Makalah Keimanan Dan Ketakwaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IMAN DAN TAQWA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh:
Kelompok 1
Anjani Dewi Mulyaningsih 10519883
Risca Maylia Alvitasari 15519611

1PA01
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................4
C. Tujuan ......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................5
A. Pengertian Iman .......................................................................................................5
a. Keimanan dan Implikasinya dalam Tauhid ........................................................5
B. Pengertian Taqwa .....................................................................................................6
a. Ketaqwaan dan Implikasinya dalam Kehidupan ................................................6
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................9
Daftar Pustaka

2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan judul Iman dan Taqwa.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi.

Depok, 1 Oktober 2019


Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam menjalani kehidupan selalu melakukan interaksi sosial. Dalam
melakukan interaksi sosial manusia harus memiliki akhlak yang lebih baik agar dalam
proses interaksi tersebut tidak mengalami hambatan. Proses pembentukan akhlak sangat
berperan dengan keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanan dan ketakwaan seseorang
berbanding lurus dengan akhlak seseorang. Hal ini karena keimanan dan ketakwaan adalah
modal utama untuk membentuk pribadi seseorang.
Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa oleh
masyarakat umum. Hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu
dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang
sebenarnya, dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian iman?
2. Apa implikasi keimanan dalam tauhid?
3. Apa pengertian takwa?
4. Apa implikasi ketakwaan dalam kehidupan?

C. Tujuan
Tujuan dibentuknya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pengertian iman
2. Menjelaskan keimanan dan implikasinya dalam tauhid
3. Mendeskripsikan pengertian takwa
4. Menjelaskan ketakwaan dan implikasinya dalam kehidupan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman
Kata iman berasal dari kata kerja amina-ya’manu-amanan yang berarti percaya.
Secara bahasa, “iman” berarti pembenahan hati atau percaya, sedangkan secara syari’at
“iman” berarti mengetahui Allah dan sifat-sifatnya disertai dengan menjalankan semua
perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Hal ini tercantum dalam Q.S. Al-Baqarah
ayat 3 yang berbunyi:

Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan sholat, dan
menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Oleh karena itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam
hati. Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti yang ada dalam
rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau
kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang yang beriman. Hal
itu disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati
manusia adalah Allah dan dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi Islam.
a. Keimanan dan Implikasinya dalam Tauhid
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah SWT.
Pada dasarnya Agama dapat bersifat primitif dan ada yang dianut oleh masyarakat yang
telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama-agama yang terdapat dalam masyarakat
primitif adalah dinamisme, animisme, politeisme dan henoteisme.
Dalam masyarakat yang sudah maju agama yang dianut bukan lagi dinamisme,
animisme, politeisme dan henoteisme akan tetapi agama monoteisme, yaitu agama tauhid.
Dasar ajaran agama monoteisme adalah tuhan satu, Tuhan Maha Esa. Disinilah Islam
mengambil posisi sebagai agama tauhid yang hanya mengakui adanya satu tuhan yaitu
Allah SWT. yang merupakan inti dari ajaran Agama Islam yang terumuskan dalam
kalimat tauhid Laa ilaaha illallah. Dan keyakinan atau keimanan yang merupakan
pengembangan dari kalimat tauhid tersebut sering disebut dengan Aqidah.
Aqidah menurut etimologi adalah ikatan atau sangkutan. Disebut demikian, karena ia
mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Aqidah dalam
pengertian teknis artinya iman atau keyakinan. Aqidah Islam berawal dari keyakinan
kepada Dzat Mutlak Yang Maha Esa yang disebut Allah SWT. Allah Maha Esa dalam
dzat, sifat dan perbuatan wujud-Nya itu disebut tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman
seluruh keyakianan Islam.
Orang yang beriman memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik
2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri
3. Mempunyai sifat rendah hati
4. Senantiasa jujur dan adil
5
5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi
6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme
7. Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, dan tidak gentar menghadapi resiko
8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridho
9. Patuh,,taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi

Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang beriman dalam Q.S Al-Anfal ayat 2

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila


disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.

B. Pengertian Taqwa
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara, dan melindungi. Taqwa (bahasa Arab: ‫وى‬DD‫تق‬ taqwā / taqwá ) adalah istilah
dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan
takut akan Allah. Sesuai dengan makna etimologi tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap
memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh
dan konsisten (istiqomah). Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksana-
kan perintah Tuhannya dan menjauhi segala larangan-Nya dalam kehidupan ini.
Allah telah memerintahkan setiap umat-Nya untuk selalu bertaqwa kepada Allah
SWT. sebagaimana yang tercantum dalam Q.S Ali Imran ayat 102.

