Buat Muti

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA


2018/2019

2.4 Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum


2.4.1 Intek
Intake adalah suatu konstruksi yang berguna untuk mengambil air dari
sumber air di permukaan tanah seperti reservoir, sungai, danau atau kanal.
Bangunan ini berfungsi sebagai penyadap/pengambil air baku. Intake dilengkapi
dengan screen agar dapat melindungi perpipaan dan pompa dari kerusakan atau
penyumbatan yang diakibatkan oleh adanya material melayang atau terapung.

1. Jenis-Jenis Intake
a. River Intake
Jenis intake yang kami rencanakan ini adalah : River Intake. River Intek
biasanya berbentuk sumur pengumpul dengan pipa penyadap. Lebih ekonomis
untuk air sungai yang memiliki level permukaan air musim hujan dan kemarau
yang cukup tinggi. River Intake dapat dilihat pada Gambar 2.14 berikut.

Gambar 2.14 River Intake


b. Direct Intake
Biasanya digunakan untuk sungai atau danau yang dalam, dimana ada
kemungkinan untuk terjadinya erosi pada dinding dan pengendapan pada bagian
dasar. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Gambar 2.15 Direct Intake

c. Canal Intake
Digunakan untuk air yang berasal dari kanal. Dinding chamber sebagian
berasal terbuka ke arah kanal dan dilengkapi dengan saringan kasar. Dari chamber
air dialirkan dengan pipa yang ujungnya terdiri dari bell mouth berbentuk
setengah bola dengan lubang. Karena konstruksi dari chamber di kanal, lebar
kanal berkurang yang menyebabkan bertambahnya kecepatan yang mungkin
menggerus tanah dan untuk mencegahnya maka pada up-stream dan down-stream
dilengkapi dengan rip-rap. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Canal Intake

2. Bagian-Bagian Intake
Intake mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
a. Bell Mouth Strainer
 Kecepatan melalui lubang strainer 0,15 – 0,3 m / dt. Disarankan untuk
kecepatan mendekati nilai terendah untuk mencegah masuknya kotoran.
 Diameter Strainer 6 – 12 mm.

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

 Luas total permukaan strainer = 2 kali luas efektif (Luas total dari
lubang-lubang)

b. Intake Well (Sumuran)


 Untuk memudahkan pemeliharaan (maintenance) sebaiknya dibuat 2
sumuran atau lebih.
 Waktu detensi sebaiknya 20 menit atau sumuran harus cukup besar
untuk menjaga kebersihan air.
 Dasar dari sumuran sebaiknya 1 m dibawah dasar sungai atau 1,5 m di
bawah muka air terendah.
 Ketinggian foot valve sebaiknya kurang dari 0,6 m dari dasar sumuran.
 Sumuran sebaiknya rapat air dan terbuat dari beton. Tebal dinding
sebaiknya 20 cm atau lebih kecil.
 Sumuran sebaiknya cukup kuat untuk melawan uplift pressure.

c. Suction pipe dari Low Lift Pump (Suction pipe untuk pemompaan)
 Kecepatan dari pipa sebaiknya 1 – 1,5 m/dt.
 Perbedaan ketinggian antara muka air terendah dengan pusat pompa
sebaiknya tidak lebih dari 3,7 m.
 Jika permukaan pompa lebih tinggi dari LWL, maka jarak suction
sebaiknya kurang dari 4 m.
 Lokasi pompa yang terletak dibawah LWL dengan “floaded suction
line“ lebih disukai dan kadang-kadang cukup ekonomis.

d. Backwashing pipe (untuk membersihkan foot valve atau strainer)


 Kecepatan pipa sebaiknya tidak lebih dari 3 m/dt.
 Dipakai air yang telah diolah.
 Kuantitas air untuk backwash sebaiknya 1/3 dari aliran dalam suction
pipe.

3. Pompa Intake
Dalam perencanaan pompa intake, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
a. Fluktuasi level air sungai.
Miftahul Ulum Mareta (1607111937)
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

b. Kandungan padatan air sungai.


c. Besar arus sungai.
d. Kondisi fisik sungai.
Untuk perhitungan intake,

Q
Debit tiap pipa =
JumlahPipa

Q
Kecepatan dalam pipa V
A

Q
Debit tiap sumuran =
JumlahSumur

V
Luas sumur = A =
h

Dimensi tiap pipa,

Persamaan Hazen Williams :

10,666 Q 1,85

Hf = Cxd x L

Dimana:
L : panjang pipa (m)
Hf : head loss/ head mayor sepanjang pipa lurus (m)
D : diameter pipa (m)
Q : debit aliran (l/s)
C : koefisien Hazen Williams
(besarnya tergantung jenis pipa yang digunakan)

Beberapa variasi dalam tipe konstruksi intake, diantaranya:


1. Intake tower;

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

a. Lokasi bangunan intake berada sedekat mungkin dengan tepian air


dengan kedalaman air minimum 10 ft (3 m)
b. Bentuk dan Ukuran:
 Bagian puncak tower memiliki ketinggian 5 ft (1.5 m) di atas muka
air tertinggi
 Diameter bangunan dalam pada tower harus cukup besar yang
bertujuan untuk meletekkan dan memperbaiki pintu intake dan
pompa.
c. Material yang digunakan untuk membangun tower harus kuat dan tahan
lama. Selain itu tower harus dibangun diatas pondasi yang kokoh
sehingga dapat bertahan saat banjir.
d. Intake Ports :
 Pintu intake ports harus tersedia untuk beberapa kedalaman air
 Pintu terendah terletak 2 ft dari dasar, interval vertikal pintu tersebut
10-15 ft (3-4.5 m)
 Kecepatan aliran yang melewati pintu pada ketinggian yang sama
tidak boleh melewati 1 ft/s (0.3 m/dt)

2. Shore intake;
a. Lokasi intake ditempatkan pada ketinggian air minimum 6 ft (1.8 m)
b. Tipe yang terdapat pada shore intake adalah shore intake tipikal- siphon
well, suspended, floating.
c. Struktur yang digunakan pada jenis ini memiliki kriteria desain yang
hampir sama intake tower.
d. Pada Intake Bay, kecepatan maksimum aliran adalah 1.5 fps (0.45 m/dt)
e. Bangunan juga dilengkapi dengan Bar Screen dan Fine Screen

3. Intake crib;
a. Intake ini terletak diderah yang tidak akan terbenam oleh sedimen,
terbawa aliran sungai, atau terganggu oleh es.
b. Struktur pada semua sisi srib harus dilindungi dengan tembok batu atau
lempengan beton.

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

c. Kecepatan maximum aliran yang lewat adalah 0.255-0.5 fps (0.08-0.15


m/dt)

2.4.2 Sistem Transmisi


Sistem transmisi merupakan suatu sistem yang mengalirkan air baku dari
sumber air ke distribusi atau dari sumber ke unit pengolahan atau dari sumber ke
reservoar distribusi. Dalam perencanaan dibuat beberapa jalur alternatif dan
dipilih jalur yang paling menguntungkan ditinjau dari segi teknis dan ekonomis.
Saluran transmisi dapat berupa saluran alamiah maupun buatan, ada tiga macam
saluran transmisi (Al-layla, 1978):

Jenis-jenis saluran pipa transmisi yaitu :

1. Saluran terbuka (open channel)


Saluran terbuka adalah saluran yang mengalirkan air dari suatu permukaan
bebas yang bekerja pada tekanan atmosfir dan permukaannya langsung
berhubungan dengan udara bebas.

Karakteristik dari saluran terbuka adalah:


a. Dipengaruhi oleh tekanan udara
b. Penampang saluran umumnya tidak teratur dan berpengaruh terhadap
kekasaran
c. Kedudukan permukaan aliran bebas, cenderung berubah sesuai bentuk dan
ruang

Keuntungannya:
a. Kapasitas bebas
b. Ukuran bervariasi
c. Bentuk saluran yang umumnya dipakai adalah berbentuk trapesium, karena
perubahan kecepatan tidak terlalu berfluktuasi dan dapat mengurangi
pengendapan.

Kerugiannya:
a. Harus mengikuti kontur
b. Kemungkinan kehilangan air sangat besar

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

c. Kemungkinan terjadinya gangguan


d. Kecepatan dipengaruhi oleh kemiringan saluran

2. Saluran tertutup
Biasanya saluran tertutup digunakan untuk mengalirkan air dari intake ke
bangunan pengolahan dan bekerja pada tekanan atmosfir. Berdasarkan letaknya,
ada dua tipe saluran tertutup yaitu pada permukaan tanah dan di atas permukaan
tanah.
Tabel 2.3. Kriteria Pipa Transmisi
No. Uraian Notasi Kriteria
1 Debit perencanaan Q max Kebutuhan air hari maksimum
Qmax = Fmax x Qrata-rata
2 Faktor harian maksimum F max 1,10-1,50
3 Jenis saluran - Pipa atau saluran terbuka
4 Kecepatan aliran air dalam pipa Vmin 0,3-0,6 m/det
a. Kecepatan minimum Vmax 3,0-4,5 m/det
b. Kecepatan maksimum Vmax 6,0 m/det
 Pipa PVC
 Pipa DCIP
5 Tekanan air dalam pipa
a. Tekanan minimum Hmin 1 Atm
b. Tekanan maksimum Hmax
 Pipa PVC 6-8 Atm
 Pipa DCIP 10 Atm
 Pipa PE 100 12,4 Mpa
 Pipa PE 80 9,0 Mpa
6 Kecepatan saluran terbuka
a. Kecepatan minimum Vmin 0,6 m/det
b. Kecepatan maksimum Vmak 1,5 m/det
7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5-1) 0/00
8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)
9 Kemiringan tebing terhadap dasar - 450 (untuk bentuk trapezium)
saluran
Sumber: Permen PU No. 27/PRT/M/2016

2.4.3 Sistem Distribusi


Sistem distribusi merupakan sistem yang digunakan setelah unit
pengolahan. Sistem distribusi merupakan penentu berhasil atau tidaknya sistem
penyediaan air minum yang direncanakan. Sistem distribusi terdiri dari reservoir,
water meter dan jaringan perpipaan beserta aksesorisnya.

Bangunan dalam Sistem Distribusi

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

1. Reservoir
Fungsi reservoir :
a. Mengumpulkan dan menyimpan air
b. Pemerataan aliran dan tekanan skibat variasi pemakaian air dalam
daerah distribusi
c. Sebagai distributor

Tipe reservoir :
a. Ground reservoir
Digunakan jika muka air lebih rendah dari daerah pelayanan, sehingga
dibutuhkan pompa untuk menaikan tekanan

b. Elevated reservoir
Digunakan jika muka air lebih tinggi dari daerah pelayanan.

Jenis-jenis reservoir :
a) Berdasarkan posisi reservoir terhadap jaringan perpipaan:
a. Reservoir langsung
 Terletak antara sungai atau transmisi yang panjang dengan daerah
pelayanan
 Air langsung dialirkan ke reservoir
 Pengoperasian jelas, pengukuran volume masuk dan keluar, dan
sumber air dapat berbeda-beda

Keuntungan:
 Fluktuasi di daerah pelayanan kecil
 Persediaan air dialirkan dan dinaikkan ke reservoir
 Aliran air ke daerah pelayanan hanya satu arah

b. Reservoir oposisi atau berhadapan


 Letaknya terlihat dari daerah aliran yaitu di belakang daerah
pelayanan

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

 Jika air tidak digunakan di daerah pelayanan, dipompakan ke


reservoir
 Saat pemakaian tinggi, air dipompakan ke daerah pelayanan dan
dialirkan dari resevoir
 Kondisi hidrolis dan pengukuran teknis sulit dan tidak jelas;
 Tidak diperkenankan sumber air yang berbeda-beda

Keuntungan:
 Sebagian air tidak digunakan di daerah pelayanan masuk ke
reservoir
 Garis tekanan hidrolis saat kebutuhan puncak lebih datar, kehilangan
tekanan lebih kecil karena daerah pelayanan dilayani oleh sumber
dan Q lebih kecil
 Keamanan operasional teradap pipa dan gangguan lebih besar

Kerugian:
 Fluktuasi tekanan di daerah pelayanan lebih besar, saat pengisian
reservoir tinggi tekanan di daerah pelayanan di atas muka air
reservoir
 Pergantian air dalam reservoir harus diperhatikan

c. Reservoir kontrol
 Reservoir terletak di tengah daerah pelayanan
 Reservoir kontrol yang terbaik bila dapat berfungsi sebagai reservoir
langsung dan atau reservoir berhadapan

Keuntungan:
 Lebih ekonomis dan jaringan lebih pendek
 Tekanan merata dengan kehilangan tekan minimal

Kerugian:
 Sulit karena tergantung bentuk tanah
 Elevasi pembebasan tanah dan elevasi

b) Berdasarkan tekanan:

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

a. Reservoir tinggi ( High Pressure Resevoar)


 Pengaliran dilakukan secara gravitasi
 Reservoir terletak pada elevasi tinggi
 Dapat berupa ground reservoar atau menara air tergantung kondisi
tanah

b. Reservoir rendah (Low Pressure Reservoar)


 Pengaliran dilakukan dengan pompa
 Reservoir terletak di atas tanah dan harus memenuhi tambahan
tenaga (energi)

Perhitungan volume reservoir :


Volume reservoir dihitung dengan persamaan (Al-Layla,1978):

Vreservoir  (Qmd  A%)  vol.kebakaran

Dimana:

A% 
 surplus   defisit
2

2. Water meter induk distribusi


Water meter ini berfungsi untuk mengukur debit air yang didistribusikan
dari reservoir ke daerah pelayanan.

3. Perpipaan distribusi
Sistem perpipaan distribusi adalah sistem untuk mendistribusikan air pada
setiap konsumen melalui Sambungan Rumah (SL) ataupun melalui Hidran
Umum (HU).

Sistem Perpipaan Distribusi :


1. Pola loop (AL-Layla,1978)
a. Terdiri dari pipa induk dan pipa cabang yang saling berhubungan satu
sama lain sehingga membentuk loop, tanpa memiliki ujung mati
b. Perhitungan pipa biasa dilakukan dengan rumus Hardy Croos

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

c. Biasanya digunakan pada daerah yang bentuk dan penyebarannya merata


ke segala arah.

R A

Gambar 2.11 Sistem Perpipaan Distribusi Pola Loop

Keterangan:
R = Reservoar
A = Daerah Pelayanan

Keuntungannya:
 Bila ada kerusakan pada bagian pipa, maka daerah lain masih bisa
mendapatkan air karena aliran bukan satu arah saja
 Tekanan air dapat dikatakan merata, sehingga distribusi air minum
dapat merata pula.

Kerugiannya:
 Gradasi ukuran pipa tidak jelas
 Diperlukan banyak katup
 Perhitungan Sulit.

2. Pola cabang (Al-Layla,1978)


Karakteristik sebagai berikut :
a. Disebut juga open system
b. Terdiri dari main freeder yang disambung langsung pada cabang pipa
berikutnya
c. Luas daerahnya relatif kecil
d. Jalur jalan yang ada tidak berhubungan
R
A
satu sama lain.
A

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Gambar 2.12 Sistem Perpipaan Distribusi Pola Cabang

Ket:
R = Reservoar
A = Daerah pelayanan

Keuntungannya:
 Banyaknya daerah mati diujung pipa
 Banyak sekali dibutuhkan glow off katup penguras dan pengurasan
dilakukan pada waktu-waktu tertentu
 Bila terjadi kerusakan pipa, maka daerah ini di bawahnya tidak
mendapatkan air bila dilakukan perbaikan pipa.

3. Pola kombinasi (Al-Layla,1978)


Untuk wilayah yang mempunyai karakteristik
a. Pada kota yang sedang berkembang
b. Bentuk dan penyebaran kota tidak teratur
c. Elevasi muka air tanah bervariasi
A
d. Terdapat daerah pelayanan yang jauh.
A
R
A

Gambar 2.13 Sistem Perpipaan Distribusi Pola Kombinasi

Ket:
R = Reservoir
A = Daerah pelayanan

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

2.4.4 Perpipaan
Saluran perpipaan transmisi merupakan saluran tertutup yang bekerja
dibawah tekanan dengan kapasitas terbatas. Karakteristik perpipaan adalah:
a. Tidak dipengaruhi oleh tekanan udara, tapi dipengaruhi oleh tekanan
hidrolis
b. Permukaan aliran tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu.
c. Pipa yang digunakan biasanya adalah pipa besi tuang, besi baja, PVC, dan
GIP. Dimensi pipa transmisi dihitung berdasarkan debit maksimum.

Untuk menentukan dimensi pipa transmisi dan menghitung kehilangan


tekanan pada pipa digunakan rumus Hazen William:

Q  0,2785  CHW  d 2,63  S 0,54 ( Chow, 1985)

Dimana: Q = debit air (m3/dtk)


CHW = koefisien kekasaran pipa
d = diameter pipa (m)
S = slope = hf/L (m/m)

Selain itu dapat juga digunakan persamaan Darcy Weisbach :


L.v 2
hL  f ( Chow, 1985)
D.2 g

Dimana: hL = kehilangan tekanan (m)


f = faktor gesekan
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/dtk)
g = Percepatan grafitasi (m/dtk2)

Rumus Hazen William ini umumnya digunakan untuk aliran turbulen, sedangkan
untuk aliran laminer digunakan rumus Darcy Weisbach.

Pemilihan bahan pipa berdasarkan:

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

a. Diameter
b. Kekuatan dan daya tahan
c. Tekanan
d. Ketahanan terhadap lingkungan (korosifitas)
e. Kemudahan dalam pengadaan, pengangkutan, dan pemasangan
f. Harga dan biaya pemeliharaan
g. Kekasaran pipa (berpengaruh pada headloss)

Perletakan pipa harus mempertimbangkan:


a. Memilih jalur yang terpendek
b. Sedapat mungkin menghindari hambatan seperti; jembatan, pemakaian
crossing, pompa, cut, dan cover
c. Lokasi mudah untuk dikontrol
d. Memungkinkan perletakan fasilitas sistem perpipaan
e. Memenuhi kebutuhan hidrolis

Langkah-langkah untuk perletakan pipa:


a. Pelajari peta situasi
 penggunaan lahan
 jalur jalan umum
 peta topografi dan umum
b. Rencana awal perletakan
c. Survey lapangan
d. Konfirmasi lapangan guna mencocokkan langkah 1 dan 3;
e. Pengukuran profil memanjang dan melintang;
f. Melengkapi gambar perletakan dengan peralatan dan perlengkapan pipa yang
dibutuhkan.

Peralatan dan perlengkapan sistem transmisi (Al-layla, 1978):


1. Bangunan Pelepas Tekanan (BPT)
Berfungsi untuk mengembalikan tekanan menjadi tekanan atmosfir.
Berikut BPT dan posisi BPT pada jaringan transmisi dapat dilihat pada
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Gambar 2.1 Bangunan Pelepas Tekanan

Gambar 2.2 Jaringan Transmisi Dengan BPT


(Sumber: Peavy, 1985)

2. Bangunan Penguras dan Penutup


Bangunan penguras berfungsi untuk mengeluarkan endapan yang terdapat
dalam saluran. Bangunan penutup berfungsi pada saat ada kerusakan atau
kebocoran sehingga saluran harus ditutup. Penempatannya pada tempat
terendah pada jaringan pipa dan pada jaringan mendatar yang mempunyai
jarak 1 km – 1,25 km.

3. Bangunan Pelepas Udara (Air valve)


Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam jaringan
pipa dan untuk memasukkan udara pada pipa jika pipa di kosongkan.
Penempatnnya pada titik tertinggi pada jalur pipa, pada pipa mendatar
dengan jarak 750 – 1000 m, dan pada jembatan pipa. Katup udara pada
bangunan pelepas udara dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut.

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Gambar 2.3 Katup Udara

4. Jembatan Pipa
Digunakan jika pipa harus melewati sungai dan lembah. Berikut Gambar
jembatan pipa dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.4 Jembatan Pipa

5. Crossing
Digunakan pada penyeberangan jalan dan jalur kereta api.

6. Check Valve/Surge Tank


Adalah valve yang berfungsi untuk mencegah aliran balik. Penempatannya
setelah pompa. Berikut check valve dan posisi check valve pada jaringan
transmisi dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan 2.6.
Miftahul Ulum Mareta (1607111937)
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Gambar 2.5 Check Valve

Gambar 2.6 Check Valve pada Sistem Transmisi

7. Gate Valve/ Stop Valve


Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran pada saat pengetesan,
perbaikan, dan pemeliharaan jalur pipa. Penempatannya pada inlet atau
outlet, pada titik pengambilan (tapping) yang disesuaikan dengan arah
aliran, pada titik pengambilan (tapping) yang disesuaikan dengan arah
aliran, pada titik pertemuan atau percabangan pipa yang dipasang sesuai
dengan arah aliran keluar, pada pipa lurus tanpa cabang yang berjalan
lebih kurang 250 m, sebelum atau sesudah jembatan pipa, penyeberangan
jalan, siphon, dan penguras. Berikut gate valve dapat dilihat pada Gambar
2.7.

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Gambar 2.7 Gate Valve

Gambar 2.8 Gate Valve

8. Fitting (sambungan)
Jenis-jenis sambungan beserta fungsinya :
a. Joint
Berfungsi untuk menyambungkan pipa dengan diameter sama

b. Reducer
Berfungsi untuk menyambungkan pipa dengan diameter berbeda

c. Elbow/Bend/Knee dan Tee/Cross


Elbow, bend, knee berfungsi merubah arah aliran. Tee/cross berfungsi
untuk membagi aliran

d. Caps, Plug atau Blind Hange


Miftahul Ulum Mareta (1607111937)
TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Berfungsi untuk menutup dan menghentikan aliran pada ujung saluran


pipa

Gambar 2.9 Joint, Reducer, Elbow dan Tee

9. Thrust Block (Angker blok/penjangkaran)


Berfungsi untuk menahan sambungan pipa agar tidak bergerak akibat gaya
dorong aliran air dalam pipa maupun gaya luar. Penempatannya pada pipa
yang berubah arah (horizontal/vertikal), pada pipa berubah diameter, pada
pipa akhir perpipaan, pada sambungan pipa dan katup dan pada tanah
pendukung yang tidak stabil. Berikut gambar lokasi penggunaan thrust
dapat dilihat pada Gambar 2.10

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Gambar 2.10 Lokasi Penggunaan Thrust

10. Pompa
Pompa dikelompokkan atas 3 jenis:
a. Jenis putar, seperti ; pompa sentrifugal, mixed flow axial, dan
regeneratif
b. Jenis langkah positif, seperti ; pompa torak, pompa sudut, dan pompa
tangan
c. Jenis khusus, seperti ; pompa vortex, gelembung uap, dan pompa jet

Jenis pompa yang paling banyak digunakan adalah pompa jenis putar,
karena:
a. Ukurannya kecil dan ringan
b. Dapat memompa terus menerus
c. Bekerja tanpa gejolak
d. Konstruksi sederhana dan mudah dioperasikan

Jenis-jenis pompa putar:


a. Pompa Sentrifugal
 Komponen utama ; impeller dan rumah pompa
 Pompa dengan impeller tunggal disebut dengan pompa tingkat
tunggal (single stage).
 Pompa dengan impeller ganda disebut dengan pompa tingkat
banyak (multistage).

Gambar 2.6 Pompa Sentrifugal


b. Pompa Diffuser atau Pompa Turbin

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Mempunyai diffusser atau sudu – sudu pengarah terpasang pada


rumahnya yang berfungsi untuk mengarahkan aliran air keluar dari
impeller. Pompa jenis ini juga mengenal tingka tunggal maupun
tingkat banyak, pompa ini ada 2 jenis:

 Pompa Turbin untuk sumur (bore hole pump)


Dulu digunakan untuk sumur dalam tetapi sekarang sudah tidak
digunakan lagi, karena sudah ada pompa dengan motor listrik yang
dapat dibenamkan ke dalam air
 Pompa Submersibel
 Motor listrik pompa jenis ini terpasang langsung pada rumah
pompa dan merupakan konstruksi yang terpadu. Penyambungan ke
atas hanya dengan pipa keluar dan kabel penghantar daya listrik.

Penentuan Head pompa menggunakan persamaan (Al-layla, 1978) :


Ht = Hd + Hfd + Hmd + Hs + Hfs + Hms

Dimana:
Ht = tinggi angkat total (m)
Hd = tinggi tekan (m)
Hfd = kerugian gesekan sepanjang pipa tekan (m)
Hmd = kerugian gesek pada peralatan pipa tekan (m)
Hs = tinggi hisap (m)
Hfs = kerugian gesekan sepanjang pipa hhisap(m)
Hms = kerugian gesek pada peralatan pipa hisap(m)

Hd, Hfd, Hmd

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)


TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
DAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH KECAMATAN BUKIT RAYA
2018/2019

Hs, Hfs, Hms

Penentuan daya pompa menggunakan persamaan:

xgxQxH
Pw  (Al-Layla, 1978)

Dimana:
Q = Debit maksimal satu hari (watt)
H = Total head
 = Efisiensi pompa

Miftahul Ulum Mareta (1607111937)

Anda mungkin juga menyukai