Modul Praktikum Range of Motion 1584451743

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MODUL PRAKTIKUM

MELATIH RANGE OF MOTION/ ROM

Disusun untuk mendukung pembelajaran praktik mahasiswa Prodi DIII Keperawatan

Disusun Oleh:

Dewi Siyamti, S.Kep., Ns., M.Kep

PRODI DIII KEPERAWATAN-FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ROM (Range Of Motion) merupakan latihan fisik menggerakkan anggota badan
dan anggota gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri yang berguna untuk
melatih otot-otot yang mengalami kekakuan.
Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur atau
berbaring saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih otot-otot tubuhnya
agar tidak kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan gerakan-gerakan badan ketika
sakit, karena khawatir membuat sakitnya semakin parah.  Padahal tidak semua penyakit
mengharuskan seseorang diam tidak bergerak ditempat tidur saja.
Salah satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang melakukan latihan gerak
badan adalah stroke, karena orang yang terkena stroke mengalami kelemahan baik  otot-
otot maupun syaraf pada tubuh.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran praktikum diharapkan mahasiswa mampu melatih
ROM pasif pada pasien.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ROM
b. Mengetahui tujuan dari ROM
c. Mengetahui manfaat dari ROM
d. Mengetahui prinsip dari ROM
e. Mengetahui Jenis dari ROM
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Range of Motion adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM)
adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk
meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan
mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan,
nyeri, keterbatasan gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki
keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma
membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut
dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat menggunakan setiap
sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.

B. Tujuan
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur

C. Manfaat Range Of Motion

1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
D. Jenis

ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :


1.    ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang
gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif
adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri
secara aktif.

2.    ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang
lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien
sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua
latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (Suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM
pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu
dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

E. Indikasi dan Sasaran ROM


1. ROM Aktif
a. Indikasi

 Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan
ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
 Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan
persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM, adalah
jenis ROM Aktif yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah
secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan
untuk menyelesaikan gerakan).
 ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
 ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah
daerah yang tidak dapat bergerak.

b. Sasaran
 Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM aktif serupa
dengan ROM pasif
 Keuntugan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari
control gerak volunteer
 Sasaran spesifik:

 Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat


 Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
 Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian
 Meningkatkan sirkulasi
 Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik

2. ROM Pasif
a. Indikasi

 Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila


dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
 Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif
pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau
bed rest total

b. Sasaran

 Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat


 Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
 Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot          
 Membantu kelancaran sirkulasi
 Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi
persendian
 Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
 Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
 Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.

F. Kontraindikasi
1. Thrombus/emboli dan peradangan pada pembuluh darah
2. Kelainan sendi atau tulang
3. Klien fase imobilisasi karena kasus peyakit jantung
4. Trauma baru dengan kemungkinan ada fraktur yang tersembunyi atau luka dalam
5. Nyeri berat

G. Gerakan ROM berdasar bagian tubuh


1. Leher, Spina dan Servikal

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

2. Bahu

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

3. Siku

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

4. Lengan Bawah

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

5. Pergelangan Tangan

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

6. Jari-jari Tangan

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

7. Ibu Jari

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

8. Pinggul

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

9. Lutut

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

10. Mata Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

11. Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

12. Jari-jari Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin rentang 40-45°
kearah setiap bahu,   
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan rentang 180°
sirkuler,

H. Trigger Kasus
Pasien Tn. M (45 tahun), dirawat di bangsal penyakit dalam karena mengalami stroke.
Tn.M mengalami stroke non-hemorhagik. Ini merupakan serangan pertama, pasien juga
belum mengetahui tentang penyakitnya. Tn. M mengalami kelemahan pada ekstrimitas
kanan pada tangan dan kaki dan sudah 4 hari dirawat di bangsal, namun belum sekalipun
diajarkan cara melatih anggota gerak.

I. Persiapan Alat
Buli-buli berisi air hangat untuk menghangatkan sendi sebelum dilakukan latihan
sejumlah 2 buah

J. Tata Tertib Praktikum


1. Sehari sebelum praktik mahasiswa wajib koordinasi dengan laboratorium
2. Sehari sebelum praktikum mahasiswa wajib koordinasi dengan dosen
3. Sehari sebelum praktik mahasiswa wajib meminjam peralatan yang dibutuhkan
4. Fasilitator alat, ruangan/laboratorium dan phantom koordinasi dengan petugas
laboratorium
K. Prosedur Pelaksanaan
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
0 1
A FASE ORIENTASI  
Validasi perlunya latihan rentang gerak (ROM), pada status
1 medis atau rencana keperawatan. Kesiapan diri (penguasaan 1
konsep terkait prosedur)    
Berikan salam terapeutik. bina hubungan saling percaya
2 rumuskan kontrak tindakan bersama klien: tempat, waktu, 2
aktivitas    
3 Jelaskan tujuan dilakukan latihan rentang gerak (ROM) 2    
4 Jelaskan prosedur tindakan 2    
5 Tanyakan kesiapan klien 1    
B FASE KERJA      
6 Perhatikan precaution bahaya infeksi dengan cuci tangan 1    
Jaga privasi klien dengan memasang sampiran/menutup pintu
7 dan jendela jika diperlukan 1
   
Jaga keselamatan dan keamanan diri dari bahaya fisik selama
8 tindakan, dengan menggunakan sarung tangan 2
   
Atur posisi klien supinasi dekat dengan perawat, dan buka bagian
9 2
tubuh yang akan digerakkan    
10 Menghangatkan sendi-sendi yang akan dilatih 2    
11 Melatih mengerakkan sendi ekstremitas atas secara bergantian,  
masing-masing 2 x 4 gerakan    
a Bahu      
  1. Gerakkan lengan abduksi - adduksi 4    
  2. Gerakkan lengan fleksi - eksensi 4    
  3. Gerakkan lengan rotasi internal dan eksternal 4    
b Siku : menggerakkan lengan bawah fleksi - ekstensi 4    
c Lengan bawah : mengerakkan pronasi - supinasi 4    
d Pergelangan tangan :      
  1. Gerakkan pergelangan tangan fleksi - hiperekstensi 3    
  2. Gerakkan fleksi radial 3    
  3. Gerakkan fleksi ulnar 3    
e Jari-jari tangan      
  1. Gerakkan jari-jari tangan fleksi - ekstensi 3    
  2. Gerakkan jari-jari tangan abduksi - adduksi 3    
  3. Gerakkan masing-masing jari tangan dengan ibu jari (oposisi) 3    
Melatih mengerakkan sendi ekstremitas bawah secara
12 bergantian, masing-masing 2 x 4 gerakan  
   
a Panggul :      
  1. Gerakkan kaki fleksi - ekstensi 4    
  2. Gerakkan kaki abduksi -adduksi 4    
  3. Gerakkan kaki rotasi interna-eksterna 4    
b Lutut : menggerakkan lutut bawah fleksi-ekstensi 4    
c Pergelangan kaki :      
  1. Gerakkan telapak kaki dosrsofleksi - plantarfleksi 3    
  2. Gerakkan telapak kaki inversi dan eversi 3    
d Jari      
  1. Gerakkan jari-jari kaki fleksi-ekstensi 3    
  2. Gerakkan jari-jari kaki abduksi - adduksi 3    
13 Merapikan klien 2    
C FASE TERMINASI      
14 Rapikan klien 1    
15 Melakukan evaluasi dan tanggapan respon klien 2    
16 Kontrak tindak lanjut 2    
17 Rapikan alat-alat 1    
18 Berpamitan dengan klien 1    
19 Cuci tangan 1    
20 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dengan benar 2    
         
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN      
21 Melakukan komunikasi terapeutik 2    
22 Ketelitian selama tindakan 2    
23 Sistematis 2    
  TOTAL 100    

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM dapat di lakukan pada semua
persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit
serta harus sesuai waktunya.
Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus
memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu
hal yang tidak diinginkan pada pasien lebih lanjut.

B. Saran

Sebagai perawat yang membantu pemenuhan kebutuhan mobilisasi pasien,


hendaknya perawat memperhatikan kondisi psien untuk kemungkinan dilatih ROM aktif
maupun pasif. Selain itu dta dasar atau riwayat penyakit perlu diperhatikan agar tidak
terjadi kesalahan dalam pelaksanaan prosedur. Latihan dilakukan secarakontinu dan
bertahap sesuai toleransi pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,

Jakarta: Salemba Medika.

Ester, Monica. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Perry, Potter, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC.

Tarwoto, Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba

Medika.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai