Hambatan Rujukan Pada Kasus Kegawatdaruratan Maternal: Article Info
Hambatan Rujukan Pada Kasus Kegawatdaruratan Maternal: Article Info
Hambatan Rujukan Pada Kasus Kegawatdaruratan Maternal: Article Info
Abstrak
Kematian maternal neonatal merupakan issue global baik
di negara berkembang maupun sedang berkembang.
Indonesia sebagai negara berkembang di Asia Tenggara
masih memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang cukup tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lain menurut Supas Tahun 2015.
Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang fisiologis,
tetapi sekitar 10-15% berpotensi mengalami komplikasi.
Sekitar 75% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan
pasca salin, infeksi yang dialami selama pasca salin,
tekanan darah tinggi saat kehamilan
(preeklampsia/eklampsia) dan partus lama/macet. Kualitas
46
pelayanan kesehatan yang siap dalam waktu 24 jam
diperlukan guna menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya.
Tetapi dalam kenyataannya banyak terjadi kendala,
hambatan maupun keterlambatan dalam penanganan kasus
kegawatdaruratan obstetri sehingga kematian ibu dan bayi
masih banyak. Kasus kegawatdaruratan obstetri
memerlukan penanganan segera di fasilitas kesehatan yang
memadai sehingga sering dilakukan rujukan.Metode yang
digunakan dalam penulisan artikel ini adalah literature
review. Kriteria dari artikel ini adalah fuultext yang
diterbitkan dari Tahun 2010-2020. Berdasarkan tujuh
penelitian didapatkan bahwa hambatan rujukan pada
kegawatdaruratan maternal dikarenakan masalah
pembiayaan, transportasi, jarak, kurang komunikasi tenaga
kesehatan, kurang pemahaman nakes terhadap system
rujukan. Tiga terlambat masih menjadi kunci utama tidak
efektifnya system rujukan. Tenaga kesehatan yang
kompeten, ketersediaan transportasi dan tertib administrasi
kependudukan menjadi salah satu upaya mengatasi kendala
atau hambatan dalam system rujukan.
PENDAHULUAN
Kematian maternal neonatal terminasi kehamilan, tanpa
merupakan issue global baik di Negara memperhitungkan durasi dan tempat
berkembang maupun sedang kehamilan, yang disebabkan atau
berkembang. Indonesia sebagai negara diperparah oleh kehamilan atau
berkembang di Asia Tenggara masih pengelolaan kehamilan persalinan dan
memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) nifas tersebut, tetapi bukan disebabkan
dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang oleh kecelakaan atau
cukup tinggi dibandingkan dengan kebetulan.(WHO,2014). Kematian
negara ASEAN lain menurut Supas maternal di dunia dalam sehari
Tahun 2015. Secara umum terjadi mencapai 830 kematian. Kematian ibu
penurunan AKI dari tahun 2005 tetapi di Indonesia paling tinggi di Asean
bila dibandingkan dengan target dengan perkiraan sekitar sembilan kali
Sustainable Development Goals (SDGs) lebih tinggi dari Malaysia, lima kali
masih cukup tinggi. WHO mengatakan lebih tinggi dari Vietnam dan dua kali
sebagian besar (97%) kematian maternal lebih tinggi dari Kamboja. Kehamilan
neonatal bisa dicegah. Indonesia dan persalinan merupakan hal yang
merupakan negara kepulauan dengan fisiologis, tetapi sekitar 10-15%
kondisi geografis, budaya dan beragam berpotensi mengalami komplikasi.
suku yang berbeda-beda. Kematian Sekitar 75% kematian ibu disebabkan
maternal neonatal lebih banyak terjadi oleh perdarahan pasca salin, infeksi
didaerah perdesaan daripada daerah yang dialami selama pasca salin,
perkotaan. Tetapi dibandingkan dengan tekanan darah tinggi saat kehamilan
daerah perdesaan kematian maternal (preeklampsia/eklampsia) dan partus
neonatal juga banyak terjadi di daerah lama/macet (Achadi LE.2019)
pemukiman kumuh yang jumlah Komplikasi yang dialami oleh ibu
pendudukya sangat padat (SDKI,2017). selama kehamilan, persalinan dan nifas
Kematian maternal merupakan seharusnya dapat tertangani dengan baik
kematian ibu yang terjadi saat sehingga kematian ibu dan
kehamilan, atau selama 42 hari sejak kesakitan/kecacatan yang disebabkan
47
oleh komplikasi yang dialami bisa diturunkan.Diharapkan semua nakes
dikurangi. Sebagian besar komplikasi bersama keluarga mampu mengambil
yang dialami oleh ibu susah diprediksi keputusan rujukan dengan tepat, mampu
sehingga menyebakan terjadinya kasus mencapai fasilitas kesehatan secara tepat
kegawatdaruratan obsetetri maternal waktu dan mendapat penanganan di
yang membutuhkan kecepatan fasiltas kesehatan rujukan secara cepat
penanganan dalam hitungan jam guna dan optimal. Tujuan penulisan ini adalah
meminimalisasi akibat yang mendeskripsikan hambatan rujukan
ditimbulkan. Kualitas pelayanan kasus kegawatdaruratan maternal.
kesehatan yang siap dalam waktu 24 jam
diperlukan guna menyelamatkan nyawa METODE
ibu dan bayinya. Tetapi dalam Metode yang digunakan dalam
kenyataannya banyak terjadi kendala, penulisan artikel ini adalah literature
hambatan maupun keterlambatan dalam review yaitu dengan melakukan
penanganan kasus kegawatdaruratan pencarian literature baik internasional
obstetri sehingga kematian ibu dan bayi maupun nasional yang dilakukan dengan
masih banyak. Kasus kegawatdaruratan menggunakan data dan melakukan
obstetri memerlukan penanganan segera
telaah artikel melalui media elektronik
di fasilitas kesehatan yang memadai
pubmed dan google scholar dengan
sehingga sering dilakukan rujukan.
Sistematic review yang dilakukan oleh menggunakan kata kunci “hambatan
Merali (2014) menemukan bahwa rujukan, kasus gadar maternal”. Kriteria
rujukan yang efektif mampu mencegah dari artikel ini adalah fuultext dan
terjadinya kematian maternal neonatal. diterbitkan dari Tahun 2010-2020.
Tiga terlambat masih menjadi faktor
penyebab terjadinya keterlambatan
rujukan sehingga pasien tiba di rumah HASIL DAN PEMBAHASAN
sakit dalam kondisi yang parah sehingga Berdasarkan literature review
kematian banyak ditemukan di rumah yang sudah dilakukan didapatkan hasil
sakit rujukan. dari 6 artikel yang ditelaah bahwa
Berbagai upaya dan penelitian terdapat beberapa kesamaan metode
sudah dilakukan guna memperbaiki penelitian dan hasil yang didapatkan
system rujukan sehingga kematian ibu terkait dengan hambatan rujukan pada
yang disebabkan komplikasi selama kasus kegawatdaruratan maternal yang
kehamilan, persalinan yang bisa dilihat pada tabel dibawah:
menyebabkan kegawatddaruratan
maternal neonatal bisa dicegah dan
48
pengobatan,rend
ahnya system
monitoring
2 Eskandari Barriers of kualitatif 26 Dilakukan Didapatkan satu
M, Referral responden dengan kategori yaitu
Abbaszad system to yang terdiri wawacara ketidakefektifan
eh A, Health care dari 21 oral semi system rujukan
Borhani F Provision in tenaga terstruktuur dan 5 sub
(2013) Rural kesehatan dan FGD kategori yaitu
Societies in dan 5 pasien jauh dari kata
Iran system rujukan
ideal, kurangnya
system rujukan
oleh pemerintah,
kurangnya
komunikasi/hubu
ngan antara
setiap level
rujukan, bypass
rujukan dan
kurangnya
pengetahuan
tentang system
rujukan.
3 Dew R, Evaluation of Kualitatif 32 Interview Ditemukan
Wilkes S the referral pasrtisipan dilakukan adanya kendala
(2019) management yang terdiri secara semi komunikasi
system (RMS) dari terstruktur antara nakes dan
used by GP (Konsultas dengan konsultan,
Practices in RS, menggunak frustasi terhadap
Northumberla Manager Rs, an system rujukan,
d: a Group pendekatan kurangnya
qualitative Manager grounded pengetahuan.
study Klinik) theory dan
tematik
analisis
4 Give C, Strengthening Study 22 Penelitian Jarak jauh dan
Ndima S, referral Kualitatif partisipan ini biaya
Steege R, system in (tenaga melakukan transportasi
Ormel H, community kesehatan eksplorasi menjadi kendala
McCollu health dikomunitas hambatan menuju tempat
m R, programs: a , supervisor) system rujukan
Theobald qualitative dan 8 FGD rujukan.
Sally. study in two Data
Dkk rural districts dianalisis
(2019) of Maputo mengunaka
Province, n NVivo.
Mozambique
5 Calvello Applying the Kualitatif 16 Penelitian tiga terlambat
JE, Skog lessons of partisipan ini masih
PA, maternal tenaga melakukan mempengaruhi
Tenner mortality kesehatan eksplorasi penanganan
GA, reduction to kegawatdar kegawatdaruurat
Wallis global uratan an
AL emergency secara
(2015) health umum.
6 Nestelita Proses system Kualitatif Indepth Dilakukan Keterbatasan
D, rujukan dalam interview triangulasi petugas terlatih
49
Suryoputr pelayanan dilakukan kepada dan double job,
o A, kegawatdarura kepada 6 Kepala kurangnya
Kusumast tan Maternal orang TIM Puskesmas, pemahaman
uti W Neonatal di PONED, 5 orang tim petugas terhadap
(2019) Puskesmas PONEK dan SOP, kesalahan
Sayung 2 2 pasien komunikasi antar
Kabupaten petugas
Demak kesehatan dan
system informasi
rujukan antara
puskesmas dan
rumah sakit
kurang maksimal
sehingga susah
dalam mencari
rumah sakit
rujukan
50
Gambar 1. Tiga model keterlambatan dalam rujukan
51
jauh juga menjadi kendala (Give sarana transportasi di tingkat dasar
C.2019). diharapkan bisa membantu
Terlambat yang ketiga adalah mempercepat pasien gawatdarurat
terlambat mendapat penanganan di mencapai tempat rujukan. Tertib
fasilitas kesehatan. Pasien tiba di administrasi kependudukan bisa
fasilitas kesehatan rujukan sudah dalam dijadikan sebagai salah satu upaya
keadaan kritis. Rumitnya administrasi dalam menangani keterlambatan ketiga
untuk masuk rumah sakit menjadi yaitu rumitnya masuk rumah sakit
penyebab terlambat yang ketiga. sehingga terlambat mendapat
Kualitas pelayanan fasilitas kesehatan penanganan.
seperti ketersediaan bank darah menjadi
kendala rujukan kasus kegawatdaruratan Ucapan Terima Kasih
sehingga menyebabkan kematian Penulis mengucapkan
maternal yang seharusnya bisa dicegah terimakasih kepada semua pihak yang
(Merali, 2014). Rendahnya telah membantu dalam melakukan studi
kualitas/kompetensi tenaga kesehatan, literature sehingga bisa terselesaika.
double job, komunikasi yang tidak
efektif antara pemberi rujukan dengan
tempat rujukan menyebabkan Daftar Pustaka
terlambatnya rujukan (Nestelita
D,2019). Rendahnya sarana prasarana Achadi LE. (2019). Kematian Maternal
rumah sakit, ketidakmampuan nakes dan Neonatal di Indonesia.
memahami SOP rujukan menjadi Jakarta: Rakernas.
penyebab terlambatnya mendapat
penanganan di faskes rujukan. BKKBN, BPS, Kemenkes. Survei
Kurangnya tenaga kesehatan terlatih di Demografi dan Kesehatan Indonesia.
fasilitas kesehatan primer untuk Jakarta: BKKBN, BPS, KEMENKES;
memberikan stabilisasi pra rujukan 2012.
sehinggga pasien tiba di rumah sakit
dalam kondisi yang kritis (Ose,2019). Chi CP, Bulage P, Urdal H, Sundby J.
Komunikasi antara yang melakukan (2015). Barriers in the delivery of
rujukan (fasilitas kesehatan primer) Emergency Obstetric and Neonatal care
dengan fasilitas kesehan tempat rujukan in Post-Conflict Africa: Qulitative case
(sekunder maupun tersier) tidak hanya Studies of Burundi and Northern
dilakukan secara lisan tetapi juga tertulis Uganda. Plos One. 10(9).1-24
belum berjalan secara optimal sehingga
tidak ada feedback rujukan dari tempat Calvello JE, Skog PA, Tenner GA , Lee
rujukan ke yang memberi rujukan A Wallis AL. (2015). Applying The
menyebabkan komunikasi tidak berjalan lessons of Maternal Mortality Reduction
dengan optimal (Schnittger TP, 2018). to Global Emergency Health. Bulletin of
the World Health
SIMPULAN DAN SARAN Organization;93:417‒23
Hambatan rujukan masih di
dominasi oleh tiga terlambat sehingga Dew R, Wilkes S. (2019). Evaluation of
menyebabkan kematian maternal secara the referral management system (RMS)
tidak langsung yang seharusnya bisa used by GP Practices in Northumberlad:
dicegah. Komplikasi yang dialami oleh a qualitative study. BMJ.
ibu selama kehamilan dan persalinannya
memang tidak bisa diprediksi tetapi Eskandari M, Abbaszadeh A, Borhani F.
dengan deteksi dini dan kesigapan (2013). Barriers of Referral system to
tenaga kesehatan dan pasien diharapkan Health care Provision in Rural Societies
bisa mengurangi terlambat dalam in Iran. Journal od Carieng Science
mengambil keputusan. Penyediaan 2(3).229-236.
52
Made - A Qualitative Study in Two
Give C, Ndima S, Steege R, Ormel H, Rural Medical Districts of Burkina
McCollum R, Theobald Sally, Dkk. Faso. Reproductive Health.
(2019). Strengthening referral system in 2013;10:8:[6screens].
community health programs: a
qualitative study in two rural districts of Schnittger TP, O’Doherty J, O’Connor
Maputo Province, Mozambique. BMC R, & O’Regan A. (2018). Improving
Helath Services Research. 19:263. quality of referral letters from primary
to secondary care: a literature review
Merali SH, Lipsitz S, Hevelone N, and discusion paper. Primary Health
Gawande A A, Lashoher A, P A. (2014). Care Research&Development;19:211-
Audit-Identified Avoidable Factors in 222.
Maternal and Perinatal Deaths in Low
Resource Settings: A Systematic Review. Ose IM. (2019). Analisis Keterbatasan
BMC Pregnancy & Sistem Penanganan Kegawatdaruratan
Childbirth.;14:280:[12screens]. Pada Pelayanan UGG
Puskesmas/PMC;Literatur riview.
Munjanja PS, Magure T, Kandawasvika Journal of Borneo Health, 109-117.
G. (2012). Geographical Access,
Transport and Referral Systems. CAB Waiswa P, Kallander K, Peterson S,
International. Tomson G, Pariyo W G. Using The
Three Delays Model to Understand Why
Nestelita D, Suryoputro A, Kusumastuti Newborn Babies Die In Eastern
W. (2019). Proses system rujukan dalam Uganda. Tropical Medicine and
pelayanan kegawatdaruratan Maternal International Health. 2010;15(8):964–72
Neonatal di Puskesmas Sayung 2
Kabupaten Demak. Media Kesehatan WHO. (2014). Maternal Mortality.
Masyarakat Indonesia. 18(4). Diakses pada tanggal 18 Maret 2018
di http://www.who.int/mediacentre/facts
Somé TD, Sombié I, Meda N. How heets/fs348/en/.
Decision for Seeking Maternal Care is
53