LKM. Kelompok 8. Kasus Rabies
LKM. Kelompok 8. Kasus Rabies
LKM. Kelompok 8. Kasus Rabies
Kasus 8 Subyektif :
Seorang anak-anak berusia 8 tahun dibawa ke a. Biodata identitas pasien :
rumah sakit dikarenakan anak tersebut -pasien anak-anak berusia 8 tahun
mengalami demam sejak 1 minggu yang lalu Obyektif : (di kasus + yang seharusnya ada)
dan tidak kunjung reda, mual muntah, dan a. Pemeriksaan umum
lemas. Gejala tersebut dialami sejak sekitar 10
- demam sejak 1 minggu yang lalu dan tidak kunjung reda
hari yang lalu dimana anak tersebut yang
merupakan pecinta hewan dan suka bermain- - mual muntah, dan lemas
main dengan anjing liar saat sedang berada di
Bali. Dokter memiliki dugaan terhadap adanya PH (Patient history): -
penularan virus rabies. Bagaimana penanganan
pertama dan pengatasan selanjutnya terhadap
rabies pada anak tersebut ? DH (drugs history): -
FH (Family History): -
a. Definisi: Rabies adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh gigitan,cakaran,atau air liur binatang yang terinfeksi
virus rabies.
Patofisiologi rabies melibatkan masuknya virus dari liur hewan penular melalui bagian kulit yang terbuka akibat
gigitan atau cakaran, replikasi virus secara lokal, penyebaran virus secara neuronal dari saraf perifer ke sistem
saraf pusat, serta diseminasi virus ke seluruh tubuh yang diperantarai saraf perifer. Hal ini menjadi dasar
mengapa virus rabies dapat ditemukan pada berbagai sampel jaringan pada penentuan diagnosis post mortem.
FAKTOR RESIKO
-Kesadaran di masyarakat dalam tatacara memelihara hewan yang baik dan benar(vaksin rutin dan tidak
memelihara hewan peliharaan)
-Pengetahuan masyarakat tentang penyakit rabies
-Kesadaran dan kemauan masyarakat dalam melaporkan kasus gigitan hewan penular rabies di Fasilitas
Kesehatan
-Kesadaran masyarakat untuk segera ke pelayanan kesehatan setelah digigit hewat penular rabies untuk
mendapatkan pengobatan sesuai dengan SOP
g. Pembahasan Kasus
Rabies adalah suatu penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies.
Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu penyakit dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitan
hewan penular rabies.
Berdasarkan kasus, usia anak tersebut memiliki risiko masa inkubasi rabies yang pendek. Anjing yang
menggigit tidak diketahui pemiliknya sehingga tidak dapat diobservasi.
Berdasarkan gejala, pasien tersebut masih dalam masa prodromal yang berlangsung dari 2-10 hari
dimana gejala yang muncul berupa rasa tidak enak badan, gelisah, kadang-kadang demam atau mual.
Dalam kondisi seperti ini dapat ditegakkan diagnostik serologik, dimana pasien tidak diberikan
pengobatan pencegahan setelah digigit. Pada diagnostik akan tampak kenaikan yang cepat titer virus
neutralizing antibody yang akan muncul 6-10 hari sesudah awitan gejala. Antibodi semacam ini dapat
dideteksi in-vitro secara cepat dengan menggunakan flouresens antibodi rapid fluorescent focus-
inhibition test (RFIT) atau plaque-reduction neutralizationtest (PRNT).
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu lakukan deteksi bekas luka gigitan hewan, deteksi tanda-tanda
infeksi rabies. Kemudian lakukan Penanganan luka gigitan hewan. Kemudian lakukan pemeriksaan
labrotarorium menggunakan RFIT atau PRNT. Selanjutnya atasi gejala demam, mual muntah, dan lemas
pasien sesuai dengan terapi farmakologi yang telah diberikan. Jika hasil laboratorium terbukti pasien
terkena rabies, lanjutkan dengan pemberian obat dan vaksin sesuai rekomendasi yang tertera pada
terapi farmakologi pasien.
h. KIE
Konseling dan Edukasi :
Keluarga ikut membantu dalam hal penderita rabies yang sudah menunjukkan gejala rabies untuk segera dibawa
untuk penanganan segera ke fasilitas kesehatan. Pada pasien yang digigit hewan rabies, keluarga harus
Binatang peliharaan di rumah disarankan untuk diberikan vaksin rabies sehingga tidak diinfeksi oleh virus.
Apabila digigit atau dicakar binatang yang dicurigai menderita rabies, segera melapor ke puskesmas atau rumah
sakit terdekat untuk mendapatkan virus anti rabies (VAR). Adapun untuk langkah pertolongan pertama jika digigit
Mencuci daerah luka segera mungkin dengan air sabun selama 5 menit untuk mencegah infeksi
Bubuhkan antiseptic seperti betadine setelah di daerah yang tergigit itu di cuci
Segera pergi ke dokter untuk perawatan lebih lanjut dan juga mengetahui apakah ada resiko terinfeksi rabies
atau tidak
Monitoring Obat
1. Purified Vero Rabies Vaccine/Vaksin PVRV Vaksin terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5
ml dalam syringe.
Cara Pemberian Disuntikkan secara intramuscular (IM) di daerah lengan atas (deltoid) atau di wilayah paha
anterolateral (anak-anak umur di bawah 1 tahun)
Dosis untuk anak dan dewasa sama yaitu 0,5 ml dengan 4 kali pemberian yaitu hari ke 0 (dua kali pemberian
sekaligus ) hari ke 7 satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian.
2. Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV) mempunyai kemasan yang terdiri dari dos berisi 7 vial @1 dosis dan 7
ampul pelarut @2 ml dan Dos berisi 5 ampul @1 dosisntra kutan dan 5 ampul pelarut @0,4 ml.
Dosis dan cara pemberian sesudah digigit adalah : cara pemberian untuk vaksinasi dasar disuntikkan secara
subcutan (sc) disekitar pusar. Sedangkan untuk vaksinasi ulang disuntikkan secara intracutan (ic) dibagikan
fleksor lengan bawah. Dosis untuk vaksinasi dasar pada anak adalah 1 ml, dewasa 2 ml diberikan 7 kali
pemberian setiap hari, untuk ulangan dosis pada anak 0,1 ml dan dewasa 0,25 ml diberikan pada hari ke 11,15,30
dan hari ke 90.
3. Serum heterolog (Kuda),mempunyai kemasan bentuk vial 20 ml (1 ml = 100 IU). Cara pemberian: disuntikkan
secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intramuskular. Dosis 40 Iu/KgBB diberikan
bersamaan dengan pemberian VAR hari ke 0, denganmelakukan skin test terlebih dahulu.
4. Serum homolog, mempunyai kemasan bentuk vial 2ml ( 1 ml = 150 IU). Cara pemberian : disuntikkan secara
infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin,sisanya disuntikkan intramuskular. Dosis 20 Iu/ kgBB diberikan
bersamaan dengan pemberian VAR hari ke 0, dengan sebelumnya dilakukan skin test.
Terapi Non Farmakologi :
Membersihkan luka dari saliva yang mengandung virus rabies. Luka segera dibersihkan dengan cara disikat
dengan sabun dan air (sebaiknya air mengalir) selama 10-15 menit.
Gunakan alat pelindung ketika kemungkinan bertemu dengan hewan yang mungkin memiliki rabies.
Nama Kelompok :
M.ZAINURRAHMAN/1800023254
AGUST NOEGROHO/180002356
VICKY ANGGRAENI/180002357
META AYUNI/18000232260
Daftar Pustaka:
1. Kemenkes. 2016. Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan kasus Gigitan Hewan
Penular Rabies di Indonesia.
2. Tanzil, K. 2014. Penyakit rabies dan penatalaksanaannya. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan
Lingkungan. 1(1).