2x
dan Done. Lalu klik Specs dan
delete semua Variabel.
Terlihat DOF nya 3 maka harus
memasukan 3 Variabel yang
diinginkan. Lalu tekan Add
Pilih Column Draw Rate ubah
nama menjadi OverheadRate
dan pilih Overhead@COL1
pada baris Draw dan ketik 3702
pada Spec Value.
Pilih Column Draw Rate lagi
lalu ubah namanya menjadi Side
Draw Rate dan pilih Side
Draw@COL1 di draw serta
masukan 18 kgmole/h di Spec
Valuenya.
Yang terakhir pilih Column
Reflux Ratio dan pilih
Condenser di Stage serta
masukan 0.6753. Lalu close.
Bisa terlihat bahwa DOF = 0
dan tekan Run
Lalu tekan Parameter untuk
melihat Pressure, Temperature
dan flow pada tiap stage dan
tray.
Untuk melihat detail distillation
column-nya ketik Column
Environment.
Lalu bisa dilihat hasilnya
dibawah.
Operation Logika
1. Set
Untuk menetapkan nilai dari
proses variabel yang spesifik
dengan variabel lain yang
sejenis (contohnya Temperature
dari 2 Stream).
2. Adjust
Memvariasikan nilai satu
variabel independen untuk
memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan (Variabel
Dependen). Bisa digunakan
untuk variabel yang berbeda /
sejenis. Dapat digunakan juga
untuk iterasi trial dan error
secara otomatis.
3. Contoh SET & ADJUST:
1. Well dengan komposisi (A dan
B) dengan rasio 80:20 serta
Temperature 120 oC dan
tekanan 40 barg. Diharapkan
gas flow rate dari well adalah
300 MMSCFD dengan WGR 20
Sbbl/MMSCF, gas flow rate
tidak termasuk liquidnya.
2. Flow dari well displit menjadi 2
stream dimana salah satunya
memiliki Std. Gas Flow
(MMSCFD) = 100. FP nya PR.
Data Komposisi:
Catatan:
Std. Gas Flow tidak dapat
diinput secara lansung seperti
Molar Flow (MMSCFD).
Langkah:
Masukan komposisi diatas.
Masuk ke tab Hypothetical
untuk C11
Klik Hypo Manager lalu add
masukan judul group
Pilih Hydrocarbon sebagai
component class nya.
Add Hypo 1x lalu masukan
Nama : C11
NBP[C] : 300
MW : 200
Density : 800 kg/m3
Klik Estimate Unknown Props
Masukan ke Component dengan
Add hypo
Pilih PR sebagai FP.
Enter Simulation Environment
Masukan Stream biru (A) dan
isi komposisi sesuai diatas. Lalu
set kondisi operasinya 120 oC
dan 40 barg.
Masukan Stream biru (B) dan isi
komposisi sesuai data serta
kondisi operasi sama seperti A.
Masukan Stream biru (Air) dan
komposisi 1 serta kondisi sama.
Masukan Mixer dan inletnya A,
B dan Air serta outletnya (Pre
Heater)
Masukan Heater dengan inlet
Pre Heater serta Energy (Q
Heater) dan Outlet nya (Well)
dengan DP 0 psi dan T Well
120 oC.
Bisa terlihat bahwa semua
Stream belum OK (Masih Biru
Muda) karena belum ada Flow.
Tips:
1. Flow Stream A didapatkan
dengan Adjust untuk
dapatkan 300 MMSCFD
pada Stream Well.
2. Flow Stream B didapatkan
dengan SET yang dipasang
antara Stream A dan B.
3. Stream Air didapatkan
dengan Adjust untuk
dapatkan 6000 BWPD pada
Stream Well.
Langkah lanjutan:
Masukan 2 Adjust dan 1 Set.
Untuk SET:
Target : Std Ideal Liq Vol B
Object : Stream A
Multi : 0.25
Offset : 0 barrel/day
Untuk ADJUST-1 :
Adjusted Variabel
Object : Mass Flow A
Target Variabel
Object : Phase Std Gas Flow
(Vapour Phase) Well
Target Value : 300 MMSCFD
Method : Secant
Tolerance : 0.001
Step Size : 9000 kg/h
Minimum :0
Maksimum : 1 Billion
Max Iterasi : 1 Million
Untuk ADJUST-2:
Adjusted Variabel
Object : Mass Flow Air
Target Variabel
Object : Phase Liq Vol
Flow (Aqueous Phase) Well
Target Value : 6000 barrel/day
Method : Secant
Tolerance : 0.001
Step Size : 9000 kg/h
Minimum :0
Maksimum : 1 Billion
Max Iterasi : 1 Million
Masukan flow pada Stream A
dan Water maka nilai tersebut
akan berubah hingga memenuhi
target.
Masukan Tee dengan Inlet
(Well) lalu outlet (to Test
Separator) dan (to Production
Manifold) maka streamnya akan
masih biru.
Masukan Adjust-3
Adjusted Variabel
Object : Flow Ratio [Flow
Ratio_1) Tee
Target Variabel
Object : Phase Std Gas
Flow [Vapour Phase] to Test
Separator
Target Value : 100 MMSCFD
Method : Secant
Tolerance : 0.01
Step Size : 0.01
Minimum :0
Maksimum : 1
Max Iterasi : 1 Billion
Karena masih belum OK
Buka TEE lalu Parameter dan
Flow Ratio nya di masukan 0.1
untuk to test.
Double klik pada Stream to Test
Separator lalu lihat Properties
dan juga Std Gas Flow nya bisa
diliat 100 MMSCFD.
4. Recycle
Sebuah gas ingin dinaikan
tekanannya dengan Gas
Compression Plant. Gas
dipisahkan dari liquidnya
dengan Separator 1 dengan
asumsi DP 0 dan efisiensi
kompresor 72.5% dengan
tekanan dinaikan enjadi 1000
psia. Lalu diturunkan suhunya
dengan cooler dengan DP 10
psi. Temperature diatur sampai
memiliki kandungan 80%
methane (mole fraction). Gas
outlet kemudian dipisahkan
dengan Separator 2 dengan DP
0. Dengan data, sbb:
Pertanyaan:
1. Letak recycle dimana?
2. T out cooler?
3. Flow rate (lbmole/hr) gas
produk?
4. Flow rate (lbmole/hr) keluaran
recycle?
Langkah:
Masukan komponen diatas dan
gunakan PR as FP.
Masukan Stream Biru dan isi
komposisi sesuai data diatas
serta kondisinya.
Masukan Separator 1 dan inlet
(Inlet Gas), Vapour Outlet
(Vap) dan Liquid Outlet (Liq).
Lalu close.
Masukan Compressor dan inlet
(Vap), Energy (Q Comp) dan
Outlet (Feed Cooler).
Atur efisiensinya di Parameter
(72.5%) dan isi P out nya 1000
psia.
Masukan Cooler dan inlet (Feed
Cooler), Energy (Q Cooler) dan
Outlet (Feed Sep 2). Lalu
masukan DP nya 10 psi dan
isikan Temperature Feed 50 oF
di tab Worksheet.
Masukan Separator 2 dan inlet
(Feed Sep 2), Vapour Outlet
(Gas Hasil) dan Liquid Outlet
(Recycle).
Masukan Stream Biru dan beri
nama Liq Recy lalu klik Define
from Other Streams lalu pilih
Recyle di Available Stream.
Double klik pada Separator 1
lalu inlet ditambah Liq Recy.
Masukan Recycle dan inlet
(Recycle), Outlet (Liq Recy).
Karena belum Converged, lalu
Masukan Adjust dan atur:
Adjusted Variabel:
Object : Feed Sep 2
Variabel : Temperature
Target Variabel:
Object : Gas Hasil
Variabel : Master Comp Mole
Frac (Methane)
Target Value : 0.8
Tolerance : 1e-3
Step Size : 10 F
Minimum :1F
Maximum : 1000 F
Iterasi : 1000
Lalu bisa dilihat hasilnya.
5. Spreadsheet
Digunakan untuk melakukan
perhitungan terencana pada
variabel variabel di proses serta
dapat digunakan untuk rumus
kompleks matematika dan
Boolean Logic. Spreadsheet
juga memiliki akses lengkap
kesemua variabel proses serta
logika.
Contoh kasus:
Optimasikan Crude Oil pada
Plant Design No. 4 dengan
mengatur P di Separator karena
dengan menaikan P makan
produksi Liquid pun akan naik.
dengan perhitungan operasi
margin yang didefinisikan
sebagai perbedaan antara liquid
yang terambil kembali
dikurangi biaya utility reboiler
dan condenser dan dihitung
dalam $/day.
Cost Factors:
1. Recovered liquid = $28/bbl
2. Electric condenser= $0.04/kwhr
3. Gas for reboiler = $2.5/MMBtu
4. Power Factor = 3.412 Btu/kwhr
Langkah:
Masukan 4 buah Set
Lalu pada Set 3 atur:
Target Variabel:
Pressure Stab Vapour
Source:
Gas
Multiplier :1
Offset : -10 psi
Atur Set 4:
Target Variabel:
Pressure Bottom
Source:
Gas
Multiplier :1
Atur Set 5:
Target Variabel:
Pressure Oil
Source:
Oil & Water
Multiplier :1
Atur Set 6:
Target Variabel:
Pressure Water
Source:
Oil & Water
Multiplier :1
Masukan Spreadsheet lalu beri
nama Economics
Klik Add Import lalu pilih Cell
A1, Object (Pump Out),
Variabel (Std Ideal Liq Vol
Flow)
Klik Add Import lagi dengan
A2, Q Condenser dan Heat Flow
Klik Add Import lagi A3, Q
Reboiler dan Heat Flow
Lalu klik tab Spreadsheet
dibawah dan input Keterangan
Seperti dibawah:
Maka akan jadi seperti ini:
Masukan Databook lalu Insert
dan pilih Pressure LP Crude.
Insert lagi Mass Flow Stab
Feed, Stab Vapor dan Stab
Bottom.
Lalu insert lagi Heat Flow Q
Conderser & Q Reboiler.
Kemudian insert Std Ideal Liq
Vol Flow Pump Out
Dan terakhir Insert B12, B13,
B14 dan B17 Economics.
Klik Case Studies dan pilih
Pressure LP Crude Ind dan
selain itu Dep. Lalu tekan View
Pilih Independent Variables
Setup dan isikan Low 275, High
375 dan Step Size 5. Lalu Start,
Untuk melihat hasilnya tekan
Result dan ada opsi Graph juga.
Klik Setup untuk memilih
variabel apa yang akan dilihat.
Centang yang B17 saja lalu
Result.
6. Balance
Digunakan untuk provide Heat
& Material Balance antara inlet
dan outlet. Dan ada 6 type
Balance Opearation. Agar
Solve, yang harus diinput te
antara temperature / pressure
output (tak boleh keduanya).
Contoh:
Buatlah 1. Balance Heat and
Material Balance dengan
composisi komponen :
Methanol : 40%
Acetic Acid : 40 %
Air : 10%
M-Acetate : 10%
Kondisi Operasi :
Tin : 164.6 F
Tout : 86 F
Pin : 100 psig
Molar Flow : 0.9107 MMSCFD
Masukan Komponen serta
gunakan PR as FP
Masukan 2 Stream Biru lalu
isikan kondisi serta komposisi
sesuai data diatas.
Masukan Balance dan gunakan
Component Mole & Heat Flow
Balance Type.
Maka bisa dilihat bahwa Heat
Flow dan Mass & Molar Flow
akan sama baik di input maupun
output.
Plant Design
Langkah:
Masukan komponen diatas
Masuk ke tab Hypothetical
untuk C7F sampai C18F
Klik Hypo Manager lalu add
masukan judul group
Pilih Hydrocarbon sebagai
component class nya.
Add Hypo 5x lalu masukan
Nama, MW, Density nya.
Klik Estimation Unknown
Props
Nilai warna biru adalah input
kita dan merah adalah kalkulasi.
Setelah sudah close 2x lalu add
group/hypo untuk per satu satu.
Pakai Peng Robinson
Enter Simulation
Masukan Stream biru dan isi
Composition serta kondisi
operasinya 150 oF dan 800 psia
dengan flow rate 10000
lbmol/hr. Lalu close
Masukan Valve (beri judul)
Choke Valve dan isikan Inlet
(Crude) serta Outletnya (LP
Crude).
Isikan DP nya 500 psi lalu close.
Masukan 3-Phase Separator
Inlet (LP Crude), Vapour (Gas)
Light Liquidnya (Oil) dan
Heavy Liquidnya (Water). Lalu
close.
Masukan Heater beri nama
(Preheat Exchanger) lalu inlet
nya Oil, Energy nya Q heater
dan Outletnya Stab Feed.
Parameter dengan DP 5 psi dan
Tout 250 F. Lalu close.
Masukan Splitter diberi nama
Stabilizer dengan Inlet Stab
Feed, Outlet atas Stab Vapour
dan bawah Stab Bottom serta
Energynya Q Stab.
Splits:
C1 :1
C2 :1
C3 : 0.95
C4 : 0.05
H2O :1
Selain itu 0.
Parameter:
T Vapour : 120 F
P Vapor : 290 psia
Fraction Bot : 0
P bottom : 300 psia
Lalu close.
Masukan Separator dengan
inletnya (Stab Vapour), Vapour
Outletnya (Vapor) dan Liquid
Outletnya (Liquid). Lalu close.
Masukan Compressor dengan
inletnya Vapour, Energynya Q
Compressor dan Outletnya
(Tower Vapour)
Parameter dan Adiabatic
Effisiensinya 72 dan P Tower
Vapournya 1000 psia. Close.
Delete Pre Heat Exchanger serta
Q Heaternya karena kita sudah
mendapatkan Stream Bottom
dari Stabilizer untuk
memanaskan Oil yang akan
diumpankan ke Stabilizer.
Masukan HE dengan Tube
inletnya (Oil), tube outletnya
(Stab Feed), shell inletnya
(Bottom) dan shell outletnya
(Isikan Cooler Feed).
Parameter masukan DP 5 psi
untuk tube dan shell dan ubah
HE model menjadi Weighted.
Lalu close.
Masukan Cooler dengan inlet
(Cooler Feed), Energy (Q
Cooler) dan Outlet (Pump
Feed).
Parameter dan DP 10 psi dan
masukan 150 F pada suhu out.
Lalu close.
Masukan Pump dengan inletnya
(Pump Feed), outletnya (Pump
Out) dan Energy (Q Pompa).
Parameter dan DP 715 psi
dengan adiabatic effisiensinya
76.5%. Lalu close.
Hasil:
2. Lanjutan Case 1
Dari case 1 diinginkan separator
beroperasi secara adiabatik pada
300 psia dan hidrokarbon liquid
mengandung 0.1% (molar) air.
Gantilah Separator 3 fasa
menjadi 2 fasa dan Splitter.
Untuk mendapatkan spesifikasi
kandungan air pada umpan
stabilizer. Gunakan adjust untuk
memvariasikan fraksi air yang
ada di oil stream. Gunakan Set
untuk mengatur kondiri termal
aliran produk dari Splitter
dengan tekanan 300 dan
gunakan lagi set untuk
menspesifikasi temperatur
keluaran karena harus sama
dengan aliran oil + water.
Langkah:
Pakai ulang File Case 1 lalu
Hapus 3-phase Separator lalu
masukan 2-Phase Separator dan
Splitter.
Beri nama Separator lalu
masukan LP Crude sebagai Inlet
dan Gas pada Vapour Outlet
serta isikan Oil & Water pada
Liquid Outlet. Lalu close.
Beri nama Splitter dengan
Separator 2 lalu masukan
Stream Oil & Water sebagai
Inlet dan Oil pada Overhead
Outlet dan ketik Water pada
Bottom Outlet. Serta masukan
Q-Sep 2.
Masukan 300 psia pada Pressure
Oil dan Water di Parameter.
Lalu close.
Masukan Adjust dan 2 buah Set
Atur Set 1:
Target Variabel:
Temperature Oil
Source:
Oil & Water
Multiplier :1
Offset :0F
Atur Set 2:
Target Variabel:
Temperature Water
Source:
Oil & Water
Multiplier :1
Offset :0F
Atur Adjust:
Adjust Variabel:
Object : Separator 2
Variabel : Overhead Fraction
Air
Target Variabel:
Object : Oil
Variabel : Master Comp Mole
Frac Air
Target Value: 0.001
Lalu Parameter:
Toleransi : 1e-6
Step Size : 1e-2
Minimum :0
Maximum :1
Iterasi : 1e6
Lalu close.
Pada Splitter edit Splitterenya
dan masukan 1 pada semua
komponen kecuali H2O
Dari Worksheet Komposisi Oil
akan terlihat H2O sebesar 0.001.
