Infusa - Warda Fatin Nabila

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM FARMASETIKA II

INFUSA

A. NAMA BENTUK SEDIAAN

Nama resep : Infusum Orthisiphonis 0,5%

Nomor resep : 11

B. TINJAUAN PUSTAKA

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyadari simplisia nabati dengan air
pada suhu 90° selama 15 menit cara pembuatan infus, yaitu dengan cara mencampur simplisia
dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas
air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90° sambil berkali-kali diaduk. Serkai
selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga
diperoleh volume infus yang dikehendaki (Anief, 2007).

Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam sediaan infusa yang baik antara lain
adalah aman; tidak menyebabkan iritasi jaringan dan efek toksis; jernih, berarti tidak ada
partikel padat; tidak berwarna, kecuali obatnya memang berwarna; sedapat mungkin isotonis,
artinya mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan darah atau cairan tubuh yang lain.
Tekanan osmosis cairan tubuh seperti darah, air mata, cairan lumbai sama dengan tekanan
osmosis larutan NaCl 0,9%. Selain itu, harus diperhatikan kesterilannya yang mana suatu bahan
dinyatakan steril bila sama sekali bebas dari mikroorganisme hidup dan patogen maupun non
patogen, serta bebas pirogen karena cairan yang mengandung pirogen dapat menimbulkan
demam (Syamsuni, 2006).

Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan
air pada suhu 90o C pada waktu yang lebih lama (30 menit). Yang menentukan dibuatnya
decocta atau infusa adalah sifat dari simplisia yang digunakan, Decocta untuk simplisia keras
(tidak mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap pemanasan), sedangkan Infusa untuk
simplisia yang lunak (mengandung minyak atsiri dan bahan yang tidak tahan panas) (Anonim,
1995).
Derajat halus perlu diketahui untuk menentukan simplisia tersebut dipotong-potong
dengan ukuran sesuai derajat halusnya, selain itu dapat juga untuk menentukan alat
penyaringnya dengan kain flannel atau kapas (Tahir, 2011). Derajat halus simplisia yang
digunakan untuk infusa harus mempunyai derajat halus sebagai berikut :

· Serbuk 5/8 : Akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, daun

· Serbuk 8/10 : Dringo, kelembak

· Serbuk 10/27 : Laos, akar valerian, emulawak, jahe

· Serbuk 22/60 : Kulit kina, akar ipeka, sekale sernutum

· Serbuk 85/20 : Daun digitalis

(Anonim, 1979).

Infusa yang mengandung glikosida antrakinon, seperti kulit Frangula, Purshiana,


ditambahkan Natrium karbonat 10% dari bobot simplisia. Infusa yang mengandung bahan
tidak berkhasiat keras, dibuat dengan 10% simplisia. Khusus untuk simplisia berikut
digunakan untuk 100 bagian infusa yaitu :

· Kulit kina : 6 bagian


· Daun digitalis : 0,5 bagian
· Akar ipeka : 0,5 bagian
· Daun kumis kucing : 0,5 bagian
· Sekale kornutum : 3 bagian
· Daun sena : 4 bagian
· Temulawak : 4 bagian
(Anief, 2007).

Keuntungan dari sediaan infusa antara lain adalah sebagai berikut, memiliki onset
(mulai kerja) yang cepat, efek obat dapat diramalkan dengan pasti, bioavaibilitas obat dalam
traktus gastrointestinal dapat dihindarkan, obat dapat diberikan kepada penderita sakit keras
atau dalam keadaan koma, kerusakan obat dalam traktus gastrointestinal dapat dihindarkan
(Ansel, 2008).
C. NAMA DAN ISI FORMULA

D. FORMULA STANDAR

E. FUNGSI SETIAP BAHAN

1. Folia Orthosiphones : diurektikum, mengobati infeksi kandung kemih, kencing


manis, tekanan darah tinggi, rematik, menghancurkan batu ginjal dan menurunkan
kadar kolesterol.
2. Hexamini : zat tambahan, antiseptik saluran kemih
3. Aquae : pelarut

F. KHASIAT DARI BENTUK SEDIAAN

Berdasarkan isi formula tersebut, sediaan ini dapat dimanfaatkan sebagai antidiuretik karena
mengandung othosiphon folium

G. PERHITUNGAN PENIMBANGAN BAHAN-BAHAN

Folium Orthosiphon = 0,5% x 100 = 0,5 gram

Hexamini = 5 gram Aquae = 100 gram setara dengan 100 ml

Air ekstra = 2 x bobot bahan yang disari = 2 x 0,5 gram = 1 gram setara dengan 1 ml
H. ALAT

1. Neraca lengan 7. Panci infusa

2. Anak timbang 8. Kompor

3. Kertas timbang 9. Alat pemanas

4. Botol 10. Corong

5. Etiket putih 11. Sudip

6. Kassa 12. Sendok sungu

I. CARA KERJA

Ditimbang Bahan yang diperlukan

Dimasukkan Folium Orthosiphon 0.5 gram, 100 ml aqua, dan 1 ml aqua ekstra ke dalam
panci infusa

Diisi panci bagian bawah dengan air secukupnya, dipanaskan hingga mendidih (90 derajat
Celsius)

Ditunggu hingga 15 menit

Disaring massa dengan kain kassa (diserkai selagi panas)

Ditampung infusa, ditunggu hingga dingin (dengan digenangi pada mortir berisi air)

Dilarutkan hexamine dalam cairan infusa yang didapat

Dimasukkan ke dalam botol menggunakan corong dan diberi etiket putih


J. ETIKET

Apotek

Farmasetika

Sekip Utara, Yogyakarta

No: 11 Tgl: 15 Maret 2021

Nama Pasien: Ibu Elma

Obat: Infusum Orthosiphonis 0,5% (Antidiuretik)

Aturan Pakai: 3 x sehari 1 sendok makan

Sebelum/saat/sesudah makan

Peringatan Simpan di Kadaluarsa Apoteker

Tempat
sejuk,
hindarkan
dari sinar 29 Maret Warda Fatin
Obat dalam matahari 2021 Nabila

K. WADAH AKHIR

Sediaan infusa dikemas dalam botol yang tertutup baik dan rapat.

L. REFERENSI
Anief, Mohammad, 2007, Farmasetika, UGM Press, Yogyakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.

Ansel, 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. Penerbit Universitas
Indonesia: Jakarta.

Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai