Laporan PKL Lab. AKL
Laporan PKL Lab. AKL
Laporan PKL Lab. AKL
Disusun Oleh:
Khairul Umam
114679
KEMENTERIAN
PERINDUSTRIAN R.I
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK
MAKASSAR
2015
LEMBAR PENERIMAAN
Laporan ini di buat oleh :
Nama
: Khairul Umam
NIS
: 114679
Tempat Praktik
: PT. Sucofindo (Persero) SBU JUM Cibitung Bekasi,
Jawa Barat
Judul Laporan
: Validasi dan Verifikasi phosphate metode molibdat
vanadate dengan Spektrofotometri
Telah di terima oleh : Bapak Kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Makassar di Makassar, pada hari Rabu tanggal 15 April
2015
LEMBAR PEMERIKSAAN/PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disahkan sebagai Laporan Praktik Kerja Lapangan
pada hari rabu tanggal 15 April 2015
Diperiksa oleh
Pembimbing,
Asisten Pembimbing,
Aimalia Achmad,S.Si
NPP.94.72.05317
Supriadi Suaib,S.Si
NPP.09.83.08508
Disahkan oleh,
Manager Laboratorium Kimia Lingkungan
Yuli Purwanto,S.Si
NPP: 97.73.06156
KATA PENGANTAR
Berdasarkan kurikulum SekolahMenengah Kejuruan SMAK Makassar,
siswa kelas IV pada semester VIII wajib untuk melaksanakan Praktik Kerja
Industri yang dilaksanakan di perusahaan atau instansi pemerintahan yang terkait.
Praktik kerja industri ini berlangsung dari tanggal 15 Januari 2014 sampai 15 april
2014 di industri atau lembaga penelitian.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir
semester VIII di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Makassar, tahun pelajaran
2014/2015, dan sebagai laporan kegiatan penulis selama melakukan praktik kerja
industri di PT Sucofindo (Persero) Cibitung.
Hanya ucapan alhamdulillahirabbilalamin yang patut penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya. Tak lupa pula
shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Prakerin beserta laporannya dengan judul Validasi dan VERIFIKASI phosphate
metode molibdat vanate dengan spektrofotometri .
Pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan dan peran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan rasa hormat dan
penghargaan yang tak terhingga penulis mengucapkan terimakasih terutama
kepada :
1
Allah SWT dan penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi banyak
orang.
Bekasi, 15 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENERIMAAN
ii
LEMBAR PEMERIKSAAN/PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
D. Struktur Organisasi
10
18
B. Fosfat (PO42-)
28
C. Spektrofotometri
29
D. Validasi Dan Verifikasi Metode
37
45
B. Reaksi
45
C. Alat Dan Bahan
45
D. Prosedur Operasional Kerja
45
E. Perhitungan
47
48
B. Pembahasan
49
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
55
B. Saran
55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TABEL
TABEL
TABEL
TABEL
TABEL
1
2
3
4
5
DAFTAR TABEL
SIFAT-SIFAT UNIK DARI AIR
KURVA STANDAR
PENENTUAN INSTRUMEN DETECTION LIMIT
PENENTUAN RECOVERY,PRESISI,MDL & LOQ
PENGUJIAN METHOD DETECTION LIMIT (MDL)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 SPEKTROFOTOMETRI HITACHI U-2900
GAMBAR 2 BAGAN KERJA ALAT SPEKTROFOTOMETRI VIS
GAMBAR 3 KURVA STANDAR PHOSPHAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kerja.
Meningkatkan pemahaman pada teori dan praktik yang di dapat di sekolah
dan
analisis kimia dengan berbagai metodenya dan pengolahan data hasil analisis.
Mampu beradaptasi terhadap bahaya dan lingkungan kerja serta perkembangan
teknologi yang menjadi tuntutan industri dan masyarakat baik regional maupun
8
9
nasional.
Mengetahui keselamatan dan keamanan kerja.
Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia kepada lembagalembaga penelitian dan perusahaan industri di tempat pelaksanaan Prakerin.
para pembaca.
Siswa dapat membuat Laporan Kerja dan mempertanggung jawabkannya.
3
4
5
6
7
8
9
BAB II
Praktik Kerja Industri dilakukan oleh siswa mulai dari tanggal 15 April
2015 sampai dengan 15 April 2015 dengan memulai aktifitas pada pukul 08.00
WIB-17.00 WIB. Tempat Praktik Kerja Industri adalah Laboratorium AKL PT.
SUCOFINDO SBU JUM berlokasi di Jl. Arteri Tol Cibitung No. 1 Bekasi 17520.
B. Deskripsi PT. SUCOFINDO
B.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Berdiri pada tahun 1956 PT. SUCOFINDO (Persero) (Superintending
Company of Indonesia) dibentuk sebagai usaha patungan antara pemerintah
Republik Indonesia dengan Societe Generale de Surveilance S.A (SGS)
Geneva,Switzerland. PT. SUCOFINDO (Persero) didirikan berdasarkan akte
notaris JohanArifin Lumban Tobing.Nomor 42 tanggal 22 Oktober 1956, yang
anggarandasarnya diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor
293 tahun1958. Anggaran dasar tersebut mengalami perubahan yang terakhir
dengan aktenotaris Sri Rahayu di Jakarta pada tanggal 25 Juni 1985 yang
perubahannyadiumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia nomor 73
tertanggal 12 September 1986 dan tambahan Berita Negara nomor 1081/1986.
Indonesia saatitu mengawasi lalu lintas devisa, dan PT. SUCOFINDO (Persero)
didirikan dalamrangka turut mengamankan setiap penerimaan dan penggunaan
devisa.Perbandingan saham pada awal pendirian adalah 50 : 50, pada saat ini
telahmengalami perubahan menjadi 95 % pemerintah RI dan 5% SGS.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha, PT.
SUCOFINDO melakukan inovasi baru pada basis kompetensinya. Inovasi yang
tidak ada hentinya mendorong munculnya jasa baru lainnya, yaitu jasa verifikasi
kapabilitis industri, pemantauan ekspor melalui automasi penerbitan sertifikat,
pemantauan, pemetaan, kajian potensi daerah, jasa produk industri & konsumen,
jasa pemeriksaan pasokan dan ritel makanan, jasa uji tanpa rusak, jasa supervise
proyek investasi, jasa survei kelautan dan asuransi, jasa sertifikasi dan verifikasi
otomotif, jasa mineral dan pengkajian, monitoring, supervisi & inspeksi
kehutanan, jasa lingkungan, jasa kelautan dan perikanan, jasa pendukung bisnis
finansial, jasa sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3), jasa sertifikasi sistem Manajemen, sertifikasi ISO 9000 dan ISO 14001,
dan jasa sertifikasi produk.
Dalam rangka memajukan usahanya, PT. SUCOFINDO (Persero)
membangun sebuah laboratorium analisis kimia di Jakarta.Laboratorium ini
memberikan jasa analisis terhadap produk farmasi, mineral, petroleum, makanan
ternak, komoditi pupuk, dan beras.Pada tahun 1975, dilakukan penambahan
laboratorium yang mampu menganalisis air minum.Kemudian pada tahun 1976,
didirikan laboratorium yang dapat menganalisis minyak atsiri.Pada tahun 1997,
lokasi laboratorium yang semula berada di Cilandak pindah ke Cibitung.Saat ini
laboratorium PT.SUCOFINDO telah tersebar di 25 lokasi di seluruh Indonesia.
B.2 Makna, Visi, Misi dan Nilai- nilai PT.SUCOFINDO
a
Makna
Kami menyatakan mitra independen terpercaya dan berintegrasi yang
Visi
Misi
Kami menyediakan layanan yang inovatif, handal, dan berkualitas tinggi
dalam bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi, dan jasa terkait kepada pelanggan.
