Modul Praktikum Range of Motion 1584451743
Modul Praktikum Range of Motion 1584451743
Modul Praktikum Range of Motion 1584451743
Disusun Oleh:
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ROM (Range Of Motion) merupakan latihan fisik menggerakkan anggota badan
dan anggota gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri yang berguna untuk
melatih otot-otot yang mengalami kekakuan.
Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur atau
berbaring saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih otot-otot tubuhnya
agar tidak kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan gerakan-gerakan badan ketika
sakit, karena khawatir membuat sakitnya semakin parah. Padahal tidak semua penyakit
mengharuskan seseorang diam tidak bergerak ditempat tidur saja.
Salah satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang melakukan latihan gerak
badan adalah stroke, karena orang yang terkena stroke mengalami kelemahan baik otot-
otot maupun syaraf pada tubuh.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran praktikum diharapkan mahasiswa mampu melatih
ROM pasif pada pasien.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ROM
b. Mengetahui tujuan dari ROM
c. Mengetahui manfaat dari ROM
d. Mengetahui prinsip dari ROM
e. Mengetahui Jenis dari ROM
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Range of Motion adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM)
adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk
meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan
mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan,
nyeri, keterbatasan gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki
keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma
membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut
dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat menggunakan setiap
sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
B. Tujuan
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
D. Jenis
2. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang
lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien
sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua
latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (Suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM
pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu
dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.
Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan
ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan
persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM, adalah
jenis ROM Aktif yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah
secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan
untuk menyelesaikan gerakan).
ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah
daerah yang tidak dapat bergerak.
b. Sasaran
Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM aktif serupa
dengan ROM pasif
Keuntugan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari
control gerak volunteer
Sasaran spesifik:
2. ROM Pasif
a. Indikasi
b. Sasaran
F. Kontraindikasi
1. Thrombus/emboli dan peradangan pada pembuluh darah
2. Kelainan sendi atau tulang
3. Klien fase imobilisasi karena kasus peyakit jantung
4. Trauma baru dengan kemungkinan ada fraktur yang tersembunyi atau luka dalam
5. Nyeri berat
2. Bahu
3. Siku
4. Lengan Bawah
5. Pergelangan Tangan
6. Jari-jari Tangan
7. Ibu Jari
8. Pinggul
9. Lutut
11. Kaki
H. Trigger Kasus
Pasien Tn. M (45 tahun), dirawat di bangsal penyakit dalam karena mengalami stroke.
Tn.M mengalami stroke non-hemorhagik. Ini merupakan serangan pertama, pasien juga
belum mengetahui tentang penyakitnya. Tn. M mengalami kelemahan pada ekstrimitas
kanan pada tangan dan kaki dan sudah 4 hari dirawat di bangsal, namun belum sekalipun
diajarkan cara melatih anggota gerak.
I. Persiapan Alat
Buli-buli berisi air hangat untuk menghangatkan sendi sebelum dilakukan latihan
sejumlah 2 buah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM dapat di lakukan pada semua
persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit
serta harus sesuai waktunya.
Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus
memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak terjadi suatu
hal yang tidak diinginkan pada pasien lebih lanjut.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,
Perry, Potter, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC.
Tarwoto, Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika.
LAMPIRAN