LP CHF - Ulfa Wildana
LP CHF - Ulfa Wildana
LP CHF - Ulfa Wildana
Disusun Oleh:
Ulfa Wildana Hasan
70900120032
Ners XVIII
CI Lahan CI Institusi
( ) ( )
PRODI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
jantung. Pasien dengan gagal jantung memiliki tanda dan gejala, sesak nafas yang
spesifik pada saat istirahat atau saat melakukan aktivitas, rasa lemah, tidak
bertenaga, retensi air seperti kongestif paru, edema tungkai, terjadi abnormalitas
sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu.
B. Etiologi
laktat) dan hipoksia. Kematian sel jantung (infark miokard) merupakan awal
5. Faktor Sistemik
Secara garis besar gagal jantung terjadi akibat penyakit jantung yang
Association (NYHA):
Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang
biasa tidak menyebabkan dipsnea
Kelas 1
napas, palpitasi atau keletihan
berlebihan
Gangguan aktivitas ringan : merasa
nyaman ketika beristirahat, tetapi
Kelas II
aktivitas biasa menimbulkan keletihan
dan palpitasi.
Keterbatasan aktivitas fisik yang nyata :
merasa nyaman ketika beristirahat,
Kelas III
tetapi aktivitas yang kurang dari biasa
dapat menimbulkan gejala.
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik
apapun tanpa merasa tidak nyaman :
gejala gagal jantung kongestif
Kelas IV ditemukan bahkan pada saat istirahat
dan ketidaknyamanan semakin
bertambah ketika melakukan aktivitas
fisik apapun.
Sumber : (Aspiani, 2016)
D. Patofisiologi
Kekuatan jantung untuk merespon stressor tidak mencukupi dalam memenuhi
organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung. Pada tingkat awal
jantung normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada
penurunan curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk
tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan normal.
yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Bila
jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka
darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan
panjang serabut jantung dan kadar kalsium), dan afterload (besarnya tekanan
tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila salah satu komponen itu
ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal
jantung ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru
akut. Karena curah ventrikel berpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu
E. Manifestasi Klinis
diakibatkan oleh tekanan arteri dan vena yang meningkat karena penurunan
terjadi di ventrikel.
pasien mengalami kondisi ortopnea pada saat malam hari yang sering
produksi mukus.
bernafas.
stress karena kesulitan saat bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak
retensi cairan
tidur, bendungan aliran darah yang tadinya berkumpul pada area bawah
ginjal juga ikut relatif meningkat. Dengan demikian, produksi air kencing
malam hari.
F. Penatalaksanaan
1. Terapi Oksigen
3. Terapi Diuretik
garam dan air serta diuretik baik oral atau parenteral. Tujuannya agar
menurunkan preload (beban awal) dan kerja jantung. Diuretik memiliki efek
antihipertensi dengan meningkatkan pelepasan air dan garam natrium. Hal ini
garam natrium ditahan, air juga akan tertahan dan tekanan darah akan
tidak menahan kalium, dan diuretik yang menahan kalium disebut diuretik
hemat kalium.
4. Digitalis
Digitalis diberikan dalam dosis yang sangat besar dan dengan cepat diulang.
Klien dengan gagal jantung lebih berat mungkin mendapat keuntugan dengan
5. Inotropik positif
pada keadaan bradikardi di saat tropin tidak menghasilkan kerja yang efektif
pada dosis 5-20 mg/kg/menit. Dopamin sering kali diberikan dalam bentuk
atau normalsalin.
empat kali sehari dengan tujuan mengistirahatkan klien dan memberi relaksasi
pada klien.
7. Diet
ketegangan otot jantung minimal dan status nutrisi terpelihara sesuai dengan
selera dan pola makan klien dan pembatasan natrium (Ramadhani, 2020).
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Ekokardiografi
pemeriksaan invasife lain tidak lagi diperlukan. Gambaran yang paling sering
dilatasi, dan beberapa kelainan katup adalah dilatasi ventrikel kiri yang
disertai hipokinesis seluruh dinding vertikel. EKG pada pasien CHF et causa
interval PR dan kompleks QRS normal, aksis deviasi kekiri, elevasi dan
depresi segmen ST pada sadapan yang berbeda, terdapat LVH (left ventricular
2. Rontgen toraks
peningkatan tekanan vena paru adalah adanya diversi aliran darah ke daerah
3. Elektrokardiografi
hasil pemeriksaan EKG yang normal perlu dicurigai bahwa hasil diagnosis
salah. Pada pemeriksaan EKG untuk klien dengan gagal jantung dapat
d. Aritmia
e. Deviasi aksis ke kanan, right bundle branch block, dan hipertrofi vertikel
5. Scan jantung
6. Kateterisasi Jantung
gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosis katup atau insufisiensi,
7. Elektrolit
terapi diuretik
8. Oksimetrinadi
H. Komplikasi
1. Edema pulmoner akut: akibat fungsi bilik kiri yang tidak berjalan secara
darah di sekitarnya.
4. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-
angiotensin-aldosteron.
merah
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien : Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
lelah, pusing, Nyeri dada, Edema ektremitas bawah, Nafsu makan menurun,
batuk, dan edema pulmonal akut. Gejala-gejala lain yang mengganggu pasien.
oleh pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Alergi yang dimiliki
pasien
6. Pengkajian data
istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat istirahat atau saat beraktifitas.
pucat.
d. Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.
e. Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat, nokturia, diare atau
konstipasi.
6. Pemeriksaan fisik
b. TTV
hepertrofi ventrikel
c) Perkusi :
yang terjadi pada saat kontraksi isimetris dari bilik pada permulaan
systole
7. Pemeriksaan penunjang
dari gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin meningkat,
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas
ventrikel kiri, perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal.
interstitial
(PPNI, 2017).
C. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan
No Diagnosa
Kriteria Intervensi Rasional
. Keperawatan
Hasil
1. Penurunan Tujuan : a. Identifikasi a. Mengetahui
curah jantung Setelah tanda/gejala tanda dan
berhubungan dilakukan primer gejala primer
dengan tindakan penurunan penurunan
penurunan keperawatan curah jantung curah jantung.
kontraktilitas diharapkan b. Identifikasi b. Mengetahui
ventrikel kiri, curah jantung tanda/gejala tanda dan
perubahan meningkat. sekunder gejala sekunder
frekuensi, penurunan penurunan
irama, dan Kriteria hasil: curah jantung. curah jantung.
konduksi a. Tanda c. Monitor intake c. Ginjal
elektrikal. vital dan output merespon
dalam cairan untuk
rentang menurunkan
normal curah jantung
b. Kekuatan dengan
nadi menahan cairan
perifer dan natrium
meningkat d. Berikan terapi d. Stress emosi
c. Tidak ada terapi relaksasi menghasilkan
edema untuk vasokonstriksi,
mengurangi yang
strees, jika perlu meningkatkan
TD dan
meningkatkan
frekuensi/kerja
jantung
e. Anjurkan e. Melatih pasien
beraktifitas fisik beraktivitas
sesuai toleransi fisik secara
toleran
f. Kolaborasi f. Untuk
pemberian
Disfungsi miokard Beban tekanan Beban sistolik Peningkatan keb. Beban volume Penyakit Aterosklerosis HT
(AMI) Miokarditis berlebih berlebih metabolism meningkat jantung coroner pulmonal
Kontraktilitas Disfungsi
Menurun miokardium
Hambatan pengosongan
Ventrikel
Gagal pompa ventrikel kiri Penurunan curah jantung Gagal pompa ventrikel kanan
Gagal pompa ventrikel kiri Penurunan curah jantung Gagal pompa ventrikal kanan
Defisit
Nutrisi