Hasil:
3. Lanjutan Case 2
Diinginkan pemodelan dengan
Kolom Destilasi yang memiliki
8 stage teoritis (diluar
kondenser dan reboiler) serta P
kondenser 290 psia dan DP nya
10 psi. Temperature bottom
360 oF, umpan masuk dari tray 4
dengan suhu sama dengan
umpan yaitu 250 oF dan
temperature kondenser 120 oF.
Produk liquid bawah harus 25
psia.
Langkah:
Lanjutkan Case 2 lalu masukan
Distillation Column
Hapus Separator 1 dan
Stabilizer dan juga Stream
Vapour, Liquid dan Qstab
Pada Distillation Column, pilih
Full Reflux dan namakan
Column Name (Stabilizer), Q-
Condenser pada Condenser
Energy serta Q-Reboiler pada
Reboiler Energy lalu Stab
Vapour pada Ovhd dan Bottom
pada Bottoms dan masukan Stab
Feed pada Inlet Stream dan pilih
tray ke 4 untuk umpan
masuknya serta 8 untuk jumlah
Stagenya. Lalu Next.
Akan tampak 290 psia diatas, 0
psi ditengah dan 300 psia
dibawah. Lalu Next 2x.
Tekan Done.
Klik bagian Specs
Delete semua variabel di
Column Specification dengan
tekan Tab Delete untuk tiap
Variabel nya lalu akan tampak
dibawah DOF = 2 berarti kita
harus menambahkan 2 Variabel.
Lalu tekan Add
Pilih Column Temperature lalu
Add Specs dan masukan
Condensor sebagai Stagenya
dan 120 oF di Spec Value nya.
Lalu close.
Terlihat bahwa DOF = 1, maka
kita harus menambahkan 1
Variabel lagi. Tekan Add
Pilih Column Vapour Pressure
Spec lalu pilih Reboiler pada
Stage dan 25 psia pada Spec
Value. Lalu close.
Tekan Run maka akan
Coverged. Lalu close dan pada
bagian Parameter bisa dilihat
hasilnya.
Tekan Column Environment
untuk melihat lebih detail.
Untuk kembali kesebelumnya
tekan panah keatas sebelah
erlenmeyer di Environment.
Atau CTRL + T
Tekan Parent Environment akan
kembali ke Home.
Masukan Stream Stab Vapour
ke inlet Compressor dan Outlet
sebagai Tower Vapour serta
Energy (Q Compressor). Lalu
close
Hasil:
4. Multi Stage Separation
Pisahkan umpan 1050 psia &
135 oF menjadi gas dan liquid.
Dengan 3 tahap separasi
tekanan pada 260, 90 dan 20
psia untuk menstabilisasi crude.
Heater dipakai sebelum tahap
kedua untuk memnuhi spec
crude vapor pressure 15 psia
pada 100 pF. Gas yang di
masukan ke separator
dimasukan ke 3 stage
kompresor sentrifugal dengan
tekanan keluaran akhir 750 psia.
Keluaran dari setiap compressor
didinginkan hingga 100 oF yang
liquidnya direcycle ke salah satu
stage separator. Liquid stage 1
direcycle ke low pressure
separator, sedangkan liquid
scrubber kedua dan ketiga
direcycle menuju intermediet
pressure separator. Asumsikan
DP 5 psi pada setiap cooler dan
crude heater dan efisiensi
adiabatik kompresor adalah
0.72. Dengan data, sbb:
Langkah:
Masukan komponen dan
hypothetical dari data diatas.
Dan gunakan PR as FP.
Masukan Stream Biru dan
isikan komposisi serta kondisi
operator sesuai data diatas.
Masukan Separator lalu beri
nama Flash 1, dan Inlet (Feed),
Vapour Outlet (Vap F1) dan
Liquid Outlet (Liq F1).
Atur parameternya dan
masukan DP 790 psi.
Masukan Heater dan inlet (Liq
F1), Energy (Q Heater) dan
Outlet (Outlet Heater)
Atur parameterna dengan DP
sebesar 5 psi. Isi T outlet 200 oF.
Masukan Mixer lalu beri nama
Mixer 1 dan inlet (Outlet
Heater) lalu Outlet (Feed F2).
Masukan Separator lalu beri
nama Flash 2 dan inlet (Feed
F2), Vapour Outlet (Vap F2),
dan Liquid Outlet (Liq F2).
Atur parameternya dengan DP
175 psi.
