Makalah Metode Kultur
Makalah Metode Kultur
Makalah Metode Kultur
Dosen Pengampu:
Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II............................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................3
2.2.1 Hemaglutinasi..............................................................................10
ii
2.3.3 LAMP (Loop-mediated isothermal amplification)......................20
BAB III........................................................................................................23
PENUTUP...................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode kultur pada virus.
2. Untuk mengetahui metode tes immunoserologi pada virus.
3. Unuk menegtahui metode tes biologi molekuler pada virus.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
- Virus Cacar
Virus cacar dapat digoreskan pada kulit atau kornea kelinci.
Jaringan otak anjing rabies yang disuntikkan intraserebral pada
mencit atau kelinci akan menyebabkan terjadinya ensefalitis.
virus Rubella dan pada biakan jaringan ginjal kera yang ditanami
virus Coxsackie B atau kera Hela cell yang ditanami Coxsac kie
A.
2. Adanya perubahan metabolisme sel biakan jaringan dan
kegagalan pembentukan asam dari biakan jaringan.
3. Adanya pembentukan antigen dalam biakan jaringan tergantung
dari jenis virusnya, bisa antigen netralisasi, antigen ikatan
komplemen dan antigen hemaglutinin.
4. Terjadinya hemabsorpsi yaitu pengikatan eritrosit hewan tertentu
dalam konsentrasi tertentu oleh sel biakan jaringan yang ditandai
dengan tersusunnya eritrosit, seperti kalung mutiara disekitar sel
yang mengandung virus tersebut. Tanda ini bisa terjadi sebelum
terjadinya CPE atau tanpa CPE sama sekali.
5. Adanya interferensi, bilsa suatu biakan jaringan Hela cell yang
ditanami virus Coxackie A tipe 7, sesudah deramkan 37oC selama
1 minggu, ternyata tidakada CPE, tetapi apabila biakan jaringan
tersebut ditanami suatu virus (misalnya virus polio 10 yang
diketahui dapat menyebabkan CPE, ternyata pada biakan jaringan
tidak terjadi CPE. Hal ini berarti ada interferensi, jadi virus
Coxackie tumbuh sehingga sel biakan jaringan Hela cell
membentuk interferon yang menghalangi pertumbuhan Virus
Polio.
6. Adanya perubahan morfologis karena virus onkogenik (virus
yang mempunyai daya membentuk tumor) akan tampak
perubahan morfologis dan susuna sel biakan jaringan berupa
beberapa mikrotumor. Sel-sel biakan jaringan bertumpuk-tumpuk
tidak merupakan suatu m,onolayer lagi dan tampak adanya sel-sel
datia dengan banyak inti didalamnya. Contohnya adalah
Adenovirus, virus SV 40.
7
telur bebek. Umur dari telur, cara penyuntikan, suhu pengeraman dan
lamanya pengeraman tergantung dari jenis virus yang akan disuntikkan.
Umur telur berembrio, suhu dan lamanya pengeraman serta cara
penyuntikan yang bermacam-macam tergantung kepada jenis virus yang
akan dibiakkan atau diisolasi.
1. Inokulasi pada selaput Chorio Allantois (Dropping CAM)
- Intra amnion/Intra alantois:
Untuk Herpes simplex, influenza dan Parotitis epidemika dipakai
telur berumur 9-12 hari dengan lama pengeraman 2x24 jam pada
suhu 37oC.
- Intra yolk sac:
Untuk Q-fever, telur berembrio berumur 6-8 hari, 10x24 jam
pada suhu 37oC. untuk Trakhoma, telur berembrio berumur 7-10
hari, lama pengeraman 1-2 minggu pada suhu 37oC.
- Intra embrional
Untuk Japanese B Encephalitis, dipkai telur berembrio umur 8-
19 hari dan dieramkan pada suhu 37oC.
- Intra embrional
Penyuntikan virus akan menyebabkan kematian embrio. Tetapi
tidak boleh menunggu sampai embrio mati karena virusnya akan
mati juga. Untuk itu telur berembrio harus diperiksa setiap hari
dikamar gelap, apabila geraknya mulai lambat, embrio
dikeluarkan dan virusnya diambil.
Direct ELISA
Direct ELISA (ELISA langsung) merupakan jenis
ELISA yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur
konsentrasi antigen pada sampel. Antigen yang akan
dideteksi akan berikatan langsung (direct) dengan antibodi
derector (antibody yang telah dilabeli oleh enzim).
antigen diimobilisasi langsung ke permukaan pelat mikrotiter
multi-sumur seperti pelat polistiren 96 lubang, dan kemudian
dikomplekskan dengan antibodi primer berlabel enzim
khusus untuk antigen. Setelah antibodi primer berlabel enzim
mengikat antigen, antibodi primer terkonjugasi mengkatalisis
reaksi dengan substratnya masing-masing sehingga
menghasilkan keluaran kolorimetri yang terlihat yang diukur
dengan spektrofotometer atau pembaca pelat mikro
absorbansi. ELISA langsung cocok untuk deteksi antigen
kualitatif dan kuantitatif dalam sampel yang diminati,
skrining antibodi, dan pemetaan epitop.
Keuntungan
Lebih sedikit reagen dan lebih sedikit langkah yang
diperlukan untuk membuat format ELISA ini
sederhana dan cepat sambil meminimalkan potensi
kesalahan pengguna
Reaktivitas silang antibodi sekunder dihilangkan
Kekurangan
14
Indirect ELISA
Merupakan ELISA dua langkah yang melibatkan dua
proses pengikatan antibodi primer dan antibodi sekunder
berlabel. Antibodi primer diinkubasi dengan antigen diikuti
dengan inkubasi dengan antibodi sekunder. Namun, ini dapat
menyebabkan sinyal nonspesifik karena reaksi silang yang
mungkin ditimbulkan oleh antibodi sekunder.
ELISA Sandwich.
Mengukur antigen antara dua lapisan antibodi (yaitu
antibodi penangkap dan deteksi). Antigen yang akan diukur
harus mengandung setidaknya dua epitop antigenik yang
mampu mengikat antibodi, karena setidaknya dua antibodi
bekerja dalam sandwich. Baik antibodi monoklonal atau
poliklonal dapat digunakan sebagai antibodi penangkap dan
pendeteksi dalam sistem ELISA Sandwich. Antibodi
monoklonal mengenali epitop tunggal yang memungkinkan
deteksi halus dan kuantifikasi perbedaan kecil antigen.
Poliklonal sering digunakan sebagai antibodi penangkap
untuk menarik antigen sebanyak mungkin. Keuntungan
ELISA Sandwich adalah sampel tidak harus dimurnikan
sebelum analisis, dan pengujiannya bisa sangat sensitif
(hingga 2 hingga 5 kali lebih sensitif.
15
a. Isolasi DNA
Isolasi DNA merupakan tahap pertama dari berbagai
teknologi analisis DNA DNA dapat ditemukan baik pada
kromosom inti maupun pada organel yaitu pada mitokondria
dan kloroplas. Untuk mengekstrak DNA diperlukan langkah-
langkah laboratorium untuk memecahkan dinding sel dan
membran inti, dan dilanjutkan dengan pemisahan DNA dari
berbagai komponen sel yang lain. Pada saat melakukannya
harus dijaga agar DNA tidak rusak dan didapatkan DNA
dalam bentuk rantai yang panjang.
Proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada
(ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan dengan homogenasi
dan penambahan buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk
mencegah DNA rusak. Untuk membantu terjadinya lisis
biasanya dilakukan inkubasi pada suhu sekitar 60oC. Dalam
proses ini biasa digunakan senyawa senyawa phenol,
chloroform dan isoamyl alcohol untuk memaksimalkan
proses lisis.
Proses selanjutnya adalah pemisahan DNA dari
komponen sel yang lain atau kontaminan yang tidak
diinginkan. Pemisahan DNA dari komponen sel yang lain,
termasuk debris sel, dilakukan dengan sentrifugasi.
Kontaminan yang umum ditemukan adalah
polisakarida yang dapat mengganggu proses PCR dengan
cara menghambat aktivitas Taq polymerase, atau poliphenol
yang dalam bentuk teroksidasi akan mengikat DNA secara
kovalen. Untuk menghindarkan hal ini jaringan yang
digunakan dijaga tetap dingin sebelum dan selama proses
18
d. Hibridisasi DNA
DNA yang ditransfer pada nilon berpori atau
membrane nitroselulosa selanjutnya dihibridisasi dengan
probe. Membran diinkubasi bersama probe DNA. Bila
antara probe dan DNA target merupakan komplemen maka
akan terjadi hibridisasi. Bila probe yang digunakan dilabeli
maka selanjutnya dupleks yang terjadi dapat dideteksi. Bila
kondisi hibridisasi yang digunakan mempunyai stringency
yang tinggi (highly stringent), maka tidak akan terjadi
hibridisasi dengan DNA yang mempunyai kekerabatan yang
jauh atau non homolog. Jadi probe DNA akan mengenali
hanya sekuen yang komplemen dan secara ideal homolog
diantara beribu-ribu atau bahakan berjuta-juta fragmen yang
bermigrasi sepanjang gel. Fragmen yang diinginkan dapat
20
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Peran virus dalam kehidupan sangat penting, karena virus
dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia dan
tumbuhan. Tiap virus secra khusus menyerang sel-sel tertentu pada
inangnya. Virus dapat menyebabkan beberapa penyakit pada
manusia, hewan maupun tumbuhan diantara pada manusia adalah
influenza, AIDS, sedang pada hewan dapat menyebabkan Rabies,
New Castle Disease, pada tumbuhan dapat menyebabkan TMV,
Tungro.
Virus adalah mikroorganisme yang hidup secara obligat intra
seluler, oleh karena itu cara pembiakannya lebih sulit daripada
pembiakan bakteri. Ada tiga cara yang umum digunakan untuk
membiakkan virus yaitu, inokulasi pada hewan percobaan, inokulasi
pada telur berembrio dan inokulasi pada biakan jaringan.
Uji serologi dilakukan untuk mengidentifikasi virus sebagai
agen penyebab penyakit. Prinsip dasar uji serologi adalah terjadinya
ikatan antara antigen dengan antibodi yang homolog untuk
membentuk ikatan antigen-antibodi komplek. Uji serologi yang
umum dilakukan untuk mendiagnosis keberadaan virus yaitu uji
Hemaglutinasi dan uji ELISA.
Uji Hemaglutinasi digunakan untuk mendiagnosis beberapa
virus yang diselimuti seperti virus influenza. Metode ini bergantung
pada fitur spesifik dari beberapa virus yang diselimuti yang dapat
terserap ke sel darah merah (sel darah merah). Pada uji
Hemaglutinasi menggunakan sampel serum dan menggunakan
eritrosit 0,5%.
23
24
26