JuniwanGinting 170150109 KP
JuniwanGinting 170150109 KP
JuniwanGinting 170150109 KP
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN
PANTO LABU
07 Oktober 2020 – 07 November 2020
Di susun Oleh :
JUNIWAN GINTING
Nim : 170150109
Mengetahui:
oleh :
JUNIWAN GINTING
NIM: 170150109
DosenPembimbing
Ketua Jurusan Teknik Elektro kerja praktek ,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya dapat diselesaikannyapenulisan laporan kerja praktek dengan judul
“PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA(PMT) 150 KV di GARDU INDUK
PANTON LABU’’. Pada kesempataninijuga diucapkan terima kasih kepada
semuapihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan suatu tahapan proses pembelajaran yang berguna
untuk kehidupan ini. Adapun tujuan dari pembuatan laporan Kerja Praktek ini
adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah untuk menempuh jenjang S1, pada
Fakultas Teknik dan Jurusan Teknik Elektro Universitas Malikussaleh. Untuk itu,
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan saya dan memberi
dukungan baik secara moral maupun material.
2. BPK Rektor Dr. Herman Fitra,ST.,M.T., IPM.,ASEAN.Eng
3. Andik Bintoro,ST.,M.Eng selaku ketua jurusan Teknik elektro.
4. Bapak T.Iqbal Fardiansyah, S.T.,M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek
Teknik Elektro Universitas Malikussaleh.
5. Bapak Muhammad Sadli, S.T.,M.T Selaku dosen pembimbing yang tidak
henti – hentinya memberikan arahan kepada penulis hingga laporan ini
dapat diselesaikan.
6. Bapak julia rahman, Supervisor Gardu Induk panton labu.
7. Para operator Gi panton labu, Bapak harri tri novaldi, Bapak kiki riski,
Bapak kurniawan,
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka dengan rendah hati penulis mengharapkan kepada semua pihak
untuk dapat sudi kiranya memberikan kritik dan saran serta masukan yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Juniwan Ginting
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI…………..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
iii
BAB IV…………….................................................................................................................18
4.1 Pemutus Tenaga Sulfur Hexafluoride (SF6)............................................................18
4.6. Perhitungan Short Time Current Pada Pemutus Tenaga Saluran Tegangan
Menengah....................................................................................................................30
BAB V………………...............................................................................................................35
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................35
5.2. Saran.....................................................................................................................36
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Fungsi Utama PMT
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu
rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup
saat terjadi arus gangguan (hubung singkat) pada jaringan atau peralatann
lain.Memungkinkan kompensasi untuk faktor yang tidak diketahui secara akurat
pada saat perencanaan sistem tenaga listrik.
2
3. Setiap pertemuan masing-masing 8 jam.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4
No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta
Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945.
Di provinsi Aceh pertama kali dikenal listrik sekitar tahun 1930 dengan
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Sigli dan Langsa. Pada akhir tahun 1959
dibangun lagi Pusat Listrik Tenaga Diesel di Lhokseumawe yang dioperasikan
secara resmi dengan status saat ini sebagai ranting. Pada tahun 1972 dibuka
cabang baru yaitu Perusahaan Listrik Negara Cabang Langsa. Perusahaan Listrik
Negara ranting Lhokseumawe saat ini masuk wilayah kerja Perusahaan Listrik
Negara Cabang Langsa.
Jumlah pegawai PLN di Aceh lebih kurang berjumlah 1.102 orang, dengan
jumlah pegawai laki-laki berjumlah 950 orang dan pegawai wanita 152. PLN
juga menggunakan tenaga Out sourcing berjumlah 945 orang. Pendapatan yang
dihasilkan PLN hampir setiap tahun dibawah target.Kekurangan pendapatan PLN
tertutupi dengan adanya subsidi dari pemerintah.
5
2. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata serta mendorong kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
6
2.3 Visi dan Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera
a. Visi PT PLN (Persero)
PT.PLN (Persero) Gardu Induk panton labu tempat saya melakukan kerja
praktek berjarak Km 4 dari pusat Kota panton labu, di Jalan utama Medan Banda
Aceh, Desa Meunasah bujok, kecamatan baktia barat, kabupaten Aceh Utara.
7
Gambar 2.5 Tampak atas GI Panton labu
Gardu induk Langsa sebagai pintu gerbang penyaluran tenaga listrik Aceh,
mempuyai dua Trafo daya dengan kapasitas masing masing 30MVA,TD1
bermerek UNINDO dan TD 2 bermerk PAUWELS. Kemudian gardu induk
langsa memiliki lima penghantar 150KV dan lima penyulang
20KVyaitu :Penghantar 150KV
8
1. Pangkalan Brandan 1 dan 2 dengan panjang jalur 156.94 Km
2. Penghantar Idi dengan panjang jalur 46.30 Km
3. Penghantar Lhokseumawe dengan panjang jalur 128.49 Km
4. Dan penghantar Tualang Cut dengan panjang jalur 24.7 Km
Penghantar 20KV
9
2.5 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Gardu Induk panton labu
Struktur organinasi adalah bagian atau suatu kerangka yang disusun untuk
mempermudah organisasi dalam mempelajari tujuan. Untuk pencapaian tersebut
PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh pada Gardu Induk Sigli membentuk struktur
organisasi sesuai dengan pembagian kerja sehingga pelaksanaan kegiatan dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Setiap badan usaha dibentuk karena adanya
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan tersebut menentukan macam – macam
dan luasnya pekerjaan yang dilakukan. Karena itu diperlukan suatu desain
organisasi atau struktur organisasi untuk menerangkan diskripsi tugas,
wewenang,dan tanggung jawab setiap elemen dalan organisasi tersebut.
PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh Gardu Induk panton labu berdasarkan
fungsi dan struktur organisasinya menganut bentuk struktur organisasi fungsional
atau departementasi. Dengan supervisor sebagai pemimpin tertinggi dari PT PLN
(Persero) UPT Banda Aceh Gardu Indukpanton labu. Secara sistematis struktur
organisasi fungsional atau departemensasi yang ada pada PT PLN (Persero) UPT
Banda Aceh Gardu Induk panton labu, dapat dilihat dalam Gambar .
Supervisor
Julia rahman
10
Operator
Pegawai
Out Sourcing ( OS )
1. HARRI TRI NOVALDI
KIKI RISKI
h2.
KURNIAWAN
11
2) Tugas Operator Gardu Induk
Dengan demikian maka tugas supervisor dan operator gardu induk memiliki
peranan yang sangat penting guna memenuhi kebutuhan daya Listrik pada
masyarakat, sehingga selain operator yang berstatus pegawai PLN juga
menambah operator dengan kontrak Out Sourcing (OS) sehingga dapat
mencukupi petugas operator pada tiap-tiap Gardu Induk.
12
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan system atau membuat system
kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Pada kondisi normal PMT dapat dioperasikan lokal oleh operator untuk
maksud switching dan perawatan. Pada kondisi abnormal/gangguan pada CT
(Current Transformer) akan membaca arus lebih yang lewat apabila sudah di
tentukan kemudian relay akan mendeteksi gangguan dan menutup rangkaian trip
circuit, sehingga trip coil energized, lalu mekanis penggerak PMT akan dapat
perintah buka dari relay dan beroperasi membuka kontak – kontak PMT, maka
gangguan pun akan hilang. Mekanis penggerak yang digunakan pada Gardu Induk
150 KV PALUR ini adalah menggunakan mekanis penggerak Spring(Pegas) dan
ada beberapa yang dikombinasikan dengan mekanis penggerak pneumatic, dengan
maksud hanya sebagai penggerak pada pegas membuka atau menutup. Pada waktu
pemutusan / menghubungkan daya listrik akan terjadi busur api, yang terjadi pada
kontak – kontak di dalam ruang pemutus. Pemadam busur api dapat dilakukan
13
oleh beberapa macam bahan peredam, diantaranya yaitu dengan minyak, udara,
dan gas. bahan GAS SF6 (Sulphur Hexafluoride).
Fungsi utama PMT adalah sebagai alat membuka / menutup suatu rangkaian
listrik dalam kondisi berbeban, serta dapat membuka / menutup saat terjadinya
arus gangguan (hubung singkat) pada jaringan / peralatan lain. Pada dasarnya
PMT terdiri satu atau lebih ruang pemutus yang terdapat satu unit kontak tetap dan
ketika terjadinya pemutusan / menghubungkan arus daya listrik akan terjadi busur
api diantara kontak – kontak dalam ruang pemutus.
Klasifikasi PMT dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan
tegangan rating / nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi.
14
3.4.2 Berdasarkan jumlah mekanik penggerak/ tripping coil.
PMT jenis ini mempunyai satu penggerak mekanik untuk tiga fasa, guna
menghubungkan satu fasa dengan fasa yang lain dilengkapi dengan kopel
mekanik. Umumnya PMT ini dipasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT
20kV untuk saluran distribusi.
15
Gambar 3.2 PMT Three Pole
- PMT Minyak
PMT tipe tekanan tunggal terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2,
selama terjadi proses pemisahan kontak – kontak , gas SF6 ditekan( fenomena
thermal overpressure ) kedalam suatu tabung / cylinder yang menempel pada
kontak bergerak selanjutnya saat terjadi pemutusan gas SF6 ditekan melalui
16
nozzle yang menimbulkan tenaga hembus / tiupan dan tiupan ini yang
memadamkan busur api. Tipe tekanan ganda (double pressure type)
PMT tipe tekanan ganda terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira
12 Kg / cm2 dan sistim tekanan rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada waktu
pemutusan busur api gas SF6 dari sistim tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle
ke sistim tekanan rendah. Gas pada sistim tekanan rendah kemudian dipompakan
kembali ke sistim tekanan tinggi, saat ini PMT SF6 tipe ini sudah tidak diproduksi
lagi.
Pada G.I Panton Labu, PMT menggunakan media pemadaman gas SF6. Gas
SF6 berfungsi sebagai pemadam busur api listrik yang terjadi di antara kontak –
kontak pada waktu membuka dan sebagai isolasi di antara bagian – bagian yang
bertegangan dan bagian yang bertegangan pada body.
Gas SF6 dalam keadaan murni adalah lembam (inert) mempunyai stabilitas
thermal yang baik dan sebagai pemadam busur api yang baik sekali juga sebagai
isolasi yang tinggi. Gas SF6 adalah salah satu senyawa kimia yang stabil hingga
suhu 500oC, lembab, tidak berbau, tidak beracun, tidak mudah menyala dan tidak
berwarna.
Berat jenis gas SF6 sekitar 5 kali udara. Ada tekanan yang sama, kemampuan
menstransfer panas sekitar 2 sampai dengan 2,5 kali udara dan dielektrik –
strengthnya sekitar 2,4 kali udara. Pada tekanan 3kg per cm2 sama dengan
dielektrik strength minyak, sifat ini dimungkinnya jarak yang lebih pendek yang
memungkinkan ukuran yang lebih kecil dari peralatan untuk besar kilovolt (kV)
yang sama.
Ada penurunan nilai gas dari gas setelah periode pemadaman busur api, tapi
sangat sedikit dan tidak ada efek terhadap dielektrik strengthnya dan kemampuan
pemutusan. Setelah proses pemadaman busur apai gas SF6 menjadi SF4, SF2 dan
17
menyatu kembali saat proses pendinginan dan membentuk gas SF6 semula. Sisa
yang dihasilkan yang di bentuk oleh busur api adalah metallic florida yang
terlihat dalam bentuk power keabuan – abuan dan di hilangkan dengan filter yang
mengandung alumunia aktif (Al2O3).
4. Sifat pemadaman busur api dari gas SF6 menghasilkan busur api
sangat singkat dan erosi kontak hanya sedikit. Kontak dapat dilepas pada
temperature yang tinggi tanpa merugikan pemeliharaan kontak.
18
3.6 Rangkaian Singel Line PMT Gardu Induk Panton Labu
Adapun untuk rangkaian Single Line PMT Gardu Induk Panton Labu dapat di
lihat pada gambar di bawah ini .
Gambar 3.3 Single Line diagram PMT Gardu Induk Panton Labu
19
3.7 Pengoperasian PMT
3.7.1 Pembukaan Jaringan
1. PMT a. PMT ≠
// : CLOSE
≠ : OPEN
20
PMT dioperasikan setelah pemisah – pemisah dimasukkan (//) lihat pada
gambar 3.2.
Keterangan
1. PMS Tanah Urutan Penutupan Jaringan:
// : CLOSE d) PMT //
≠ : OPEN
21
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Sifat-sifat fisik
b. Sifat-sifat dielektrik
c. Sifat-sifat kimiawi
Gas ini akan mencair pada temperatur yang rendah, temperatur pencairan
bergantung pada tekanan yang diberikan. Pada temperatur 100C dan tekanan 15
atm, gas akan mencair. Jika tekanan gas ini tinggi, temperatur pencairan tinggi.
22
4.1.1.2 Sifat-sifat Dielektrik SF6
Kekuatan dielektrik dari SF6 dapat direpresentasikan yaitu : kekuatan
dielektrik SF6 adalah 5 kali kekuatan dielektrik udara pada tekanan beberapa
atmosphere. Kekuatan dielektrik unsur gas ini akan bertambah besar menurut
tekanannya.
Di dalam sebuah molekul SF6, atom sulfurnya terdapat pada daerah valensi
tertinggi dari daerah valensi molekulnya. Sedangkan keenam ikatan molekulnya
ialah kovalen, yang mana ini merupakan kelebihan dari molekul ini yang stabil.
Susunan molekul dari SF6 merupakan bidang delapan yang pada keenam sudutnya
ditempati atom fluoride.
SF6 adalah g s yang tidak mempu yai sifat kimia yang aktif sampai di atas
1500C dan tidak akan merusak logam, plastik dan bahan lain yang biasa
digunakan pada komponen pemutus tenaga. Hal ini dapat dibuktikan dengan
memanaskan gas tersebut sampai 5000C tanpa terjadi penguraian. Pada temperatur
tinggi yang disebabkan oleh busur api listrik, gas akan terurai dalam beberapa
unsur, yaitu SF2 dan SF4 dalam jumlah yang kecil dan unsur-unsur S2, F2, S, F.
Bila unsur SF2 ini bereaksi dengan air, akan membentuk unsur hydrogen fluoride
yang mempunyai sifat korosif terhadap porcelain.
23
Gambar 4.1 Struktur molekul unsur SF6
Pada gambar 4.1 dapat direprese tasikan, yaitu : kestabilan yang tinggi dari
gas ini disebabkan enam ikatan kovalen dari molekul-molekulnya. Di samping itu,
ikatan ini berada diantara atom sulfur, sedangkan enam atom fluoride membentuk
suatu bangun octahedron.
Karena unsur SF6 tidak mempunyai sifat kimia yang aktif, maka akan sangat
menguntungkan bila dipakai pada pemutus tenaga tegangan menengah. Bagian-
bagian logam dan kontak-kontak yang dialiri arus dalam unsur SF6 tidak akan
rusak.
• Kontak-kontak
24
• Torak tetap (fixed piston), ruangan pemutus tenaga ini terletak di atas
bagian penyangga. Setiap kutub dapat terdiri atas satu ruangan
pemutus tenaga. Fungsi kapasitor pada pemutus tenaga dengan
media gas SF6 adalah untuk mendapatkan pembagian tegangan
(voltage distribution) yang sama pada setiap celah kontak, sehingga
kapasitas pemutusan (breaking capacity) pada setiap celah adalah
sama besarnya.
K eterangan gambar : 1. Isolator, 2. Bagian penyangga kontak tetap, 3. Jari-jari kontak tetap, 4.
25
c. Pengatur busur api listrik, pada pemutus tenaga dengan media gas SF6 ini
26
silinder bergerak akan terpisah dengan jari-jari kontak tetap. Kemudian
jari-jari busur akan terpisah dengan batang-batang busur,
(c) pada saat ujung busur terpisah dengan batang-batang busur akan terjadi
loncatan, busur api segera dipadamkan oleh hembusan gas SF 6, untuk
membuka dan menutup dari pemutus tenaga adalah dengan menaikkan dan
menurunkan posisi dari kontak bergerak yang terhubung pada batang
penggerak yang digerakkan oleh mekanis penggerak.
a. Mekanis
b. Pneumatic
c. Hidrolis
d. Elektris
27
4.3 Pemakaian Pemutus Tenaga SF6 Pada Peralatan Hubung
Hal utama yang penting dari pemutus tenaga ini di dalam pemakaiannya pada
peralatan hubung jaringan tegangan menengah, yaitu :
c. Pada operasi mekanis, kekuatan dan daya tahan dapat mencapai lebih dari
30 tahun
a. Pada panas yang tinggi yang dihasilkan oleh busur api terjadi
penghamburan gas yang sangat cepat.
Pada gambar 4.6 diberikan grafik tegangan breakdown antara dua elektroda
dengan jarak 1 cm sebagai fungsi pemutus tekanan absolut.
28
G ambar 4.4 G rafik tegangan breakdown dua elektroda
Dari gambar 4.4 terlihat bahwa tegangan breakdown akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya tekanan.
Tabel 4.1 Karakteristik listrik pemutus tenaga SF6 pada panel tegangan menengah
Tegangan 24 kv
Arus 630 A
Luas penampang 78,54 mm2
Massa material 0,699 kg / m
Tahanan panas 100 mm2 / km
Spesifik heat 40 cal / gr / detik
Panjang konduktor 0,5 km
Arus gangguan ( I2 ) 325 A
Temperatur tertinggi 500C
Temperatur tertinggi pada material 400C
Panas yang diberikan pada bahan kontak 300C
29
Panas yang ditimbulkan 200C
Pada umumnya pemutus tenaga media hampa yang digunakan pada tegangan
menengah/distribusi ini mempunyai penampilan yang kompak dan ringan, waktu
hidupnya panjang, operasinya aman dan bebas pencemaran.
Bentuk yang kompak dari pemutus tenaga membuat ukuran panel hubung
diperkecil dan mengurangi ruang instalasinya. Bentuk yang ringan dari pemutus
tenaga membuat lebih mudah untuk ditempatkan pada panel (cubicle).
Waktu hidup dari kontak pemutus tenaga adalah panjang, dan penggantian dari
pemutus tenaga hampa udara jarang dilakukan.
Pada waktu pengoperasian, suara yang terdengar sangat rendah. Tidak perlu takut
adanya bahaya ledakan dan api. Operasi mekanis dari pemutus tenaga terlindungi
dari debu dan kotoran, karena tertutup oleh rumah dari bahan pelat baja.
Pada gambar 4.5 dijelaskan konstruksi dari pemutus tenaga hampa udara.
30
Gambar 4.5 Pemutus tenaga hampa udara
31
Waktu hidup pemutus tenaga ini juga lebih panjang dibandingkan pemutus tenaga
konvensional dan tidak diperlukan perawatan.
Pemutus tenaga hampa ini adalah tipe kedap udara (hermentically sealed),
sehingga tidak memasukkan udara luar.
Dengan sepasang kontak-kontak, yang satu bergerak dan yang satunya diam.
Gerakan diatur dari sistem mekanis luar yang dihubungkan dengan kontak
bergerak pemutus tenaga hampa udara.
Ketika kontak tertutup, rangkaian akan bekerja. Ketika kontak terpisah, busur api
listrik akan terbentuk. Busur api akan diikuti dengan uap yang berasal dari katoda.
Partikel uap ini di dalam ruang hampa udara akan dikondensasikan ke dalam
pelindung (metal vapor condensing shield).
Busur api akan padam dengan sendirinya karena tidak ada zat antara (kehampaan
yang tinggi) dalam tabung pemutus tenaga.
Pada arus nol dari gelombang arus bolak-balik, kebanyakan partikel uap telah
dikondensasikan dan kekuatan dielektrik hampa udara kembali seperti semula.
Permasalahan pada pemutus tenaga hampa udara ini adalah pada bahan kontak-
kontak pemutusnya.
a. Konduktivitas listrik yang tinggi, baik untuk dapat membawa arus beban
32
c. Kerapatan (density) yang tinggi
d. Titik didih yang tinggi untuk mengurangi pengikisan yang disebabkan oleh
busur api
Bahan yang mempunyai titik lebur dan titik didih tinggi mempunyai tekanan
uap yang rendah pada temperatur yang tinggi, tetapi sebagai konduktor yang jelek.
Untuk itu dibutuhkan bahan yang dapat memenuhi kriteria di atas.
Jika terdapat gas dalam ruangan pemutus tenaga akan terjadi ionisasi yang lebih
banyak karena benturan partikel dengan atom dan molekul.
33
Gambar 4.6 Waktu hidup busur rata-rata dengan arus dari campuran logam
Kontak satu diam dan kontak satunya bergerak dengan jarak yang pendek.
a. Ruangan/kamar (chamber)
b. Operasi mekanis
34
4.4.2.1 Kamar (chamber) Hampa Udara
Terbuat dari bahan sintetik seperti urathane foam yang tertutup bahan
fibre glass atau porcelain. Di dalam chamber terdapat dua buah kontak dan
fleksibel logam. Fleksibel logam, umumnya terbuat dari baja yang digunakan
untuk penghembus gerakan batang kontak gerak yang dihubungkan dengan
mekanis penggerak luar.
Pada umumnya operasi mekanis dikenal dalam dua macam, yaitu operasi solenoid
dan operasi mekanis spring. Kedua metode tersebut adalah :
35
Dan, persamaan untuk menghitung tahanan konduktor atau kontak adalah sebagai
berikut [2] :
l
R=p. A (4.2)
Dimana :
p = tahanan spesifik
l = panjang konduktor
A = luas penampang
Bila dimisalkan :
maka [3] :
36
M θ S = 0,24. I 2 . R. t. n
I=
√M θ S
0,24 R .t . n
(4.5)
K 2 A2
t= (4.6)
I2
Dimana :
K = konstanta (0,0113)
37
Tetapi dinyatakan n1 (n Ekivalen) dan besarnya tergantung pada arus gangguan,
dan dinyatakan dengan rumus [3] :
1,5
I2
n1=¿ ¿
300
[]
I1
(4,7)
Dimana :
I2 = arus gangguan
I2 atau arus gangguan daoat diukur pada gardu-gardu distribusi yang dilengkapi
dengan alat antara lain oscillopertubograph.
4.9. Perhitungan Daya
P = √3 . V . I (3.8)
Dimana :
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang didapat selama praktek kerja di Gardu Induk 150 KV
Panton Labu , maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
38
1. Tipe pemutus tenaga dengan media gas SF6 mempunyai sifat pemadaman
yang lebih baik dibandingkan pemutus tenaga lainnya, karena sifatnya
yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar, dan tidak
beracun.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil selama
mengikuti Praktek Kerja adalah sebagai berikut :
39
2. Bila dilihat dari analisis, PMT memang masih mampu melindungi
peralatan dari trip/hubung singkat, tetapi kemungkinan kegagalan
perlindungan masih terjadi, untuk itu disarankan melakukan
pengecekan/pengujian terhadap PMT untuk memastikan umur komponen
lebih lama dan unjuk kerja yang lebih baik, normal sesuai dengan
fungsinya
3. Pemeliharaan PMT 150kv dengan thermovisi sebaiknya juga dilakukan
saat pagi menjelang siang hari, hal ini bertujuan untuk menghindari
meningkatnya temperatur PMT 150KV akibat sinar matahari.
4. Perlu penambahan fasilitas belajar yang mendukung seperti buku-buku
yang ada di perpustakaan.
40