Audit Internal
Audit Internal
Audit Internal
Audit Internal
Dosen Pengampu:
Dr. HM Djaperi, M.Si, Ak., CA
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena atas
ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Pentuan Risiko”
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai dari mata
kuliah Audit Internal.
Selama proses penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan dukungan hingga
bimbingan dari berbagai pihak dari awal hingga terselesainya penyusunan makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat, kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan penulisan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Risiko-Risiko
Cek bisa hilang, begitu pula surat-surat umum, dalam perjalanan dari kantor pos ke
ruangan penerimaan surat
Amplop-amplop berisi pembayaran sangat rawan ketika diidentifikasi dan disortir di
ruangan pernyotiran sebelum diberikan ke unit pemrosesan
Cek-cek memiliki risiko pada saat berada di area pemrosesan sampai setoran bank
disiapkan
Hal-hal pengecualian bisa salah tempat, hilang, atau salah kelola selama pemrosesan
Uang yang akan disetor bisa jadi hilang atau dicuri selama perjalanan dari pemrosesan ke
bank
Seorang karyawan bisa dirampok selam perjalanan ke bank pada saat menyetorkan
Tujuan : Untuk menyetorkan ke bank secara tepat waktu agar mendapatkan bunga
maksimum.
Risiko-Risiko
Surat-surat bisa jadi tidak diterima tepat waktu dari kantor pos
Pembayara mungkin tidak dipisahkan di ruang penyortiran dan diberikan ke unit
pemrosesan secara tepat waktu
Pembayaran harus diproses sebelum setoran disiapkan, atau setoran tidak disetorkan
ke bank sebelum batas waktu jam 2 siang
Hal-hal pengecualian bisa jadi membuat penyetoran ditunda sampai 1 (hari)
berikutnya
Kegagalan peralatan dapat memperlambat pemrosesan
Manajemen Risiko
Selain penentuan risiko dan bantuan kepada manajemen dalam mengubah risiko
menjadi elemen pendapatan institusional, auidtor harus memperluas bidang audit agar bisa
mencakup kontrol risiko, pendanaan risiko, dan administrasi risiko. Jadi:
Kontrol Risiko:
Pendanaan Risiko:
Administrasi:
Risiko yang muncul dari startegi dan aktivitas usaha diidentifikasi dan diprioritaskan.
Manajemen dan dewan komisaris telah memutuskan tingkat risiko yang dapat diterima
oleh organisasi, termasuk penerimaan risiko yang dirancnag untuk mencapai rencana
strategis organisasi.
Aktivitas penghindaran risiko dirancang dan diimplementasikan untuk mengurangi,
atau justru mengelola risiko pada tingkat yang ditentukan dapat diterima oleh
manajemen dan dewan komisaris.
Aktivitas-aktivitas pengawasan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk secara periodik
menilai ulang risiko dan efektivitas kontrol untuk mengelola risiko.
Dewan komisaris dan manajemen menerima laporan periodik mengenai proses
manajemen risiko. Proses tata kelola organisasi harus memberikan komunikasi
periodik tentang risiko, strategi risiko, dan kontrol untuk pihak-pihak yang
berkepentingan.
Metode-metode Analitis
1. HUBUNGAN ANTAR-RISIKO
Seorang auditor dapat mengevaluasi risiko-risiko ini baik secara kuantitatif mauapun
kulaitatif. SAS memberiakn rumus berikut ini:
Ketika menggunakan rumus ini, seorang auditor dapat menilai risiko audit yang
direncakan untuk sebuah asersi, risiko bawaannya dan risiko kontrolnya untuk menentukan
risiko penemuan yang direncakan dengan menentukan risiko deteksi.
Analsis Matriks
Suatu matriks kontrol merupakan alat untuk membandingkan kontrol dengan risiko guna
memastikan bahwa setiap risiko memiliki ontrol yang layak. Matriks kontrol juga mengakui
bahwa kontrol tertentu dapat memberikan perlindungan untuk lebih dari satu risiko. Sebagai
contoh, sebuah kunci dari melindungi aset dari kemungkinan hilang dengan membatasi akses.
Hal ini juga memberikan akuntabilitas untuk menangani aset akrena orang yang memegang
kunci akan bertanggungjawab jika aset yang telah diamankan tersebut hilang. Suatu angaran
menetapkan tujaun dan sasaran yang akan dicapai dan menjadi alat ukur kinerja. Anggaran
juga menetapkan otoritas manajer untuk bertindak dalam kendala keuangan berupa anggaran.
Metode Courtney
Teknik ini melibatkan perhitungan yang menempatkan nilai uang (dolar, rupiah) ke risiko
potensial, dan estimasi terbuat dari frekuensi yang bersama denagan risiko bisa menciptakan
kesulitan. Jika pendekatan ini digunakan, auditor internal harus berupaya mencapai
kesepakatan dengan manajemen tentang niai-nilai yang diberikan dan frekuensi yang
diestimasi.
3.1 Kesimpulan
Selain penentuan risiko dan bantuan kepada manajemen dalam mengubah risiko
menjadi elemen pendapatan institusional, auidtor harus memperluas bidang audit agar bisa
mencakup kontrol risiko, pendanaan risiko, dan administrasi risiko. Tujuan proses-proses
manajemen risik antara lain ialah risiko yang muncul dari startegi dan aktivitas usaha
diidentifikasi dan diprioritaskan dan manajemen dan dewan komisaris telah memutuskan
tingkat risiko yang dapat diterima oleh organisasi, termasuk penerimaan risiko yang
dirancnag untuk mencapai rencana strategis organisasi. Selain itu suatu matriks kontrol
merupakan alat untuk membandingkan kontrol dengan risiko guna memastikan bahwa
setiap risiko memiliki ontrol yang layak. Matriks kontrol juga mengakui bahwa kontrol
tertentu dapat memberikan perlindungan untuk lebih dari satu risiko. Skor risiko untuk
situasi tertentu dievaluasi terhadap semua risiko lainnya dan digunakan untuk membuat
rencana audit. Beberapa organisasi menggunakan model ini untuk menetapkan jam
penugasan. Oragnisasi yang sedang mengembangkan program seperti ini yakin bahwa
manfaat yang didapat jelas melebihi biayanya dan memungkinkan pendekatan ang lebih
objektif untukpenentuan risiko.