LP Hemoroid
LP Hemoroid
LP Hemoroid
HEMOROID
MULYANA ANWAR
70300116004
CI INSTITUSI CI LAHAN
( ) ( )
A. Pengertian Hemoroid
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid
sangat umum terjadi, pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
internal dan hemoroid eksterna. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang terjadi
diatas spingter anal sedangkan yang muncul di spingter anal disebut hemoroid
Hemoroid hampir mirip dengan varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah
yang melebar adalah pembuluh darah kaki, sedangkan pada hemoroid pembuluh
2010)
darah (trombus), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar. Wasir yang
tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar
B. Etiologi/Penyebab
1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic kelainan organik yang
(Doenges, 2003)
2. Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan
bukan hemoroidnya.
b. Anatomi
hemoroidalis.
lain :
2) Gangguan defekasi dan miksi.
etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi salling berkaitan.( Djuhari, 2003)
C. Patofisiologi
Akan timbul bila ada penyulit seperti perdarahan , trombus dan infeksi. Hemoroid
timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
terjadi akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah
segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat
inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan
darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi pada daerah
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena
a. Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi atau tonjolan mokosa tidak melalui anus
b. Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
depikasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan
sendirinya.
c. Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya
d. Derajat IV
Suatu saat ada timbul keadaan akut dimana varises yang keluar pada saat
defekasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul thrombus
sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada yang menyempit
hemoriod yang keluar itu, pada hal pendapat ini salah karena muskulus spingter
ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda banyak pada saat membuka
dan menutup. Tapi bila benar terjadi, inkaserata maka setelah beberapa saat akan
timbul nekrosis tapi tidak demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan
eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung - ujung saraf pada
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau
lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
D. Manifestasi Klinis
1. Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri.
(Burnner,2001)
Pemeriksaan Fisik
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
1. Inspeksi
2. Palapasi
melakuakn rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah
ada benjolan tersebut lembek, lihat apakah ada perdarahan.( Price, A. Sylvia,
2006)
E. Penatalaksanaan Medis
1. Pada tingkat I :
obstipasi dianjurkan, diet rendah sisa; lebih banyak makan buah dan
kurangi.
sklerosing
operasi
(Dermawan, 2010)
F. Komplikasi
1. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan
apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang
dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa
mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering
adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk
lagi (inkarserata / terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan
2. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehingga lama - lama darah akan membeku dan
terjadi trombosis.
3. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya. (Taylor.
R, 2006)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin, mengalami penurunan < 12 mg%.
2. Anoscopy, pemeriksaan dalam rektal dengan menggunakan alat, untuk
mendeteksi ada atau tidaknya hemoroid. Dengan cara ini dapat dilihat
hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk
mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop
dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat
diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat
sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila
penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar
dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata
3. Digital rectal examination, pemeriksaan dalam rektal secara digital.
4. Sigmoidoscopy dan barium enema, pemeriksaan untuk hemoroid yang
disertai karsinoma.
5. Inspeksi Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah menjadi
thrombus. Hemoroid interna yang menjadi prolaps dapat terlihat dengan cara
menyuruh pasien mengejan. Prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang
tertutup mukosa.
6. Rectal Toucher (RT)
Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak teraba dan tidak nyeri, hemoroid
ini dapat teraba bila sudah ada thrombus atau fibrosis. Apabila hemoroid sering
prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan
terasa padat dengan dasar yang lebar. Rectal toucher (RT) diperlukan untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma recti.
7. Pemeriksaan diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang belum prolaps.
Anaskopi dimasukan untuk mengamati keempat kuadran dan akan terlihat
sebagai struktur vaskuler yang menonjol kedalam lumen. Apabila penderita
diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak, besarnya, dan keadaan lain seperti polip, fissure ani, dan tumor ganas
harus diperhatikan. (Dermawan, 2010)
PENYIMPANGAN KDM PASCA OPERASI HEMOROID
Konstipasi, Sering mengejan, Tumor Rektum, Tekanan Intra Abdominal, Thrombosis Vena
Hemoroidalis
Hemoroid
operasi ↓ kesehatan
↓ Terputusnya kontinuitas ↓
terjadi infeksi ↓ ↓
Pengaruh ↓
↓ Kurang pengetahuan
Reseptor nyeri
↓ Hospitalisasi
Diteruskan ke thalamus ↓
↓ Perubahan
↓ ↓
↓ tidur
Nyeri
Respon muskular ↑
↓ Kebutuhan ADL
↓ ↑
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pola Aktivitas
Pola Eleminasi
c. PEMERIKSAAN FISIK.
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
menempel pada tempat tidur.
1. Inspeksi
5. Penatalaksanaan
pemberian analgetik
sesuai indikasi
2. Resiko tinggi terjadi Dalam 3 x 24 jam 1. Kaji adanya tanda-tanda Untuk mengetahui adanya infeksi
infeksi berhubungan perawatan, infeksi infeksi dan memilih intervensi
dengan adanya sayatan tidak terjadi dengan selanjutnya
luka operasi kriteria:
- tidak terlihat 2. Observasi balutan, Deteksi dini terjadinya infeksi
adanya tanda-tanda apakah basah oleh memberikan pencegahan
infeksi drainase purulen atau dari komplikasi lebih serius
feses
Hasil TTV yang tidak normal
mengindikasikan adanya infeksi
3. Observasi TTV
Daerah lembab merupakan
medium pertumbuhan kuman
sehingga memperlambat
4. Anjurkan pada klien penyembuhan
untuk menjaga verban
agar tetap kering Diberikan secara profilaktik untuk
menurunkan resiko terjadinya
infeksi
5. Berikan antibiotik sesuai
indikasi
3. Kurang pengetahuan Dalam 1 x 24 jam 1. Kaji tingkat pemahaman Mengetahui tingkat pemahaman
mengenai kondisi, perawatan klien klien klien untuk memilih intervensi
pengobatan memahami mengenai selanjutnya
berhubungan dengan kondisi, pengobatan
kurang terpajan dengan kriteria: Menurunnya rentang perhatian
informasi - mengutarakan 2. Berikan informasi dalam pasien dapat menurunkan
pemahaman bentuk-bentuk yang kemampuan untuk
mengenai kondisi singkat dan sederhana menerima/memproses dan
dan pengobatan mengingat/menyimpan informasi
- Melakukan yang diberikan
prosedur yang
diperlukan 3. Instruksikan pada pasien Membantu dalam meningkatkan
untuk melakukan normalisasi fungsi organ
ambulasi dini
MULYANA ANWAR
70300116004
CI INSTITUSI CI LAHAN
( ) ( )