Acc Nidaul Khasanah Kel. 5 Fungsi Ginjal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

ACC

FUNGSI GINJAL

85

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

OLEH

NAMA : NIDAUL KHASANAH


NIM : 1811013320019
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : FAJAR NURRAHMAN MAULANA

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
BANJARBARU

2020
FUNGSI GINJAL

ABSTRAK

Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan
kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit
dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal, reabsorbsi selektif air, serta
mengekresi kelebihannya sebagai kemih. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks),
sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Praktikum ini bertujuan untuk
menjelaskan fungsi ginjal melalui pemeriksaan warna urine, pemeriksaan kejernihan urine
dan pemeriksaan pH urine. Pada ginjal terjadi proses pembentukan urine secara kompleks
hingga terjadi urine yang sebenarnya. Proses-prosesnya terdiri dari filtrasi, absorbsi, dan
augmentasi. Ginjal juga mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam
darah. pH normal urine pada manusia berkisar antara 4,5 – 8,0. Warna Normal urine
berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange
gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit. Warna
kuning pada urin bisa disebabkan karena konsumsi gula yang berlebihan. Makin banyak gula
yang dikonsumsi, maka akan semakin tinggi kadar glukosa yang ada dalam urin. 
Sebaliknya, jika sedikit mengkonsumsi gula maka akan semakin sedikit juga kadar glukosa
dalam urine tersebut. Jenis-jenis penyakit ginjal yaitu: Penyakit gagal ginjal akut, penyakit
gagal ginjal kronis, penyakit batu ginjal, gangguan fungsi ginjal, infeksi ginjal, kanker ginjal,
dan gagal ginjal.

Kata kunci : ginjal, urine, pH, korteks

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menjelaskan fungsi ginjal melalui
pemeriksaan warna urine, pemeriksaan kejernihan urine dan pemeriksaan pH urine.

II. PENDAHULUAN
Salah satu organ yang mengekskresikan urin, yaitu berupa ginjal. Dalam
Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya seperti kacang
merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11x
6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal
(korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit
ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron
tersusun dari badan malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang bergelung. Badan
malpighi tersusun oleh simpai bowman (kapsula bowman) yang didalamnya terdapat
glomerolus (Setianingsih et al., 2013).
Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam
mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan
cairan tubuh, elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui
ginjal, reabsorbsi selektif air, serta mengekresi kelebihannya sebagai kemih. Ginjal
juga mengeluarkan sampah metabolisme yaitu: urea, kreatinin asam urat dan zat
kimia asing. Selain fungsi regulasi dan ekresi, ginjal juga mensekresi renin penting
untuk mengatur tekanan darah juga bentuk aktif vitamin D penting untuk mengatur
kalsium serta eritropoetin penting untuk menstimulasi produksi sel darah merah.
Kegagalan ginjal dalam melaksanakan fungsi-fungsi vital ini menimbulkan keadaan
yang disebut uremia (Rivandi et al., 2015).
Ginjal mempertahankan komposisi cairan ekstraseluler yang menunjang
fungsi semua sel tubuh. Kemampuan ginjal untuk mengatur komposisi cairan
ekstraseluler merupakan fungsi per satuan waktu yang diatur oleh epitel tubulus.
Untuk zat yang tidak disekresi oleh tubulus, pengaturan volumenya berhubungan
dengan laju filtrasi glomerulus (LFG). Seluruh zat yang larut dalam filtrasi
glomerulus dapat direabsorpsi atau disekresi oleh tubulus (Guyton, 2006).
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut
medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia
dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul.
Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit
fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta
buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator
air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah,
kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul
dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang
kemudian diekskresikan disebut urin (Campbell, 2004).
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis. Ekskresi urine
diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis
tubuh, peran urine sangat penting karena sebagai pembuang cairan oleh tubuh adalah
melalui proses sekresi urine (Wiratmo, 2008).
Ginjal juga mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam
darah. Selain itu, ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui
pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat
bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Kadarion natrium dikendalikan
melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan
penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi. Kenaikan atau penurunan tekanan
osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh
hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik
negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik vasopresin, untuk menekan
sekresi air, sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal.
Akibatnya, konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98 persen (Guyton,
2006).

III. METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah scapel, pinset, bak parafin dan jarum pentul.
Bahan yang digunakan adalah urine manusia.

Prosedur Kerja
1. Mengamati Warna Urine

Urine

 Urine dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 Arah datangnya cahaya (sumber cahaya) dicari
 Tabung reaksi berisi urine diamati dengan agak
memiringkan tabung reaksi tersebut
 Warna urine dinyatakan dengan tidak berwarna
kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah,
merah, coklat kehijauan, atau putih seperti susu
 Hasil pengamatan dicatat pada tabel yang tersedia

Hasil

2. Mengamati Kejernihan Urine


Urine

 Urine dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 Arah datangnya cahaya (sumber cahaya) dicari
 Tabung reaksi berisi urine diamati dengan agak
memiringkan tabung reaksi tersebut
 Kejernihan urine dinyatakan dengan jernih, agak keruh
keruh atau sangat keruh
 Hasil pengamatan dicatat pada tabel yang tersedia

Hasil

3. Pemeriksaan pH Urine

Urine

 kertas lakmus merah dan biru diambil


 kertas lakmus dicelupkan ke dalam urine yang akan
diperiksa
 reaksi yang terjadi diperhatikan apakah asam/basa
 dicatat data hasil pengamatan pada tabel

Hasil

IV. DISKUSI
Ginjal merupakan salah satu organ yang penting bagi makhluk hidup. Ginjal
memiliki berbagai fungsi seperti pengaturan keseimbangan air dan elektrolit,
pengaturan konsentrasi osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit,
pengaturan keseimbangan asam-basa, ekskresi sisa metabolisme dan bahan kimia
asing; pengatur tekanan arteri, sekresi hormon, dan gluconeogenesis (Guyton, 2006).
Ginjal memiliki fungsi sangat strategis dalam mempengaruhi kinerja semua bagian
tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal
juga akan membuang sisa metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan
darah dan menjaga kesehatan tulang (Wiratmo, 2008).
Ginjal adalah organ ekskresi yang berfungsi menjaga keseimbangan internal
(milieu interieur) dengan jalan menjaga komposisi cairan ekstraseluler. Sejumlah
besar cairan difiltrasi di glomerulus, kemudian direabsorbsi dan disekresi di
sepanjang nefron sehingga zat-zat yang berguna diserap kembali dan sisa-sisa
metabolisme dikeluarkan sebagai urin, sedangkan air ditahan sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Sesuai dengan fungsinya, maka di dalam ginjal terjadi proses
mekanisme kerja ginjal yaitu: Proses filtrasi, dimana darah dan zat-zat lainnya di
nefron masuk ke bagian glomerulus dan kapsula Bowman. Proses ini menghasilkan
urin primer yang mengadung glukosa, garam-garam, natrium, kalium, asam amino
dan protein. Proses reabsorbsi, yaitu terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium, klorida, phospat dan beberapa ion bikarbonat pada tubuli ginjal.
Sisa reabsorbsi ini akan dialirkan pada papilla renalis. Proses augmentasi, darah
masuk ke dalam tubulus kontortus distal untuk ditambahkan zat-zat yang sudah tidak
diperlukan oleh tubuh. Proses ini menghasilkan urin normal yang mengandung 95%
air, urea, amoniak, asam urat, garam mineral (NaCl), zat warna empedu, dan zat-zat
yang berlebih (vitamin, obat, dan lain-lain). Urin normal akan ditampung semetara di
pelvis ginjal, setelah itu urin akan melewati ureter dan akan disimpan kembali di
kantung kemih. Setelah kantung kemih penuh, dinding kantung kemih akan tertekan
dan menyebabkan rasa ingin buang air kecil, dan urin dibuang melalui uretra (Parker,
2007).
Ginjal merupakan organ penting dalam sistem metabolisme tubuh kita, karena
padatnya aktivitas, kita sering lupa untuk menjaganya. Pola makan yang tidak teratur,
kurangnya asupan serat dan air mineral, serta konsumsi makanan atau minuman
instan berkalori tinggi, tanpa sadar telah memperberat kerja ginjal. Jenis-jenis
penyakit ginjal yaitu: Penyakit gagal ginjal akut, yaitu tidak berfungsinya ginjal
secara mendadak yang membuat ginjal kehilangan kemampuan dalam menjaga
homeostatis tubuh. Penyakit gagal ginjal kronis, merupakan penyakit yang
disebabkan malafungsinya ginjal akibat hal-hal tertentu yang terjadi selama rentang
waktu kurang lebih tiga bulan, disebut gagal ginjal kronis atau end stage chronic
renal failure bila fungsi ginjal sudah dibawah 10-15% dan tidak dapat diatasi dengan
diet maupun obat-obatan. Penyakit batu ginjal, merupakan penyakit yang disebabkan
adanya penggumpalan yang berbentuk batu ginjal pada seorang dan bergerak turun
ke ureter atau pipa kemih. Infeksi ginjal, merupakan infeksi yang terjadi di saluran
kencing atau kandung kemih dan bisa merambat hingga ke ginjal. Kanker ginjal,
merupakan tumor ganas yang berasal dari urinary tubular epithelium, secara umum
pertumbuhannya agak lambat, akan tetapi terkadang juga bisa sangat cepat, dapat
tumbuh pada setiap bagian dari renal parenchyma. Gagal ginjal, adalah suatu kondisi
dimana ginjal tidak menjalankan fungsinya dengan baik. kondisi ini disebabkan oleh
glomerulus yang mengalami kerusakan kerusakan tersebut yang menyebabkan proses
penyaringan tidak bisa dilakukan sehingga urin yang dihasilkan tidak ada (Azhar et
al., 2014).
Fungsi ginjal ialah pengaturan keseimbangan air, pengaturan konsentrasi garam
dalam darah dan keseimbangan asam-basa darah dan pengeluaran bahan buangan dan
kelebihan garam, sistem pengaliran air kemih (urine) adalah sebagai berikut :
sesudah penyaringan oleh glomerulus, sisa metabolisme ini dikeluarkan melalui
kaliks mayor → kaliks minor →ureter → vesica urinaria (kendung kencing) → uretra
→ kemudian keluar dari tubuh. Pada kaliks ginjal air kemih keluar dengan ritme
getar peristaltik. Ritmegetar peristaltik terjadi dengan adanya otot melingkar dan
memanjang. Kandung kencing umumnya mempunyai volume sebesar 760 cc.
Seseorang yang kandung kencingnya tidak mencapai 760 cc karena stres hold
(kemampuan alat tubuh untuk menerima rangsangan) (Irianto, 2004).
Warna Normal urine berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat
mengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat
merupakan indikasi adanya penyakit. Warna kuning pada urin bisa disebabkan
karena konsumsi gula yang berlebihan. Makin banyak gula yang dikonsumsi, maka
akan semakin tinggi kadar glukosa yang ada dalam urin.  Sebaliknya, jika sedikit
mengkonsumsi gula maka akan semakin sedikit juga kadar glukosa dalam urine
tersebut.  Perlu dicatat, bahwa  menkonsumsi gula secara berlebihan akan
menimbulkan berbagai penyakit seperti gagal ginjal dan batu ginjal. Gagal ginjal
merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa
metabolisme ( Anggoro, 2008 ).
Air kemih (urine) yang encer hampir tidak berwarna, sedangkan urine yang
pekat berwarna kuning tua. Zat warna pada makanan bisa menyebabkan urine
berwarna merah, sedangkan obat-obatan bisa menyebabkan urin berwarna coklat,
hitam, biru, hijau atau merah. Selain karena makanan atau obat-obatan, urine tidak
berwarna kuning atau abnormal. Urine coklat mungkin mengandung hasil pemecahan
hemoglobin atau protein otot. Urine yang mengandung zat warna akibat porfiria
menjadi merah, sedangkan zat warna akibat melanoma menyebabkan urine menjadi
hitam. Urin yang keruh menunjukkan adanya nanah akibat infeksi saluran kemih atau
kristal garam dari asam urat maupun asam fosfat (Khidri, 2004).
pH normal urine pada manusia berkisar antara 4,5 – 8,0. kenaikan pH yang
tidak lebih dari 9 masih dapat dianggap normal. Kenaikan pH urine menjadi lebih
basa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) konsumsi sayur dan buah-
buahan. Beberapa studi menunjukkan bahwa urin yang asam berhubungan dengan
asupan tinggi protein. Asupan tinggi protein secara bermakna diketahui dapat
menurunkan pH urin melalui peningkatan konsentrasi ekskresi asam. Pada orang
dengan asupan tinggi protein, pH urin cenderung lebih asam dibandingkan orang
yang lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Bahan makanan tinggi protein
pada umumnya merupakan sumber asam-asam amino sistein dan metionin yang
menghasilkan ion hidrogen sehingga dapat menurunkan pH urin. Sementara itu,
banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dapat meningkatkan pH sehingga produksi
urin menjadi lebih basa. Hal ini disebabkan oleh karbonat pada garam-garam alkali
yang terkandung dalam buah-buahan dan sayur-sayuran mensuplai banyak
magnesium dan kalium yang menyeimbangkan efek dari ion hidrogen, dan 2)
peningkatan cairan asam lambung (HCl) yang menyebabkan cairan tubuh
menyeimbangkan keasamanannya dengan mengasilkan senyawa yang bersifat basa.
Senyawa basa tersebut akan dibuang di urine yang mengakibatkan urine menjadi
basa (Muzakki et al., 2019).

V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkandari praktikum ini adalah :
1. Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam
mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh.
2. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan
rongga ginjal (pelvis).
3. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit dan asam basa dengan
cara menyaring darah yang melalui ginjal, reabsorbsi selektif air, serta
mengekresi kelebihannya sebagai kemih.
4. Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis.
5. pH normal urine pada manusia berkisar antara 4,5 – 8,0

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, 2008. Kelainan pada ginjal. Erlangga: Jakarta.

Azhar, S., H. L. Sari., & L. N. Zulita. 2014. Sistem Pakar Penyakit Ginjal Pada
Manusia Menggunakan Metode Forward Chaining. Jurnal Media
Infotama. 10(1) : 16-26.

Campbell, N.A, Jane B.C, dan Lawrence G.M. 2004.  Biologi. Gadjah
Mada  University Press: Yogyakarta.

Guyton, A. C. 2006. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.

Irianto, K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama
Widya: Jakarta.

Khidri, Alwy. 2004. Buku Ajar Biomedik I. Umitoha: Makassar.

Muzakki, A. N., M. Imammusadin., & T. Atmawati. 2019. Kajian Urine Siswa Ipa
Dan Ips Di Sman 1 Purworejo (Study Of The Urine Of Science And Social
Student At Sma N 1 Purworejo). Indonesian Fun Science Journal. 1(1) : 194-
203.

Parker, W. H. 2007. Etiology, symptomatology, and diagnosis of uterine


myomas. Fertility and sterility. 87(4) : 725-736.

Rivandi, J., & A. Yonata. 2015. Hubungan diabetes melitus dengan kejadian gagal
ginjal kronik. Jurnal Majority. 4(9) : 27-34.

Setyaningsih, A., D. Puspita., & M. I. Rosyidi. 2013. Perbedaan Kadar Ureum &
Creatinin Pada Klien Yang Menjalani Hemodialisa Dengan Hollow Fiber
Baru Dan Hollow Fiber Re Use Di RSUD Ungaran. Jurnal Keperawatan
Medikal Bedah. 1(1) : 15-24.

Wiratmo. 2008 . Analisis ginjal. Yayasan Kanisius: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai