4855-19064-1-PB Uji Profisiensi Logam Berat Enviro KLHK

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Ecolab Vol. 11 No.

2 Juli 2017 : 53 - 104

PEMETAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN


MELALUI PROGRAM UJI PROFISIENSI
LOGAM BERAT DALAM AIR BERSIH

MAPPING OF ENVIRONMENTAL LABORATORY COMPETENCY


THROUGH PROFICIENCY TESTING PROGRAM
FOR HEAVY METAL IN CLEAN WATER
Asiah 1)

(Diterima tanggal 5 Juli 2017; Disetujui tanggal 22 September 2017)

ABSTRAK
Peran laboratorium lingkungan sangat dibutuhkan dalam pemantauan lingkungan maupun penegakan hukum ling-
kungan di seluruh wilayah Indonesia. Namun kenyataannya, 66% dari sekitar 400 laboratorium yang melakukan
pengujian lingkungan terkonsentrasi di pulau Jawa. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan peningkatan
kinerja laboratorium lingkungan sehingga sebaran kompetensi laboratorium merata di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu evaluasi kinerja laboratorium dapat dilakukan melalui program uji profisiensi sesuai dengan prinsip ISO/
IEC 17043 dan ISO 13528. Program uji profisiensi diikuti oleh 133 laboratorium binaan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan milik pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dengan hasil memuaskan lebih dari 50% un-
tuk parameter Zn, Fe, dan Cd, sedangkan Mn kurang dari 50%. Sebaran laboratorium peserta uji profisiesni yang
dinyatakan memiliki kompetensi dalam pengujian logam berat terpusat di Pulau Jawa, disusul berturut-turut Pulau
Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua. Keberadaan kompetensi laboratorium dengan jum-
lah lebih besar dari 50% menunjukkan bahwa laboratorium lingkungan di Indonesia secara umum sudah memiliki
kemampuan melakukan analisis logam berat dalam air bersih khusunya parameter Zn, Fe, dan Cd. Laboratorium
tersebut diharapkan dapat mendukung perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya menghasilkan
data yang valid untuk pengujian logam berat dalam air bersih.
Kata kunci: uji profisiensi, laboratorium lingkungan, ISO/IEC 17043, ISO 13528

ABSTRACT
The role of environmental laboratory is needed in environmental monitoring as well as enforcement of environmental
law throughout Indonesia. But in fact, 66% of the about 400 laboratories conducting environmental analysis are
concentrated in Java island. Due to this condition, it is necessary to improve the performance of environmental
laboratories so that the distribution of laboratory competence is evenly distributed throughout Indonesia. One of
the laboratory performance evaluation can be done through the proficiency test program in accordance with the
principles of ISO IEC 17043 and ISO 13528. Proficiency testing program is followed by approximately 100 labora-
tory assisted by the Ministry of Environment and Forestry owned by provincial and district/municipal governments
with satisfactory results of more than 50% for Zn, Fe, and Cd parameters, whereas Mn is less than 50%. Laboratory
distribution of proficiency test participants who are stated to have the competence of heavy metal analysis centered
on Java Island, followed by Sumatra Island, Kalimantan Island, Sulawesi Island and Papua Island. The existence
of laboratory competence with a number greater than 50% indicates that environmental laboratories in Indonesia
generally have the ability to perform heavy metal analysis in clean water especially parameters of Zn, Fe, and Cd.
The laboratory is expected to support the protection and management of the environment in particular to produce
valid data for testing of heavy metals in clean water.
Keywords: proficiency test, environmental laboratory, ISO / IEC 17043, ISO 13528

1)
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan KLHK, Kawasan Puspiptek Gd. 210, Jl. Raya Puspiptek-Serpong,
Tangerang Selatan, Banten

82
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...

PENDAHULUAN
Keberadaan laboratorium lingkungan sangat Uji Profisiensi adalah salah satu metode
penting dan strategis dalam mendukung untuk mengetahui unjuk kerja laboratorium
program perlindungan dan pengelolaan dengan cara uji banding antar laboratorium.
lingkungan hidup sebagaimana diamanahkan Uji profisiensitahun 2016 ditujukan bagi
dalam Undang - Undang Republik Indonesia laboratorium daerah baik yang belum maupun
No.32 Tahun 2009. Hal ini disebabkan, peran yang telah diakreditasi berdasarkan ISO/IEC
laboratorium lingkungan sangat dibutuhkan 17025 [4]. Parameter yang digunakan untuk uji
dalam pemantauan kualitas lingkungan maupun profisiensi meliputi antara lain Zn, Fe, Mn, dan
penegakan hukum lingkungan di seluruh Cd dalam air bersih. Tujuan penyelenggaraan
wilayah Indonesia. Jumlah laboratorium yang uji profisiensi adalah untuk mengetahui
dapat melakukan pengujian parameter kualitas kompetensi laboratorium lingkungan daerah
lingkungan sekitar 400, dari jumlah tersebut dalam melakukan pengujian parameter logam
hanya 86 laboratorium yang dinyatakan berat dalam air. Hasil evaluasi uji profisiensi
telah memiliki kompetensi dalam melakukan dapat digunakan sebagai kebijakan selanjutnya
pengujian parameter kualitas lingkungan terkait dengan pemenuhan persyaratan
melalui registrasi Kementerian Lingkungan ketelusuran pengujian, peningkatan kapasitas
Hidup dan Kehutanan (KLHK). Enam puluh personel laboratorium, dan pemenuhan
enam persen (66%) dari jumlah laboratorium persyaratan metode standar yang pada
lingkungan tersebut terkonsentrasi di pulau akhirnya terakreditasinya laboratorium
Jawa, sedangkan sisanya tersebar di provinsi, lingkungan di daerah
dan kabupaten/kota luar Jawa [1].
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu METODOLOGI
dilakukan peningkatan kinerja laboratorium Sesuai ISO/IEC 17043, skema uji profisiensi
lingkungan sehingga sebaran kompetensi menggunakan skema simultan. Skema
laboratorium lingkungan merata di seluruh simultan dipilih karena paling sesuai penerapan
wilayah Indonesia. Salah satu evaluasi kinerja di laboratorium lingkungan daripada skema
laboratorium lingkungan terkait pengujian yang lain. Dalam skema simultan, peserta
parameter kualitas lingkungan dan untuk uji profisiensi dalam rentang waktu yang
memantau kinerja secara berkelanjutan dapat ditentukan serentak melakukan pengujian
dilakukan melalui program uji profisiensi. terhadap sub sampel yang diambil secara
Penyelenggaraan program uji profisiensi acak dari sumber bahan yang didistribusikan
mengikuti kaidah - kaidah ISO/IEC 17043 secara simultan kepada seluruh peserta.
tentang Conformity Assessment – General Apapun skema yang dipilih, penyelanggara
Requirement for Proficiency Testing dan untuk wajib membuat perencanaan, penyiapan bahan
evaluasinya mengacu pada ISO 13528, tentang termasuk uji homogenitas dan uji stabilitas,
Statistical Methods for Use in Proficiency serta desain statistika evaluasi hasilnya.
Testing by Interlaboratory Comparisons [2-3]. Bahan uji profisiensi yang didistribusikan

83
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104

ke peserta memiliki kisaran kadar dengan dikatakan homogen apabila:


mempertimbangkan nilai baku mutu sesuai
s = 0,3σ SDPA ..................................(1)
SSs
peraturan perundang -undangan lingkungan
hidup yaitu PP 82 tahun 2001 tentang dimana:
Pengeloaan Kualitas dan Pengendalian σ SDPA : Standard Deviation for
Pencemaran Air serta kemampuan peralatan P ro f i c i e n c y A s s e s s m e n t
yang dimiliki oleh laboratorium daerah (simpangan baku asesmen
[5]. Parameter dan rentang kadar bahan uji profisiensi)
Ss : nilai heterogenitas contoh uji
profisiensi ditunjukan sebagaimana Tabel 1,
profisiensi yang merupakan
dibawah ini: standar deviasi antara seluruh
contoh uji homogenitas, yang
Tabel 1: Parameter dan rentang kadar bahan uji dirumuskan sebagai berikut:
profisiensi
Parameter Satuan Rentang kadar
Zn mg/L 0,05 - 2,0 Ss ( )
Ss = S x2 − S w2 / 2 .........................(2)
Fe mg/L 0,3 - 5,0
Mn mg/L 0,1 - 5,0
Cd mg/L 0,05 - 2,0
dimana:
Sx : standar deviasi rata - rata contoh
Pembuatan bahan uji profisiensi dibuat uji
secara volumetrik dengan memperhitungkan Sw: standar deviasi antar contoh uji
estimasi ketidakpastian pengujian. Bahan uji simplo dan duplo
profisiensi dibuat kadar yang cukup kecil degan
Uji stabilitas dilakukan terhadap salah satu dari
menggunakan peralatan Spektrofotometer
empat parameter bahan uji profisiensi logam
Serapan Atom (SSA) - flame, namun masih
berat dalam air. Hal ini dilakukan karena 4
diatas nilai limit of quantitation (LoQ) metode
parameter logam berat tersebut diencerkan
berdasarkan ASTM [6-9].
dari larutan induk ke dalam satu wadah
Perhitungan estimasi ketidakpastian mengacu sehingga dapat diasumsikan bahwa jika salah
pada ISO/IEC GUIDE 98-3:Guide to the satu parameter dinyatakan homogen, maka 3
Expression of the Uncertainty in Measurement parameter lainnya juga homogen. 3 contoh
(GUM) [10]. Sebelum bahan uji profisiensi uji dipilih secara acak dari sejumlah contoh
didistribusikan, uji homogenitas dan uji uji pada tahapan uji homogen dan dianalisis
stabilitas dilakukan oleh penyelenggara secara duplo. Bila nilai mutlak selisih dari
untuk menjamin bahwa pada saat bahan uji rata - rata hasil uji homogenitas dan stabilitas
profisiensi diterima oleh peserta tetap dalam lebih kecil atau sama dengan 0,3 kali SDPA,
keadaan homogen dan stabil. Uji homogenitas maka contoh uji dinyatakan stabil:
dilakukan pada sejumlah contoh uji yang
dipilih secara acak dari botol yang telah diberi y1 − y 2 ≤ 0,3σ SDPA .....................(3)
nomor. Pengujian dilakukan terhadap masing
dimana:
- masing contoh uji yang terpilih secara
duplikat dan selanjutnya dilakukan evaluasi
y1 : rata – rata kadar pengujian hasil
uji homogenitas
data secara statistika. Contoh uji profisiensi

84
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...

y 2 : rata – rata kadar pengujian hasil


x PPT
T :
nilai kadar bahan uji
uji stabilitas
profisiensi yang ditetapkan
Penentuan nilai σ SDPA dihitung berdasarkan (assigned value) oleh
ISO 13528 dengan menggunakan model penyelenggara berdasarkan
umum yang merupakan pendekatan yang perhitungan nilai formulasi
dijabarkan oleh Horwitz dan dimodifikasi oleh secara volumetrik
Thompson. Pendekatan ini merupakan model σ SDPA : standard deviation for
umum untuk memperoleh standar deviasi proficiency assessment
(simpangan baku asesmen
reprodusibilitas yang dinyatakan sebagai σ R
profisiensi)
. Nilai σ R dihitung sesuai dengan rumusan
sebagai berikut: Hasil evaluasi kinerja laboratorium peserta uji
profisiensi dengan menggunakan perhitungan
........(4) nilai Z score dikelompokkan menjadi tiga

kategori, yaitu:
dimana:
[C] adalah nilai fraksi massa contoh 1) memuaskan : hasil pengujian labo-
uji (massa/massa). ratorium peserta
terletak pada Zscore
Setelah evaluasi uji homogenitas dan stabilitas
antara –2 dan +2 yang
memenuhi kriteria batas keberterimaan
dapat dinotasikan
statistika, maka bahan uji profisiensi diberi
sebagai|Zscore| ≤ 2;
identitas dan didistribusikan kepada para
2) diperingatkan : hasil pengujian
peserta. Nomor identitas bertujuan untuk
laboratorium peserta
menjaga independensi dan kerahasiaan hasil
terletak pada Zscore
uji profisiensi dari peserta lain atau pihak
antara -3 dan -2 atau
lainnya. Karena itu, nomor identitas peserta
antara +2 dan +3 yang
hanya diketahui oleh pihak penyelenggara.
dapat dinotasikan
Pada waktu yang telah ditetapkan oleh
sebagai 2 <|Zscore|<
penyelenggara, maka hasil pengujian bahan 3. Bagi peserta yang
uji profisiensi dari masing-masing peserta memiliki nilai Zscore
disampaikan kepada penyelenggara untuk diberi tanda ( $ );
dievaluasi. 3) tidak memuaskan
: hasil pengujian labo-
Evaluasi kinerja peserta uji profisiensi ratorium peserta ter-
menggunakan nilai Zscore dengan rumus: letak pada Zscore kurang
dari –3 atau lebih
xi − x PT dari +3 yang dapat
Z score = .............................(5)
σ SDPA dinotasikan sebagai
dimana: |Zscore| ≥ 3. Jika peserta
yang memiliki nilai
xi : nilai hasil pengujian peserta uji
profisiensi Zscore diberi tanda ($$).

85
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104

HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan analisis data untuk mengetahui


Bahan uji profisiensi terdiri dari 4 parameter adanya data ekstrim yaitu suatu data yang
logam berat yaitu Mn, Fe, Cd dan Zn dalam dilaporkan tidak sesuai dengan aturan yang
air memiliki kelarutan yang sama, maka yang ditetapkan oleh pihak penyelenggara
uji homogenitas dan uji stabilitas diwakili misalnya: kesalahan pencantuman satuan,
salah satu logam berat yaitu Fe dengan hasil melaporakan nilai kurang dari atau lebih
sebagaimana disajikan dalam Tabel 2 dibawah dari atau kesalahan desimal. Data ekstrim
ini: dianggap sebagai data pencilan dari suatu
populasi data yang ada. Data ekstrem tidak
Bahan uji profisiensi telah dinyatakan homogen
dievaluasi lebih lanjut, sedangkan terhadap
dan stabil sampai saat dilakukan dianalisis
data hasil uji profisiensi yang memenuhi
oleh peserta. Uji homogenitas dan stabilitas
analisis data dievaluasi menggunakan statistik
dapat mengurangi heterogenitas sampel antar
Z score sebagaimana rumus (5). Nilai Z score
laboratorium peserta serta terjadinya bias hasil
ditentukan dengan mempertimbangkan nilai
uji profisiensi.
yang ditetapkan (assign value) saat pembuatan
Dalam waktu yang telah ditentukan, seluruh bahan uji profissiensi secara spesifik atau
laboratorium peserta harus melakukan rumusan formulasi, sedangkan nilai SDPA
pengujian bahan uji profisiensi dan hasilnya ditentukan dengan rumusan Horwitz value
dikirim ke penyenggara. Data hasil uji sebagaimana persamaan (4). Assign value
profisiensi yang diterima oleh penyelenggara beserta SDPA disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 : Uji Homogenitas dan uji stabilitas Fe

No Uji No Konsentrasi (mg/L)


x x -x (x -x ) w w²
Contoh Uji x1 x2 t t r t r ² t t

1 17 0.2940 0.2957 0.29 0.001 0.00000 0.00170 0.00000


2 18 0.2936 0.2947 0.29 0.000 0.00000 0.00110 0.00000
3 20 0.2942 0.2938 0.29 0.000 0.00000 0.00040 0.00000
4 27 0.2947 0.2917 0.29 -0.001 0.00000 0.00300 0.00001
5 45 0.2932 0.2943 0.29 0.000 0.00000 0.00110 0.00000
6 64 0.2957 0.2934 0.29 0.000 0.00000 0.00230 0.00001
7 85 0.2965 0.2953 0.30 0.002 0.00000 0.00120 0.00000
8 116 0.2926 0.2940 0.29 -0.001 0.00000 0.00140 0.00000
9 168 0.2934 0.2930 0.29 -0.001 0.00000 0.00040 0.00000
10 192 0.2950 0.2952 0.30 0.001 0.00000 0.00017 0.00000
Jumlah 0.000007 0.000023
Rata-rata 0.2942 Sx 0.0009 Sw 0.0011
Sx² 0.000001 Sw² 0.000001
Ss 0.000902
SDPA 0.0050 wt = between test portion ranges
0,3 ó 0.0015 xt = sample averages
Syarat Keberterimaan Ss < 0,3ó xr = general averages
Kesimpulan : bahan uji homogen

Rata-rata Uji Homogenitas Rata-rata Uji


Xr-Yr SDPA (ó) Kriteria Kesimpulan
(Xr) Stabilitas (Yr)

0.2942 0.293 0.0016 0.0050 Xr-Yr ? 0,3ó bahan uji stabil

86
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...

Tabel 3. Nilai assign value dan SDPA bahan uji mempunyai kriteria hasil memuaskan
profisiensi melakukan pengujian Zn dalam air bersih
Parameter Satuan Assign value δSDPA
sebanyak 54,8% atau 57 laboratorium.
Zn mg/L 0,060 ± 0,001 0,015
Sedangkan sebanyak 42,3% laboratorium
Fe mg/L 0,301 ± 0,004 0,058
peserta dinyatakan tidak memuaskan
Mn mg/L 0,120 ± 0,001 0,026
atau tidak memiliki kompetensi untuk
Cd mg/L 0,060 ± 0,001 0,015
melakukan pengujian Zn dalam air bersih.

Hasil evaluasi uji profisiensi per-parameter b. Parameter Fe


dapat diuraikan sebagai berikut: Jika menggunakan batasan range of
a. Parameter Zn toleransi parameter Fe pada kadar 0,301
Uji profisiensi paremeter Zn dalam air mg/L, maka diperoleh kisaran kadar
bersih diikuti oleh 104 laboratorium 0,186 mg/L - 0,416 mg/L. Dengan
peserta dengan hasil pengujian demikian, dapat disimpulkan bahwa
digambarkan secara histogram segaimana laboratorium peserta yang mempunyai
Gambar 1. Jika menggunakan batasan nilai memuaskan melakukan pengujian
range of toleransi Zscore yaitu -2 ≤ Zscore Fe dalam air bersih sebanyak 62,4% atau
≤ 2 untuk kadar Zn = 0,060 mg/L, maka 83 laboratorium. Sebanyak 28,6% atau
diperoleh kisaran kadar 0,034 mg/L 38 laboratorium peserta dinyatakan tidak
- 0,086 mg/L. Berdasarkan batasan memiliki kompetensi untuk melakukan
tersebut, maka laboratorium peserta yang pengujian Fe. Penyelenggaraan uji
profisiensi paremeter Fe dalam air bersih
ini diikuti oleh 133 laboratorium peserta.

Gambar 1. Histogram dan prosentase hasil uji Gambar 2. Histogram dan prosentase hasil uji
profisiensi Zn dalam air profisiensi Fe dalam air

87
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104

c. Parameter Mn dari kabupaten dan kota. Berdasarkan


Seratus sebelas (111) laboratorium nilai kadar tersebut maka rentang kadar
peserta dari kabupaten dan kota telah 0,034 mg/L - 0,087 mg/L digunakan
mengikuti program uji profisiensi sebagai batasan range of toleransi atau 2
paremeter Mn dalam air bersih dengan ≤ Zscore ≤ 2. Jumlah laboratorium peserta
hasil sebagaimana Gambar 3. Dengan yang mempunyai nilai memuaskan atau
menggunakan batasan range of toleransi yang memiliki kompetensi melakukan
atau -2 ≤ Zscore ≤ 2, maka kisaran kadar pengujian Cd dalam air bersih sebanyak
diperoleh 0,067 mg/L - 0,173 mg/L untuk 78% atau 65 laboratorium. Sebanyak 16%
kadar Mn = 0,120 mg/L. Berdasarkan atau 13 laboratorium peserta dinyatakan
batasan evaluasi tersebut, maka tidak memuaskan atau tidak memiliki
laboratorium peserta, yang mempunyai kompetensi untuk melakukan pengujian
nilai memuaskan atau yang memiliki Cd dalam air bersih. Histogram data
kompetensi melakukan pengujian Mn hasil pengujian uji profisiensi seluruh
dalam air bersih sebanyak 49,5% atau laboratorium peserta sebagaimana
55 laboratorium. Sedangkan sejumlah Gambar 4.
40,5% atau 45 laboratorium peserta
dinyatakan tidak memuaskan atau tidak
memiliki kompetensi untuk melakukan
pengujian Zn dalam air bersih.

Gambar 4. Histogram dan prosentase hasil uji


profisiensi Cd dalam air
Gambar 3. Histogram dan prosentase hasil uji
profisiensi Mn dalam air
Sebaran kompetensi laboratorium
berdasarkan hasil uji profisiensi untuk
4 parameter logam berat, Mn, Fe, Cd
d. Parameter Cd
dan Zn dalam air yang diikuti oleh
Uji profisiensi parameter Cd dalam air
laboratorium kabupaten/kota seluruh
bersih dengan kadar 0,06 mg/L telah
Indonesia diilustrasikan seperti pada
diikuti oleh 83 laboratorium peserta
Gambar 5. Berdasarkan ilustrasi tersebut,

88
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...

Gambar 5. Pemetaan jumlah kompetensi laboratorium melalui uji profisiensi logam berat dalam air

jumlah laboratorium yang kompeten pengujian yang valid, maka batasan kriteria
melakukan pengujian parameter logam keberterimaan pengendalian mutu internal
dalam air terpusat di Pulau Jawa, harus dipenuhi sebelum pelaporan hasil ke
kemudian disusul berturut - turut Pulau
penyelenggara.
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan
Papua. Pengendalian mutu internal yang harus
dipertimbangkan saat pelaporan hasil uji
Sehubungan dengan banyaknya hasil uji profisiensi adalah:
profisiensi laboratorium peserta yang tidak
1) personel laboratorium yang melakukan
dapat dievaluasi lebih lanjut dan tidak
pengujian bahan uji profisiensi harus
memuaskan, maka perlu dilakukan identifikasi
memiliki kompetensi dengan dibuktikan
akar penyebab permasalahan diantaranya adalah
hasil intra-laboratory correlation atau
pada proses pengenceran bahan uji profisiensi
analyst proficiency test untuk parameter
dimungkinkan menggunakan peralatan gelas
logam berat Mn, Fe, Cd dan Zn dalam
volumetrik yang tidak terkalibrasi sehingga air bersih dengan menggunakan peralatan
tidak laik pakai, metode pengujian yang AAS;
digunakan belum divalidasi atau diverifikasi 2) metode pengujian logam berat Mn, Fe, Cd
sebagaimana mestinya, kurangnya kompetensi dan Zn dalam air bersih telah divalidasi
personel dalam melakukan pengujian logam atau diverifikasi sebagaimana mestinya
berat, ketidaklaikan pakai peralatan Atomic sehingga memenuhi persyaratan dan
Absorption Spectrophotometer (AAS) atau sesuai tujuan yang ditetapkan;
spectrophotometer UV-Vis, pembuatan kurva 3) hasil kalibrasi peralatan gelas volumetrik
kalibrasi yang tidak memenuhi kaidah ilmiah, yang digunakan untuk pengenceran bahan
serta lemahnya verifikasi dan validasi data hasil uji profisiensi harus tertelusur ke sistem
pengujian saat pelaporan [11]. Sehubungan satuan internasional memenuhi batas
dengan hal tersebut, untuk menghasilkan data keberterimaan yaitu jumlah ketidakpastian

89
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104

dan koreksi kurang dari toleransi peralatan 7) lakukan analisis duplo untuk uji presisi
gelas; terhadap bahan uji profisiensi dengan
4) instrumentasi AAS atau spectrophotometer hasil %RPD ≤ 10% dan lakukan kontrol
UV-Vis yang digunakan untuk pengujian akurasi dengan spike matrix hingga hasil
bahan uji profisiensi harus dikalibrasi %R = 100% ± 10 % [15]
dan/atau uji kinerja khususnya uji akurasi
panjang gelombang dan sensitifitas SIMPULAN
absorbansi memenuhi batas keberterimaan Uji profisiensi diikuti oleh laboratorium
yang ditetapkan oleh pabrikan pembuat
binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan
instrumen tersebut;
Kehutanan (KLHK) milik pemerintah provinsi
5) pembuatan kurva kalibrasi harus
dan kabupaten/kota dengan hasil memuaskan
memenuhi kaidah ilmiah yaitu: lebih dari 50% untuk parameter Zn, Fe,
a. deret larutan kerja terdiri dari 1 (satu)
dan Cd, sedangkan Mn kurang dari 50%.
blanko dan minimal 3 (tiga) kadar
Sebaran laboratorium peserta uji profisiesni
yang berbeda secara proporsional
yang dinyatakan memiliki kompetensi
dimana deret larutan kerja terendah
pengujian parameter logam berat terpusat
adalah limit of quantitation (LoQ)
di Pulau Jawa, disusul berturut - turut Pulau
metode sedangkan deret larutan kerja
Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi
tertinggi sekitar 2 kali kadar bahan
dan Pulau Papua. Keberadaan kompetensi
uji profisiensi. Gunakan bahan kimia
laboratorium dengan jumlah lebih besar
berkualitas murni (pro-analysis)
dari 50% menunjukkan bahwa laboratorium
dengan air demineralisasi yang
lingkungan di Indonesia secara umum sudah
memiliki konduktivitas <1µS/cm [12].
memiliki kemampuan melakukan analisis
b. jika koefisien korelasi regreasi linier
(r) < 0,995, periksa kondisi instrumen logam berat dalam air khusunya parameter Zn,
dan ulangi pembuatan kurva kalibrasi Fe, dan Cd. Keberadaan laboratorium tersebut
hingga diperoleh nilai (r) ≥ 0,995 [13]; diharapkan dapat mendukung perlindungan
c. bila nilai intersep pada persamaan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya
regresi linear yang terbentuk > method menghasilkan data yang valid pengujian
detection limit (MDL), maka ulangi logam berat dalam air bersih.
pembuatan kurva kalibrasi hingga
diperoleh nilai intersep ≤ MDL; UCAPAN TERIMAKASIH
d. periksa nilai tengah kurva kalibrasi Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
dengan melakukan pembacaan terimakasih kepada semua pihak khususnya
deret larutan kerja yang independen Bidang Metrologi, Laboratorium P3KLL dan
(laboratory control standard, LCS) laboratorium peserta yang telah berpatisipasi
hingga menghasilkan %RLCS = 100% ± dalam uji profisiensi logam berat dalam air
5% [14]. bersih.
6) hasil pengujian blanko sebagai kontrol
kontaminan harus kurang MDL;

90
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...

DAFTAR PUSTAKA: (9) American Standard Testing and


(1) http://www.menlh.go.id/daftar- Material (ASTM) D 1691: 2017
lembaga-penyedia-jasa-lingkungan- Standard Test Methods for Zink in
yang-teregistrasi-ii, diunduh tanggal Water;
5 Mei 2017 (10) I S O / I E C G u i d e 9 8 - 3 : 2 0 0 8
(2) I n t e r n a t i o n a l S t a n d a r d s f o r Uncertaninty of Measurement -
Organization/International Part 3 : Guide to the expression of
Electrotechnical Commission (ISO/ uncertainty in measurement;
IEC) 17043 : 2008 Conformity (11) http://www.chem.science.unideb.
Assessment - General Requirements hu/Pharm/FAAS.pdf. Flame atomic
for Proficiency Testing; absorbtion spectroscopy (FAAS),
(3) I n t e r n a t i o n a l S t a n d a r d s f o r diunduh tanggal 2 Juni 2017
Organization (ISO) 13528 : 2015 (12) H a d i A n w a r, 2 0 0 0 , “ S i s t e m
Statistical Methods For use In Manajemen Mutu Laboratorium
Proficiency Testing By Interlaboratory Sesuai ISO/IEC 17025 : 2005 -
Comparisons; General Requirements For The
(4) I n t e r n a t i o n a l S t a n d a r d s f o r Competence Of Calibration and
Organization/International Testing Laboratories”, PT. Gramedia
Electrotechnical Commission Pustaka Utama, Jakarta;
(ISO/IEC) 17025, 2005, General (13) Standard Methods for the Examination
Requirements for the Competence of of Water and Wastewater, 22 ndt
Calibration and Testing Laboratories, Edition, 2012, American Public
ISO, Switzerland; Health Association , Washington DC
(5) Kementerian Negara Lingkungan USA;
Hidup. 2001. Peraturan Pemerintah (14) http://faculty.sdmiramar.edu/fgarces/
Nomor 82 tahun 2001 tentang LabMatters/Instruments/AA/AAS_
Pengeloaan Kualitas dan Pengendalian Theory/AASTheory.htm. Principle
Pemcemaran Air, Jakarta; of Atomic Absorption /Emission
(6) American Standard Testing and Spectroscopy, diunduh tanggal 30 Mei
Material (ASTM) D 35557: 2017 2017;
Standard Test Methods for Cadmium (15) h t t p : / / w w w . a p g q a . c o m /
in Water; newsletters/12_2003_calibration.
(7) American Standard Testing and asp. Back to the Basics
Material (ASTM) D 858: 2017 The Importance of a Good Calibration,
Standard Test Methods for Manganese diunduh tanggal 17 Mei 2017;
in Water;
(8) American Standard Testing and
Material (ASTM) D 1068: 2015
Standard Test Methods for Iron in
Water;

91

Anda mungkin juga menyukai