Fisika Biooptik
Fisika Biooptik
Fisika Biooptik
BIOOPTIK
Oleh:
Kelompok 1
Anggota:
1. Ahmad Izzul Rifki A
2. Baiq isabela
3. Dwi Aisyah
4. Qibithia Maria Malik
5. Tetik Oktaviani
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI i
BAB 1. PENDAHULUAN ii
1.1 Latar Belakang......................................................................................ii
1.2 Rumusan Masalah... iii
1.3 Tujuan....................................................................................................iii
BAB II. PEMBAHASAN 6
2.1Definisi Biooptik...........................................................................1
2.2Alat-Alat Optik............................................................................1
2.3 Daya Akomodasi..........................................................................3
2.4Perbedaan Optik Fisis Dan Geometrik..........................................4
2.5Pemantulan Berkas Cahaya..........................................................5
2.6Perkembangan Teknologi Biooptik...............................................6
2.7Kelainan-Kelainan Pada Mata......................................................8
BAB III PENUTUP 10
3.1 KESIMPULAN 10
3.2 SARAN 10
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi biooptik
2. Untuk mengetahui alat-alat optik
3. Untuk mengetahui bagaimana daya akomodasi
4. Untuk mengetahui perbedaan optik geometri dan optik fisik
5. Untuk mengetahui pemantulan berkas cahaya
6. Untuk mengetahui perkembangan teknologi biooptik
7. Untuk megertahui kelainan pada mata
iii
BAB II
PEMBAHASAN
1
a. Kornea.
Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, dan transparan.
Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada
mata, serta melindungi bagian mata yang sensitif di bawahnya.
b. Pupil.
Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi agar
cahaya dapat masuk ke dalam mata.
c. Iris.
Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi
untuk mengatur besar kecilnya pupil. Warna inilah yang Anda lihat
sebagai warna mata seseorang.
d. Aquaeus Humour.
Aquaeus humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk
membiaskan cahaya ke dalam mata.
e. Otot Akomodasi.
Otot akomodasi adalah otot yang menempel pada lensa mata dan
berfungsi untuk mengatur tebal dan tipisnya lensa mata.
f. Lensa Mata.
Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa
ini berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk
bayangan pada retina.
g. Retina.
Retina adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan.
h. Vitreous Humour.
Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi
untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina.
i. Bintik Kuning.
Bintik kuning adalah bagian dari retina yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan yang jelas.
2
j. Bintik Buta.
Bintik buta adalah bagian dari retina yang apabila bayangan jatuh pada
bagian ini, maka bayangan tampak tidak jelas atau kabur.
k. Saraf Mata.
Saraf mata befungsi untuk meneruskan rangsangan bayangan dari retina
menuju ke otak.
3
2.4 Perbedaan optik fisis dan geometrik
1. Optika Geometri
Optika geometri disebut juga dengan optik sinar yang merupakan sinar
suatu perambatan cahaya tegak lurus dengan gelombang cahaya. Optika
geometri juga menjelaskan sifat cahaya dengan pendekatan paraksial atau
hampiran sudut kecil dengan penjabaran yang linear, ehingga komponen
ini dan sistem kerja cahayanya seperti ukuran, posisi, pembesaran
subjek lebih sederhana. Terpangkal pada perjalanan cahaya dalam medium
secara garis lurus, berkas-berkas cahaya di sebut garis cahaya dan gambar
secara garis lurus. Dengan cara pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri-
ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematika. Misalnya untuk rumus
cermin dan lensa :
f = focus = titik api
b = jarak benda
v = jarak bayangan
4
2.5 Pemantulan Berkas Cahaya
Ada tiga jenis berkas cahaya, yaitu:
1. Berkas cahaya sejajar (paralel)
Berkas cahaya sejajar jika arahnya sejajar satu sama lain. Contoh
berkas cahaya sejajar adalah berkas cahaya dari lampu senter. Berkas
cahaya tersebut disejajarkan oleh cermin cekung yang ada di bagian
kepala lampu senter.
5
2.6 Perkembangan Teknologi Biooptik
a. Laser
Laser (singkatan dari bahasa Inggris:Light Amplification by
Stimulated Emission of Radiation) merupakan mekanisme suatu alat yang
memancarkan radiasi elektromagnetik, biasanya dalam bentuk cahaya
yang tidak dapat dilihat maupun dapat lihat dengan mata normal, melalui
proses pancaran terstimulasi. Pancaran laser biasanya tunggal,
memancarkan foton dalam pancaran koheren. Laser juga dapat dikatakan
efek dari mekanika kuantum.
Dalam teknologi laser, cahaya yang koheren menunjukkan suatu
sumber cahaya yang memancarkan panjang gelombang yang diidentifikasi
dari frekuensi yang sama, beda fase yang konstan dan polarisasinya.
Selanjutnya untuk menghasilkan sebuah cahaya yang koheren dari
medium lasing adalah dengan mengontrol kemurnian, ukuran, dan
bentuknya. Keluaran yang berkelanjutan dari laser dengan amplituda-
konstan (dikenal sebagai CW atau gelombang berkelanjutan), atau detak,
adalah dengan menggunakan teknik Q-switching, modelocking, atau gain-
switching.
Dalam operasi detak, dimana sejumlah daya puncak yang lebih
tinggi dapat dicapai. Sebuah medium laser juga dapat berfungsi sebagai
penguat optik ketika di-seed dengan cahaya dari sumber lainnya. Sinyal
yang diperkuat dapat menjadi sangat mirip dengan sinyal inputdalam
istilah panjang gelombang, fase, dan polarisasi; Ini tentunya penting dalam
telekomunikasi serat optik.
Sumber cahaya umum, seperti bola lampu incandescent,
memancarkan foton hampir ke seluruh arah, biasanya melewati spektrum
elektromagnetik dari panjang gelombang yang luas. Sifat koheren sulit
ditemui pada sumber cahaya atau incoherens; dimana terjadi beda fase
yang tidak tetap antara foton yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
Secara kontras, laser biasanya memancarkan foton dalam cahaya yang
sempit, terpolarisasi, sinar koheren mendekati monokromatik, terdiri dari
panjang gelombang tunggal atau satu warna.
Beberapa jenis laser, seperti laser dye dan laser vibronik benda-
padat (vibronic solid-state lasers) dapat memproduksi cahaya lewat jangka
lebar
6
gelombang; properti ini membuat mereka cocok untuk penciptaan detak
singkat sangat pendek dari cahaya, dalam jangka femtodetik (10-15detik).
Banyak teori mekanika kuantum dan termodinamika dapat digunakan
kepada aksi laser, meskipun nyatanya banyak jenis laser ditemukan
dengan cara trial and error
b. Kamera
Kita telah membahas mengenai mata, bagian-bagiannya serta beberapa
gangguan pada mata. Ada satu jenis alat optik yang memiliki cara kerja
mirip dengan cara kerja mata, yaitu kamera. Kamera merupakan alat
optik yang berfungsi untuk mengambil gambar suatu objek atau benda.
c. Lup
Lup atau kaca pembesar merupakan sebuah alat optik yang terdiri dari
sebuah lensa cembung rangkap (Bikonveks). Lup berfungsi untuk
melihat benda-benda kecil agar tampak lebih besar. Bayangan yang
dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar.
d. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik yang berfungsi untuk melihat benda-
benda kecil (mikro) seperti bakteri, penampang sel, dan sejenis nya.
Pertama kali mikroskop dibuat oleh seorang ilmuwan Belanda, Antoni van
Leeuwenhoek (1632 – 1723), yang terdiri dari gabungan dua buah lensa
cembung. Dengan menggunakan mikroskop sederhana bisa dihasilkan
pembesaran bayangan hingga kira-kira 300 kali lebih besar dari bendanya.
e. Teleskop
Teleskop atau teropong merupakan sebuah alat optik yang digunakan
untuk melihat benda-benda yang letaknya jauh agar tampak lebih dekat
dan jelas.Teleskop pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei (1564–
1642) pada tahun 1609.
7
2.7 Kelainan-Kelainan Pada Mata
a. Rabun jauh (miopi)
Rabun jauh merupakan salah satu cacat mata dimana mata tidakapat
melihat benda-benda yang jauh. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak
dapat memipih sebagaimana mestinya, sehingga bayangan yang
terbentuk jatuh di depan retina (tidak jatuh tepat pada retina). Mata rabun
jauh mempunyai titik jauh pada jarak tertentu dan titik dekatnya lebih
kecil daripada titik dekat mata normal. Cacat mata rabun jauh dapat
diperbaiki dengan menggunakan kacamata berlensa cekung (negatif),
sehingga benda-benda yang letaknya jauh itu dibentuk bayangan maya
yang lebih dekat dengan mata dan oleh lensa mata bayangan itu kembali
dibuat bayangan nyata tepat pada retina.
d.Asigmatisma (silindris)
Asigmatisma atau silindris merupakan cacat mata dimana mata tidak
dapat membedakan garis-garis horisontal dan vertikal secara bersamaan.
Hal ini karena kornea mata tidak mempunyai jari-jari kelengkungan
yang tetap atau tidak berbentuk sferis. Cacat mata asigmatisma dapat
diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa silindris.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan kata biooptik,
tersusun atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan makhluk
hidup atau zat hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup
sedangkan optik dikenal sebagai bagian ilmu fisika yang
berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar. Secara spesifik ada
klasifikasi optik geometri dan optik fisis. Fokus utama di
biooptik adalah berkaitan dengan indera penglihatan manusia
yaitu mata. Mata menjadi alat optik yang paling penting pada
manusia atau mahluk hidup. Struktur dari mata itu sendiri atau
bisa disebut dengan anatomi mata meliputi sklera, konjungtiva,
kornea, pupil, iris, lensa, retina ,saraf optikus, humur aqueous.
Serta humor vitreous yang masing-masingnya memiliki fungsi
dan kerjanya sendiri.
3.2 Saran
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca khususnya bagi
mahasiswa.
10
DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/MATERI%20KULIAH/FISIKA
%20BIOLOGI/BBM_8_(Cahaya_dan_alat_Optik)_KD_Fisika.pdf
file:///D:/MATERI%20KULIAH/FISIKA
%20BIOLOGI/Cahaya_dan_Optik_20140818_1%20(1).pdf
file:///D:/MATERI%20KULIAH/FISIKA%20BIOLOGI/file.pdf
https://www.scribd.com/document/353055827/Jurnal-Biooptik-pdf
http://www.unair.ac.id/40079/1/gdlhub-gdl-grey-2016-apsariretn-
40478-pg.08-14-p.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JPSI/article/view/7588
https://www.academia.edu/30576771/Biooptik
http://fisika.fkunissula.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=170:acc-bio-optik-s1-
keperawatan-2016&catid=44:acc&Itemid=112