Kerja sama, bekerja sama untuk mencapai tujuan Perusahaan melalui sinergi
Seiri (Ringkas)
Seiton (Rapi)
Seiso (Resik)
Seiketsu (Rawat)
Shitsuke (Rajin)
(Persero)
laboratorium
Cibitung
menerapkan
Sistem
ini
dirancang
sesuai
dengan
kebutuhan
pelanggan.PT.
analytical
laboratories,
industrial
and
marine
10
Laboratorium Kimia
11
Laboratoium Agricurtural
Laboratorium Mikrobiologi
d Laboratorium Batubara
e
Laboratorium Instrumental
Laboratorium Kalibrasi
Kalibrasi Dimensi.
Kalibrasi Massa.
Kalibrasi Gaya.
Kalibrasi Tekanan.
Kalibrasi Suhu.
Kalibrasi Kelistrikan.
2) Laboratorium Teknik
12
13
14
Perdagangan
Sistem
Metode
Pengujian),
dan
SPI
(StandarPertanian Indonesia).
D.5 Ruang Lingkup Usaha
Jasa atau SBU yang diusahakan PT. SUCOFINDO (Persero) adalah sebagai
berikut:
1
Mineral Service.
General Service.
Agriculturan Services.
15
Contoh dapat dibawa langsung oleh pelanggan atau dapat diambil oleh
petugas sampling PT. SUCOFINDO, contoh yang akan dianalisis diterima
oleh pelayan pelanggan, kemudian administrasi membuat dan mengisi lembar
order konfirmasi, memberi nomor pada contoh, nama contoh, jumlah contoh,
jenis analisis, metode yang diminta dan waktu penyerahan hasil analisis pada
lembar kerja tersebut. Kemudian contoh di distribusikan ke Laboratorium
masing-masing. Koordinator analis melakukan pemeriksaan contoh dan
dokumen order, kemudian menyerahkan kepada administrasi operasi untuk
dilakukan pencatatan data-data contoh.
koordinator
analis
untuk
diperiksa.
Koordinator
analis
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
Air mrupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk
kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan
seperti minum, pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi. Air merupakan
senyawa kovalen biner yang tersusun dari dua macam atom (H dan O) dengan
rumus molekul H2O. Air adalah suatu senyawa kimia yang termasuk zat kimia
yang dapat dijumpai dalam tiga fasa, yaitu gas, cair dan padat. Dalam bentuk gas,
air terdapat di udara yang sumbernya dari penguapan air yang ada di darat dan di
laut. Dalam bentuk cair, air terdapat di permukaan bumi dalam jumlah besar yaitu
17
mencapai 97 % dari total ketersediaan air, sedangkan dalam bentuk padat terdapat
sebagai salju dan es abadi sekitar 25 %. Pada ketiga fasa, secara kimiawi air tidak
berubah dan mempunyai rumus H2O.
Air mempunyai daya larut tinggi, kepadatan dan panas tertentu. Dari
kemampuan tersebut air mendukung keberadaan ekosistem alam di bumi,
mendukung kebutuhan manusia dalam berbagai kehidupan terutama kebutuhan
untuk minum. Air merupakan materi esensial dalam kehidupan. Bukti-bukti
menunjukkan semakin tinggi taraf kehidupan, jumlah kebutuhan air semakin
meningkat. Kebutuhan yang meningkat mendorong pengadaan sumber air baru,
misalnya yang berasal dari air tanah, mengolah dan menawarkan air laut, maupun
mengolah dan menyehatkan kembali sumber air kotor yang telah tercemar seperti
air sungai dan danau. (Winarno, 1986).
A.1 Sifat Air
A.1.1 Sifat Fisika Air
Air adalah suatu zat anorganik berwujud cairan yang mempunyai sifat unik,
antara lain :
a. Dalam keadaan normal air tidak berwarna, berbau dan beras
b. Mendidih pada suhu 100 0C dan membeku pada suhu 0 0C.
c. Merupakan penghantar listrik yang buruk.
d. Berat jenis air dalam bentuk padat lebih kecil daripada dalam bentuk cairan.
18
e. Memiliki sifat anomali air ( dibawah suhu 4 0C berat jenis air naik apabila
dipanaskan, diatas suhu tersebut berat jenisnya turun bila dipanaskan ) dan
memiliki sifat yang sama dengan zat cair lainnya.
A.1.2 Sifat Kimia Air
a. Dapat melarutkan beberapa zat.
b. Sebagai katalis, misalnya dalam pemanasan karbon dan oksigen.
c. Mengalami penguraian.
2H2O
2H2 + O2
19
Air minum yang baik harus tidak mengandung unsur-unsur kimia yang
jumlahnya melebihi batas standar air minum. Parameter ini merupakan pangujian
yang lebih kuat daripada parameter fisika dalam penentuan kualitas air. Yang
termasuk ke dalam parameter kimia adalah kesadahan, alkalinitas, besi, mangan,
klorida, zat organik, sulfat, fosfat, logam berat dan nitrogen (nitrat, nitrit dan
amonia).
Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu 273,15 K (0C). Zat
kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting karena mampu melarutkan
banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan
senyawa organik. Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat
besar, sedangkan atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil
diantara unsur-unsur bukan logam. Hal ini selain menyebabkan sifat kepolaran air
yang besar juga menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekul air. Ikatan
hidrogen terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam satu molekul air masih
mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang terikat dalam satu
molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki
sifat-sifat khas. Sifat-sifat khas air sangat menguntungkan bagi kehidupan
makhluk di bumi (Achmad, 2004).
A.3 Sumber dan Kegunaan Air
20
21
akan mengandung bakteri dalam jumlah tinggi pula yang mengandung bakteri
dalam jumlah tinggi pula yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap
kualitas air permukaan.
Ada keterkaitan yang sangat kuat antara lapisan air dimana air berada
dengan lapisan tanah/lahan dimana keduanya dipengaruhi oleh kegiatan manusia.
Misalnya, gangguan terhadap hutan menjadi lahan pertanian dapat menyebabkan
reduksi negative yang ada diatasnya dan mengurangi proses transpirasi yaitu
penguapan air oleh tanaman. Hal ini dapat mempengaruhi iklim mikro di wilayah
tersebut. Akibat dari hal tersebut adalah meningkatnya limpasan air, erosi, dan
akumulasi dari lumpur dalam badan air (sungai) serta dapat meningkatkan unsurunsur hara di permukaan air, sehingga siklus nutrient akan dipercepat. Terjadinya
percepatan siklus tersebut akan sangat memberikan pengaruh terhadap
karakteristik kimia dan biologi dari badan air.
Air yang digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air
tanah murni. Pada daerah kering sebagian kebutuhan airnya berasal dari larutan,
suatu sumber yang akan menjadi penting setelah persediaan air tawar dunia
relative berkurang dibandingkan kebutuhan. Meningkatnya kebutuhan air ini
bukan hanya disebabkan oleh jumlah penduduk dunia yang makin bertambah juga
sebagian akibat dari peningkatan taraf hidupnya yang diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga, industri, rekreasi disamping
pertanian (Achmad, 2004)
A.4 Sifat-Sifat Unik dari Air
22
Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah
molekul air terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H.
Molekul air yang satu dengan molekul-molekul air lainnya yang bergabung
dengan satu ikatan hydrogen antara atom H dengan atom O dari molekul air yang
lain. Adanya ikatan ikatan hydrogen inilah yang menyebabkan air mempunyai
sifat-sifat yang khas seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1 Sifat-Sifat Penting dari Air
Sifat
Pelarut yang sangat baik
Konstanta dielektrik paling tinggi
diantara cairan murni lainnya.
23
24
bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh
meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang
bersih dan bebas dari polusi, air hujan selalu mengandung bahan-bahan terlarut
CO2, O2,dan N2 serta bahan-bahan tersuspensi dan partikel-partikel lainnya yang
trerbawa dari atmosfer.
Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988
Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah : masuk atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau
berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi
kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Achmad,
2004).
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/peruntukkannya
digolongkan menjadi:
a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung
25
Menurut definisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber air
yang termasuk dalam kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk
kemudian mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu
industri maka kategori sumur tadi bukan golongan A lagi, tapi sudah turun
menjadi golongan B karena air tadi digunakan langsung sebagai air minum tanpa
melalui pengolahan terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi
kurang/ tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Achmad, 2004
A.6 Air Bersih
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air , air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Air harus bebas dari
kontaminasi kuman atau bibit penyakit. Air tidak boleh mengandung bahan kimia
yang berbahaya maupun beracun. Air tidak berasa dan tidak juga berbau. Air
harus memenuhi standar yang ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)
atau Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
A.7 Parameter Analisis Air
A.7.1 pH
pH air merupakan parameter yang penting karena dapat mengetahui
kemampuan air untuk membentuk kerak (suasana basa) atau menyebabkan korosi
(suasana asam) dan untuk menyokong kehidupan mikroorganisme. Prinsip dasar
pengukuran pH adalah secara elektrometri. Pengukuran pH ini memanfaatkan
hubungan antara konsentrasi ion H+dengan besarnya potensial sel.
26
A.7.2 Suhu
Temperature adalah salah satu parameter yang menentukan kelayakan
suatu sumber air dapat dikonsumsi, karena suhu sangat berperan dalam reaksireaksi kimia dan pertumbuha mikroba dalam air. Mikroba yang merugikan bagi
makhluk hidup dapat hidup pada temperature tertentu sehingga jika kita
menaikkan atau menurunkan temperature, maka pertumbuhan mikroba tersebut
terganggu.
B. Fosfat (PO42-)
Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,
polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk
terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air. Di daerah
pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai
melalui drainase dan aliran air hujan. Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat
berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam
air rendah, seperti pada air alam (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan dan ganggang
akan terhalang.
Fosfat yang berasal dari air atau limbah alami biasanya berbentukl sebagai
senyawa fosfat saja. Senyawa fosfat dapat diklasifikasikan sebagai ortho fosfat,
fosfat yang terkondensasi (pyro, metha, polifosfat lainnya), dan senyawa fosfat
yang terikat secara organik.
27
ini
menggunakan
membebaskan/menetapkam
fosfat
teknik
organic.
oksidasi
Metode
persulfat
untuk
colorimetric
yang
28
antara
zat
kimia
dengan
radiasi
sinar
elektromagnetik.
pada
suatu
panjang
gelombang
tunggal
mungkin
juga
dapat
terdiri
atas
alat
spektrometer
dan
fotometer.
29
warna
sebagai
bantuan
dalam mengenali
zat-zat
kimia.
30
analat
dengan
konsentrasi
yang
sudah
diketahui(http://panjicm.wordpress.com/2010/07/15/26/).
C.3 Pengertian Reagen
Reagensia adalah suatu zat atau senyawa atau larutan dalam konsentrasi
tertentu yang digunakan untuk mengetahui penjelasan dari suatu analisa. Misalnya
: benedict, Kapur, Natrium Hidroksida (NaOH) Asam Sulfat (H 2SO4), dll. Fungsi
dari reagen yaitu memunculkan karakteristik suatu zat yang terdapat dalam
sampel.
C.4 Macam-macam spektrofotometer
C.4.1 Spektrofotometer Sinar Tunggal
Unsur-unsur terpenting suatu spektrofotometer, sebagai berikut :
a. Sumber energi radiasi yang kontinyu dan meliputi daerah spektrum, di mana
alat ditujukan untuk dijalankan.
b. Monokromator, yang merupakan suatu berkas sempit dari panjang gelombang
dari spektrum luas yang disiarkan oleh sumber.
c. Wadah untuk contoh.
31
32
Pelarut yang biasa dipakai untuk daerah-daerah spektrum antara 1330 625 cm-1 (7.5 - 16 m)
2
CCl4
Pelarut yang biasa dipakai untuk daerah-daerah spektrum antara 4000 1330 cm-1 (2.5 7.5 m)
C.5 Spektrofotometer Visible (Spektro Visible}
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi
adalah
cahaya
tampak
(visible).
Cahaya
visible
termasuk
spektrum
warna.
Hal
ini
menjadi
kelemahan
tersendiri
dari
metode
33
spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki
warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik
yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betulbetul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga
produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble
protein). Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu,
larutan ini harus dibuat berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa
digunakan adalah reagent Folin. Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin
dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada protein akan membentuk senyawa
kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada panjang gelombang
sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan banyaknya
senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein
terlarut dalam sample.
C.6 HUKUM DASAR SPEKTROFOTOMETRI
Jika suatu berkas sinar melewati suatu medium yang homogen, sebagian
cahaya datang (Po) diabsorbsi sebanyak (Pa), sebagian lagi diabaikan atau
dipantulkan (Pr) sedangkan sisanya ditransmisikan (Pt). Dalam spektrometri
berlaku hukum:
C.6.1 Hukum Beer
Hukum Beer analog dengan Bouger dalam menguraikan pengurangan
eksponensial dalam tenaga transmisi dengan suatu peningkatan aritmatik dalam
konsentrasi yang setelah diintegrasi dan pengubahan menjadi logaritma biasa.
34
Hukum Beer dianggap sah apabila telah memenuhi kondisi yang diinginkan,
kondisi itu mencakupi:
a. Untuk radiasi monokromatis
b. Sifat macam zat yang menyerap ditetapkan diatas jangkau konsentrasi yang
bersangkutan.
c. Larutan encer ( 10-2 m)
d. Selama pengukursn, pada larutan encer tidak mengalami reaksi kimia.
Jika suatu sistem mengikuti hukum Beer, grafik antara absorbsi terhadap
konsentrasi akan menghasilkan garis lurus melalui titik (0,0). Grafik tersebut
dapat disebut sebagai kurva kalibrasi. Arah grafik adalah ab dapat digunakan
untuk menghitung absorbtivitas molar (a).
Bila diinginkan pengukuran secara serentak terhadap dua komponen,
maka pengukuran dapat dilakukan pada dua panjang gelombang dimana masingmasing komponen tidak saling menggangu, dau macam kromofor yag berbeda
akan mempunyai kekuatan absorbsi cahaya yang berbeda pula satu daerah
panjang gelombang. Pengukuran dilakukan pada masing-masing larutan pada dua
panjang gelombang, sehingga diperoleh dua kesamaan hubungan antara absorbsi
dengan konsentrasi pada dua panjang gelombang, akibatnya konsentrasi masingmasing komponen dapat dihitung (A. L. Underwood:1993).
C.7 HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna
35
36
37
suatu analisis harga koefisien korelasi (r) sebaiknya mendekati 1,00 (Miller dan
Miller, 1991).
Linearitas suatu metode harus diuji untuk mengukur derajat hubungan antara
perubahan yang dinyatakan dalam persamaan regresi linear y = a +b.x yang
membuktikan adanya hubungan linear antara konsentrasi analit dan respon
detektor. Selain itu penetapan linearitas ini bertujuan untuk garis batas linear atau
kisaran kerja yang linear. Kisaran kerja linear adalah rentang konsentrasi terendah
dan tertinggi yang dapat ditunjukkan dengan ketelitian dan linearitas pada kondisi
yang ditetapkan.
D.2 Presisi
Setiap pengukuran yang dilakukan, mempunyai ketidakpastian. Untuk
menduga ketidakpastian ini, perlu diketahui variabel yang bisa saja terjadi apabila
dilakukan pengukuran berulang-ulang. Menurut Sumardi (2002), ketelitian atau
presisi adalah ketertiruan dari suatu pengukuran yang diulang sebanyak n kali.
Tujuan dari penetapan presisi ini adalah menetapkan besarnya kesalahan dari
analisis tersebut. Kesalahan itu dapat diakibatkan oleh vibrasi mekanik, kestabilan
arus listrik, suhu, ketidakmurnian pereaksi, kekompleksan sampel, dan lain-lain.
Hasil uji presisi ini menyertakan tingkat ketelitian dari analisis yang
dilakukan dan memberikan ukuran terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi pada setiap tahapan prosedur analisis. Ketelitian ini dinyatakan dalam
simpangan baku, simpangan rataan, atau kisaran yang merupakan selisih hasil
pengukuran yang terbesar dan terkecil. Dalam analisis kimia, tingkat ketelitian
dinyatakan dalam persen simpangan baku relatif (%RSD) yang tentunya
mempunyai nilai beragam.
Standar deviasi adalah hasil penjumlahan terhadap kuadrat dari deviasi
38
(X1-X2)2
SD
N 1
RPD=
SD
X X 100 %
Keterangan:
SD = standar deviasi
xi = data yang didapat
x
n
= nilai rata-rata
= banyaknya ulangan
% Recovery =
Keterangan:
C1 - C 2
100 %
C3
39
C1
C2
C3
VxC
spike
ml sampel
teoritis
Keterangan:
V
40
persyaratan peralatan.
D.5.1 Umum
Laboratorium harus mampu melakukan validasi metode uji dengan
menetapkan parameter-parameter analisis meliputi: akurasi, presisi, selektifitas,
limit deteksi, cakupan penerapan prosedur pengujian dan pengaruh zat asing
terhadap penetapan. Parameter yang akan digunakan pada suatu aplikasi tertentu
ditentukan oleh analis pelaksana.
D.5.2 Metode Uji
Pemilihan metode uji dilakukan dengan terlebih dahulu melihat unjuk
kerja dan kesesuaian dengan melakukan perbandingan terhadap prosedur kerja
yang telah mengalami validasi.
D.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam analisis harus diperiksa kondisinya secara
berkala agar selalu memberikan unjuk kerja yang memuaskan.
41
BAB IV
METODE ANALISA
A. Prinsip Analisa :
Fosfor dapat diperiksa sebagai ion fosfat. Ion fosfat ini dikomplekskan
dengan Ammonium vanadat dan Ammonium molibdat
Buat deret standar ,pipet 1ml,2ml,3ml,4ml,dan 5ml dalam labu ukur 50ml tambahkan
10 ml pereaksi molibdatvanadate, tepatkan sampai tanda garis dan aquabidest. Tunggu
selama 10 Menit baca pada panjang gelombang 400-490 nm.
Pengkodisian PH
diimpitkan .
Pembentukan warna
Ambil 3ml atau lebih sampel ke dalam labu ukur 50 ml tambahkan 10 ml molibdat
vanadate kemudian dihimpitkan disiapkan blanko 35 ml atau lebih kondisika
sama seperti sampel,setlah 10 menit ukur sampel pada panjang gelombang 400490 nm
D.4 Pengukuran contoh
100 ml sampel dimasukkan ke dalam beaker gelas 250 ml tambahkan 1 ml H 2SO4
Kemudian tambahkan 5 ml HNO 3
Pengendalian mutu
%RPD=
(Selisihnilai)
x 100
ratarata
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Kurva deret standar
B. Pembahasan
B.1 Validasi dan Verifikasi metode
Validasi dan Verifikasi metode merupakan proses pembuktian melalui
pengujian analisis di laboratorium untuk memberikan data-data tentang
kehandalan suatu metode dari suatu prosedur yang digunakan. Metode penentuan
kadar formalin secara spektrofotometri UV-VIS merupakan cara yang paling
mudah
digunakan,
baik
ketika
preparasi
contohnya
maupun
proses
f (x) = 0.02x + 0
0.08
0.06
Abs
0.04
0.02
0
0
-0.02
Kons (mg/l)
(tanpa penambahan spike), lalu dibagi dengan jumlah kandungan formalin dari
larutan spike yang ditambahkan, dan dikalikan 100%. Pada penentuan akurasi ini
dilakukan dengan penambahan larutan spike 100 ppm sebanyak 1 ml. Rerata
contoh yang ditambahkan dengan larutan spike akan menghasilkan hasil yang
lebih besar dibandingkan dengan hasil pengkuran yang hanya berisi contoh saja.
Hasil pengukuran contoh yang ditambahkan dengan larutan spike 100 ppm
memberikan hasil % recovery sebesar 99,69, recovery sebesar Rerata contoh yang
ditambahkan dengan larutan spike akan menghasilkan hasil yang lebih besar
dibandingkan dengan hasil pengukuran yang hanya berisi contoh saja. Hasil
pengukuran contoh yang ditambahkan dengan larutan spike 100 ppm memberikan
hasil recovery sebesar 99,69 %.
Dari hasil perhitungan tersebut, persen recovery yang diperoleh
menunjukkan bahwa kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya
baik, karena dari setiap penambahan larutan spike menghasilkan persen recovery
yang mendekati 100%. Beberapa hal dapat dilakukan untuk mencapai kecermatan
yang tinggi yaitu dengan cara mengurangi galat sistematik, seperti menggunakan
alat yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik,
pengontrolan suhu dan pelaksanaannya yang cermat sesuai prosedur.
D. Limit Deteksi
Penentuan limit deteksi dilakukan dilakukan dengan menggunakan
blanko contoh yaitu contoh yang tidak mengandung Phosphate atau mengandung
Phosphate dengan kadar yang sangat kecil, sehingga menurut teorii serapannya
akan jauh dibawah larutan standar terkecil. Limit deteksi dapat dilakukan dengan
mengukur serapan respon blanko contoh sebanyak 10 kali
Penentuan parameter limit deteksi dilakukan dengan menimbang contoh
sebanyak 10 kali ulangan. Kadar Phosphate rerata yang diperoleh dari blanko
contoh sebesar 2,993 mg/l. Standar deviasi dari hasil 10 kali pengukuran tersebut
sebesar 0.301, sementara nilai limit deteksi yang diperoleh sebesar 0.85. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa alat spektrofotometer UV-VIS dapat mendeteksi
Phosphate dengan kadar diatas 0.85 mg/l.
E. Limit Kuantitasi
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Validasi dan verifikasi metode penentuan Phosphate metode Molibdatvanadat menggunakan beberapa parameter diantaranya linearitas, presisi, akurasi,
limit deteksi dan limit kuantitasi. Linearitas dari deret standar memperoleh nilai
koefisien determinasi (r2) sebesar 0,9969 dan linearitasnya dapat dikatakan cukup
baik, karena memenuhi persyaratan yang ditentukan AOAC yaitu diatas 0,9950.
Presisi yang dilakukan cukup baik karena nilai CV hitung yang diperoleh lebih
kecil dari nilai CV Horwitz, yaitu sebesar 10.06, dan nilai CV Horwitz sebesar
15.2764. Akurasi yang diperoleh dari penambahan larutan spike 100 ppm ialah
sebesar 99,69%. Hasil penentuan akurasi yang dilakukan memenuhi persyaratan,
karena hasilnya mendekati 100%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, menunjukkan
bahwa metode yang digunakan untuk analisis Phosphate menggunakan
spektrofotometer UV-VIS valid, karena memperoleh nilai yang baik dan
memenuhi persyaratan standar yang ditetapkan.
B. Saran
Dalam melakukan validasi metode Sebaiknya digunakan alat-alat yang
telah terkalibrasi, alat-alat gelas yang tidak memenuhi standar misalnya retak atau
buram tidak digunakan kembali. Selain itu, diharapkan untuk melakukan validasi
metode pada hari yang sama untuk meminimalisir kesalahan akibat kondisi
instrumen dan listrik yang berbeda.
Daftar Pustaka
UVVis
http://www.scribd.com/doc/37706799/Spektrofotometer-UV-Vis
Lampiran 1
Gambar Alat Spektrofotometri Hitachi U-2900
Lampiran 2
Kurva Std Posphat
0.1
f (x) = 0.02x + 0
0.08
0.06
Abs
0.04
0.02
0
0
-0.02
Kons (mg/l)
Lampiran 3