Sondir

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

2.6.

PENGUJIAN PENETRASI KERUCUT (CPT) / SONDIR

2.6.1. Pendahuluan

Pada uji sondir, terjadi perubahan yang kompleks dari tegangan tanah saat
penetrasi sehingga hal ini mempersulit interpretasi secara teoritis. Dengan
demikian meskipun secara teoritis interpretasi hasil uji sondir telah ada, dalam
prakteknya uji sondir tetap bersifat empiris (Rahardjo, 2008). Pengujian ini
merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk menghitung kapasitas dukung
tanah. Nilai-nilai tahanan kerucut statis atau hambatan konus (qc) yang diperoleh
dari pengujian dapat langsung dikorelasikan dengan kapasitas dukung tanah
(Hardiyatmo, 1992). Nilai tahanan kerucut statis atau hambatan konus (qc) dengan
ujung konus saja yang terdorong, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

Pkonus = Ppiston
qc × Ac = Cw × Api

Nilai perlawanan geser lokal dapat diperoleh bila ujung konus dan bidang geser
terdorong bersamaan,dan dihitung dengan menggunakan persamaan :

Pkonus + Pgeser = Ppiston


Fs = (Tw-Cw) × (Api/As)

qc (Mpa)

Sumber : Modul Praktikum Mekaniaka Tanah II ITERA


Gambar 2.122. Soil Behavior Type

KELOMPOK 3
2.6.2. Tujuan

Pengujian penetrasi kerucut atau Cone Penetration Test (CPT) sering juga disebut
uji sondir bertujuan untuk :
a. Memperoleh parameter perlawanan konus (qc).
b. Memperoleh parameter perlawanan geser (fs).
c. Memperoleh parameter angka banding geser (Rf).
d. Memperoleh parameter geseran total tanah (Td).
e. Menginterpresentasikan profil perlapisan tanah.
f. Mengetahui kedalaman tanah keras.

2.6.3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam modul praktikum ini adalah :
a. Satu set sondir hidrolik kapasitas 5 ton.

Gambar 2.123. Satu Set Sondir Hidrolik


b. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan panjang 1 m.

Gambar 2.124. Seperangkat Pipa Sondir

KELOMPOK 3
c. Konus

Gambar 2.125. Konus

d. Empat Set Angker

Gambar 2.126. Angker


e. Kunci Pipa

Gambar 2.127. Kunci Pipa

KELOMPOK 3
2.6.4. Prosedur Percobaan

Prodesur percobaan dalammodulpraktikuminiadalah :


a. Persiapan pengujian sondir di lapangan sebagai berikut :
1. Siapkan lubang untuk penusuk konus, sedalam 5cm.

Gambar 2.128. Meniapkan Lubang Konus


2. Masukkan 4 angker kedalam tanah pada kedudukan yang tepat sesai
dengan letak alat sondir.

Gambar 2.129. Memasukkan Angker


3. Periksa alat sondir agar tidak bergeser.

Gambar 2.130. Memeriksa Sondir

KELOMPOK 3
4. Pasang balok-balokpenjepit pada jangkar dan kencangkan.

Gambar 2.131. Memasang Balok Penjepit


5. Sambung konus ganda dengan batang dalam dan pipa serta kepala pipa
dorong.

Gambar 2.132. Menyambung Konus


b. Langkah-langkah pengujian penetrasi konus ganda sebagai berikut :
1. Tegakkan batang dalam dan pipa dorong dibawah penekan hidraulik.

Gambar 2.133. Menegakkan Batang

KELOMPOK 3
2. Dorong/tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan.

Gambar 2.134. Mendorong Menarik Kunci


3. Angkat tuas penekan alat sondir.

Gambar 2.135. Mengangkat Tuas


4. Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan batang dalam dengan
menarik kunci pengatur.

Gambar 2.136. Melakukan Penekanan

KELOMPOK 3
5. Angkat tuas penekan alat sondir dengan kecepatan penetrasi konus
berkisar 10 mm/s sampai dengan 20 mm/s ± 5.

Gambar 2.137. Mengangkat Tuas


6. Baca jumlah nilai perlawanan geser dan nilai perlawanan konus pada
penekan batang sedalam kira-kira 4 cm.

Gambar 2.138. Membaca Nilai Perlawanan

KELOMPOK 3
2.6.5. Data Hasil Percobaan

Tabel 2.24. Data Hasil Percobaan


Kedalaman qc = Cw qt=Tw
(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2)
0 0 0
0,2 7 8
0,4 7 8
0,8 7 8
1 7 9
1,2 7,1 7,5
1,4 7 9
1,6 5,5 6
1,8 5,5 10
2 7 10
2,2 7 12
2,4 7 8
Sumber : Data Hasil Percobaan

2.6.6. Perhitungan

qc = Cw

Fs = (Tw-Cw) × (Api/As)

