Askep Alo Gadar KLP-6
Askep Alo Gadar KLP-6
Askep Alo Gadar KLP-6
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Asuhan keperawatan Gawat Darurat Pada
Pasien ALO.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian
Terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................... 3
BAB 1 :PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………... 2
1.3. Tujuan..................................................................................... 2
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1..Definisi ALO ……………………………….......................... 6
2.2..Etiologi ALO…………………………………........................ 6
2.3..Pathofisiologi ALO………………………………………….... 7
2.4..Manifestasi klinis...................................................................... 10
2.5..Komplikasi ALO........................................................................ 10
2.6..Penatalaksanaan medis ALO..................................................... 11
BAB 4 : PENUTUP
4.1. Kesimpulan………………………………………………... 17
4.2. Saran ……………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
2. Bagaimana etiologo ALO?
3. Bagaimana patofisiologi ALO ?
4. Bagaimana manifestasi klinis ALO ?
5.Bagaimana Komplikasi ALO?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis ALO ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi ALO
2. Mengetahui dan memahami etiologi ALO
3. Mengetahui dan memahami patofisiologi ALO
4. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis ALO
5. Mengetahui dan memahami komplikasi ALO
6. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan medis pada klien ALO
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Edema paru adalah timbunan cairan abnormal dalam paru, baik di rongga
intertisial maupun dalam alveoli. Edema merupakan tanda adanya kongesti paru
tingkat lanjut, dimana cairan mengalami kebocoran melalui dinding kapiler,
merembes keluar dari dan menimbulkan dispnu yang sangat berat ( Smeltzer,
2001).
Jadi edema paru merupakan akumulasi cairan dalam rongga paru, cairan
abnormal dalam intertisial maupun alveoli dan merupakan komplikasi dari gagal
jantung kiri.
2.2 Etiologi
1. Edema paru kardiogenik
Peningkatan tekanan kapiler paru dan edema paru dapat terjadi pada
penderita dengan kelebihan cairan intravaskular dengan ukuran jantung
normal. Sindrome ini sering terjadi pada penderita yang mendapat cairan
6
kristaloid atau darah intavena dalam jumlah besar, terutama pada penderita
dengan gangguan fungsi ginjal.
b) Gangguan neurogenik
2.3 Patofisiologi
Perubahan yang dini pada edema paru adalah peningkatan aliran limfatik.
Karena saluran limfatik terjalin dalam jaringan ikat longgar yang mengelilingi
arteriol paru dan saluran nafas yang kecil, pembengkakan saluran limfatik ini
akan memberi dampak pada struktur disekitarnya dengan akibat perubahan
hubungan tekanan pada struktur tersebut. Salah satu akibatnya adalah obstruksi
pada saluran nafas kecil yang telah dibuktikan merupakan perubahan fisiologis
dini pada penderita dengan gagal jantung kiri. Karena lesi ini tidak merata
disaluran paru, timbullah dalam distribusi ventilasi dan perfusi yang kemudian
menyebabkan hipoksemia ringan. Terkenanya arterior kecil juga dapat
menyebabkan gambaran radiologis dini pada gagal jantung kiri yaitu suatu
redistribusi aliran darah dari basis ke apek paru pada penderita dalam posisi
tegak.
Kalau terbentuknya cairan intertensial melebihi kapasitas sistem limfatik, akan
terjadi edema di dinding alveolar. Pada fase ini compliance (pemenuhan) paru
bekurang. Hal ini akan menyebabkan takipnea, yang mungkin merupakan tanda
klinik dini penderita edema paru. Ketidakseimbangan antara ventilasi dan aliran
darah menyebabkan pemburukan hipoksemia. Namun demikian ekskresi karbon
dioksida tidak terganggu, dan penderita akan menunjukkan keadaan
7
hiperventilasi dengan alkalosis respiratori. Selain hal yang telah disebutkan
diatas, defek fungsi juga mempunyai andil, dan pada fase ini mungkin akan
terjadi peningkatan pintas kanan ke kiri melaui alveoli yang tidak mengalami
ventilasi.
Pada fase alveolar flooding, semua gambaran menjadi lebih berat, compliance
akan menurun dengan nyata. Karena alveoli terisi dengan cairan, sementara
aliran darah ke daerah tersebut tetap berlangsung, pintas kanan ke kiri aliran
darah akan menjadi lebih berat dan menyebabkan hipoksemia yang rentan
terhadap peningkatan konsentrasi peningkatan, konsentrasi oksigen yang
diinspirasi. Kecuali pada keadaan yang amat berat, hiperventilasi dan alkalosis
respiratori akan tetap berlangsung. Secara radiologis akan tampak infiltrat
alveolar yang tersebar diseluruh paru, terutama didaerah perihilar dan basal.
Kongesti paru terjadi bila vaskuler paru menerima darah yang berlebihan dari
ventrikel kanan, yang tidak mampu diakomodasi dan diambil oleh jantung kiri.
Sedikit ketidakseimbangan antara aliran masuk pada sisi kanan dan aliran keluar
pada sisi kiri jantung mengakibatkan konsekuensi yang berat.
Perkembangan edema paru menunjukkan bahwa fungsi jantung sudah sangat
tidak adekuat, peningkatan tekanan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan
tekanan vena pulmonal dapat terjadi. Hal meningkatkan tekanan hidrostatik yang
mengakibatkan cairan merembes keluar. Gangguan limfatik berperan dalam
penimbunan cairan di dalam jaringan paru.
Kapiler paru yang membesar oleh darah yang berlebih akibat ketidakmampuan
ventrikel kiri untuk memompa, tidak mampu lagi mempertahankan zat yang
terkandung didalamnya. Cairan, mula-mula serous dan kemudian mengandung
darah, lolos kejaringan alveoli disekitarnya melalui hubungan antara bronkhioli
dan brnkhi. Cairan ini kemudian bercampur dengan udara dan terkocok selama
pernafasan, dan dikeluarkan melalui mulut dan hidung. Karena adanya timbunan
cairan, paru menjadi kaku dan tidak dapat mengembang dan udara tidak dapat
masuk, akibatnya adalah hipoksia berat.
8
Pathway
9
Faktor kardiogenik Faktor nonkardiogenik
EDEMA PARU
Perfusi inadekuat
Ronkhi, wheezing
Gagal ventilasi
Hipoksemia, takipnea
Alkalosis respiratorik
10
1. Dispnae mendadak
2. Napas basah
3. Takipnea
4. Takikardi
5. Ronkhi dan wheezing diseluruh lapang paru
6. Gelisah, ansietas, dan tidak dapat tidur
7. Asfiksia (seperti kehabisan nafas)
8. Tangan menjadi dingin dan basah
9. Bantalan kuku sianotik
10. Warna kulit menjadi abu-abu
11. Nadi cepat dan lemah
12. Distensi vena jugularis
13. Batuk hebat (peningkatan jumlah sputum mukoid)
14. Kesadaran stupor
2.5 Komplikasi
11
a) Pemberian oksigen tambahan
b) Farmakoterapi
(1) Diuretik
(a) Furosemide (lasix)
(3) Aminofilin
12
Jika terjadi gagal nafas meskipun penatalaksanaan telah optimal, perlu
diberikan intubasi endotrakea dan ventilasi mekanik (PEEP=Tekanan
Ekspirasi Akhir Positif)
f) Pemantauan hemodinamika
BAB III
13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN EDEMA
PARU / ACCUTE LUNG OEDEMA (ALO)
3.1 Pengkajian
a. Identitas :
b. Umur: Klien dewasa dan bayi cenderung mengalami dibandingkan
remaja/dewasa muda
e. Pemeriksaan fisik
- Sistem Integumen :
Subyektif :
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit
meningkat, kemerahan
- Sistem Pulmonal :
Subyektif : Sesak nafas, dada tertekan
Obyektif :Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot
bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut
meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor,
ronchii pada lapang paru,
- Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit dada
Obyektif :Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,
kualitas darah menurun, Denyut jantung tidak teratur,
suara jantung tambahan
- Sistem Neurosensori
14
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
- Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan
- Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : produksi urine menurun/normal,
- Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare
- Studi Laboratorik
Hb : menurun/normal
Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen
darah, kadar karbon darah meningkat/normal
Intervensi (SIKI :
15
I.02075) :
(1) Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi
dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nnoctum dyspnea,
peningkatan CVP)
(2) Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostanik, jika perlu)
(3) Monitor intake dan output cairan
(4) Posisikan pasien semi-fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
(5) Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
(6) Rujuk ke progam rehabilitasi jantung
2. Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (SDKI : D.0005)
Kriteria Hasil (SLKI : L.01004) :
(1) Ventilasi semenit meningkat
(2) Tekanan ekspirasi membaaik
(3) Tekanan inspirasi membaik
16
(4) PCO2, PO2 membaik
(5) Pola napas membaik
3.4 Implementasi
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa dan perawat
serta semua masyarakat untuk memahami tentang defenisi, etiologi, manifestasi
klinis, patofisiologi serta askep edema paru akut (EPA).
18
DAFTAR PUSTAKA
Soeparman, dkk. (1999). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: FKUI.
19