Laporan Praktikum Hidrolika 2 Modul 5 - 15718020 - KevinJairus
Laporan Praktikum Hidrolika 2 Modul 5 - 15718020 - KevinJairus
Laporan Praktikum Hidrolika 2 Modul 5 - 15718020 - KevinJairus
IL 2201 – HIDROLIKA II
MODUL 5
ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERBUKA
Pada percobaan ini dilakukan serangkaian langkah kerja untuk mencapai tujuan
praktikum. Beberapa diantaranya adalah penyalaan Hydraulic bench, pengukuran suhu
air di awal dan akhir, pengukuran kedalaman air, pengulangan percobaan sebanyak 3
variasi debit, dan pengolahan data dengan rumus. Pertama, penyalaan hydraulic bench
sebanyak 3 pengukuran waktu dan 3 variasi debit dilakukan untuk mendapatkan debit
aktual nanti. Pengukuran suhu air di awal dan akhir dilakukan untuk mencari massa
jenis yang sesuai dengan kondisi suhu air sebelum dan sesudah dilakukan percobaan
sebab air yang telah dites akan mengalami penambahan energy.
Lalu pengukuran kedalaman air akan berguna untuk nantinya didapat tinggi muka
air di atas notch dan berguna untuk pengolahan data nantinya. Debit yang didapat dari
pengukuran juga dapat berfungsi untuk mendapatkan koefisien discharge dimana
mengandung variable debit aktual. Lalu untuk pengulangan percobaan sebanyak 3
variasi debit adalah untuk mendapatkan nilai pada data yang akurat dan minimal 3 data
untuk dapat diplot dalam grafik yang akan dianalisis.
Q= 1,71 b h3/2
Keterangan:
Q = debit air
b = lebar ambang
h = tinggi permukaan air
Q = 0,0138
Keterangan:
Q = debit air
h = tinggi permukaan air
Q=k.H.n
Keterangan:
Q = debit air
H = head
k dan n = konstanta
Besarnya konstanta k dan n ditentukan dari turunan pertama persamaan energi
pada penampang saluran yang bersangkutan. Pada praktikum ini besarnya
konstanta k dan n ditentukan dengan membuat serangkaian hubungan H dengan Q
yang apabila diplotkan pada grafik akan diperoleh garis hubungan H – Q yang
paling sesuai untuk masing – masing jenis bangunan ukur.
Keterangan:
B = lebar permukaan aliran
H = kedalaman air
Vm = kecepatan rata – rata
Vs = kecepatan pada permukaan
Q = C . Vp Ap
Keterangan:
Q = debit aliran
C = koefisien yang tergantung dari macam pelampung yang digunakan
Vp = kecepatan rata – rata pelampung
Ap = luas aliran rata – rata
Waktu
Variasi
1 2 3
1 2.16 2.18 2.19
2 2.82 2.91 2.95
3 5.56 5.59 5.63
Dari rata-rata suhu yang telah didapatkan, kita dapat mencari nilai
densitasnya dengan tabel dibawah.
Tabel 2.4 Densitas Air terhadap Suhu
Massa
Temperatur/Suhu
Jenis
(°C)
(kg/m3)
0 999.9
5 1000
10 999.7
20 998.2
30 995.7
40 992.2
50 988.1
60 983.2
70 977.8
80 971.8
90 965.3
100 958.4
V. Pengolahan Data
1. Menghitung massa jenis air berdasarkan suhu fluida
Tabel 2.4 didapatkan dari buku karya Finnemore, sehingga dapat
dihitung dengan regresi polinom orde 1 dan didapatkan nilai berikut,
𝑦 = − 0,4144 𝑥 + 1005
y = densitas air (kg/m3)
x = nilai suhu rata-rata (℃)
Nilai R² = 0,9477
𝑦 = − 0,4144 𝑥 + 1005
y = 994,0184 kg/m3
2. Menghitung massa air berdasarkan massa beban yang digunakan
Massa air sama dengan tiga kali massa beban. Perbandingan ini
didapatkan dari perbandingan antara lengan pada hydraulic bench yang
diletakkan beban (seukuran satu panjang lengan) dengan lengan
keseluruhan (seukuran satu panjang lengan).
Massa air = massa beban × 1
Massa air = 2,5 kg × 1
= 2,5 kg
3. Menghitung volume air
Berdasarkan pengukuran waktu dengan hydraulic bench pada Tabel
2.1, volume air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut,
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑉𝑎𝑖𝑟
Dengan 𝑚𝑎𝑖𝑟 adalah massa air dalam kg, 𝜌𝑎𝑖𝑟 adalah densitas air dalam
𝑘𝑔
, dan 𝑉𝑎𝑖𝑟 adalah volume air dalam 𝑚3 , maka didapatkan hasil sebagai
𝑚3
berikut,
2,5 𝑘𝑔
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 =
𝑘𝑔
994,0184
𝑚3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 = 0,002515 𝑚3
4. Menghitung 𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
∑𝑡
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑁
Dengan 𝑡 adalah waktu pada hydraulic bench dalam sekon dan 𝑁 adalah
banyaknya percobaan yang dilakukan. Menggunakan variasi satu,
didapatkan hasil sebagai berikut,
Variasi 1
Variasi 2
𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 2,893 𝑠
Variasi 3
𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 5,593 𝑠
𝑉𝑎𝑖𝑟
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Dengan 𝑉𝑎𝑖𝑟 adalah volume air dalam 𝑚3 dan 𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 adalah rata-
rata waktu yang diperlukan dalam sekon, menggunakan variasi satu U-
notch, didapatkan hasil sebagai berikut,
Variasi 1
𝑄 0,002515 𝑚3
𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
2,1767 𝑠
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 0,00116 𝑚3 /𝑠
Variasi 2
𝑄 0,002515 𝑚3
𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
2,893 𝑠
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 0,00087 𝑚3 /𝑠
Variasi 3
𝑄 0,002515 𝑚3
𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
5,593 𝑠
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 0,00045 𝑚3 /𝑠
- Untuk V-Notch
8 𝜃
𝑄𝑉−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 15
√2𝑔 𝑡𝑎𝑛(2 )𝐻 5/2
𝑄𝑈−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 0,0008084 𝑚3 /𝑠
Variasi 2
2
𝑄𝑈−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 𝑥 0,03 √2 𝑥 9,81 (0,03567)3/2
3
𝑄𝑈−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 0,0005967 𝑚3 /𝑠
Variasi 3
2
𝑄𝑈−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 𝑥 0,03 √2 𝑥 9,81 (0,02833)3/2
3
𝑄𝑈−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 0,0004225 𝑚3 /𝑠
- Untuk V-notch
Variasi 1
8 30
𝑄𝑉−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 15
√2 𝑥 9,81 𝑡𝑎𝑛( 2 )(0,07133)5/2
𝑄𝑉−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 0,0481649 𝑚3 /𝑠
Variasi 2
8 30
𝑄𝑉−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 15
√2 𝑥 9,81 𝑡𝑎𝑛( 2 )(0,064667)5/2
𝑄𝑉−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 0,0376858 𝑚3 /𝑠
Variasi 3
8 30
𝑄𝑉−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ =
15
√2 𝑥 9,81 𝑡𝑎𝑛( 2 )(0,046000)5/2
𝑄𝑉−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ = 0,0160820 𝑚3 /𝑠
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Cd =
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Variasi 1
0,00116
Cd = 0,0008084
Cd = 0,699602
Variasi 2
0,00087
Cd = 0,0005967
Cd = 0,686477
Variasi 3
0,00045
Cd = 0,0004225
Cd = 0,939618
- Untuk V-Notch
Variasi 1
0,00116
Cd =
0,0481649
Cd = 0,0240
Variasi 2
0,00087
Cd = 0,0376858
Cd = 0,0231
Variasi 3
0,00045
Cd =
0,0160820
Cd = 0,0280
VI. Data Akhir
VI.1 U – Notch
Variasi Waktu rata-rata (s) Kedalaman rata2 (m)Q aktual (m/s) Q teoritis(m/s) Cd
VI.2 V - Notch
Variasi Waktu rata-rata (s) Kedalaman rata2 (m)Q aktual (m/s) Q teoritis(m/s) Cd
1 2,176666667 0,071333 0,00116 0,0481649 0,0240
2 2,893333333 0,064667 0,00087 0,0376858 0,0231
3 5,593333333 0,046000 0,00045 0,0160820 0,0280
VII. Analisa A
a. Analisa Cara Kerja
Percobaan dilakukan menggunakan Hydraulic bench dengan prinsip
penggunaan beban. Beban yang digunakan adalah beban seberat 2.5 kg.
Massa air yang digunakan adalah sama dengan massa beban yang
digunakan dari prinsip tuas keseimbangan dimana perbandingan lengan
adalah 1:1. Sebelum memulai percobaan akan dilakukan pengukuran suhu
fluida di dalam Hydraulic bench yang akan digunakan diukur. Pengukuran
suhu dilakukan untuk menentukan massa jenis air yang akan digunakan.
Setelah itu ukur lebar notch serta lebar saluran yang diperlukan untuk
penentuan debit menggunakan persamaan Bazin dan Kindsvarter.
Dalam percobaan ini diletakkan dua jenis notch secara terpisah pada
masing-masing percobaan yaitu U- Notch dan V- Notch pada aliran saluran
terbuka. Dengan diletakkan notch dimaksudkan untuk adanya efek
kontraksi pada aliran sehingga debit tiap aliran dapat ditentukan. Tiap
variasi debit dilakukan tiga kali perhitungan waktu. Variasi ini adalah suatu
metode statistik yang dilakukan untuk ketelitian pada percobaan serta dapat
diperoleh kesalahan atau galat yang lebih kecil. Stopwatch dijalankan tepat
saat lengan tersebut bergerak ke atas.
Beban diletakkan pada tempat peletakan beban tepat saat lengan
bergerak ke atas. Beban yang sedang diangkat tidak perlu terlalu jauh dari
tempat peletakan beban sehingga tidak terjadi kejadian yang tidak
diinginkan dan akan lebih siap ketika lengan naik. Setelah beban diletakkan
lengan akan kembali menuju ke bawah, lengan kembali
bergerak ke atas dan tepat saat naik sedikit ke atas, Stopwatch dihentikan.
Waktu yang tertera pada Stopwatch dicatat.
Catat ketinggian yang dilakukan di tiga titik sebelum terjunan akibat
notch dimana tiga titik ini untuk memastikan bahwa tinggi muka air sama.
Selain itu, titik yang diukur sebaiknya tidak tepat diatas notch karena
ketinggian muka air akan terpengaruh oleh terjunan akibat notch. Setelah
pengukuran selesai, suhu akhir fluida diukur kembali, Hydraulic bench
dimatikan dan percobaan selesai.
b. Analisa Kesalahan
Percobaan pada praktikum ini tidak dilakukan secara langsung oleh
praktikan disebabkan halangan berupa wabah Covid-19 yang
menyebabkan tidak memungkinkan adanya kegiatan tatap muka yang
menyangkut orang banyak di kampus. Sehingga adanya ketidaktepatan
pada pengambilan data tidak dapat dipastikan. Namun, beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi keakurasian data dari percobaan ini di
antaranya. Faktor pertama yaitu kesalahan saat pengukuran suhu. Dengan
lubang untuk selang cukup terbatas dan sangat gelap, praktikan tidak
mengetahui apakah termometer mengenai fluida yang akan digunakan atau
tidak, sehingga ada kemungkinan pengukuran yang salah.
Kesalahan kedua yang dapat terjadi adalah saat menyalakan stopwatch
yang kurang sesuai pada waktunya sehingga ada perbedaan beberapa angka
dibelakang detik yang juga menyebabkan kesalahan pada data awal yang
diperoleh. Kemudian juga dapat terjadi kesalahan paralaks, yaitu kesalahan
pengamat ketika pembacaan skala pada saat praktikum.
Kesalahan membaca dapat terjadi saat membaca skala untuk ketinggian
muka air yang dapat mempengaruhi faktor luas permukaan basah,
perimeter dan basah. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah terlalu cepat
menurunkan beban sehingga waktu yang didapat kurang akurat yang dapat
menyebabkan ketidaktelitian dalam perhitungan.
c. Analisa Grafik
1. Q aktual terhadap Q teoritis pada alat U – Notch
0,00000
0,0000000
0,0002000
0,0004000
0,0006000
0,0008000
0,0010000
Qact (m3/s)
0,00000
0,0000000 0,0200000 0,0400000 0,0600000
Qact (m3/s)
0,00100
0,00080 Qteoritis Vs Qact Pada
0,00060 U-notch
0,00040 Power (Qteoritis Vs
0,00020 Qact Pada U-notch)
0,00000
0,0000000
0,0002000
0,0004000
0,0006000
0,0008000
0,0010000
Qact (m3/s)
Grafik 7.3 Hubungan Q aktual dengan ketinggian muka air pada alat U - Notch
Grafik 7.3 menunjukkan hubungan antara Q aktual terhadap h rata-rata
U – Notch yang menghasilkan persamaan y = 41,415x1,465 dimana bersesuai
dengan persamaan,
h rata-rata yang ada dari grafik diperoleh 1,465 dimana seharusnya bila sesuai
3
dengan persamaan diatas nilai pangkat yang diperoleh adalah 2. Dengan
perbedaan tersebut dapat dicari nilai galat percobaan yang ditentukan dengan :
|𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛|
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
|𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙|
|1,5 − 1,465|
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100% = 2,333 %
|1,5|
Galat yang diperoleh adalah 2,333 % kurang dari batas wajar yaitu 10%. Grafik
tersebut juga menunjukkan 𝑅 2 yaitu 0,965 dimana angka ini sangat mendekati nilai
satu sehingga menunjukkan hubungan yang mempengaruhi satu sama lain antara Q
aktual dengan h rata-rata dimana ketika nilai Q aktual meningkat, nilai h rata-rata setiap
variasi juga akan meningkat dan. Q aktual mempengaruhi nilai h rata-rata sebesar
96,5%. Selain itu, dari grafik tersebut juga diperoleh nilai R sebesar 0,9823 yang
menunjukkan hubungan antara dua variabel sangat kuat menurut tabel 7.1
0,00080
H(m)
H Vs Qact Pada V-
0,00060 Notch
0,00040 Power (H Vs Qact Pada
0,00020 V-Notch)
0,00000
0,0000000,0200000,0400000,0600000,080000
Qact (m3/s)
Grafik 7.4 Hubungan Q aktual dengan ketinggian muka air pada alat V - Notch
Grafik 7.4 menunjukkan hubungan antara Q aktual terhadap h rata-rata
V – Notch yang menghasilkan persamaan y = 0,282x2,0951 dimana bersesuai
dengan persamaan,
Dimana nilai y adalah Q aktual, x adalah nilai dari h rata-rata dan 0,282
5
8 𝜃
adalah nilai dari Q = 15 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 𝑡𝑎𝑛 2 √2𝑔 𝑥 ℎ2. Sedangkan nilai pangkat h
rata-rata yang ada dari grafik diperoleh 2,0951 dimana seharusnya bila sesuai
5
dengan persamaan diatas nilai pangkat yang diperoleh adalah 2. Dengan
perbedaan tersebut dapat dicari nilai galat percobaan yang ditentukan dengan :
|𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛|
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
|𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙|
|2,5 − 2,0951|
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100% = 16,196 %
|2,5|
Dari data hasil percobaan, tinggi muka air di atas Notch (H) dapat diperoleh
secara lebih akurat dengan menggunakan V-Notch. Hal ini dikarenakan pada V- Notch
diperoleh persamaan yang mirip dnegan persamaan Q= 1,71 b h3/2 .
Dari hasil pengolahan data, grafik 7.1 penggunaan U-Notch menunjukkan nilai
koefisien gradien sebesar 1,8 sementara untuk grafik 7.2 V-Notch diperoleh nilai
koefisisen gradien sebesar 0,2. Hal ini meunjukan adanya efektifitas penggunaan V-
Notch lebih baik dari pada U- Notch.
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Menurut persamaan Cd = , dari hasil pengolahan data didapatkan nilai Cd
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Sehingga total debit aliran yang mengalir dalam waktu tersebut dengan
mengintegralkan dalam batas 0 sampai h. Dimana h amerupakan ketinggian
muka air rata-rata di atas notch sehingga diperoleh persamaan,
Sehingga total debit aliran yang mengalir dalam waktu tersebut dengan
mengintegralkan dalam batas 0 sampai h. Dimana h amerupakan ketinggian
Ketelitian merupakan hal yang penting dalam memilih alat debit yang
debit. Alat ukur U – Notch banyak digunakan untuk saluran irigasi sawah,
sedankan Alat ukur V – Notch sering digunakan pada PDAM khusunya
mendukung kelancaran pasokan mulai dari sumber air baku, transmisi,
sampai ke instalasi pengolahan airnya dalam memperkirakan debit yang
dilalui dan diolah.
Gambar 8.1 Aplikasi V-Notch untuk Pengondisian Aliran Sebelum Mencapai Puncak
Bendungan
(Sumber : https://www.openchannelflow.com/blog/underflow-baffles- for-weir-flows)
(Sumber: https://www.researchgate.net/figure/Example-of-a-V-notch-weir-
measuring-the-overflow-from-the-Blaydon-Hazard-Shaft-an_fig10_225431915)
IX. Kesimpulan
1. Nilai tinggi muka air di atas U-Notch (H) untuk tiap variasi secara
berurutan adalah 0,043666667m ; 0,035666667 m; 0,028333333m.
Nilai tinggi muka air di atas U-Notch (H) untuk tiap variasi secara
berurutan adalah 0,071333 m; 0,064667 m ; 0,046000m.
2. Nilai debit aktual pada U-notch dan V-notch untuk tiap variasi masing-
𝑚3 𝑚3 𝑚3
masing adalah 0,00116 ; 0,00087 ; 0,00045 .
𝑠 𝑠 𝑠
X. Daftar Pustaka
1. https://ocw.upj.ac.id/files/Handout-CIV-108-Modul-5-Aliran-Melalui-
Ambang.pdf diakses pada tanggal 2 April 2020 pukul 10.07
2. Finnermore, John. 2002. Fluid Mechanics With Engineering Application. New
York : Mc Graw – Hill Book Co.
3. Chow, Ven Te. 1985. Open Channel Hydraulics. New York : Mc Graw – Hill
Book Co.