Askep TUMOR PARU Aditya Dwi Saputra
Askep TUMOR PARU Aditya Dwi Saputra
Askep TUMOR PARU Aditya Dwi Saputra
B DENGAN DIAGNOSA
MEDIS TUMOR PARU DI SISTEM PERNAPASAN
RSUD dr.DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA
OLEH :
( 2018.C.10a.0923 )
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan laporan tentang
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN KASUS TUMOR
PARU” ini dengan baik. Asuhan keperawatan ini disusun sebagai penugasan dan
pelaporan asuhan keperawatan di ruang Gardenia.
Adapun asuhan keperawatan ini saya susun berdasarkan pengamatan saya
dari buku yang ada kaitannya dengan asuhan keperawatan yang saya buat dan
berdasarakan kasus yang didapat. Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini
tentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu saya
tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada orang tua saya, dosen
pembimbing saya, dan teman-teman satu tim yang saling mendukung dan
membantu hingga selesainya asuhan keperawatan ini.
Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini saya menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan asuhan keperawatan ini.
Semoga asuhan keperawatan ini bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................3
1.4 Manfaat...............................................................................................3
1.4.1 Untuk Mahasiswa......................................................................3
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga.........................................................3
1.4.3 Untuk Institusi...........................................................................3
1.4.4 Untuk IPTEK.............................................................................3
PENUTUP....................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................49
2.1.2.4 Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang
dilewati udara dari laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh
epitel kolumnar bersilia sehingga dapat menjebak zat selain udara yang
masuk lalu akan didorong keatas melewati esofagus untuk ditelan atau
dikeluarkan lewat dahak. Trakea dan bronkus juga memiliki reseptor iritan
yang menstimulasi batuk, memaksa partikel besar yang masuk kembali
keatas.
2.1.2.5 Bronkus
Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus
kanan dan kiri, yang mana cabang-cabang ini memasuki paru kanan dan
kiri pula. Didalam masing-masing paru, bronkus terus bercabang dan
semakin sempit, pendek, dan semakin banyak jumlah cabangnya, seperti
percabangan pada pohon. Cabang terkecil dikenal dengan sebutan
bronchiole.
2.1.2.6 Paru – paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga
lobus di paru sebelah kanan dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara kedua
paru terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang merupakan tempat bagi
jantung. Masing-masing paru dibungkus oleh dua membran pelindung tipis yang
disebut parietal dan visceral pleura. Parietal pleura.
2.1.2.7 Alveolus
Cabang-cabang bronkus terus terbagi hingga bagian terkecil yaitu
bronchiole. Bronchiole pada akhirnya akan mengarah pada bronchiole terminal.
Di bagian akhir bronchiole terminal terdapat sekumpulan alveolus, kantung udara
kecil tempat dimana terjadi pertukaran gas. Dinding alveoli terdiri dari dua tipe sel
epitel alveolar. Sel tipe I merupakan sel epitel skuamosa biasa yang membentuk
sebagian besar dari lapisan dinding alveolar. Sel alveolar tipe II jumlahnya lebih
sedikit dan ditemukan berada diantara sel alveolar tipe I. sel alveolar tipe I adalah
tempat utama pertukaran gas. Sel alveolar tipe II mengelilingi sel epitel dengan
permukaan bebas yang mengandung mikrofili yang mensekresi cairan alveolar.
Cairan alveolar ini mengandung surfaktan sehingga dapat menjaga permukaan
antar sel tetap lembab dan menurunkan tekanan pada cairan alveolar. Surfaktan
merupakan campuran kompleks fosfolipid dan lipoprotein. Pertukaran oksigen
dan karbondioksida antara ruang udara dan darah terjadi secara difusi melewati
dinding alveolar dan kapiler, dimana keduanya membentuk membran respiratori.
Respirasi mencakup dua proses yang berbeda namun tetap berhubungan yaitu
respirasi seluler dan respirasi eksternal. Respirasi seluler mengacu pada proses
metabolism intraseluler yang terjadi di mitokondria. Respirasi eksternal adalah
serangkaian proses yang terjadi saat pertukaran oksigen dan karbondioksida antara
lingkungan eksternal dan sel-sel tubuh.
2.1.3 Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada
beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden
kanker paru:
2.1.3.1 Merokok.
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan
statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari
dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik).
Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari
pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya
dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan
perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah
ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit
hewan, menimbulkan tumor.
2.1.3.2 Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di
Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 %
meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif
dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
2.1.4 Klasifikasi
Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) merupakan tipe histologik karsinoma
bronkogenik yang paling sering ditemukan, berasal dari permukaan epitel
bronkus.
2.1.4.1 Adenokarsinoma. Memperlihatkan susunan karsinoma seperti kelenjar
bronkus dan dapat mengandung mucus.
2.1.4.2 Karsinoma sel bronchial alveolar merupakan sub tipe adenokarsinoma
yang jarang ditemukan dan berasal dari epitel alveolus/bronkiolus
terminalis.
2.1.4.3 Karsinoma sel besar: sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat
buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam.
2.1.4.4 Karsinoma sel kecil: seperti tipe sel skuamosa, biasanya terletak di tengah
disekitar percabangan utama bronki.
2.1.5 Patofisiologi (Pathway) WOC
WOC TUMOR PARU
Penyakit paru
kronis
Bahan karsinogen (nitrosamines Mengendap di paru
Masuk saluran Sejarah kanker
dan polycyclic aromatic
nafas sampai ke paru
hydrocarbons
Makrofag mencerna broncus
serat asbes Diet tidak sehat
Iritasi Bronkial Polusi udara
Enzim yang diproduksi Terjadi peluruhan gas
Polusi industry
Inflamasi mukosa makrofag menyebabkan radon yang
bronkial fibrosis massif pada paru memancarkan Kekurangan Vit
partikel-α A& C
CA PARU
Kerusakan bronkial Perubahan/ kerusakan genetik
12
CA PARU
Batuk terus
Sakit kepala Nafsu makan turun Metastasis
menerus, sesak, Batuk darah
tulang
Berat badan
Metastase MK: MK: Nyeri
Batuk produktif, menurun, kebutuhan
Intoleransi
(Pathway)
sekret purulen Pecah pembuluh nutrisi kurang dari
aktifitas
darah normal
MK: gangguan
pertukaran gas
2.1.6 Manisfestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
Manifestasi klinik pada penderita tumor paru yaitu :
2.1.6.1 Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan.
2.1.6.2 Napas pendek-pendek dan suara parau.
2.1.6.3 Batuk berdarah dan berdahak.
2.1.6.4 Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam.
2.1.6.5 Hilang nafsu makan dan berat badan.
2.1.7 Komplikasi
Menurut Wijaya & Putri (2013) komplikasi pada gagal jantung yaitu :
2.1.8.1 Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri.
2.1.8.2 Syok kardiogenik
Stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan curah
jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat keorgan vital (jantung dan
otak).
2.1.8.3 Episode trombolitik
Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi
dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.
2.1.8.4 Efusi perikardial dan tamponade jantung
Masuknya cairan kekantung perikardium, cairan dapat meregangkan
perikardium sampai ukuran maksimal. CPO menurunkan dan aliran balik
vena kejantung menuju tomponade.
2.1.8.2 Laboratorium
2.1.8.2.1Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
2.1.8.2.2Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi
kebutuhan ventilasi.
2.1.8.2.3Tes kulit, jumlah absolute limfosit
2.1.8.2.4Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada
kanker paru).
2.1.8.3 Histopatologi.
2.1.8.4.1Bronkoskopi
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan
sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
2.1.8.4.2Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan
ukuran Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik
dengan cara torakoskopi.
2.1.8.4.3Mediastinosopi
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
2.1.8.4.4Torakotomi
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila
bermacam – macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal
mendapatkan sel tumor.
2.1.8.4 Pencitraan
2.1.8.4.1CT-Scanning untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura
2.1.8.4.2MRI untuk menunjukkan keadaan mediastinum
Kerena penggunaan otot bantu nafas yang lama pasien terlihat keletihan,
sering didapatkan intoleransi aktivitas dan gangguan pemenuhan ADL
(Activity Day Living).
Pengkajian merupakan tahap awal pada proses asuhan keperawatan dimana
pengkajian mencakup data-data pasien sehingga dapat mengidentifikasi,
menganalisa masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan fisik, mental, sosial
dan lingkungan (Doenges, 2000).
2.3.1.1 Aktivitas/istirahat
Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri
dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat atau aktifitas.
Tanda : Gelisah, perubahan status mental misalnya letargi, tanda-tanda
vital berubah pada aktivitas.
2.3.1.2 Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya,
penyakit jantung, bedah jantung, endokarditis, anemia, syok septik,
bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen.
Tanda : TD : mungkin rendah (gagal pemompaan),
tekanan nadi : mungkin sempit, menunjukan penurunan volume sekuncup,
irama jantung : disritmia, misal fibrilasi atrium, kontraksi ventrikel
prematur/takikardia, blok jantung,
frekuensi jantung : takikardia,
nadi apikal : PMI mungkin menyebar dan merubah posisi secara inferior
ke kiri,
bunyi jantung : S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat terjadi, S1 dan S2
mungkin melemah, murmur sistolik dan diastolik dapat menandakan
adanya stenosis katup atau insufisiensi,
nadi : nadi perifer berkurang, perubahan dalam kekuatan denyutan dapat
terjadi nadi sentral mungkin kuat, misal nadi jugularis, karotis, abdominal
terlihat,
warna : kebiruan, pucat, atau sianotik, punggung kuku pucat atau sianotik
dengan pengisian kapiler lambat,
hepar : pembesaran/dapat teraba, refleks hepatojugularis,
18
Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan bantal,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,
penggunaan bantuan pernapasan, misal oksigen.
Tanda :
Pernapasan : takipnea, napas dangkal, penggunaan otot aksesori
pernapasan,
batuk : kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan/tanpa pembentukan sputum,
sputum : mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema pulmonal),
bunyi napas : mungkin tidak terdengar,
fungsi mental : mungkin menurun, kegelisahan, letargi, warna kulit : pucat
atau sianosis.
2.3.1.10 Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan/tonus otot,
kulit lecet.
Tanda : Kehilangan keseimbangan.
2.3.1.11 Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
Tanda : Tidak mau bergaul, mengurung diri di rumah.
2.3.1.12 Pembelajaran/pengajaran
Gejala : Menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya:
penyekat saluran kalsium.
Tanda : Bukti tentang ketidakberhasilan untuk meningkatkan.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan tahap kedua dari proses keperawatan
yang mana didukung oleh penyebab serta tanda-tanda dan gejalanya. Diagnosa
keperawatan yang muncul pada klien dengan Tumor Paru yaitu :
2.3.2.1 Ketidak efektifan pola nafas peningkatan produksi cairan paru
2.3.2.2 Intoleransi aktifitas penurunan suplay O2 jaringan
2.3.3 Intervensi Keperawatan
20
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
NIM :2018.C.10a.0923
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Umur : 58 tahun
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai
Pendidikan : S1
Pasien datang dengan keluhan sesak napas. Pasien mengaku sesak napas yang
dirasakan sudah sejak ± 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, sesak semakin kuat
sejak sekitar 4 hari yang lalu atau tepatnya tanggal 11 September 2020. Keluhan
sesak napas kadang diikuti dengan dada terasa nyeri. Pasien juga mengeluhkan
adanya batuk sudah sejak ± 1 tahun, batuk berdahak, berwarna putih dan kadang
ada bercak berwarna merah. Saat ini pasien mengeluhkan batuknya semakin
memberat. Pasien juga mengeluhkan bahwa tubuhnya terasa lemah, nafsu makan
menurun, dan badan dirasakan semakin kurus.
Demam hilang timbul, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, kebiasaan
merokok sejak muda sekitar 1 bungkus perhari, namun sudah berhenti sejak 2
tahun yang lalu.
GENOGRAM KELUARGA :
KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Garis Keturunan
26
= Tinggal serumah
= Klien ( Tn. B)
Klien tidak merasa Nyeri dada, Kram kaki, Pucat, Pusing/sinkop, Clubing finger,
Sianosis, Sakit Kepala, Palpitasi, Pingsan, Capillary refill < 2 detik, tidak ada
27
Oedema, tidak ada Asites dengan lingkar perut 80 cm, Ictus Cordis Tidak
melihat, Vena jugularis Tidak meningkat, Suara jantung lub-dub
Mulut dan Faring, Bibir lembab, Gigi lengkap, Gusi tidak ada peradangan, Lidah
lembab dan pucat, Mukosa lembab, Tonsil tidak ada peradangan, Rectum tidak
ada peradangan, Haemoroid tidak ada, BAB 2 x/hr Tidak ada masalah, Bising
usus normal, Nyeri tekan tidak ada, Benjolan tidak ada
Keluhan lainnya : Tidak ada
Pasien mengatakan ingin lekas sembuh, cepat pulang, kembali berkumpul dengan
keluarga dan normal seperti biasanya
2. Nutrisida Metabolisme :
Tinggi badan klien 170 cm, BB sekarang 45 Kg, dan BB sebelum sakit 65 Kg,
45 Kg
IMT= =15,5 (15,5 menunjukkan kategori kurus kerena normal
1,70 cmx 1,70 cm
IMT 18-25) , tidak ada kesukaran untuk menelan.
Keluhan lainnya : Pasien juga mengeluhkan bahwa tubuhnya terasa lemah, nafsu
makan menurun, dan badan dirasakan semakin kurus.
Jenis Makanan Bubur Ikan dan Tempe Nasi lauk, sayur dan sambal
Jenis Minuman Air putih dan the Air putih dan the
4. Kognitif :
30
Pasien mengatakan tahu tentang penyakit yang dideritanya saat ini, dan tindakan
keperawatan pasien mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran):
Gambar diri : Pasien dapat menerima kondisi nya sekarang
peran : pegawai
6. Aktivitas Sehari-hari
Keluhan lainnya: klien mengatakan bahwa dirinya tidak bisa terlalu banyak
melakukan aktivitas
Masalah Keperawatan : intoleransi aktivitas
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Klien selalu berdiskusi dengan keluarga di setiap permasalahan dalam pelayanan
kesehatan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
8. Nilai-Pola Keyakinan
Klien beragama kristen dan selama sakit klien sering berdoa dan beribadah.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
31
2) Lab darah
Pemeriksaan Hasil Normal
Eritrosit 4,22 4,3 – 5,6
Hematokrit 31,8% 35,0-55,0%
Trombosit 250.000 100.000-400.000
Hb 12,2 g/dL 11,5-16,5 g/dL
Leukosit 13,9 3,5-10
Kolesterol 141 mg/dl ≤800
Trigliserid 75 mg/dl ≤200
HDL 67 mg/dl ≥45
LDL 59 mg/dl ≤155
Ureum 22,6 mg/dl 15-45
32
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Terapi infus cairan RL, Dextrose 5%
2) O2 3lpm nasal kanul
Mahasiswa
ANALISIS DATA
DO :
Klien tidak mampu beraktifitas gannguan pemenuhan suplai o2
normal, energy berkurang, lemas
lemas
intoleransi aktifitas
35
PRIORITAS MASALAH
RENCANA KEPERAWATAN
Intoleransi aktifitas bertoleransi terhadap aktivitas dengan aktivitas 2. Mengkaji untuk menghindari
b.d kriteria hasil: 2. Kaji adanya faktor yang faktor kelelahan
ketidakseimbangan 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik menyebabkan kelelahan 3. Nutrisi pasien termonitor
antara suplay dan tanpa disertai peningkatan tekanan 3. Monitor nutrisi dan sumber 4. Pola tidur dan istirahat pasien
kebutuhan oksigen darah, nadi dan RR energi yang adekuat termonitor
d.d frekuensi 2. Mampu melakukan aktivitas sehari 4. Monitor pola tidur dan 5. Untuk mengembangkan
jantung meningkat hari (ADLs) secara mandiri lamanya tidur/istirahat pasien motivasi diri dan penguatan
>20% dari kondisi 3. Keseimbangan aktivitas dan 5. Bantu pasien untuk 6. Klien berusaha mengikuti
istirahat istirahat mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
6. Monitor respon fisik, emosi,
sosial dan spiritual
45
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di
paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) dan
metastasis tumor di paru. Gejala yang menjadi tanda-tanda adanya
kanker paru terdiri dari gejala awal yaitu stridor lokal dan dispnea
ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi pada bronkus.
