Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner
1. Arteri koroner kiri utama (left main coronary artery/LMCA) – Arteri ini
berfungsi mengalirkan darah ke serambi kiri dan bilik kiri jantung. LMCA
terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Left anterior descending (LAD) – berfungsi mengalirkan darah ke
bagian depan dan kiri jantung.
Circumflex (LCX) – berfungsi mengalirkan darah ke bagian
belakang dan sisi luar jantung.
2. Arteri koroner kanan (right coronary artery/RCA) – Arteri ini mengalirkan
darah ke serambi kanan dan bilik kanan. Selain itu, RCA juga mengalirkan
darah ke nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikular, yang mengatur ritme
jantung. RCA terbagi menjadi right posterior descending dan acute
marginal artery. Bersama LAD, RCA juga mengalirkan darah ke bagian
tengah jantung, dan septum (dinding pemisah antara bilik kanan dan bilik
kiri jantung).
1. Angina
Angina adalah nyeri dada akibat berkurangnya suplai darah ke otot
jantung. Meskipun pada umumnya tidak mengancam nyawa, tetapi angina
dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung atau stroke.
Angina dapat berlangsung beberapa menit, dan biasanya muncul
karena dipicu oleh aktivitas fisik atau stres. Sakit yang dialami akibat
angina juga beragam. Angina ringan hanya menimbulkan rasa tidak
nyaman seperti sakit maag. Tetapi, serangan angina berat dapat
menimbulkan nyeri dada seperti tertindih. Sensasi nyeri dada tersebut bisa
menyebar ke lengan, leher, dagu, perut, dan punggung.
2. Serangan jantung
Serangan jantung terjadi ketika arteri sudah tersumbat sepenuhnya.
Kondisi ini harus segera ditangani, agar tidak terjadi kerusakan permanen
pada otot jantung.
Nyeri akibat serangan jantung serupa dengan angina. Hanya saja,
nyeri pada serangan jantung akan terasa lebih berat, dan dapat terjadi
walaupun penderita sedang beristirahat.
Gejala serangan jantung bisa berupa nyeri yang menjalar dari dada
ke lengan, dagu, leher, perut, dan punggung. Nyeri tersebut dapat
berlangsung selama lebih dari 15 menit. Selain gejala tadi, penderita juga
bisa mengalami pusing, berkeringat, mual, dan tubuh terasa lemas.
Serangan jantung bisa terjadi tiba-tiba, terutama pada penderita diabetes
dan lansia.
3. Gagal jantung
Penderita penyakit jantung koroner juga dapat mengalami gagal
jantung, bila jantung terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh
tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan darah menumpuk di paru-paru,
sehingga penderita mengalami sesak napas.
Gagal jantung dapat terjadi seketika (akut), atau berkembang
secara bertahap (kronis).
Pada beberapa kasus, penderita PJK mengalami gejala yang
berbeda, seperti palpitasi (jantung berdebar). Sebagian penderita bahkan
tidak merasakan gejala apa pun, sampai didiagnosis menderita PJK.
Bila obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala yang dialami, pasien
akan disarankan untuk menjalani operasi. Dokter juga akan menjalankan
operasi bila penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh penumpukan
ateroma. Sejumlah tindakan yang dilakukan, antara lain: