Likuiditas Dan Gap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

D.

Manajemen Likuiditas dan Gap

1. Indikator Keberhasilan Manajemen Likuiditas


Pada dasarnya keberhasilan bank dalam manajemen likuiditas, dapat diketahui dari:
a. Kemampuan dalam memprediksi kebutuhan dana di waktu yang akan datang.
b. Kemampuan untuk memenuhi permintaan akan “cash” dengan menukarkan harta
lancarnya.
c. Kemampuan memperoleh “cash” secara mudah dengan biaya yang sedikit.
d. Kemampuan pendataan pergerakan “cash in” dan “cash out” dana (cash flow).
e. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban tanpa harus mencairkan aktiva tetap apapun
ke dalam cash.
2. Teori Manajemen Likuiditas
Ada empat macam teori likuiditas perbankan yang dikenal, yaitu sebagai berikut:
a. Commecial Loan Theory, Teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh
memberikan pinjaman dengan surat jangka pendek yang dapat dicairkan dengan
sendirinya ( self liquidating ).
b. Shiftability Theory, teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung
pada kemampuan bank memindahkan aktivanya kepada orang lain dengan harga yang
dapat diramalkan.
c. Anticipated Income Theory, yaitu semua dana yang dialokasi atau setiap upaya
mengalokasikan dana ditunjukkan pada sector yang feasible dan layak yang akan
menguntungkan bagi bank.
d. The Liability Management Theory, teori ini dinyatakan bagaimana bank dapat
mengelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber
likuiditas.
Sejak dulu dunia perbankan memerlukan likuiditas. Likuiditas sendiri menjadi salah
satu faktor penting dalam pengelolaan dananya. Risiko likuiditas adalah salah satu yang
mendasar dalam dunia perbankan. Sulit untuk mengatakan berapakah tingkat likuiditas
yang ideal ( seimbang ) untuk suatu bank. Untuk mempertahankan tingkat likuiditas yang
seimbang, sedapat mungkin biaya dana yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat
likuiditas yang seimbang harus dibuat seminimal mungkin dengan pengelolaan spreed
yang baik.
Sesungguhnya Konsep likuiditas adalah konsep yang sederhana hanya saja sulit
untuk menentukan berapakah yang betul betul sesuai untuk masing-masing bank dengan
kondisi bank yang berbeda-beda.
Secara singkat pengaturan likuiditas adalah :
a. Kemampuan Bank untuk menaikkan sejumlah tertentu dank as yang ada.
b. Pada ongkos tertentu.
c. Dalam waktu yang singkat dan tepat.
3. Pengukuran Gap
Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur dengan
menggunakan interest maturity ladder, yaitu berupa suatu table yang disusun dari asset
dan liabilities yang dikelompokkan menurut periode peninjauan bagi hasilnya. Besarnya
gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari
perubahan tingkat bagi hasil tersebut. Besarnya gap dapat berubah membesar atau
mengecil karena transaksi-transaksi yang dilakukan.

Profil Periode Asset Liabilities GAP Kumulatif


s.d 1 minggu Rp 10.000 Rp 8.000 Rp 2.000 Rp 2.000
8-30 hari Rp 6.500 Rp 9.000 -Rp 2.500 -Rp 500
1-3 bulan Rp 7.000 Rp 5.000 Rp 2.000 Rp 1.500
3-6 bulan Rp 12.000 Rp 10.500 Rp 1.500 Rp 3.000
6-12 bulan Rp 8.500 Rp 9.500 -Rp 1.000 Rp 2.000
12 bulan keatas Rp 8.000 Rp 8.000   Rp 2.000

Berdasarkan contoh di atas, gap untuk periode s.d 1 minggu positif besar 2.000 juta
artinya RSA > RSL pada periode ini. Dalam kondisi tingkat bagi hasil yang diberikan pada
bank menurun lebih cepat dari bagi hasil yang diberikan pada nasabah, sebaliknya apabila
tingkat bagi hasil yang di terima bank meningkat lebih cepat dari bagian bagi hasil yang
diberikan pada nasabah. Dengan demikian, besarnya gap akan menentukan besarnya potensi
keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan tingkat bagi hasil tersebut.

4. Strategi Gap
Terkait manajemen bank serta arahnya, gap biasanya ditentukan positif atau negative
tergantung pada 3 hal, yaitu:
a. Prakiraan perkembangan bagi hasil
b. Tingkat manajemen terkait perkiraan tersebut.
c. Hasrat bank untuk mengambil resiko jika tindakan yang di ambil salah.
Hal yang perlu diperhatikan juga bahwa adanya beberapa kesulitan dan masalah yang
menyertai pelaksanaan strategi gap di antaranya:
a. Benar bahwa imbal balik (margin) dapat kita perkirakan bila kita dapat
memprediksi porsi bagi hasil yang sudah sejak awal di tentukan. Tetapi bila bank
salah memprediksi maka peningkatan gap dapat menurunkan margin tersebut.
b. Harus ada perkiraan jangka waktu yang tepat untuk mengubah besarnya gap dan
siklus bagi hasil harus dalam durasi yang tepat pula.

Anda mungkin juga menyukai