Kemudian gejala umum yang sering muncul yaitu batuk yang tidak
kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu), kemungkinan akibat iritasi yang
disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa
membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk
sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi
sekunder.
3.2 Saran
Setelah membaca dan memahami laporan ini, diharapkan kita
sebagai perawat dapat melakukan asuhan keperawatan kepada Tn. B
dengan medis tumor paru dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
oksigenasi RSUD dr.Doris Sylvanus palangka raya.
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Klinis Proses- Proses Penyakit . Jakarta :EGC
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
KETERAMPILAN PRAKTIK LABORATORIUM
(Prosedur Operasional Tetap)
1. Definisi oksigenasi
Inhalasi oksigen adalah memasukan oksigen kedalam paru – paru melalui
saluran pernapasan dengan menggunakan alat – alat khusus. Oksigenasi
merupakan suatu tindakan yang memberikan tambahan oksigen kepada pasien
yang membutuhkan.
2. Tujuan
1) Kanul
- Memberikan oksigen dengan kosentrasi relatif rendah saat kebutuhan
ksigen minimal
- Memberikan oksigen yang tak terputus saat pasien makan atau minum.
2) Masker wajah
- Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan kosentrasi
dan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul.
3) Tenda wajah/Face tent
- Memberikan oksigen bila masker tidak bertoleransi
- Memberikan oksigen aliran tinggi saat di hubungkan dengan sistem
venture
3. Ruang Lingkup
Semua pasien dengan kondisi yang memerlukan bantuan pernapasan
menggunakan oksigen tambahan
4. Kriteria Pencapaian
Inhalasi oksigen memberikan oksigen dengan konsentrasi tertentu.
Konsentrasi oksigen yang di berikan ini sesuai dengan alat yang digunakan
yaitu nasal kanul, masker, atau tenda wajah(face tent).
5. Standar Tenaga
Perawat, Bidan, dan tenaga medis lainnya.
48
49
8. Prosedur Tetap
1) Memeriksa kelengkapan alat yang akan digunakan.
2) Menyapa dan mengucapkan salam kepada pasien dan keluarga
3) Memperkenalkan diri
4) Menjelaskan prosedur pada pasien dan keluarga
5) Meminta persetujuan kepada pasien
6) Mendekatkan alat disamping tempat tidur pasien
7) Menjaga privasi pasien
8) Mencuci tangan
9) Memakai sarung tangan
10) Mengatur posisi pasien
11) Memberitahukan pasien bahwa tindakan akan di mulai
12) Memasang inhalasi oksigen
50
NO KEGIATAN/TINDAKAN
A FASE ORIENTASI
1 Mempersiapkan alat
Memeriksa kelengkapan dan fungsi peralatan yang akan digunakan tersedia serta berfungsi
dengan baik. Di antaranya peralatan yang disiapkan yaitu tabung oksigen dengan flowmeter,
humidifier menggunakan cairan steril, nasal canula sesuai ukuran, selang oksigen , kasa, bak
instrumen di dalamnya terdapat handscoon dan kasa, serta baki.
2 Memberi salam dan menyapa nama pasien
Menyapa : Dengan suara lembut dan ramah sambil menatap mata pasien mengucapkan
“Selamat pagi/siang/sore/malam ……”
3 Memperkenalkan diri
Memperkenalkan diri pemeriksa : “Perkenalkan ibu/bapak nama saya…….” (jika sudah
berkenalan tanyakan: “ibu/bapak masih ingat sama saya?”
4 Menjelaskan prosedur kepada pasien
a. Membawa alat ke dekat pasien
b. Menjelaskan tujuan dari pemasangan oksigen
“Bapak/Ibu tindakan pemberian oksigen ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksige
tubuh dan mengurangi sesak napas yang Bapak/Ibu rasakan”. Prosedur tindakan in
nanti saya akan memasangkan masker/slang canula ke bagian hidung yang aka
dihubungkan dengan tabung oksigen.
c. Menjelaskan langkah – langkah kegiatan pemasangan oksigen
Memberitahukan tujuan kepada pasien tentang tindakan yang akan yang aka
dilakukan: “Bapak/Ibu saya akan memasang alat bantuan pernapasan pada bapak/ib
yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan oksigen bapak/ibu”.