Friction = 20 Fs

Fs
Fr = x 100
qc

Keterangan :
qc = Perlawanan Konus (Kg/cm2)
Fs = Perlawanan Geser (Kg/cm2)
As = Luas Konus (cm2)
Api = Luas Selimut Geser (cm2)
Fr = Total Komulatif Friksion

KELOMPOK 3
1. Perhitungan Lokal Friksion (Fs)
Fs = (Tw-Cw) × (Api/As)

100
Fs0 = ( 0-0 ) x = 0 Kg/cm2
10
100
Fs0.2 = ( 8-7 ) x = 0.1Kg/cm2
10
100
Fs0.4 = ( 8-7 ) x = 0 .1Kg/cm2
10
100
Fs0.8 = ( 8-7 ) x = 0 .1Kg/cm2
10
100
Fs1 = ( 9-7 ) x = 0 .172Kg/cm2
10
100
Fs1.2 = ( 7.5-7 .1 ) x = 0 .04Kg/cm2
10
100
Fs1.4 = ( 9-7 ) x = 0.2Kg/cm2
10
100
Fs1.6 = ( 6-5.5 ) x = 0 .05Kg/cm2
10
100
Fs1.8 = ( 10-5.5 ) x = 0 .045Kg/cm2
10
100
Fs2 = ( 10-7 ) x = 0 .3Kg/cm2
10
100
Fs2.2 = ( 12-7 ) x = 0 .5Kg/cm2
10
100
Fs2.4 = ( 8-7 ) x = 0 .1Kg/cm2
10
2. Perhitungan Friction
Friction = 20 Fs
F0 = 20 x 0 = 0Kg/cm2
F0.2 = 20 x 0.1 = 2Kg/cm2
F0.4 = 20 x 0.1 = 2Kg/cm2
F0.8 = 20 x 0.1 = 2Kg/cm2
F1 = 20 x 0.2 = 4Kg/cm2
F1.2 = 20 x 0.04 = 0.8Kg/cm2
F1.4 = 20 x 0.2 = 4Kg/cm2

KELOMPOK 3
F1.6 = 20 x 0.05 = 1Kg/cm2
F1.8 = 20 x 0.45 = 9Kg/cm2
F2 = 20 x 0.3 = 6Kg/cm2
F2.2 = 20 x 0.5 = 10 Kg/cm2
F2.4 = 20 x 0.1 = 2 Kg/cm2
3. Perhitungan Total Komulatif Friksion (Tf)
Tf0 =0+0 = 0Kg/cm2
Tf0.2 = Tf0+ 2 = 2Kg/cm2
Tf0.4 = Tf0.2 + 2 = 4Kg/cm2
Tf0.8 = Tf0.4 + 2 = 6Kg/cm2
Tf1 = Tf0.8 + 4 = 10Kg/cm2
Tf1.2 = Tf1 + 0.8 = 10.8Kg/cm2
Tf1.4 = Tf1.2 + 4 = 14.8 Kg/cm2
Tf1.6 = Tf1.4 + 1 = 15.8 Kg/cm2
Tf1.8 = Tf1.6 + 9 = 24.8Kg/cm2
Tf2 = Tf1.8 + 6 = 30.8Kg/cm2
Tf2.2 = Tf.2 + 10 = 40.8Kg/cm2
Tf2.4 = Tf2.4 + 2 = 42.8Kg/cm2
4. Perhitungan Friction Rasio (Fr)
Fs
Fr = x 100
qc

0
Fr0 = x 100% = 0 %
0
0.1
Fr0.2 = x 100% = 1.429 %
7
0.1
Fr0.4 = x 100% = 1.429 %
7
0.1
Fr0.8 = x 100% = 1.429 %
7
0.2
Fr1 = x 100% = 2.857 %
7
0.04
Fr1.2 = x 100%= 0.563 %
7.1

KELOMPOK 3
0.2
Fr1.4 = x 100% = 2.857 %
7
0.05
Fr1.6 = x 100%= 0.909 %
5.5
0.45
Fr1.8 = x 100%= 8.182 %
5.5
0.3
Fr2 = x 100% = 4.286 %
7
0.5
Fr2.2 = x 100% = 7.143 %
7
0,1
Fr2.4 = x 100% = 1.429 %
7
Tabel 2.25. Data Hasil Perhitungan
Kedalama Local Frictio Total Friction
qc = Cw qt=Tw
n Friction (Fs) n Cumulative Ratio
(Kg/cm2
(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2) Friction (Tf) (Fr) (%)
)
0 0 0 0 0 0 0
0,2 7 8 0,1 2 2 1,429
0,4 7 8 0,1 2 4 1,429
0,8 7 8 0,1 2 6 1,429
1 7 9 0,2 4 10 2,857
1,2 7,1 7,5 0,04 0,8 10,8 0,563
1,4 7 9 0,2 4 14,8 2,857
1,6 5,5 6 0,05 1 15,8 0,909
1,8 5,5 10 0,45 9 24,8 8,182
2 7 10 0,3 6 30,8 4,286
2,2 7 12 0,5 10 40,8 7,143
2,4 7 8 0,1 2 42,8 1,429
Sumber : Data Hasil Percobaan

KELOMPOK 3
Grafik Kedalaman Vs. qc
0 1 2 3 4 5 6 7 8
0

0.5
Kedalaman (m)

1.5

2.5

qc (Kg/cm2)

Grafik 2.16. Kedalaman Vs. qc

Grafik Kedalaman Vs. Fs


0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
0

0.5
Kedalaman (m)

1.5

2.5 2.4

Fr (Kg/cm2)

Grafik 2.17. Kedalaman Vs. Fs

KELOMPOK 3
Grafik Kedalaman Vs. Tf
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
0

0.5
Kedalaman (m)

1.5

2.5 2.4

Tf

Grafik 2.18. Kedalaman Vs. Tf

Grafik Kedalaman Vs. Fr


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
Kedalaman (m)

0.5
1
1.5
2
2.5 2.4

Fr (%)

Grafik 2.19. Kedalaman Vs. Fr

KELOMPOK 3
Grafik Kedalaman Vs. qc, Fs, Tf Grafik Kedalaman Vs. Fr
0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0

0.5 0.5

1 1

qc = Cw

1.5 Fs*10 1.5

Tf/10

2 2

2.5 2.5

3 3

Grafik 2.20. Kedalaman Vs. Qc, Fs, Tf, Fr dan Kedalaman Vs.Fr

2.6.7. Analisis

Tabel 2.26. Soil Behavior Type


Kedalaman (m) qc (Kg/cm2) (Fr) (%) Soil Behavior Type
0,2 7 1,428571429 Silty sand to sandy silt
0,4 7 1,428571429 Silty sand to sandy silt
0,8 7 1,428571429 Silty sand to sandy silt
1 7 2,857142857 Sandy silt to clayey silt
1,2 7,1 0,563380282 Sand to silty sand
1,4 7 2,857142857 Sandy silt to clayey silt
1,6 5,5 0,909090909 Silty sand to sandy silt
1,8 5,5 8,181818182 Clay
2 7 4,285714286 Clayey silt to silty clay
2,2 7 7,142857143 Clay
2,4 7 1,428571429 Silty sand to sandy silt

KELOMPOK 3
Sumber : Data Hasil Percobaan

Berdasarkan pengujian, telah didapatkan nilai qc dan qw lapangan yang dapat


digunakan untuk mencari nilai lokal friksion (Fs), friksion, total komulatif friksion
(Tf), dan nilai friksion rasio (fr) dengan nilai tertinggi pada kedalaman 2,2 m.
Dengan kondisi tanah perlapisan tanah yang ditinjau berdasarkan tabel over
consolidated or cemented pada 0.2 m adalah silty sand to sandy silt, pada 0.4 m
adalah silty sand to sandy silt, pada 0.8 m adalah silty sand to sandy silt, pada 1
m adalah sandy silt to clayey silt, pada 1.2 m adalah sand to silty sand, pada 1.4 m
adalah sandy silt to clayey silt, pada 1.6 m adalah silty sand to sandy silt, pada 1.8
adalah clay, pada 2 m adalah clayey silt to silty clay, pada 2.2 m adalah clay, dan
pada kedalaman 2.4 m adalah silty sand to sandy silt.

KELOMPOK 3
2.6.8. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan praktikum pengujian penetrasi kerucut didapatkan kesimpulan dan


saran sebagai berikut.

2.6.8.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum pengujian penetrasi kerucut didapatkan kesimpulan dan


saran sebagai berikut :
a. Nilai qc dan qw didapatkan dari pengujian penetrasi kerucut dilapangan.
b. Didapatkan nilai Fs berdasarkan perhitungan dengan nilai terbesar 0,5
Kg/cm2 pada kedalaman 2.2 m.
c. Didapatkan nilai friksion berdasarkan perhitungan dengan nilai terbesar
10 Kg/cm2 pada kedalaman 2.2 m.
d. Didapatkan nilai total komulatif friksion berdasarkan perhitungan
dengan nilai terbesar 42,8 pada kedalaman terakhir 2.4 m.
e. Didapatkan nilai friksion rasio berdasarkan perhitungan dengan nilai
terbesar 8.182 % pada kedalaman 1.8 m.

2.6.8.2. Saran

Berdasarkan praktikum pengujian penetrasi kerucut didapatkan kesimpulan


sebagai berikut :
a. Diharapkan untuk praktikan selanjutnya untuk menggunakan alat
praktikum dengan baik dan benar.
b. Untuk praktikan selanjutnya setelah menggunakan alat agar dapat
dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula.
c. Untuk praktikan, agar lebih memperhatikan dengan baik semua prosedur
percobaan dan lebih teliti lagi dalam melaksanakan praktikum.

KELOMPOK 3

Anda mungkin juga menyukai