Makalah Pelaporan Korporat
Makalah Pelaporan Korporat
Makalah Pelaporan Korporat
KORPORAT
“Imbalan Kerja”
Dosen Pengampu :
Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menyelesaikan makalah Pelaporan Korporat ini sebagai salah satu syarat tugas dalam
Dalam menyusun dan menyelesaikan tugas ini, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah yang
Kami menyadari bahwa hasil tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang disampaikan kepada kami sangat berarti sebagai
dorongan semangat dan pembelajaran yang membangun kami untuk lebih baik lagi di
masa depan. Semoga tugas makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui mengenai imbalan kerja
b. Untuk mengetahui isi dari PSAK No 24
c. Untuk mengetahui jenis-jenis imbalan kerja
d. Untuk mengetahui entitas yang tidak mengaplikasikan IFRS 4
4
BAB II
PEMBAHASAN
Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yangdiberikan oleh entitas sebagai
pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja, termasuk direktur dan manajemen.
Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan
5
kerja) yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pekerja
memberikan jasanya.
Contoh Imbalan kerja jangka pendek mencakup upah, gaji, dan iuran jaminan sosial,
cuti-berimbalan jangka pendek (seperti cuti tahunan dancuti sakit) dimana ketidakhadiran
diperkirakan terjadi dalamwaktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja
memberikan jasanya bagi laba dan bonus terutang dalam waktu 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan saat pekerja memberikan jasa terkait; dan imbalan nonmoneter (seperti
perawatan kesehatan,perumahan, mobil serta barang dan jasa yang diberikansecara cuma-
cuma atau subsidi) untuk pekerja saat ini.
Jika pekerja memberikan jasa kepada entitas selama periode pelaporan, maka
entitas harus mengukur nilai yang diakui sesuai dengan paragraf 23.2 pada nilai tidak-
terdiskonto yang diperkirakan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut.
b. Pengakuan dan Pengukuran – Cuti Berimbalan Jangka Pendek
6
2. Imbalan Pascakerja
Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan kerja) yang
terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.
Entitas harus mengukur kewajiban imbalan pasti untuk kewajiban dalam program
imbalan pasti pada nilai neto dari total jumlah berikut:
- nilai kini dari kewajiban dalam program imbalan pasti (kewajiban imbalan pasti
atau defined benefit obligation) pada tanggal pelaporan (paragraf 23.15-23.20
memberikan panduan cara untuk mengukur kewajiban ini), dikurang;
- nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan (jika ada) yang digunakan untuk
menutup secara langsung kewajiban tersebut.
8
Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja(selain imbalan
pascakerja dan pesangon pemutusan kerja) yang tidak seluruhnya jatuh tempo dalam waktu
12 bulan setelah pekerja memberikan jasanya; dan
Imbalan kerja yang termasuk dalam imbalan kerja jangka panjang lainnya,
meliputi misalnya:
a. kompensasi cuti jangka panjang seperti cuti pengabdian atau cuti hari raya;
b. imbalan pengabdian;
c. imbalan cacat jangka panjang;
d. bagi hasil dan bonus yang terutang 12 bulan atau lebih setelah akhir periode di mana
pekerja memberikan jasa terkait;
e. kompensasi yang ditunda yang dibayarkan 12 bulan atau lebih setelah akhir periode
kompensasi tersebut diperoleh.
Entitas harus mengakui kewajiban untuk imbalankerja jangka panjang lainnya yang
diukur pada nilai neto dari total jumlah berikut:
a. nilai kini kewajiban imbalan kerja pada tanggal pelaporan,dikurang
b. nilai wajar aset program pada tanggal pelaporan (jika ada) di luar kewajiban yang akan
diselesaikan secara langsung.
9
pekerja, maka entitas harus mengungkapkan sifat imbalan, kebijakan akuntansi, dan jumlah
atas kewajiban dan status pendanaan pada tanggal pelaporan. Ketika terdapat ketidakpastian
tentang jumlah pekerja yang akan menerima tawaran pesangon pemutusan kerja, maka
timbul kewajiban kontinjensi. Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi mensyaratkan
entitas untuk mengungkapkan informasi tentang kewajiban kontijensi kecuali kemungkinan
terjadinya penyelesaian kecil sekali.
Entitas harus mengakui pesangon pemutusan kerja sebagai kewajiban dan beban hanya
ketika entitas mampu menunjukkan komitmen, baik:
- memutus masa kerja pekerja atau sekelompok pekerja sebelum masa pensiun
normalnya;
- memberikan pesangon pemutusan kerja sebagai akibat penawaran yang dibuat
dalam rangka pengurangan jumlah pekerja secara sukarela.
b. Pengukuran pesangon pemutusan kerja
Entitas harus mengungkapkan jumlah biaya iuran pasti untuk periode dan jumlah yang
diakui dalam laporan laba rugi sebagai beban untuk program iuran pasti. Jika entitas
memperlakukan program imbalan pasti multi pemberi kerja sebagai program iuran pasti
karena informasi yang memadai tidak tersedia untuk menggunakan akuntansi imbalan
pasti, maka entitas harus mengungkapkan fakta bahwa program tersebut adalah program
imbalan pasti dan alasan dicatat sebagai program iuran pasti, bersama dengan semua
informasi yang tersedia mengenai surplus atau defisit program dan implikasinya
terhadap entitas (jika ada).
10
2) Program Imbalan Pasti
- Entitas harus mengungkapkan informasi berikut tentang program imbalan pasti
(kecuali program multi pemberi kerja yang dicatat sebagai program iuran pasti
sesuai. Jika entitas memiliki lebih dari satu program imbalan pasti, maka
pengungkapan ini dibuat secara total terpisah untuk setiap program atau
pengelompokkan tersebut dianggap paling bermafaat: penjelasan umum jenis
program, termasuk kebijakan pendanaan.
- kebijakan akuntansi entitas untuk mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial
(dalam laporan laba rugi atau ekuitas) dan jumlah atas keuntungan dan kerugian
aktuarial yang diakui selama periode berjalan.
- penjelasan naratif jika entitas menggunakan penyederhanaan pada paragraf 23.17
dalam mengukur kewajiban imbalan pasti.
- tanggal penilaian aktuarial komprehensif paling kini dan (jika tidak dilakukan pada
periode pelaporan) penjelasan mengenai penyesuaian untuk mengukur kewajiban
imbalan pasti pada tanggal pelaporan.
- rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir kewajiban imbalan pasti yang menunjukkan
keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui selama periode
- rekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir atas nilai wajar aset program dan saldo awal
dan saldo akhir setiap hak penggantian yang diakui sebagai aset, ditunjukkan secara
terpisah
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja diatur dalam PSAK 24. PSAK 24
membagi imbalan kerja menjadi beberapa kelompok: (1) imbalan kerja jangka pendek; (2)
imbalan pascakerja; dan (3) imbalan kerja jangka panjang; dan (4) pesangon pemutusan
kerja.
1. Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan
kerja) yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode
pekerja memberikan jasanya.
2. Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan kerja) yang
terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.
3. Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja(selain imbalan
pascakerja dan pesangon pemutusan kerja) yang tidak seluruhnya jatuh tempo dalam
waktu 12 bulan setelah pekerja memberikan jasanya.
4. Pesangon pemutusan kerja adalah Perjanjian kontraktual atau perjanjian lainnya
dengan pekerja atau perwakilan pekerja atau oleh kewajiban konstruktif berdasarkan
praktik bisnis, kebiasaan atau keinginan untuk bertindak adil, untuk melakukan
pembayaran (atau menyediakan imbalan lainnya) kepada pekerja ketika
memberhentikan pekerjanya.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35242993/MAKALAH_PSAK_No_24_IMBALAN_KERJA
https://asdarmunandar.blogspot.com/2012/01/imbalan-kerja.html?m=1
https://spn.or.id/terapkan-psak-24-di-setiap-perusahaan/
13