Tahapan yang nanti akan dilakukan :
Saya akan memasang selang/kanul/masker pada hidung dan bagian muka bapak/ibu.
5 Melakukan Kontrak Waktu
“Bagaimana ibu/bapak apakah bersedia? Baiklah ibu/bapak akan kita mulai pemeriksaa
waktu pelaksaan kurang lebih 15 menit “(jika bersedia)
(Jika pasien tidak bersedia maka jelaskan kembali kepada pasien dan tujuan lebih ditegaskan
“Bapak/ibu tindakan pemberian oksigen ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksige
tubuh dan mengurangi sesak napas yang bapak/ibu rasakan”. Prosedur tindakan ini nan
saya akan memasangkan masker/slang canula ke bagian hidung yang akan dihubungka
dengan tabung oksigen.
FASE KERJA
51
pada slang dan sambungan tidak bocor. Seharusnya terdapat gelembung udara pad
humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat merasakan oksigen keluar dari kanu
masker, atau tenda.
e. Atur oksigen dengan flowmeter sesuai dengan perintah, misalnya 2 – 6 L/min
f. Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai
1) Kanul
Meletakkan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul masuk kehidung, da
karet pengikat melingkar ke kepala. Beberapa model yang lain, karet pengik
ditarik ke bawah dagu.
Jika kanul ingin tetap berada di tematnya, plester pada bagian wajah.
Alasi slang dengan kasa pada karet pengikat pada telinga dan tulang pipi jik
dibutuhkan.
“maaf Bapak/Ibu saya akan memasangkan nasal kanul ini di hidung bapak/ibu”.
2) Masker wajah
Tempatkan masker kearah wajah pasien dan letakkan dari hidung kebawah
Mengatur masker sesuai dengan bentuk wajah, masker harus menutup waja
sehingga sedikit sekali oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu
Mengikatkan karet pengikat melingkar kepala pasien sehingga masker teras
nyaman.
Mengalasi karet dibelakang telinga dan di atas tulang yang menonjol, alas aka
mencegah irirtasi karena masker.
C FASE TERMINASI
13 Merapikan pasien, Mengevaluasi Respon Pasien & Mengucapkan salam penutup
(komunikasi bahwa tindakan telah selesai sambil memberi reward)
“Ibu/bapak pemeriksaan telah selesai dilakukan, bagaimana ibu atau bapak keadaanny
setelah saya lakukan pemeriksaan? Nanti saya akan bekerjasama dengan dokter dalam
menyampaikan hasil pemeriksaan ini ya….senang bekerja sama dengan bapak/ibu…(seray
tersenyum)
14 Beritahu prosedur tindakan telah selesai
“bapak/ibu prosedur tindakan telah selesai, terimas kasih atas kerjasamanya, dan saya akan
kembali ke ruangan jika bapak/ibu membutuhkan kami bisa mendatangi kami di ruang
keperawatan, selamat pagi/siang/sore/malam”.
15 Merapikan alat
a. Merapikan alat yang sudah dipakai, kemudian dicuci dan dikembalikan ke tempat asalnya.
b. Bahan linen yang kotor diletakkan dikeranjang tempat linen kotor, di bawa ke dapur atau
laundry untuk di cuci dan untuk di pakai kembali
c. Membuang sampah sesuai dengan kategorinya, sampah medis atau sampah non medis.
16 Melepas sarung tangan & mencuci tangan
17 Mendokumentasikan dalam catatan perawatan
Mencatat pada status pasien dan buku laporan:
1. Nama, No RM, Kamar/ruang, Diagnosa Medis
2. Tanggal dan jam pemasangan pemeriksaan fisik sistem pencernaan
53
SAP KEGIATAN
OLEH
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan
mengetahui atau mengenal serta paham tentang bahaya merokok.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang bahaya merokok, diharapkan peserta
dapat:
1. Mengetahui tentang apa itu rokok.
2. Mengetahui bahaya merokok.
3. Mengetahui tipe-tipe perokok.
4. Mengetahui zat kimia yang terdapat di dalam rokok.
5. Mengetahui penyakit yang dapat ditimbulkan dari rokok
6.
D. Materi Penyuluhan (Terlampir)
1. Menjelaskan pengertian rokok
2. Menjelaskan bahaya rokok
3. Menjelaskan tipe tipe perokok.
4. Menjelaskan bahan kimia pada rokok
5. Menjelaskan penyakit yang di sebabkan oleh rokok
56
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah : Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang
pembicara di depan sekelompok pengunjung atau pendengar. Metode
ini digunakan pada kelompok yang besar (lebih dari 2 orang). Pada
hakikatnya ceramah adalah proses transfer informasi dari pengajar ke
sasaran belajar.
2. Tanya Jawab : Tanya jawab adalah proses dimana peserta bertanya
tentang materi yang belum dipahaminya dan pemateri yang menjawab
pertanyaan peserta tersebut.
3. Demonstrasi : Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah
sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai hal-hal berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda
dan sebagainya.
F. Struktur Organisasi
Moderator :
Penyaji :
Notulen :
Observer :
Fasilitator :
Dokumentasi :
G. Media
1. Poster
2. leaflet
H. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Kegiatan
I. Evaluasi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mencuci tangan, diharapkan
peserta dapat :
Peserta penyuluhan mampu menyebutkan pengertian rokok
Peserta penyuluhan mampu menyebutkan bahaya merokok
Peserta penyuluhan mampu menyebutkan tipe-tipe perokok
Peserta penyuluhan mampu menyebutkan zat kimia yang terdapat
pada rokok
Peserta penyuluhan mampu menyebutkan penyakit yang dapat
ditimbulkan oleh rokok
59
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus termasuk cerutu
/bentuk lain nya yang di hasilkan dari nicotiana tambacum,nikotiana
Rustica, dan spesies lainya yang mengandung NIKOTIN dan TAR atau tampa
bahan tambahan
B. Bahaya Rokok
Kerugian yang di timbulkan oleh rokok sangat banyak bagi kesehatan.
Tapi sayang nya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk
menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia yang berbahaya
untuk kesehatan, dua diantara nya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan Tar
yang bersifat karsinogenik (Bahar ,2002). Racun dan kasinogen yang timbul
akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada awalnya
rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah di bakar nikotin yang masuk
kedalam sirkulasi darah hanya 25%. Walaupun demikian jumlah kecil tersebut
memiliki waktu hanya 15 detik sampai ke otak manusia .
C. Tipe-Tipe Perokok
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah penulis sampaikan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia hanya
untuk mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi
positif dan sebagainya. Banyak penyakit yang muncul akibat dari rokok dan
kebiasaan merokok. Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan sebagian dari
penyakit ini, tetapi obat yang ada hanya untuk meringankan gejalanya saja.
Oleh karena itu,terdapat upaya untuk penanggulangan bahaya rokok ini antara
lain dengan upaya penerangan dan penyuluhan khususnya bagi generasi muda,
upaya prevensi dan motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok, dan
menguyah permen bagi perokok yang susah mengentikan kebiasaan
merokoknya.
B. Saran
Kita telah mengetahui bagaimana dampak apabila seeorang itu merokok. Jika
seseorang menawarkan rokok, maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah
pada mereka yang merokok karena mereka hanya ingin menambah koleksi
penyakit yang ada dalam tubuh. Jangan dengarkan mereka yang menganggap
anda lebih rendah dari mereka jika tidak ikut – ikutan merokok,karena dalam
hati dan pikiran mereka yang waras, mereka sebenarnya ingin berhenti
merokok. Beruntunglah bagi orang yang belum merokok karena mereka
termasuk orang yang smart dan sangat mencintai kesehatan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Mandagi, Jeanne. 2010. Masalah Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya serta
BAHAYA
yang di hasilkan dari nicotiana
tambacum,nikotiana Rustica, dan
spesies lainya yang mengandung
65
Bahan Kimia Pada Penyakit Yang
66