4855-19064-1-PB Uji Profisiensi Logam Berat Enviro KLHK
4855-19064-1-PB Uji Profisiensi Logam Berat Enviro KLHK
4855-19064-1-PB Uji Profisiensi Logam Berat Enviro KLHK
ABSTRAK
Peran laboratorium lingkungan sangat dibutuhkan dalam pemantauan lingkungan maupun penegakan hukum ling-
kungan di seluruh wilayah Indonesia. Namun kenyataannya, 66% dari sekitar 400 laboratorium yang melakukan
pengujian lingkungan terkonsentrasi di pulau Jawa. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan peningkatan
kinerja laboratorium lingkungan sehingga sebaran kompetensi laboratorium merata di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu evaluasi kinerja laboratorium dapat dilakukan melalui program uji profisiensi sesuai dengan prinsip ISO/
IEC 17043 dan ISO 13528. Program uji profisiensi diikuti oleh 133 laboratorium binaan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan milik pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dengan hasil memuaskan lebih dari 50% un-
tuk parameter Zn, Fe, dan Cd, sedangkan Mn kurang dari 50%. Sebaran laboratorium peserta uji profisiesni yang
dinyatakan memiliki kompetensi dalam pengujian logam berat terpusat di Pulau Jawa, disusul berturut-turut Pulau
Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua. Keberadaan kompetensi laboratorium dengan jum-
lah lebih besar dari 50% menunjukkan bahwa laboratorium lingkungan di Indonesia secara umum sudah memiliki
kemampuan melakukan analisis logam berat dalam air bersih khusunya parameter Zn, Fe, dan Cd. Laboratorium
tersebut diharapkan dapat mendukung perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya menghasilkan
data yang valid untuk pengujian logam berat dalam air bersih.
Kata kunci: uji profisiensi, laboratorium lingkungan, ISO/IEC 17043, ISO 13528
ABSTRACT
The role of environmental laboratory is needed in environmental monitoring as well as enforcement of environmental
law throughout Indonesia. But in fact, 66% of the about 400 laboratories conducting environmental analysis are
concentrated in Java island. Due to this condition, it is necessary to improve the performance of environmental
laboratories so that the distribution of laboratory competence is evenly distributed throughout Indonesia. One of
the laboratory performance evaluation can be done through the proficiency test program in accordance with the
principles of ISO IEC 17043 and ISO 13528. Proficiency testing program is followed by approximately 100 labora-
tory assisted by the Ministry of Environment and Forestry owned by provincial and district/municipal governments
with satisfactory results of more than 50% for Zn, Fe, and Cd parameters, whereas Mn is less than 50%. Laboratory
distribution of proficiency test participants who are stated to have the competence of heavy metal analysis centered
on Java Island, followed by Sumatra Island, Kalimantan Island, Sulawesi Island and Papua Island. The existence
of laboratory competence with a number greater than 50% indicates that environmental laboratories in Indonesia
generally have the ability to perform heavy metal analysis in clean water especially parameters of Zn, Fe, and Cd.
The laboratory is expected to support the protection and management of the environment in particular to produce
valid data for testing of heavy metals in clean water.
Keywords: proficiency test, environmental laboratory, ISO / IEC 17043, ISO 13528
1)
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan KLHK, Kawasan Puspiptek Gd. 210, Jl. Raya Puspiptek-Serpong,
Tangerang Selatan, Banten
82
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
PENDAHULUAN
Keberadaan laboratorium lingkungan sangat Uji Profisiensi adalah salah satu metode
penting dan strategis dalam mendukung untuk mengetahui unjuk kerja laboratorium
program perlindungan dan pengelolaan dengan cara uji banding antar laboratorium.
