LAPORAN LP, LK, SAP Oksigenasi
LAPORAN LP, LK, SAP Oksigenasi
LAPORAN LP, LK, SAP Oksigenasi
LAPORAN PENDAHULUAN
“GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANGAN IRNA RS UNIVERSITAS MATARAM”
OLEH
Abdul Ra’uf
020.021.100
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dengan dengan kebutuhan Oksigenasi di Rungan IRNA Rumah Sakit Universitas Mataram
Hari :
Tanggal :
Mengatahui
A. DEFINISI
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Tarwoto dan Wartonah, 2006). Oksigen adalah kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai
organ atau sel ( Carpeniti-Moyet, 2006).Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah suatu
komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel.
a. Hidung
Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung banyak memiliki
kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Didalam hidung udara
disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga
disesuaikan suhunya agar sesuai dengan suhu tubuh.
b. Faring
Faring merupakan ruang dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan masuknya udara dsri ronggs hidung.
Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan
dan makanan.
c. Laring
Laring/pangkal batang tenggorokan / kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis,
(tulang rawan penutup) dan tulang rawan trikoid (cincin stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara
terletak di dinding laring bagian dalam.
d. Trakhea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang berbentuk
hurup ’C’ pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat
menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran
pernapasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara penapasan.
e. Bronkus
Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang
satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot
polos dan cincin tulang rawan. Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke kanan. Hal
ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit
f. Bronkiolus
Bronkeolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih tipis. Bronkeolus
bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus.
g. Alveolus
Saluran akhir dari saluran pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara. Dinding aleolus sanat tipis
setebal silapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler- kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan
terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah
terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan perukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke
udara bebas terjadi.
h. Paru-paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh
otot dafragma yang kuat. Paru-paru merupakan himpunana dari bronkeulus, saccus alveolaris dan alveolus.
Diantara selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat
mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan karena adanya
perubahan tekana rongg
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGENASI
1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).
b. Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.
c. Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan darah menurun.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dll.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan, obesitas ).
2. Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
c. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres.
e. Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteoriklerosis dan ekspansi paru
menurun.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.
b. Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
d. Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan Hb,
alkohol menyebabkan depresi pernafasan.
4. .Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja ( polusi ).
b. Suhu lingkungan.
c. Ketinggian tempat dari permukaan laut.
Sesak napas
Gagal napas
Asma
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus mencakup :
1. Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan
oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi keperawatan.
a. Keletihan
Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien melaporkan bahwa ia kehilangan daya
tahan.
b. Dispnea
Merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak napas. Dispnea
merupakan sensasi subjektif pada pernapasan yang sulit dan tidak nyaman.
c. Batuk
Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru-paru yang tiba-tiba dan dapat didengar.
d. Mengi
Mengi disebabkan oleh gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas yng
sempit.
e. Nyeri
Nyeri jantung tidak menyertai variasi pernapasan. Nyeri ini paling sering terjadi di sisi
kiri dada dan menyebar. Nyeri pericardium, merupakan akibat inflamasi kantong perikardium,
biasanya tidak menyebar dan dapat terjadi saat inspirasi.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien yang meliputi
evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar.
a. Inspeksi
- Warna membran mukosa
- Penampilan umum\
- ingkat kesadaran
- Keadekuatan sirkulasi sistemik
- Pola pernapasan
- Gerakan dinding dada.
b. Palpasi
- Dinding thorak, adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan ?
- Pengembangan dinding horak, bandingkan kiri dan kana
- Taktil fremitus
Getaran meningkat pneumonia, penumpukan secret, atelektasis yang belum total,
infark atau fibrosis paru. Sedangkan getaran menurun pleural effusion, pneumothorak,
penebalan pleura, emphysema atau sumbatan bronchus.
c. Perkusi
macam suara ketukan:
sonor.
Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.
Redup
Suara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) : tumor, atalektasis, cairan.
Hipersonor
Suara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara sonor. Akibat adanya
udara berlebihan di paru-paru, pneumothorak, emphysema paru. \
Tympani
Akibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang tertutup.
suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul gendang.
Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal.
Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak lambung dan usus besar.
Teknik perkusi
1. Jari tengah diletakkan di dinding thorak
2. Ujung jari tengah tangan yang lain mengetuk dibagian distal jari tengah yang berada di
dinding thorak
3. Gerakan mengetuk hanya dari pergrlangan tangan, setelah mengetuk segera diangkat.
4. Bandingkan kiri dan kanan.
5. Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun.
d. Auskultasi
- Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian dalam mendeteksi bunyi S1 dan
S2 normal/tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan. Auskultasi juga digunakan
untuk mengidentifikasi bunyi bruit di atas arteri karotis, aorta abdomen, dan arteri
femoral.
- Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara disepanjang
lapangan paru. Suara napas tambahan terdengar, jika suatu daerah paru mengalami
kolaps, terdapat cairan atau terjadi obstruksi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls
dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap stres
fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi tentang respond miokard terhadap peningkatan
kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ; pemeriksaan fungsi
paru, BGA.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen yang tidak adekuat
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
No
No Diagnosa
DiagnosaKeperawatan
Keperawatan Tujuan Keperawatan RencanaTindakan
Rencana Tindakan
(NANDA)
(NANDA) (( NOC
NOC )) (NIC) )
(NIC
Ketidakefektifan
Tgl : polaJam : Status pernafasan : ventilasi Manajemen Jalan Nafas
nafas berhubungan
Gangguan pertukarandengan
gas Status respirasi : Pertukaran
adekuat Aturjalan
Manajemen posisinafastidur untuk memaksimalkan
: gas adekuat ventilasi.
Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman,
berhubungan dengan : Status
StatusTanda Vital: Stabil
respirasi Ventilasi Jaga
usaha nafas, dan produksi
kepatenan sputum.
jalan nafas: suction,
pemasukan oksigen yang tidak
efektif batuk efektif kebutuhan insersi jalan
Identifikasi
adekuat
Hiperventilasi Keseimbangan
Setelah dilakukan elektrolit dan Kajidan
asuhan nafas, TTV, siapkan
dan adanya klien sianosis
untuk tindakan
Data Subyektif
Hypoventilasi asam basa
keperawatan :selama ..... x 24 jam
ventilasi mekanik
Pertahankan sesuai
pemberian indikasi
O2 sesuai
Klien mengatakan : Monitor
kebutuhan vital sign tiap ...jam, adanya
Deformitas tulang, Sesak nafas berkurang sampai
Setelah
dengan hilangdilakukan asuhan sianosis, dan efektifitas
Kaji adanya penurunan ventilasi danpemberian oksigen
dinding dada
Sakit kepala keperawatan selama …. x 24 yangbunyi
dilembabkan.
nafas tambahan, kebutuhan insersi
Penurunan energi / jam
Gangguan Ekspirasi dada simetris
penglihatan / : Jelaskan
jalan nafas:penggunaan
ET, TT alat bantu yang
kelelahan: Anemia Tidak ada penggunaan
Menunjukkan otot bantu
pertukaran gas dipakai klien : oksigen, mesin penghisap,
visual : pandangan kabur Tentukan lokasi dan luasnya krepitasidandi
Disfungsi
Kelelahan neuro pernafasan,
efektif tidak ada nafas pendek alat bantu nafas
tulang dada
muscular: GBS Bunyi- pHnafas: tambahan
7.35 – 7.45 tidak ada Kaji Ajarkan tehnik kegelisahan,
nafas dalam, batuk
Sesak nafas peningkatan ansietas
Kerusakan (wheezing, ronchi, ....) efektif
Merasa kebingungan
musculoskeletal: Cedera Tidak - PaCO2 : 35 –dan
ada nyeri 45 cemas
% dan tersengal-sengal
Monitor
Lakukanpola tindakan
pernafasan untuk mengurangi
(Bradipnea,
Tulang Belakang TTV dalam :batas
- PaO2 85 – normal;
100 % konsumsi oksigen : kendalikan
takipnea, hiperventilasi): kecepatan, demam,
Posisi
Data Obyektiftubuh yg tidak - Suhu: 36,3-37,4 C nyeri,irama,
ansietas, dan tingkatkan periode
kedalaman, dan usaha respirasi
sesuai
Dispnea - Nadi:
- BE Bayi:
: + 2140xs/d –/menit
2 meq/L istirahat yang adekuat
Takikardi Monitor tipe pernafasan : Kusmaul,
Nyeri Anak 2th: 120x /menit
- SaO2 : 96-97 %
Kolaborasi
Cheyne Stokes,dgnBiotTim medis : pemberian
Obesitas Anak 4th: 100x /menit O2, obat bronkhodilator, terapi nebulizer /
Sianosis Anak
Tidak10-14th:85-
ada dyspnea90x dan/mnt. Ajarkan teknik relaksasi kpd klien dan
inhaler, insersi jalan nafas
Gelisah sianosis, mampu bernafas
Laki2dewasa:60-70x/ menit keluarga.
Manajemen Elektrolit & Asam-basa
Hipoksia(penurunan
Data Subyektif PO2) dengan mudah
Premp.dewasa:70-85x /mnt Kolaborasi Tim medis : untuk program
Pertahankan kepatenan IV line, dan balance
Klien
mengatakan :
Hiperkarbia(peningkatan Dewasa : 80-85x
Menunjukkan /menit
ventilasi cairan
terapi, pemberian oksigen, obat
PCO2) TD :
- adekuat, ekspansi dinding dada bronkhodilator, obat nyeri cairan,
Sesak nafas Bayi syst. 60-80 mmHg
simetris, suara nafas bersih,
Monitor statustindakan/
nebulizer, mental, elektrolit,medis,
pemeriksaan dan
Irama / frekuensi kedalaman abnormalitas serum
nafas
Nafas pendek
abnormal Anak
tidak >ada
10th: 90/60 mmHg
: penggunaan otot- pemasangan alat bantu nafas,, dan
Tensi
Cemas Umur 10-30 th: 110/75
otot nafas tambahan, retraksi mmHg Monitor tanda-tanda gagal nafas : hasil AGD
fisioterapi
………. mmHg Umur 30-40 th: 125/85 mmHg abnormal, kelelahan
Data dinding dada, nafas cuping ..................................
RRObyektif
…………. x /mnt Umur
hidung,40-60 th: 140/90
dyspnea, taktil mmHg Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
Nadi
Penurunan
………x/mnt tekanan
Umur
inspirasi/ekspirasi fremitus> 60 th: 150/90 mmHg Monitor status neurologi dan atau
SpO2 …………. % - Eupnoe
TTV (pernafasan
dalam batas normal)
normal neuromuskular Nama Perawat
: tingkat kesadaran dan
Penggunaan otot bantu - Respirasi:
AGDnafas / BGA abnormal Menunjukkan orientasi adanya kebingungan, parestesia, kejang
Bayi: 30-50xmenit
Nafas cuping hidung kognitif baik, dan status Kolaborasi dengan Tim medis untuk
Balita: 30-40x/menit
mental adekuat pemeriksaan AGD, pencegahan dan
Ekspirasi memanjang Anak: 22x/menit
penanganan asidosis dan alkalosis:
Dewasa:
Menunjukkan keseimbangan
10-18 x/ mnt
Pernafasan nasal faring elektrolit dan asam basa
( ............................................)
Respiratorik & Metabolik
Dyspnea/Orthopnea Na : 135 – 145 meq/L Hemodynamic regulation
RR: …...... x mnt Monitor status hemodinamik: saturasi
Nadi: …..... x mnt Cl : 100-106 meq /L oksigen, nadi perifer, capillary refill, suhu
Tipe Pernafasan : dan warna ekstremitas, edema, distensi JVP
K : 3,5 – 5.5 meq/L
Kusmaul, Biot, Kolaborasi dgn Tim Medis untuk obat
Cheynestokes. Mg :1,5 – 2,5 meq / L vasodilator dan atau vasokonstriktor
Nama Perawat
Ca : 8,5- 10,5 meq /L
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik. Ed. 4. Vol. 1&2. Jakarta :
EGC.
Chayatin, Nurul. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori Dan Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC.
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi) : Konsep, Proses Dan Praktik Keperawatan.
Yogyakarta: Graham Ilmu.
Nanda International DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.
LAPORAN ASKEP
ASUHAN KEPERAWATAN Pada Tn. P DENGAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI IRNA RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MATARAM
OLEH:
Tahun 2021/2022
Nama mahasiswa : Abdul Ra’uf
Tempat praktek : Rumah Sakit Universitas Mataram
Tanggal : 16-02-2021
4. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
dilakukan:
CHF
Pemeriksaan penunjang yang sudah di lakukan : pemeriksaan lab
Tindakan sudah dilakukan : pemeasangan infus NACL 500cc dilengan sebelah kiri.
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Pengetahuan tentang
penyakit/perawatan
Klien mengetakan tidak mengetahui tentang penyakitnya saat ini, klien dan keluarga tidak mengetahui cara
pemeliharaan kesehatannya.
2. Pola nutrisi/metabolic Program diit RS :
RS menyediakan makan 3x sehari.
Intake makanan:
Intake cairan:
Sebelum sakit klien mengatakan ninum 7-8 gelas sehari
Saat sakit klien mengatakan minum 5-6 gelas sehari
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum sakit klien mengakatan BAB 1 kali sehari dengan warna khas berbau khas.
Berbentuk padat.
Saat sakit klien mengakatan BAB 1 kali sehari dengan warna khas berbau khas. Berbentuk
padat
6. Pola persepsual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
Komunikasi klien dan keluraga sangat baik dan cukup efektif mudah di mengerti dan bias di
fahami
Klien mengatkan prubahan terbesar dalam hidupnya akhir-akhir ini yaitu penyakit yang di
deritanya saat ini
Klien dan keluraga mengatakan pasrah kepada Allah Swt tentang penyakit yang diderita klien
saat ini.
Palpasi :
1. Tractil Fremitis / Fremitus Vokal : Normal terasa pada saat dilakukan pemeriksaan pada punggung
bagian belakang.
Perkusi :
Perkusi
Palpasi :
Iktus cordis teraba pada interkosta ke v sebelah kiri
Perkusi :
Batas Jantung Kanan : interkosta ke III –IV sebelah kanan
Jantung Kiri : Intercosta ke V agak medial ke
midklavula sinistra
Auskultasi :
Bunyi Jantung I : terdengar suara “lub” kareana penutupan katub antrioventrikel (A-v). Lokasi
auskultasi pada intracosta ke IV
Bunyi Jantung II : tedengar suara “dub” dikarenakan penutup katub semilunaris (aorta dan
pulmonaris) pada akhir dari sistol. Lokasi auskultasi pada interkosta II
1. Nadi
Frekuensi 84x/menit reguler
2. Irama :
Normal : reguler
3. Tekanan Darah 90/64 mmHg
4. Bunyi Jantung : Normal
5. Letak jantung
Ictus cordis teraba pada intercosta ke V
6. Clubbing Finger : Tidak ada clubbing finger
Persarafan
Tingkat Kesadaran :Compos Mentis
Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Total GCS : 15
1. Refleks : Normal
2. Koordinasi Gerak : ya
3. Kejang : tidak 5.
Penginderaan
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : normal
Visus 6/6, klien bisa melihat dengan normal dari jarak 6 meter
c. Pupil : iskor
d. Reflek Cahaya Positif
e. Gerak Bola Mata : Normal
f. Medan Penglihatan : Normal
g. Buta Warna : tidak, klien masih mampu membedakan warna
h. Tekanan Intra Okuler : Tidak
2. Hidung (Penciuman)
a. Bentuk : Normal
b. Gangguan PenPreceptoruman : Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : normal
b. Membran tympani : utuh
c. Otorrhoea : Tidak
d. Gangguan pendengaran : tidak
e. Tinitus : tidak
4. Perasa: Normal
5. Peraba : Normal
Perkemihan
Masalah kandung kemih : tidak ada masalah
Pencernaan
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Selaput Lendir Mulut : lembat
b. Lidah : berbentuk normal warna pucat
c. Rongga Mulut : Berbau
d. Abdomen : klien mengatakan tidak ada nyeri pada bagian abdomen
e. Pembesaran Hepar : tidak
f. Pembesaran Lien : tidak
g. Asites : tidak ada penumpukan caira
2. Masalah Usus Besar dan Rectum / Anus
BAB 1-2 x/hari : tidak ada masalah
Obat Pencahar : tidak
Lavemen : tidak
Ekstermitas atas : Nilai 2 (otot bisa konstrusi tidak bisa walan gravitasi ) dan terpasang infus
NACL sebelah kanan dengan 12 tpm.
Ekstermitas bawah : Nilai 2 (otot bisa konstrusi tidak bisa walan gravitasi )
Fraktur : Tidak
Dislokasi : Tidak
Haemotom : Tidak
2. Integumen
Warna kulit : Pucat Akral : Hangat
Turgor : Elastik
ANALISA DATA
Do :
Klien tanpak lemah Edema paru
Klien tanpak sesak
TTV
TD : 90/64 mmHg
S : 37,9 C0
N : 84x/m Ekpansi paru
RR : 23x/m
SPO2 : 97% dengan O2 3lpm
O2 3lpm 2 liter/menit pemberian \
melau nassal
Sesak
Do :
Klien tanpak lemas kemah
Klien tanpak sesak
Ekstermitas atas : Nilai 2
Ekstermitas bawah : Nilai 2 Intoleransi Aktivitas
TTV
TD : 90/64 mmHg
S : 37,9 C0
N : 84x/m
RR : 23x/m
SPO2 : 97% dengan O2 3lpm
O2 3lpm 2 liter/menit pemberian
melau nassal
3 Ds : Tekanan pulmonal Gangguan pola tidur
Klien mengatakan tidur 5-6 jam
sehari
Do :
Klien tanpak gelisah Edema paru
Klien tanpak sesak
TTV
TD : 90/64 mmHg
S : 37,9 C0
N : 84x/m Ekpansi paru
RR : 23x/m
SPO2 : 97% dengan O2 3lpm
O2 3lpm 2 liter/menit pemberian Sesak
melau nassal
Ganguan Pola Tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(minimal 3 diagnosa keperawatan)
IMPLEMENTASI
No Hari/tgl/jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 Selasa , 16 Memposisikan pasien untuk S:
Februari 2021 memaksimalkan ventilasi atau
klien mengatakan masih sesak
semi fowler
09:00 klien mengatakan lemas
memonitoring TTV
Auskultasi suara nafas
Berkolaborasi pemberian 02 O:
Memonitor respirasi dan status
klien masih lemes
O2
klien tanpak sesak
TTV
TD : 100/90 mmHg
S : 36,3C0
N : 81x/m
RR : 23x/m
SPO2 : 96% dengan O2 3lpm
A : Pola nafas tidak efektif teratasi
sebagian
P: lajutkan intervesi
2 Selasa , 16 Mengobservasi adanya S:
Klien mengatakan masih lemas
Februari 2021 pembatasan klien dalam Klien mengatkan tidak mampu
melakukan aktivitas
09:15 melakukan aktivitas O:
Mengobservasi ttv Kien tanpak lemes
Mengbeservasi TTV
kemampuan klien TD : 100/90 mmHg
Monitor respon S : 36,3C0
N : 81x/m
kardivaskuler terhadap
RR : 23x/m
aktivitas (takikardi,
SPO2 : 96% dengan O2 3lpm
disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, A : i n t o l e r a n s i a k t i v i t a s teratasi
sebagian
perubahan hemodinamik) P : lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI
P : lanjutkan intervens
EVALUASI
No Dx Hari/tgl/jam Evaluasi Paraf
A : i n t o l e r a s i a k t i v i a s teratasi sebagian
P : lanjukan intervensi
Waktu : 15 Menit
A. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan pendidikan kesehatan tentang Oksigenasi selama 20 menit diharapkan
pasien dan keluarga dapat memahami apa itu pengertian oksigenasi, penyebab terjadinya
kekurangan oksigenasi, tanda dan gejala kekurangan oksigenasi, komplikasi akibat
kekurangan oksigenasi, dan cara mencegah terjadinya kekurangan oksigen.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan ini pasien dan keluarga dapat :
1) Mengetahui pengertian oksigenasi
2) Mengetahui penyebab terjadinya kekurangn oksigen
3) Mengetahui tanda dan gejala kekurangan oksigenasi
4) Mengetahui komplikasi akibat kekurangan oksigen
5) Mengetahui cara mengatasi terjadinya kekurangan oksigen
C. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
D. MEDIA/ALAT PERAGA
- Leafle
E. MATERI
Materi terlampir
a. Evaluasi Struktur
1) Keluarga pasien hadir dalam kegiatan pedidikan kesehatan
2) Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan.
3) Pembuatan SAP, leaflet dan lembar balik dilakukan 2 hari sebelumny
4) Pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan kesehatan dilakukan sebelum dan
saat pendidikan kesehatan dilaksanakan
b. Evaluasi Proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta mendengar dan memperhatikan penyuluhan.
3) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
4) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SAP yang telah disusun
5) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description yang telah
disusun.
c. . Evaluasi Hasil
1) Pasien dan keluarga yang ada sejumlah 5 orang atau lebih.
2) Acara dimulai tepat waktu.
3) Keluarga dan pasien mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh
OKSIGENASI
A. Pengertian Oksigenasi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses kehidupan
karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen didalam
tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan
otak dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan kematian. Proses pemenuhan
kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui
saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal
(Taqwaningtyas, Ficka (2013) dalam Hidayat dan Uliyah, 2005).
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran
pernapasan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen kepada klien dapat melalui
tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker oksigen .
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1
atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. (Kristina (2013) dalam
Saryono dan Widianti, 2010).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system kimia dan fisika.
Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel, sebagai hasilnya terbentuklah karbondioksida ,energy dan air.
Penambahan karbondioksida yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Adityana, Rosi (2012) dalam Mubarak
dan Chayatin, 2007).
Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk
menghasilkan sumber energy, adenosine triposfat (ATP), karbondioksida dihasilkan oleh sel-
sel yang secara metabolisme aktif dan membentuk asam, yang harus dibuang dari tubuh.
Untuk melakukan pertukaran gas, system kardiovaskuler dan system respirasi harus
bekerjasama. Sistem kardiovaskuler bertanggungjawab untuk perfusi darah melalui paru.
Sedangkan system pernapasan melakukan dua fungsi terpisah ventilasi dan rspirasi
(Maryudianto, Wahyu (2012) dalam Elisabeth J. Corwin, 2009).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal (pucat,
kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi,
irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2013).