Artinya: “Wahai orang-orang beriman! Bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa


kepada-Nya, dan jangan lah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
Orang-orang yang bertaqwa memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Senantiasa menginfaqkan hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit.
2. Senantiasa menahan amarahnya.
3. Memaafkan kesalahan oranglain.
4. Disaat mereka terjatuh diperbuatan keji dan menganiaya diri sendiri mereka segera
bertaubat.
5. Tidak melanjutkan perbuatan kejinya dan berada pada amalan kebaikan.

a. Ketaqwaan dan Implikasinya dalam Kehidupan


Orang-orang bertaqwa diberi berbagai kelebihan oleh Allah Swt, tidak hanya ketika
mereka di akhirat nanti tetapi juga ketika mereka berada di dunia ini. Beberapa
kelebihan mereka disebutkan di dalam al-Quran, antara lain: (1) Dibukakan jalan keluar
pada setiap kesulitan yang dihadapinya (2) Dimudahkan segala urusannya (3)
Dilimpahkan kepadanya berkah dari langit dan bumi (4) Dianugerahi furqân (‫ان‬DDَ‫)فُرْ ق‬,
6
yakni petunjuk untuk dapat membedakan yang hak dan bathil dan (5) Diampuni segala
kesalahan dan dihapus segala dosanya. 
Ruang lingkup taqwa dalam kehidupan melalui 4 jalur hubungan manusia, yaitu:
1. Hubungan antara manusia dengan Allah SWT.
Ketaqwaan manusia dengan Allah SWT dapat dilakukan dengan cara berikut.
- beriman kepada Allah menurut cara-cara yang diajarkan-Nya melalui wahyu
yang sengaja diturunkan-Nya untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup
manusia.
- bersabar menerima cobaan dari Allah dalam pengertian tabah dan tidak putus
asa ketika mendapat musibah.
- memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan serta bertaubat dalam arti sadar
untuk tidak lagi melakukan segala perbuatan jahat atau tercela.

2. Hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri


Ketaqwaan manusia melalui hubungan dengan dirinya sendiri meliputi:
- selalu bersikap sabar. Hal ini tercantum dalam Q.S Al-Baqarah ayat 153.

Artinya: “Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan sholat menjadi


penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”

- ikhlas dalam menghadapi cobaan apa pun. Hal ini tercantum dalam Q.S Al-
Bayyinah ayat 5.

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah


dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.”

- menjadi seseorang yang pemaaf. Hal ini tercantum dalam Q.S Ali Imran ayat
134.

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu


lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.”
3. Hubungan antara manusia dengan sesamanya

7
Hubungan antara manusia dengan sesamanya pun menjadi salah satu ruang
lingkup taqwa dalam kehidupan.
- tolong menolong dalam kebaikan dan tidak mengembangkan perbuatan dosa dan
menyebarkan permusuhan.
- memaafkan kesalahan orang lain.
- bersikap toleransi dalam setiap perbedaan yang dialami.

4. Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup


Ketaqwaan manusia melalui hubungan dengan dirinya sendiri meliputi:
- memelihara dan melestarikan alam berati pula memelihara kelangsungan hidup
manusia sendiri dan keturunannya dikemudian hari.
- kewajiban orang yang taqwa terhadap harta yang dititipkan atau diamanatkan
oleh Allah.

8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Menurut istilah, iman adalah
membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan
segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan,
serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Taqwa dari segi bahasa berasal dari kata wiqayah  yang diartikan memelihara. Maksud dari
pemeliharaan itu adalah memelihara hubungan baik dengan Allah SWT., memelihara diri daripada
sesuatu yang dilarang-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-
Nya.
Iman yang benar kepada Allah, rasul-Nya, kitab-Nya, malaikat-Nya, takdir, dan hari akhir
akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama
sehingga  sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang
kepada derajat taqwa. Orang yang bertaqwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang
benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa hubungan iman dengan ketaqwaan adalah bahwa ketaqwaan merupakan
buah daripada iman yang benar yang ditandai oleh mulianya akhlak seseorang.

9
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Iman

https://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid
https://id.wikipedia.org/wiki/Takwa

https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-04
http://dominique122.blogspot.com/2015/04/keimanan-dan-implikasi-tauhid-dalam.html
http://bawaihimbda.blogspot.com/2017/05/keimanan-dan-ketaqwaan.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai