Lampiran Reaktor Full Revisi
Lampiran Reaktor Full Revisi
Lampiran Reaktor Full Revisi
REAKTOR - 01 (R - 01)
Fungsi : Mereaksikan Benzene (C6H6) dalam fase gas untuk menghasilkan produk
Biphenyl (C6H5)2 dan Hidrogen (H2)
Fase : Gas - gas, Katalis Padat
Jenis Reaktor : Non - Adiabatik, Non - Isothermal
Tiper Reaktor : Fixed Bed Multi Tube
Sketsa :
Tujuan :
1 Spesifikasi katalis
2 Menyusun neraca massa dan panas sekitar elemen volume
3 Penurunan tekanan di tube
4 Menentukan kondisi gas
5 Menentukan jenis, ukuran, dan susunan tube
6 Menentukan dimensi shell
7 Menghitung bilangan Reynold di shell dan tube
8 Menghitung koefisien perpindahan panas
9 Menghitung pressure drop di shell
10 Menghitung berat katalis
11 Menghitung waktu Tinggal
12 Menghitung tebal shell
13 Menghitung tebal dan tinggi head
14 Menghitung tinggi dan volume reaktor
15 Menentukan media pemanas
16 Menghitung diameter pipa untuk pemasukan dan pengeluaran gas serta pemanas
Tinjauan kinetika
Kecepatan reaksi benzene menjadi biphenyl adalah reaksi berorde dua, dimana:
(-rBE) = k1 pBE2 - k2 pBI . pH
(-rBE) = k1 (pBE2 - (pBI . pH)/K)
Berdasarkan Dasgupta (1986), diperoleh nilai konstanta kecepatan reaksi pada region
temperature 622 - 721 oC sebagai berikut:
k1 = A exp (-E/RT)
Dimana,
3 2
A (frequency factor ) : 1.385E+12 kmol/m .jam.kPa
E (activation energy ) : 287.9 kJ/mol = 287900 kJ/kmol
R (konstanta gas) : 8.314 kJ/kmol.K
T : Suhu mutlak dalam Kelvin
Tinjauan termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditunjukan untuk mengetahui sifat reaksi (eksotermis/
endotermis) dan arah reaksi (reversible / irreversible ). Pada proses pembentukan biphenyl
terjadi reaksi sebagai berikut:
2C6H6 ↔ 2C6H5 + H2
Untuk penentuan sifat reaksi (eksotermis/ endotermis) dan arah reaksi (reversible /
o
irreversible ), maka perlu perhitungan dengan panas pembentukan standar (ΔHf ) pada 1 bar
298 K dari reaktan dan produk. Harga ΔHfo dan ΔGfo dapat dilihat pada tabel 3.
Dimana,
Cp : Kapasitas panas gas (Joule/mol.K)
A,B,C,D,E : Konstanta
T : Suhu (Kelvin)
-1 -4 2 -8 3
Cp C6H5C6H5 = ( -29,153 + 7,6716x10 T - 3,4341x10 T - 3,7724x10 T +
4,6179x10-11 T4 )
Cp H2 = ( 25,399 + 2,0178x10-2 T - 3,8549x10-5 T2 + 3,1880x10-8 T3 -
8,7585x10-12 T4 )
Maka didapatkan,
Panas reaksi standar (ΔHro)
ΔHro = ∑ΔHfo produk - ∑ΔHfo reaktan
ΔHro = (ΔHfo C6H5C6H5 + ΔHfo H2) - (2 x ΔHfo C6H6)
ΔHro = (181,89 + 0) - (2 x 82,83)
o
ΔHr = 16,23 kJ/mol = 16230 kJ/kmol
2 Spesifikasi Katalis
Katalis yang digunakan adalah alumina aktif (Al2O3), dengan spesifikasi:
Bentuk = Pellet granular
Diameter partikel = 1/4 inchi = 0.00635 m
2
Luas muka = 320 m /g
Bulk density = 769 kg/m3
Porositas, Ꜫ = 0.5
Usia katalis = 1-2 tahun
(www.catalysts.basf.com/adsorbents)
PRARANCANGAN PABRIK KIMIA BIPHENIL Mohammad Almer Shan (121170024)
DARI BENZENE KAPASITAS 150.000 TON/TAHUN Agricia Sekararum (121170035)
LAMPIRAN REAKTOR - 01
𝑑𝑋𝐴 𝜋.𝐼𝐷𝑇 2
= −𝑟𝐴 𝑁𝑇
𝑑𝑧 4.𝐹𝐴0
Q|z+∆z
z+∆z
Qr ∆z
Q|z
Neraca panas:
Heat of input - Heat of output - Heat integration - Heat of transfer = Accumulation
Pada keadaan steady, accumulation = 0
Dengan:
Dimana:
Dimana,
BMi : Berat molekul komponen i, kg/kmol
yi : Fraksi mol komponen i, dengan yi=Fi/FT
Dimana,
A,B,C : Konstanta (Yaws,1999)
T : Suhu, K
μi : Viskositas komponen i, microPoise
yi : Fraksi mol komponen
BM i : Berat molekul komponen
Jadi,
μcampuran = 0.072970525 kg/m.jam = 202.6959039 mP
kA = 0.408014834 W/m.K
kB = 0.122950497 W/m.K
kC = 0.085224015 W/m.K
kD = 0.088648663 W/m.K
kE = 0.060088636 W/m.K
kCampuran = 0.764926645 W/m.K
= 0.000764927 kJ/m.s.K
= 2.753735923 kJ/m.jam.K
Selain itu, superhead steam berasal dari air sungai yang melimpah dan mudah untuk
didapatkan, dimana sudah melalui berbagai treatment khusus. Steam keluaran reaktor
tersebut juga dapat langsung dialirkan sebagai media pemanas pada alat reboiler menara
PRARANCANGAN PABRIK KIMIA BIPHENIL Mohammad Almer Shan (121170024)
DARI BENZENE KAPASITAS 150.000 TON/TAHUN Agricia Sekararum (121170035)
LAMPIRAN REAKTOR - 01
distilasi ke-1 dan ke-2 (RB-1 dan RB-2). Sedangkan untuk kelebihan steam dapat diatasi
dengan cara menjual steam tersebut dan dijadikan bahan pembangkit listrik.
Untuk mendapatkan superhead steam pada suhu 700 OC, air demin dari unit utilitas
diuapkan pada alat WHB, dimana pada alat ini air demin dikontakkan secara tidak langsung
dengan gas keluaran reaktor ( R ) dan dipanaskan pada furnace ( F ) yang mana pada
perancangan furnace tersebut, kelebihan panas pembakaran dari pemanasan gas bahan baku
yang masuk ke reaktor dimanfaatkan untuk memanaskan uap jenuh dari WHB.
Gambar 5. Susunan pipa (a) Triangular Pitch dan (b) square pitch
Dipilih susunan pipa Triangular Pitch agar turbulensi yang terjadi pada aliran dalam
shell menjadi besar, sehingga akan memperbesar koefisien perpindahan panas konveksi.
PT (Pitch) : 1,25.OD : 1.65 in : 0.04191 m
Clearence C' : Pt - OD : 0.33 in : 0.008382 m
𝜋 . 𝐼𝐷𝑇2 . 𝑁𝑇 𝜋 . 0,0266442 . 6700 m2
AT (Flow area tube ) : : : 3.733901603
4 4
8 Menentukan Dimensi Shell
= 3.603165369 m
= 141.8569043 in
= 11.82140869 ft
= 1
4 𝑥 (0.041912 𝑥 0,5 𝑥 0,86 − 8 𝑥 𝜋 𝑥 0.0335282 )
0,5 𝑥 3.14 𝑥 0.033528
= 0.023864675 m = 0.078296178 ft
Dimana,
IDS : Diameter dalam shell (m)
B : Jarak baffle (m)
De : Diameter efektif shell (m)
2
As : flow area shell (m )
2
= 125165.5972 kg/m .jam
2
= 2966424.654 lb/ft .jam
Res = 𝐺𝑠 . 𝐷𝑒 (Kern, hal. 150)
ߤݏ
= 14.73654011
Dimana,
Res : Bilangan Reynold shell
Ws : Laju alir massa pemanas, kg/jam
𝜇𝑠 : Viskositas pemanas, kg/m.jam
= 6737.946854 kJ/m2.jam.K
Tube side persamaan Leva (Perry, pers 11-50a)
hi = 𝑘𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 −6 𝑥 𝐷𝑝 𝐷𝑝 𝑥 𝐺𝑡 0.9
0.813 𝑒𝑥𝑝 .
𝐼𝐷𝑇 𝐼𝐷𝑇 𝜇𝑠
0.9
= 2,75373 −6 𝑥 0,00635 0,00635 𝑥 8787,67426
0.813 𝑒𝑥𝑝 .
0,02664 0,02664 0,07297053
= 7916.654362 kJ/m2.jam.K
= 7393,56322 𝑥 7436,44393
7393,56322 + 7436,44393
= 3253.49494 kJ/m2.jam.K
Rd = dirt factor = 0.0055 jam.ft2.F/Btu
= 0.0002695 jam.m2.K/kJ
(Perry, Tabel 11-3)
Ud = 𝑈𝑐
1 + 𝑅𝑑. 𝑈𝑐
= 3707,4709
1 + (0.0002695 𝑥 3707,47079)
= 1854.4954 kJ/m2.jam.K
Dimana,
2
h0 : Koefisien perpindahan panas di shell , kJ/m .jam.K
ks : Konduktivitas panas pemanas, kJ/m.jam.K
Cps : Kapasitas panas pemanas, kJ/kg.K
hi : Koefisien perpindahan panas di tube , kJ/m2.jam.K
Uc : Koefisien perpindahan panas overall saat bersih, kJ/m2.jam.K
Ud : Koefisien perpindahan panas overall saat kotor, kJ/m2.jam.K
Sehingga,
ΔPs = f . Gs2 . N + 1 . IDS
5,22 𝑥 1010 . De . Sg
= 3.676424496 psia
= 0.250180687 atm
= 9.047402414 detik
= 0.15079004 menit
Direncanakan bahan yang digunakan untuk shell terbuat dari stainless stell grade 213,
dengan spesifikasi:
f = 10800 psi
(Sinnot, "Chemical Engineering Design Principles, Practice, and Economics of Plant and
Process Design ", halaman 982)
f = 10800 psi x (1 atm/14,7 psi) x (101325 Pa/1 atm)
f = 74442857.14 Pa
C = (0,125 in) x (0.0254 m/in)
= 0.003175 m
Tekanan operasi
Poperasi = 5.5 atm (tekanan operasi media pemanas)
Tekanan perancangan:
Dirancang: Selongsong mampu menahan tekanan sebesar 20% lebih tinggi dari tekanan operasi
(Meggyessy, "Pressure Vessel Handbook " (1999), Butherfold, London, halaman 17)
Dimana,
icr : Jari-jari sudut internal, m
rc : Jari-jari kelengkungan, m
sf : Flange lurus, m
th : Tebal penutup, m
OA : Tinggi penutup, m
Dopt = 28.72500549 in
= 0.729615139 m
𝑤𝑡 65000 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 3
Debit pemanas masuk reaktor = = = 77.14767251 m /h
𝜌𝑠 842.54 𝑘𝑔/𝑚3
3
= 0.756802328 ft /detik
Dopt = 8.259114413 in
= 0.209781506 m
Fungsi : Mereaksikan Benzene (C6H6) dalam fase gas untuk menghasilkan produk
Biphenyl (C6H5)2 dan Hidrogen (H2)
Fase : Gas - gas, Katalis Padat
Jenis Reaktor : Non - Adiabatik, Non - Isothermal
Tiper Reaktor : Fixed Bed Multi Tube
Pemanas : Superheated steam
Ts in = 970 K
Tsout = 907.47289 K
Massa Superheated steam = 65000 kg/jam
Kondisi operasi : T = 923 K - 895.5 K
P = 5.5 atm - 5.37698 atm
Dimensi :
a. Reaktor
Tinggi tumpukan Katalis (Z) = 10.4 meter
Tinggi Head = 0.64158764 meter
Tinggi total reaktor = 11.68317528 meter
b. Shell
IDS = 3.603165369 meter
ODS = 3.628565369 meter
c. Tube
IDT = 0.0266446 meter
ODT = 0.033528 meter
pC=((0.5*FA0*x1)/FT0)*P;//atm
pCi=pC*101.325; //kPa
K=10^(-((7.35/T)+8.58-(3.13*log(T))+(7.08E-4*T)-(8.52E-8*(T^-2))))
Ri=8.314 //konstanta gas kJ/kmol.K
k0=(1.385e12*exp(-287900/(Ri*T)))//kmol/jam.m3. kPa2
rA=(k0*((pAi^2)-((pBi*pCi)/K))); //dalam kmol/m3.jam
//Persamaan dxA/dz
dXAdz=(rA*pi*Nt*(Di^2))/(4*FA0)
endfunction
function dTdz=fungsi2(z, x1, T, Ts, P)
//Data Cp
CpA=(-31.368+(0.4746*T)+(-0.00031137*T^2)+(8.5237E-08*T^3)+(-5.0524E-12*T^4));//Cp A j/mol K
CpB=(-29.153+(0.76716*T)+(-0.00034341*T^2)+(-3.7724E-08*T^3)+(4.6179E-11*T^4));//Cp B j/mol K
CpC=(25.399+(0.020178*T)+(-0.000038549*T^2)+(3.188E-08*T^3)+(-8.7585E-12*T^4));//Cp C j/mol K
CpD=(25.924+(0.41927*T)+(-0.000012491*T^2)+(-1.5916E-07*T^3)+(5.8784E-11*T^4));//cp.D j/mol K
CpE=(-24.097+(0.52187*T)+(-0.00029827*T^2)+(6.122E-08*T^3)+(1.2576E-12*T^4));//cp.E j/mol K
//deltaHrtotal j/mol
dHr=deltahft + ((58.982*(T-298))-((1.6192E-1/2)*((T^2)-(298^2)))+((2.4078E-4/3)*((T^3)-(298^3)))- ((1.7632E-
7/4)*((T^4)-(298^4)))+((4.7525E-11/5)*((T^5)-(298^5)))); //dalam kjoule/kmol
//fcp j
sigfCp=(FA0*(1-x1)*CpA)+((FB0+(0.5*FA0*x1))*CpB)+((FC0+(0.5*FA0*x1))*CpC)+(FD0*CpD)+(FE0*CpE);
//kj/K (keluar reaktor)
//Persamaan rA
pA=((FA0*(1-x1))/FT0)*P;//atm
pAi=pA*101.325; //kPa
pB=((0.5*FA0*x1)/FT0)*P;//atm
pBi=pB*101.325; //kPa
pC=((0.5*FA0*x1)/FT0)*P;//atm
pCi=pC*101.325; //kPa
K=10^(-((7.35/T)+8.58-(3.13*log(T))+(7.08E-4*T)-(8.52E-8*(T^-2))))
Ri=8.314 //konstanta gas kJ/kmol.K
k0=(1.385e12*exp(-287900/(Ri*T)))//kmol/jam.m3. kPa2
rA=(k0*((pAi^2)-((pBi*pCi)/K))); //dalam kmol/m3.jam
//Persamaan dT/dz
dTdz=(((dHr*FA0*(dXAdz))-(Ud*pi*Od*Nt*(T-Ts)))/sigfCp);
endfunction
disp(' Hr z xA T Tp P')
function dTsdz=fungsi3(z, x1, T, Ts, P)
Cpgs=(33.933-(8.4186e-3*Ts)+(2.9906e-5*(Ts^2))-(1.7825e-8*(Ts^3))+(3.6934e-12*(Ts^4))) //kJ/kmol.K
//Mencari suhu pemanas (Ts)
dTsdz=((Ud*pi*Od*Nt*(T-Ts)))/(Ws*Cpgs);
endfunction
function dPdz=fungsi4(z, x1, T, Ts, P)
//viskositas gas campuran
miuA=(-0.1509+(0.2571*T)-(8.9797E-6*(T^2)))*1e-6*0.1*3600; //miuA Kg/m jam
miuB=(-0.4349+(0.2027*T)-(4.2353E-6*(T^2)))*1e-6*0.1*3600; //miuB Kg/m jam
miuC=(27.758+(0.2120*T)-(3.28E-5*(T^2)))*1e-6*0.1*3600; //miuC Kg/m jam
miuD=(-8.2223+(0.2623*T)-(5.7366E-5*(T^2)))*1e-6*0.1*3600; //miuD Kg/m jam
miuE=(1.7869+(0.2357*T)-(9.3508E-6*(T^2)))*1e-6*0.1*3600; //miuE Kg/m jam
//sigma atas mencari viskositas gas
sigmaatas=((FA0*(1-
x1)*miuA*(BMA^0.5))/FT0)+(((FB0+(0.5*FA0*x1))*miuB*(BMB^0.5))/FT0)+(((FC0+(0.5*FA0*x1))*miuC*(B
MC*0.5))/FT0)+((FD0*miuD*(BMD^0.5))/FT0)+((FE0*miuE*(BME^0.5))/FT0);
// sigma bawah mencari viskositas gas
sigmabawah=((FA0*(1-
x1)*(BMA^0.5))/FT0)+(((FB0+(0.5*FA0*x1))*(BMB^0.5))/FT0)+(((FC0+(0.5*FA0*x1))*(BMC*0.5))/FT0)+((F
D0*(BMD^0.5))/FT0)+((FE0*(BME^0.5))/FT0);
miumix=sigmaatas/sigmabawah; // dalam kg/m.jam
//Berat molekul gas campuran
BMg=(((FA0*(1-
x1))/FT0)*78)+(((0.5*FA0*x1)/FT0)*154)+(((0.5*FA0*x1)/FT0)*2)+((FD0*86)/FT0)+((FE0*92)/FT0); //dalam
kg/kmol
//densitas gas campuran
R=0.082057; //konstanta gas ideal , m^3 atm/kmol K
rhomix=(P*BMg)/(R*T);
Wt=32812.311 //laju alir massa gas total, kg/jam
At=((pi*(Di^2)*Nt)/4);
Gt=Wt/At;
//pressure drop
dPdz=((-Gt*gcc/(rhomix*gc*Dp))*((1-poro)/(poro^3))*(((150*(1-poro)*miumix)/Dp)+(1.75*Gt)))/101.325;
//Ergun (fogler, 1991) atm/m
endfunction
while x1<=0.6767
k1=fungsi1(z,x1,T,Ts,P); dXAdz=k1;
l1=fungsi2(z,x1,T,Ts,P);
m1=fungsi3(z,x1,T,Ts,P);
n1=fungsi4(z,x1,T,Ts,P);
k2=fungsi1(z+0.5*dz,x1+0.5*k1*dz,T+0.5*l1*dz,Ts+0.5*m1*dz,P+0.5*n1*dz);
l2=fungsi2(z+0.5*dz,x1+0.5*k1*dz,T+0.5*l1*dz,Ts+0.5*m1*dz,P+0.5*n1*dz);
m2=fungsi3(z+0.5*dz,x1+0.5*k1*dz,T+0.5*l1*dz,Ts+0.5*m1*dz,P+0.5*n1*dz);
n2=fungsi4(z+0.5*dz,x1+0.5*k1*dz,T+0.5*l1*dz,Ts+0.5*m1*dz,P+0.5*n1*dz);
k3=fungsi1(z+0.5*dz,x1+0.5*k2*dz,T+0.5*l2*dz,Ts+0.5*m2*dz,P+0.5*n2*dz);
l3=fungsi2(z+0.5*dz,x1+0.5*k2*dz,T+0.5*l2*dz,Ts+0.5*m2*dz,P+0.5*n2*dz);
m3=fungsi3(z+0.5*dz,x1+0.5*k2*dz,T+0.5*l2*dz,Ts+0.5*m2*dz,P+0.5*n2*dz);
n3=fungsi4(z+0.5*dz,x1+0.5*k2*dz,T+0.5*l2*dz,Ts+0.5*m2*dz,P+0.5*n2*dz);
k4=fungsi1(z+dz,x1+k3*dz,T+l3*dz,Ts+m3*dz,P+n3*dz);
l4=fungsi2(z+dz,x1+k3*dz,T+l3*dz,Ts+m3*dz,P+n3*dz);
m4=fungsi3(z+dz,x1+k3*dz,T+l3*dz,Ts+m3*dz,P+n3*dz);
n4=fungsi4(z+dz,x1+k3*dz,T+l3*dz,Ts+m3*dz,P+n3*dz);
z=z+dz;
x1=x1+((h/6)*(k1+2*k2+2*k3+k4));
T=T0+((h/6)*(l1+2*l2+2*l3+l4));
Ts=Ts+((h/6)*(m1+2*m2+2*m3+m4));
P=P+((h/6)*(n1+2*n2+2*n3+n4));
printf('%30.4f%12.5f%14.5f%14.5f%12.5f\n',z,x1,T,Ts,P);
subplot(1, 2, 1); plot(z, x1, 'b*--'); xlabel('meter'); ylabel('konversi');
xtitle ("Grafik Panjang Reaktor vs Konversi Benzene dengan Metode RK-4");
subplot(1, 2, 2); plot(z, T, 'o+:'); xlabel('meter'); ylabel('kelvin');
xtitle ("Grafik Panjang Reaktor vs Suhu Reaktor dengan Metode RK-4")
end
920
Suhu Raktor (K) 915
910
905
900
895
890
0 2 4 6 8 10 12
Panjang Reaktor (Z)
Gambar 8. Hubungan antara Tinggi Tumpukan Katalis (m) dengan Suhu Reaksi (K)
Ts vs Z
980
970
960
Suhu Pemanas (K)
950
940
930
920
910
900
0 2 4 6 8 10 12
Panjang Reaktor (m)
Gambar 9. Hubungan antara Tinggi Tumpukan Katalis (m) dengan Suhu Pemanas (K)
Hubungan Suhu vs Panjang Reaktor
980
970
960
950
Suhu (K)
940
930 T vs Z
920 Ts vs Z
910
900
890
0 2 4 6 8 10 12
Panjang Reaktor (m)
Gambar 10. Hubungan antara Tinggi Tumpuka Katalis (m) dengan Suhu Reaktor dan Pemanas (K)
P vs Z
5.52
5.5
Tekanan Reaktor (atm)
5.48
5.46
5.44
5.42
5.4
5.38
5.36
0 2 4 6 8 10 12
Panjang Reaktor (m)
Gambar 11. Hubungan antara Tinggi Tumpukan Katalis (m) dengan Tekanan (atm)
Xa vs Z
0.8
0.7
Konersi Reaktor (Xa) 0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12
Panjang Reaktor (m)
Gambar 12. Hubungan antara Tinggi Tumpukan Katalis (m) dengan Konersi (XA)
DAFTAR PUSTAKA
Brownell and Young, 1959, “Process Equipment Design”, John Willey and Sons, Inc., New
York
Dasgupta, R.; Maiti, Binoy R. 1986. Industrial and Engineering Chemistry Process Design and
Dev. Vol. 25 (2), pp. 381-386, DOI: 10.1021/i200033a007. American Chemical
Society.
Kern, D.Q., 1950, “Process Heat Transfer”, McGraw-Hill Book Company, Inc., Japan
Perry, R.H.; Green, D.W. 1988. Perry’s Chemical Enginers Handbook 7th edition. USA:
McGraw Hill Book Company Inc.
Rase, H.F., 1977, “Chemical Reactor Design for Process Plant”, John Wiley and Son Inc., New
York
Toweler, Gavin and Sinnot Ray, 2008, “Chemical Engineering Design”’ Elsevier, Inc.,
California