lingkungan hidup sebagaimana diamanahkan Uji profisiensitahun 2016 ditujukan bagi
dalam Undang - Undang Republik Indonesia laboratorium daerah baik yang belum maupun
No.32 Tahun 2009. Hal ini disebabkan, peran yang telah diakreditasi berdasarkan ISO/IEC
laboratorium lingkungan sangat dibutuhkan 17025 [4]. Parameter yang digunakan untuk uji
dalam pemantauan kualitas lingkungan maupun profisiensi meliputi antara lain Zn, Fe, Mn, dan
penegakan hukum lingkungan di seluruh Cd dalam air bersih. Tujuan penyelenggaraan
wilayah Indonesia. Jumlah laboratorium yang uji profisiensi adalah untuk mengetahui
dapat melakukan pengujian parameter kualitas kompetensi laboratorium lingkungan daerah
lingkungan sekitar 400, dari jumlah tersebut dalam melakukan pengujian parameter logam
hanya 86 laboratorium yang dinyatakan berat dalam air. Hasil evaluasi uji profisiensi
telah memiliki kompetensi dalam melakukan dapat digunakan sebagai kebijakan selanjutnya
pengujian parameter kualitas lingkungan terkait dengan pemenuhan persyaratan
melalui registrasi Kementerian Lingkungan ketelusuran pengujian, peningkatan kapasitas
Hidup dan Kehutanan (KLHK). Enam puluh personel laboratorium, dan pemenuhan
enam persen (66%) dari jumlah laboratorium persyaratan metode standar yang pada
lingkungan tersebut terkonsentrasi di pulau akhirnya terakreditasinya laboratorium
Jawa, sedangkan sisanya tersebar di provinsi, lingkungan di daerah
dan kabupaten/kota luar Jawa [1].
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu METODOLOGI
dilakukan peningkatan kinerja laboratorium Sesuai ISO/IEC 17043, skema uji profisiensi
lingkungan sehingga sebaran kompetensi menggunakan skema simultan. Skema
laboratorium lingkungan merata di seluruh simultan dipilih karena paling sesuai penerapan
wilayah Indonesia. Salah satu evaluasi kinerja di laboratorium lingkungan daripada skema
laboratorium lingkungan terkait pengujian yang lain. Dalam skema simultan, peserta
parameter kualitas lingkungan dan untuk uji profisiensi dalam rentang waktu yang
memantau kinerja secara berkelanjutan dapat ditentukan serentak melakukan pengujian
dilakukan melalui program uji profisiensi. terhadap sub sampel yang diambil secara
Penyelenggaraan program uji profisiensi acak dari sumber bahan yang didistribusikan
mengikuti kaidah - kaidah ISO/IEC 17043 secara simultan kepada seluruh peserta.
tentang Conformity Assessment – General Apapun skema yang dipilih, penyelanggara
Requirement for Proficiency Testing dan untuk wajib membuat perencanaan, penyiapan bahan
evaluasinya mengacu pada ISO 13528, tentang termasuk uji homogenitas dan uji stabilitas,
Statistical Methods for Use in Proficiency serta desain statistika evaluasi hasilnya.
Testing by Interlaboratory Comparisons [2-3]. Bahan uji profisiensi yang didistribusikan
83
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
84
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
85
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
86
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
Tabel 3. Nilai assign value dan SDPA bahan uji mempunyai kriteria hasil memuaskan
profisiensi melakukan pengujian Zn dalam air bersih
Parameter Satuan Assign value δSDPA
sebanyak 54,8% atau 57 laboratorium.
Zn mg/L 0,060 ± 0,001 0,015
Sedangkan sebanyak 42,3% laboratorium
Fe mg/L 0,301 ± 0,004 0,058
peserta dinyatakan tidak memuaskan
Mn mg/L 0,120 ± 0,001 0,026
atau tidak memiliki kompetensi untuk
Cd mg/L 0,060 ± 0,001 0,015
melakukan pengujian Zn dalam air bersih.
Gambar 1. Histogram dan prosentase hasil uji Gambar 2. Histogram dan prosentase hasil uji
profisiensi Zn dalam air profisiensi Fe dalam air
87
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
88
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
Gambar 5. Pemetaan jumlah kompetensi laboratorium melalui uji profisiensi logam berat dalam air
jumlah laboratorium yang kompeten pengujian yang valid, maka batasan kriteria
melakukan pengujian parameter logam keberterimaan pengendalian mutu internal
dalam air terpusat di Pulau Jawa, harus dipenuhi sebelum pelaporan hasil ke
kemudian disusul berturut - turut Pulau
penyelenggara.
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan
Papua. Pengendalian mutu internal yang harus
dipertimbangkan saat pelaporan hasil uji
Sehubungan dengan banyaknya hasil uji profisiensi adalah:
profisiensi laboratorium peserta yang tidak
1) personel laboratorium yang melakukan
dapat dievaluasi lebih lanjut dan tidak
pengujian bahan uji profisiensi harus
memuaskan, maka perlu dilakukan identifikasi
memiliki kompetensi dengan dibuktikan
akar penyebab permasalahan diantaranya adalah
hasil intra-laboratory correlation atau
pada proses pengenceran bahan uji profisiensi
analyst proficiency test untuk parameter
dimungkinkan menggunakan peralatan gelas
logam berat Mn, Fe, Cd dan Zn dalam
volumetrik yang tidak terkalibrasi sehingga air bersih dengan menggunakan peralatan
tidak laik pakai, metode pengujian yang AAS;
digunakan belum divalidasi atau diverifikasi 2) metode pengujian logam berat Mn, Fe, Cd
sebagaimana mestinya, kurangnya kompetensi dan Zn dalam air bersih telah divalidasi
personel dalam melakukan pengujian logam atau diverifikasi sebagaimana mestinya
berat, ketidaklaikan pakai peralatan Atomic sehingga memenuhi persyaratan dan
Absorption Spectrophotometer (AAS) atau sesuai tujuan yang ditetapkan;
spectrophotometer UV-Vis, pembuatan kurva 3) hasil kalibrasi peralatan gelas volumetrik
kalibrasi yang tidak memenuhi kaidah ilmiah, yang digunakan untuk pengenceran bahan
serta lemahnya verifikasi dan validasi data hasil uji profisiensi harus tertelusur ke sistem
pengujian saat pelaporan [11]. Sehubungan satuan internasional memenuhi batas
dengan hal tersebut, untuk menghasilkan data keberterimaan yaitu jumlah ketidakpastian
89
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
dan koreksi kurang dari toleransi peralatan 7) lakukan analisis duplo untuk uji presisi
gelas; terhadap bahan uji profisiensi dengan
4) instrumentasi AAS atau spectrophotometer hasil %RPD ≤ 10% dan lakukan kontrol
UV-Vis yang digunakan untuk pengujian akurasi dengan spike matrix hingga hasil
bahan uji profisiensi harus dikalibrasi %R = 100% ± 10 % [15]
dan/atau uji kinerja khususnya uji akurasi
panjang gelombang dan sensitifitas SIMPULAN
absorbansi memenuhi batas keberterimaan Uji profisiensi diikuti oleh laboratorium
yang ditetapkan oleh pabrikan pembuat
binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan
instrumen tersebut;
Kehutanan (KLHK) milik pemerintah provinsi
5) pembuatan kurva kalibrasi harus
dan kabupaten/kota dengan hasil memuaskan
memenuhi kaidah ilmiah yaitu: lebih dari 50% untuk parameter Zn, Fe,
a. deret larutan kerja terdiri dari 1 (satu)
dan Cd, sedangkan Mn kurang dari 50%.
blanko dan minimal 3 (tiga) kadar
Sebaran laboratorium peserta uji profisiesni
yang berbeda secara proporsional
yang dinyatakan memiliki kompetensi
dimana deret larutan kerja terendah
pengujian parameter logam berat terpusat
adalah limit of quantitation (LoQ)
di Pulau Jawa, disusul berturut - turut Pulau
metode sedangkan deret larutan kerja
Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi
tertinggi sekitar 2 kali kadar bahan
dan Pulau Papua. Keberadaan kompetensi
uji profisiensi. Gunakan bahan kimia
laboratorium dengan jumlah lebih besar
berkualitas murni (pro-analysis)
dari 50% menunjukkan bahwa laboratorium
dengan air demineralisasi yang
lingkungan di Indonesia secara umum sudah
memiliki konduktivitas <1µS/cm [12].
memiliki kemampuan melakukan analisis
b. jika koefisien korelasi regreasi linier
(r) < 0,995, periksa kondisi instrumen logam berat dalam air khusunya parameter Zn,
dan ulangi pembuatan kurva kalibrasi Fe, dan Cd. Keberadaan laboratorium tersebut
hingga diperoleh nilai (r) ≥ 0,995 [13]; diharapkan dapat mendukung perlindungan
c. bila nilai intersep pada persamaan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya
regresi linear yang terbentuk > method menghasilkan data yang valid pengujian
detection limit (MDL), maka ulangi logam berat dalam air bersih.
pembuatan kurva kalibrasi hingga
diperoleh nilai intersep ≤ MDL; UCAPAN TERIMAKASIH
d. periksa nilai tengah kurva kalibrasi Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
dengan melakukan pembacaan terimakasih kepada semua pihak khususnya
deret larutan kerja yang independen Bidang Metrologi, Laboratorium P3KLL dan
(laboratory control standard, LCS) laboratorium peserta yang telah berpatisipasi
hingga menghasilkan %RLCS = 100% ± dalam uji profisiensi logam berat dalam air
5% [14]. bersih.
6) hasil pengujian blanko sebagai kontrol
kontaminan harus kurang MDL;
90
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
91