Masukan Mixer dan beri nama
Mixer 2 lalu inlet (Liq F2) dan
Outlet (Feed F3).
Masukan Separator lalu beri
nama Flash 3, inlet (Feed F3),
Vapour Outlet (Vap F3) dan
Liquid Outlet (Crude).
Atur parameternya dengan DP
60 psi.
Masukan Compressor lalu beri
nama Comp 1, inlet (Vap F3),
Outlet (Outlet C1) dan Energy
(Q Comp1).
Atur parameternya, 72
Adiabatic Efisiensi dan isi P
Outlet C1 dengan 80 psia.
Masukan Mixer dan beri nama
Mixer 3, inlet (Outlet C1 dan
Vap F2) dan Outlet ketik Feed
Cool1.
Masukan Cooler dan beri nama
Cool 1, inlet (Feed Cool1),
Energy (Q Cool1), dan Outlet
(Feed F4).
Atur parameternya dengan DP 5
psi dan 100 F pada Feed F4 dan
100 F pada Feed F4.
Masukan Separator lalu beri
nama Flash 4, inlet (Feed F4),
Vapour Outlet (Vap F4) dan
Liquid Outlet (Liq F4).
Masukan Compressor, beri
nama Comp 2, inlet (Vap F4),
Energy (Q Comp2) dan Outlet
(Outlet C2).
Atur parameternya dengan
Adiabatic Efisiensi 72. Lalu
masukan Pressure di Outlet C2
260 psia.
Masukan Mixer dan beri nama
Mixer 4, inlet (Outlet C2 & Vap
F1) dan Outlet (Feed Cool2).
Masukan Cooler lalu beri nama
Cool 2, inlet (Feed Cool2),
Energy (Q Cool2) dan Outlet
(Feed F5).
Atur parameternya dengan DP 5
psi dan 100 F pada Tout.
Masukan Separator dan beri
nama Flash 5, inlet (Feed F5),
Vapour Outlet (Vap F5) dan
Liquid Outlet (Liq F5)
Masukan Compressor dan beri
nama Comp 3, inlet (Vap F5),
Energy (Q Comp3) dan Outlet
(Feed Cool3)
Atur parameternya dengan
adiabatic efisiensinya 72 dan
masukan pressure Feed Cool3
750 psia.
Masukan Cooler lalu beri nama
Cool 3, inlet (Feed Cool3),
Energy (Q Cool3) dan Outlet
(Feed F6).
Atur parameternya dengan DP 5
psi dan isi 100 oF pada
Temperature keluaran.
Masukan Separator dan beri
nama Flash 6, inlet (Feed F6),
Vapour Outlet (Gas) dan Liquid
Outlet (Liq F6)
Masukan Mixer dan beri nama
Mixer 5, inlet (Liq F5 dan Liq
F6) dan Outlet (Liq Return).
Buat 2 Stream dengan nama
Recycle 1 dan Recycle 2. Lalu
yang 1 Define dengan Liq
Return dan 2 Define dengan Liq
F4.
Masukan Recycle 1 di inlet
Mixer 1 dan Recyle 2 di inlet
Mixer 2.
Masukan Recycle lalu beri
nama RCY 1, inlet (Liq Return)
dan Outlet (Recyle 1)
Masukan Recyle lagi dan beri
nama RCY 2, inlet (Liq F4) dan
Outlet (Recycle 2).
Flowsheet sudah komplete.
Gunakan Adjust untuk
menghasilkan crude 15 psia dan
100 oF. Tapi sebelumnya kita
munculkan variabel crude vapor
pressure pada Utility di Stream
Crude.
Klik Stream Crude lalu pilih
Attachments dan Utilities
Lalu klik Create dan pilih Cold
Properties lalu close.
Masukan Adjust dan atur:
Adjusted Variabel:
Object : Outlet Heater
Temperature
Target Variabel:
Object Filter : Utilities
Variabel : Cold Properties
True VP at 100 F
Target Value : 15 psia
Tolerance : 1e-2
Step Size : 18
Minimum :0
Maximum : 1000 F
Iterasi : 1000
Lalu bisa dilihat di Stream
Crude bahwa True Vapor
Pressure 100 F adalah 14.92
psia. Dan Flow Rate pada Gas
7110 lbmole/hr. Dan Flowrate
Crude 62800 barrel/day.
Hasil: