Diktat Elemen Mesin 2 - New
Diktat Elemen Mesin 2 - New
Diktat Elemen Mesin 2 - New
1 ndahuluan
Poros adalah sebuah perputaran elemen mesin yang digunakan
untuk mentransmisikan daya dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Daya dihantarkan poros oleh beberapa gaya tangensial dan torsi
(momen torsi). Untuk memindahkan daya dari poros yang satu ke poros
yang lain diperlukan alat transmisi daya seperti pulley, roda gigi, dan
lain-lain. Alat transmisi daya ini memberikan gaya-gaya yang dapat
mengakibatkan bending pada poros. Dengan kata lain, sebuah poros
Gambar 1: Poros
digunakan untuk transmisi torsi dan momen bending. Pulley atau roda
gigi ini dipasang dan disambung oleh pasak pada poros.
Material yang digunakan untuk poros harus mempunyai sifat sebagai berikut:
Kekuatan yang tinggi
Machinability yang baik
Factor sensitivitas takik yang rendah
Sifat perlakuan panas yang baik
Sifat tahan aus yang tinggi.
Material yang digunakan untuk poros biasa adalah baja karbon dengan
grade 40C8, 45C8, 50C4 dan 50C12.
Tabel 1.1: Sifat mekanik baja yang digunakan untuk poros
Poros umumnya diproduksi dengan pengerolan panas dan diakhiri ukurannya
dengan cold drawing atau proses bubut dan proses gerinda. Poros yang dirol dingin adalah
lebih kuat dari pada poros yang dirol panas tetapi dengan tegangan residual (tegangan sisa)
yang lebih tinggi. Tegangan sisa ini dapat mengakibatkan distorsi pada poros ketika
diproses mesin, secara khusus ketika dislot atau dibuatkan lubang pasak. Poros dengan
diameter yang lebih besar biasanya diproses tempa (forged) dan dibubut ukurannya pada
mesin bubut.
Jenis poros ada dua macam yang penting untuk diketahui yaitu:
Poros transmisi. Di sini poros mentransmisikan daya antara sumber dan mesin
yang digerakkan. Seluruh poros pabrik adalah poros transmisi. Karena di sini poros
meneruskan/membawa bagian mesin seperti pulley, roda gigi dan lain-lain, oleh
karena itu poros menerima bending sebagai tambahan puntiran.
Poros mesin. Di sini poros dirakit menjadi satu kesatuan dari bagian mesin itu
sendiri. Poros engkol (crank shaft) adalah contoh dari poros mesin.
(1-4)
Contoh 1:
Sebuah poros pejal mentransmisikan daya 1 MW pada putaran 240 rpm. Tentukan
diameter poros jika torsi maksimum yang ditransmisikan melebihi torsi rata-rata 20%.
Ambil tegangan geser maksimum yang diijinkan 60 MPa.
Penyelesaian:
Diketahui: Torsi rata-rata yang ditransmisikan poros:
(1-5)
Dimana M = momen bending,
I = momen inersia penampang poros terhadap sumbu putar,
1b = tegangan bending,
y = jarak dari sumbu netral ke permukaan luar poros.
Untuk poros pejal bundar, momen inersia:
Contoh 3:
Sepasang roda dari gerbong rel kereta api membawa beban 50 kN pada setiap kotak poros,
pada jarak 100 mm dari bagian luar landasan roda. Panjang antar roda 1,4 m. Tentukan
diameter poros antara roda, jika tegangannya tidak melebihi 100 MPa.
Penyelesaian:
Diketahui:
Gambar 3
Dari gambar 3 terlihat bahwa momen bending maksimum terjadi pada roda di C dan D.
oleh karena itu momen bending maksimum:
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
Gambar 4
Diagram torsi ditunjukkan pada Gambar 4 (b).
Diasumsikan bahwa torsi pada D sama dengan torsi pada C, oleh karena itu gaya
tangensial yang terjadi pada roda gigi C adalah:
Contoh 5:
Gambar 6 menunjukkan bahwa sebuah pros membawa pulley A dan roda gigi B dan
didukung oleh dua bantalan C dan D. Poros mentransmisikan daya 20 kW pada putaran
150 rpm. Gaya tangensial Ftpada roda gigi B terjadi secara vertical ke atas seperti gambar.
Pulley menghantarkan daya melalui sebuah belt ke pulley lain dengan diameter
yang sama secara vertikal di bawah pulley A. Rasio tarikan T /T1 sa2ma dengan 2,5.
Roda gigi dan pulley mempynyai berat berturut-turut 900 N dan 2700 N. Tegangan
geser yang diijinkan untuk material poros adalah 63 MPa. Asumsikan berat poros
diabaikandibandingkan dengan beban lain, Tentukan diameter poros. Ambil faktor kejut
dan fatik untuk mending dan torsi adalah berturut-turut 2 dan 1,5.
Gambar 6
enyelesaian:
Torsi yang ditransmisikan poros:
Misalkan T1dan T =2 tarikan pada sisi kencang dan sisi longgar dari belt pada pulley A.
3
Ketika torsi pada pulley adalah sama seperti pada poros (yaitu 1273.10 N-mm), oleh
karena itu:
ketika:
Ketika berat roda gigi B (W B = 900 N) vertikal ke bawah, oleh karena itu total beban
vertikal ke atas pada poros B adalah:
Sekarang marilah kita menentukan reaksi pada bantalan C dan D. misalkan R C dan R D
adalah reaksi pada bantalan C dan D. Reaksi R C akan terjadi ke atas sementara reaksi R D
Gambar 7.
Gambar 7
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
BAB II
PASAK
2.1 Pendahuluan
Pasak adalah potongan baja karbon rendah yang diselipkan antara poros dan hub
atau kepala pulley untuk mencegah gerakan relatif . Pasak selalu diselipkan sejajar dengan
sumbu poros. Pasak digunakan sebagai pengunci sementara dan menerima tegangan geser
dan crushing. Lubang pasak dislot dalam sebuah poros dan hub dari pulley untuk
menyesuaikan/mencocokan ukuran pasak.
Jenis pasak ada 5 macam yaitu sunk keys, saddle keys, tangent keys, round keys,
dan splines. Berikut akan dibahas jenis pasak di atas secara detail.
Gambar 1
2. Square sunk key. Pasak ini jenisnya hampir sama dengan rectangular sunk key,
perbedaannya hanya pada lebar dan ketebalan pasak. Square sunk key mempunyai
lebar dan ketebalan yang sama yaitu:
w = t = d/4
3. Paralel sunk key. Pasak jenis ini mempunyai lebar dan ketebalan yang seragam.
Perlu dicatat bahwa parallel sunk key tidak mempunyai ketirusan.
4. Gib-head key. Pasak ini adalah sebuah rectangular sunk key dengan kepala pada
salah satu ujung diketahui seperti gib-head. Pasak ini biasanya diberikan untuk
memudahkan pelepasan pasak. Pasak jenis ini dapat dilihat pada Gambar 2 di
bawah ini.
Gambar 2.
Lebar pasak, w = d/4 ;
tebal pada ujung yang besar, t = 2w/3 = d/6
5. Feather key. Sebuah pasak yang dipasang antara poros dan hub yang
memungkinkan terjadinya pergerakan relatif secara aksial dinamakan feather key.
Pasak ini merupakan jenis khusus dari pasak sejajar yang mentransmisikan sebuah
gerak putar dan juga gerak aksial. Pasak ini dikunci oleh salah satu poros atau
hub.
Gambar 3.
Feather key memungkinkan dikunci dengan ulir pada poros seperti ditunjukkan
pada Gambar 3 (a) atau mempunyai gib head ganda(Gambar 3.b). Variasi ukuran dari
feather key adalah sama seperti pada rectangular sunk key dan gib head key.
Tabel 1: Ukuran standar parallel key, tapered key dan gib head key.
6. Woodruff key. Pasak ini dapat dipasang dengan mudah pada poros dan hub. Pasak
ini merupakan potongan piringan silinder yang terdiri dari beberapa bagian
penampang seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Woodruff key sebagian
besardigunakan pada mesin perkakas dan konstruksi mobil.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Kadang-kadang pin tirus seperti pada Gambar 7 (b), dipasang antara pin dan lubang
tirus.
2.6 Splines
Kadang-kadang pasak dibuat menyatu dengan poros yang sesuai dengan lubang
pasak dalam hub. Seperti poros yang dinamakan splined shaft yang ditunjukkan pada
Gambar 8. Di sini poros biasanya berjumlah 4, 10 atau 16 lubang pasak. Splined shaft
relatif lebih kuat dari pada poros yang mempunyai lubang pasak tunggal.
Gambar 8.
Splined shaft digunakan ketika gaya yang ditransmisikan adalah besar dengan
ukuran poros seperti pada transmisi mobil dan transmisi roda gigi.
Gambar 9.
2. Gaya (F) akibat torsi transmisi oleh poros. Gaya ini menghasilkan tegangan geser
dan tegangan tekan dalam pasak.
Sebuak pasak menghubungkan poros dan hub seperti ditunjukkan pada Gambar 9.
Misalkan: T = Torsi yang ditransmisikan oleh poros,
F = Gaya aksi tangensial pada keliling (permukaan) poros
d = Diameter poros,
l = panjang pasak,
w = lebar pasak,
t = ketebalan pasak,
τ dan σc = tegangan geser dna tegangan crushing untuk material poros.
Akibat transmisi oleh poros, pasak memungkinkan terjadi kegagalan akibat geseran
atau crushing.
Perhatikan geseran pada pasak, gaya geser tangensial terjadi pada permukaan poros
sebesar:
F = Luas geseran x tegangan geser = l x w x τ
Torsi yang ditransmisikan adalah:
(2-1)
Gaya crushing tangensial yang terjadi pada permukaan poros adalah:
Torsi yang ditransmisikan adalah:
(2-2)
Pasak adalah sama kuatnya dalam geseran dan crushing jika persamaan (2-1) dan (2-2)
disubstitusi menjadi:
atau (2-3)
Tegangan crushing yang diijinkan untuk material pasak biasa adalah sekurang-
kurangnya dua kali tegangan geser yang diijinkan. Oleh karena itu persamaan (2-3), w = t.
Dengan kata lain, sebuah square key adalah sama kuat dalam geseran dan crushing.
Untuk menentukan panjang pasak yang dipakai untuk mentrasmisikan daya secara
penuh dari poros , kekuatan geser pasak adalah sama dengan kekuatan geser torsional dari
poros.
(2-6)
Ketika material pasak adalah sama dengan material poros, kemudian τ1= τ, maka:
l = 1,571d (dari pesamaan (2-6))
Contoh 1 :
Rancanglah rectangular key untuk sebuah poros berdiameter 50 mm. Tegangan geser dan
tegangan crushing untuk material pasak adalah 42 MPa dan 70 MPa.
Penyelesaian :
Diketahui :
Rectangular keys dirancang dengan analisa sebagai berikut:
Dari tabel 1, kita menentukan bahwa untuk diameter poros 50 mm diperoleh:
Lebar pasak, w = 16 mm,
Ketebalan pasak, t = 10 mm
Panjang pasak diperoleh dengan mempertimbangkan pasak mengalami geser dan crushing.
misalkan l = panjang pasak.
Pertimbangan geser pada pasak. Kita mengetahui bahwa kekuatan geser (atau torsi yang
ditransmisikan) pasak pada persamaan (2-4) adalah:
(i)
dan kekuatan geser torsional (atau torsi yang ditransmisikan poros) pada persamaan (2-5)
(ii)
dari dua persamaan di atas diperoleh:
Sekarang pertimbangan crushing pada pasak. Kita mengetahui bahwa kekuatan geser pasak
(atau torsi yang ditransmisikan) pada persamaan (2-2) adalah:
Contoh 2:
Sebuah poros dengan diameter 45 mm dibuat dari baja dengan kekuatan yield 400 MPa.
Sebuah parallel key berukuran lebar 14 mm dan ketebalan 9 mm dibuat dari baja dengan
kekuatan yield 340 MPa. Tentukan panjang poros yang dibutuhkan, jika poros dibebani
untuk mentransmisikan torsi maksimum yang diijinkan. Gunakan teori tegangan geser
maksimum dan asumsikan faktor keamanan adalah 2.
Penyelesaian:
Menurut teori tegangan geser maksimum, tegangan geser maksimum untuk poros adalah:
Mari kita pertimbangkan kegagalan pasak akibat geseran. Dari persamaan (2-4) diperoleh:
Sekarang pertimbangan kegagalan pasak akibat crushing. Dari persamaan (2-2), torsi
maksimum yang ditransmisikan oleh poros dan pasak adalah:
ambil:
maka diperoleh:
Diambil nilai paling besar dari dua nilai untuk panjang pasak adalah :
l = 104,6 mm 105 mm
Latihan Soal :
1. Sebuah poros berdiameter 80 mm mentransmisikan daya pada tegangan geser
maksimum 63 MPa. Tentukan panjang pasak jika lebarnya 20 mm diperlukan
untuk memasang sebuah pulley pada poros sehingga tegangan pada pasak tidak
melebihi 42 MPa.
2. Sebuah poros berdiameter 30 mm mentransmisikan daya pada tegangan geser
maksimum 80 MPa. Jika sebuah pulley dihubungkan ke poros dengan sebuah
pasak, tentukan dimensi pasak sehingga tegangan pada pasak tidak melebihi
50 MPa dan panjang pasak adalah 4 kali lebarnya.
3. Sebuah poros baja mempunyai diameter 25 mm. Poros berputar pada 600 rpm dan
mentransmisikan daya 30 kW melalui rida gigi. Tegangan tarik dan tegangan yield
dari material poros adalah 650 MPa dan 353 MPa. Ambil faktor keamanan adalah
3, pilihlah pasak yang sesuai untuk roda gigi (maksudnya adalah rancanglah
dimensi pasak). Asumsikan bahwa pasak dan poros di buat dari material yang
sama.
3.1 Pendahuluan
Belt (sabuk) atau rope (tali) digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros
yang satu ke poros yang lain dengan memakai pulley yang berputar pada kecepatan yang
sama atau pada kecepatan yang berbeda. Besarnya daya yang ditransmisikan tergantung
pada faktor berikut:
1. Kecepatan belt.
2. Tarikan belt yang ditempatkan pada pulley.
3. Luas kontak antara belt dan pulley terkecil.
4. Kondisi belt yang digunakan.
Pemilihan belt yang akan dipasang pada pulley tergantung pada faktor sebagai
berikut:
1. Kecepatan poros penggerak dan poros yang digerakkan
2. Rasio kecepatan reduksi,
3. Daya yang ditransmisikan,
4. Jarak antara pusat poros,
5. Layout poros,
6. Ketersedian tempat,
7. Kondisi pelayanan.
Jenis belt biasanya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok sebagai berikut:
1. Light drives (penggerak ringan). Ini digunakan untuk mentransmisikan daya yang
lebih kecil pada kecepatan belt sampai 10 m/s seperti pada mesin pertanian dan
mesin perkakas ukuran kecil.
2. Medium drives (penggerak sedang). Ini digunakan untuk mentransmisikan daya
yang berukuran sedang pada kecepatan belt 10 m/s sampai 22 m/s seperti pada
mesin perkakas.
3. Heavy drives (penggerak besar). Ini digunakan untuk mentransmisikan daya yang
berukuran besar pada kecepatan belt di atas 22 m/s seperti pada mesin kompresor
dan generator.
Ada tiga jenis belt ditinjau dari segi bentuknya adalah sebagai berikut:
1. Flat belt (belt datar). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (a), adalah banyak
digunakan pada pabrik atau bengkel, dimana daya yang ditransmisikan berukuran
sedang dari pulley yang satu ke pulley yang lain ketika jarak dua pulley adalah
tidak melebihi 8 meter.
Koefisien gesek antara belt dan pulley tergantung pada material belt, material
pulley, slip dari belt, dan kecepatan belt. menurut C.G.Barth, koefisien gesek antara leather
belt dan pulley besi cor adalah mengikuti rumus berikut:
Gambar 2.
2. Crossed atau twist belt drive (penggerak belt silang). Seperti ditunjukkan pada Gambar
3, belt jenis ini digunakan dengan poros sejajar dan perputaran dalam arah
yangberlawanan. Dalam kasus ini, penggerak menarik belt dari satu sisi (yakni sisi RQ)
dan meneruskan ke sisi lain (yakni sisi LM). Jadi tarikan dalam belt RQ akan lebih
besar dari pada sisi belt LM. Belt RQ (karena tarikan lebih) dinamakan tight side
sedangkan belt LM (karena tarikan kecil) dinamakan slack side, seperti pada Gambar 3.
Gambar 3.
3. Quarter turn belt drive (penggerak belt belok sebagian). Mekanisme transmisi dapat
dilihat pada Gambar 4. Untuk mencegah belt agar tidak keluar/lepas dari pulley, maka
lebar permukaan pulley harus lebih besar atau sama dengan 1,4b, dimana b adalah
lebar belt.
Gambar 4.
4. Belt drive with idler pulley (penggerak belt dengan pulley penekan). Dinamakan juga
jockey pulley drive seperti ditunjukkan pada Gambar 5, digunakan dengan poros
parallel dan ketika open belt drive tidak dapat digunakan akibat sudut kontak yang
kecil pada pulley terkecil. Jenis ini diberikan untuk mendapatkan rasio kecepatan yang
tinggi dan ketika tarikan belt yang diperlukan tidak dapat diperoleh dengan cara lain.
Gambar 5.
5. Compound belt drive (penggerak belt gabungan). Seperti ditunjukkan pada Gambar 6,
digunakan ketika daya ditransmisikan dari poros satu ke poros lain melalui sejumlah
pulley.
Gambar 6.
6. Stepped or cone pulley drive (penggerak pulley kerucut atau bertingkat). Seperti pada
Gambar 7, digunakan untuk merubah kecepatan poros yang digerakkan ketika poros
utama (poros penggerak) berputar pada kecepatan konstan.
7. Fast and loose pulley drive (penggerak pulley longgar dan cepat). Seperti pada
Gambar 8, digunakan ketika poros mesin (poros yang digerakkan) dimulai atau diakhiri
kapan saja diinginkan tanpa mengganggu poros penggerak. Pulley yang dikunci ke
poros mesin dinamakan fast pulley dan berputar pada kecepatan yang sama seperti
pada poros mesin. Loose pulley berputar secara bebas pada poros mesin dan tidak
mampu mentransmisikan daya sedikitpun. Ketika poros mesin dihentikan, belt ditekan
ke loose pulley oleh perlengkapan batang luncur (sliding bar).
Gambar 7. Gambar 8.
(i)
Kecepatan belt melewati pulley yang digerakkan per detik adalah:
(3-2)
dimana σ1dan σ =2 Tegangan dalam belt pada sisi slack dan sisi
tight, E = Modulus elastisitas material belt.
Catatan: Karena pengaruh dari creep adalah sangat kecil, oleh karena itu dapat diabaikan.
Gambar 9.
Misalkan r1dan r =2 radius pulley terbesar dan pulley terkecil.
x = Jarak antara pusat dua pulley.
L = Total panjang belt.
Total panjang belt adalah:
Gambar 10.
Total panjang belt adalah:
Gambar 11.
Misalkan: T1dan T 2= tarikan pada sisi tight (kencang) dan sisi slack (kendor) dari
belt r1dan r =2 radius pulley penggerak dan pulley yang digerakkan, dalam
meter
v = Kecepatan belt, dalam m/s.
Gaya penggerak efektif pada keliling pulley yang digerakkan adalah selisih antara dua
tarikan (yaitu T1- T 2).
Jadi daya yang ditransmisikan = (T1- T 2)v watt (3-3)
Torsi yang terjadi pada pulley penggerak = (T1- T 2)r 1
Gambar 12.
Kesetimbangan gaya horizontal adalah:
Karena sudut δθ adalah sangat kecil maka dalam persamaan (i) sin δθ/2 = δθ/2 , sehingga:
δθ adalah sangat kecil maka dalam persamaan (iii) cos δθ/2 = 1, sehingga:
Penyamaan nilai RNdari persamaan (ii) dan (iv), diperoleh :
Integral persamaan di atas antara batas T1dan T 2dan dari 0 sampai θ, diperoleh :
Persamaan (v) dapat dinyatakan dalam istilah hubungan algoritma berikut :
(3-4)
Pernyataan di atas memberikan hubungan antara tarikan sisi tight dan sisi slack, dalam
istilah koefisien gesek dan sudut kontak.
Catatan:
1. Jika kedua pulley berasal dari material yang sama maka:
2. Ketika pulley dibuat dari bahan yang berbeda (yaitu koefisien gesek pulley atau
sudut kontak adalah berbeda), jadi desain menunjuk kepada pulley yang mana µθ
adalah kecil.
Contoh 1:
Dua buah pulley, yang satu berdiameter 450 mm dan yang lain berdiameter 200 mm, pada
poros sejajar 1,95 m dihubungkan oleh belt silang. Tentukan panjang belt yang dibutuhkan
dan sudut kontak antara belt dan setiap pulley.
Berapakah daya yang dapat ditransmisikan oleh belt ketika pulley terbesar berputar pada
200 rpm, jika tegangan maksimum yang diijinkan dalam belt adalah 1 kN, dan koefisien
gesek antara belt dan pulley adalah 0,25.
Penyelesaian:
Diketahui:
Gambar 13.
Panjang belt adalah:
Sudut kontak antara belt dan pulley untuk belt silang adalah:
Gambar 14.
Misalkan m = massa belt per unit panjang, kg.
v = kecepatan linier belt, m/s.
r = radius pulley, m.
TC= tarikan sentrifugal secara tangensial pada P dan Q, Newton.
Jadi tarikan sentrifugal pada belt adalah:
TC= m.v 2
Tarikan maksimum pada belt
Tarikan maksimum pada belt (T) adalah sama dengan tarikan total pada sisi tight
dari belt.
Misalkan: σ = Tegangan maksimum yang aman,
b = Lebar belt,
t = Ketebalan belt.
Tarikan maksimum dalam belt adalah:
T = Tegangan maksimum x Luas penampang belt
= σ.b.t
Jika tarikan sentrifugal diabaikan, maka tarikan maksimum: T = T1
Jika tarikan sentrifugal diperhitungkan, maka tarikan maksimum: T = T1 + TC (3-6)
Untuk daya yang maksimum, maka: T = 3TC (3-7)
Contoh 2:
Sebuah belt terbuat dari kulit berukuran 9mm x 250mm digunakan untuk menggerakkan
pulley besi cor berdiameter 900mm pada putaran 336 rpm. Jika sudut kontak pada pulley
terkecil adalah 120 o dan tegangan pada sisi tight (kencang) adalah 2 MPa, tentukan
kapasitas daya belt. Density kulit adalah 980 kg/m , d3 an koefisien gesek antara belt dan
pulley adalah 0,35.
Penyelesaian:
Kecepatan belt adalah:
Contoh 3:
Rancanglah sebuah belt untuk mentransmisikan daya 110 kW untuk sebuah sistem yang
terdiri dari dua pulley berdiameter 0,9m dan 1,2m, jarak antara pusat adalah 3,6m,
kecepatan belt 20 m/s, koefisien gesek ,3, slip 1,2 % pada setiap pulley dan gesekan yang
hilang pada setiap poros 5 %, over load (beban lebih) 20 %.
Penyelesaian:
Gambar 15.
Putaran belt pada pulley terkecil (pulley penggerak) adalah:
Latihan I :
1. Sebuah poros mesin berputar pada 120 rpm diperlukan untuk menggerakkan poros
pompa dengan memakai belt. Pulley pada poros mesin (penggerak) berdiameter 2
m dan pulley pada poros pompa (yang digerakkan) berdiameter 1 m. Jika ketebalan
belt 5 mm, tentukan putaran poros mesin, ketika:
a. Tidak ada slip, b. Ada slip 3%.
2. Sebuah pulley digerakkan oleh belt datar pada kecepatan 600 m/menit. Koefisien
gesek antara pulley dan belt adalah 0,3 dan sudut kontak adalah 160 . Joika
tarikan maksimum belt adalah 700 N, tentukan daya yang ditransmisikan oleh
belt.
3. Tentukan lebar belt yang dignakan untuk mentransmisikan daya 10 kW ke sebuah
pulley berdiameter 300 mm, jika pulley berputar 1600 rpm dan koefisien gesek
o
antara belt dan pulley adalah 0,22. Asumsikan sudut kontak 210 dan tarikan
maksimum tidak melebihi 8 N/mm lebar.
4. Sebuah belt kulit lebarnya 125 mm dan ketebalan 6 mm, mentransmisikan daya
dari sebuah pulley dengan diameter 750 mm yang berputar pada putaran 500 rpm,
Sudut kontak adalah 150odan koefisien gesek 0,3. Jika massa 1 m d3 ari kulit
adalah 1000 kg dan tegangan dalam belt tidak melebihi 2,75 MN/m , tentu2kan
daya maksimum yang dapat ditransmisikan.
Sebuah pulley besi cor mentransmisikan daya 20 kW pada 300 rpm. Diameter pulley 550
mm dan mempunyai empat arm (lengan) lurus berpenampang elip yang mana sumbu
mayor adalah dua kali sumbu minor. Tentukan dimensi arm jika tegangan bending yang
diijinkan 15 MPa.
Penyelesaian:
Contoh 5:
Sebuah pulley berdiameter 0,9 m berputar pada 200 rpm untuk mentransmisikan daya 7,5
kW. Tentukan lebar belt kulit jika tarikan maksimum tidak melebihi 145 N per 10 mm
lebar. Tarikan pada sisi tight adalah dua kali pada sisi slack dari belt. Tentukan diameter
poros dan dimensi pulley, asumsikan bahwa pulley mempunyai arm (lengan) 6 buah.
Tegangan geser maksimum tidak melebihi 63 MPa.
Penyelesaian:
tarikan maksimu 145 N/10mm lebar atau 14,5 N/mm lebar, oleh karena itu lebar belt
menjadi:
Asumsi arm dari besi cor yang mana tegangan tarik diambil 15 N/mm . R2 umus tegangan
tarik (σt) untuk menentukan sumbu mayor dan minor:
mm
Latihan II:
1. Rancanglah sebuah pulley besi cor untuk mentransmisikan 20 kW pada 300rpm.
Diameter pulley 500 mm dan sudut kontak 180 . Pulloey mempunyai empat arm
berpenampang elip dengan sumbu mayor dua kali sumbu minor. Koefisien gesek antara
belt dan pulley adalah 0,3. tarikan yang diijinkan per meter lebar belt adalah 2,5 N.
Tegangan yang diijinkan bisa diambil:
Tegangan geser untuk material poros = 50 Mpa, dan
Tegangan bending untuk arm pulley = 15 MPa.
2. Sebuah pulley besi cor mentransmisikan daya 7,5 kW pada 400 rpm. Penggerak belt
adalah vertical dan sudut kontak diambil 180o. Tentukan:
a. Diameter pulley. Density besi cor = 7200 kg/m3.
b. Lebar belt, jika koefisien gesek antara belt dan pulley adalah 0,25.
c. Diameter poros, jika jarak pusat pulley dari bantalan = 300mm.
d. Dimensi pasak untuk mengunci pulley ke poros.
e. Ukuran arm yang berjumlah 6.
Bentuk dari arm adalah elip, sumbu mayor dua kali sumbu minor. Tegangan berikut
dapat diambil untuk perancangan:
Poros dan pasak : Tarik = 80 MPa
Geser = 50 MPa
Belt : Tarik = 2,5 MPa
Pinggiran Pulley : Tarik = 4,5 MPa
Arm pulley : Tarik = 15 MPa
BAB IV
V-BELT DAN PULLEY
4.1 Pendahuluan
V-belt lebih banyak digunakan pada bengkel-bengkel dan pabrik-pabrik dimana
sejumlah besar daya yang ditransmisikan dari pulley satu ke pulley lain jarak antar pulley
adalah sangat dekat.
V-belt dibuat dari rajutan benang (fabric) dan tali (cord) yang didalamnya terdapat
karet (rubber) dan ditutup dengan fabric dan karet seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (a).
Belt dicetak ke sebuah bentuk trapezoidal (bentuk penampangnya) dan dibuat tidak
berujung. V-belt sangat cocok untuk transmisi jarak pendek. Sudut untuk V-belt biasanya
dari 30 o sampai 40 o. Daya yang ditransmisikan diakibatkan oleh aksi desak (wedging)
antara belt dan alur V dalam pulley.
Menurut IS: 2494-1974, panjang kisar didefinisikan sebagai panjang keliling dari
belt yang diukur pada sumbu netral belt.
Tabel 3: Standar panjang kisar dari V-belt menurut IS:2494-1974
4.3 Keuntungan dan kerugian V-belt
Keuntungan V-belt:
1. Penggerak V-belt lebih kokoh akibat jarak yang pendek diantara pusat pulley.
2. Gerakan adalah pasti, karena slip antara belt dan alur pulley diabaikan.
3. Karena V-belt dibuat tanpa ujung dan tidak ada gangguan sambungan, oleh karena itu
pergerakan menjadi halus.
4. Mempunyai umur yang lebih lama, yaitu 3 sampai 5 tahun.
5. Lebih mudah dipasang dan dibongkar.
6. Belt mempunyai kemampuan untuk melindungi beban kejut ketika mesin di-start.
7. Mempunyai rasio kecepatan yang tinggi (maksimum 10).
8. Aksi desak belt dala alur memberikan nilai rasio tarikan yang tinggi. Oleh karena itu
daya yang ditransmisikan oleh V-belt lebih besar dari pada belt datar untuk koefisien
gesek, sudut kontak dan tarikan yang sama dalam belt.
9. V-belt dapat dioperasikan dalam berbagai arah, dengan sisi tight belt pada bagian atas
atau bawah. Posisi garis pusat bisa horizontal, vertical atau miring.
Kerugian V-belt:
1. V-belt tidak bisa digunakan untuk jarak pusat yang panjang, karena berat per unit
panjang yang besar.
2. V-belt tidak bisa tahan lama sebagaimana pada belt datar.
3. Konstruksi pulley untuk V-belt lebih rumit dari pada pulley dari belt datar.
4. Karena V-belt mendapat sejumlah creep tertentu, oleh karena itu tidak cocok untuk
penerapan kecepatan konstan.
5. Umur belt sangat dipengaruhi oleh perubahan temperature, tarikan belt yang tidak tepat
dan panjang belt yang tidak seimbang.
6. Tarikan sentrifugal mencegah penggunaan V-belt pada kecepatan di bawah 5 m/s dan
di atas 50 m/s.
Gaya gesek
Perhatikan bagian kecil dari belt seperti pada BAB III, sudut δθ pada bagian pusat,
tarikan pada satu sisi T dan sisi lain (T + δT). Dengan cara yang sama bisa diperoleh tahan
gesek yang sama dengan µ.R.cosec β menggantikan µ.R. Jadi hubungan antar T dan1 T , 2
Contoh 1:
Sebuah kompresor membutuhkan daya 90 kW pada putaran 250 rpm, digerakkan oleh V-
belt dari sebuah motor listrik yang berputar pada 750 rpm. Diameter pulley pada poros
kompresor tidak melebihi 1 meter sementara itu jarak pusat antara pulley dibatasi 1,75
meter. Kecepatan belt tidak melebihi 1600 m/menit.
Tentukan jumlah V-belt yang dibutuhkan untuk mentransmisikan daya jika setiap
belt mempunyai penampang 375 mm , d2ensity 1000 kg/m 3
dan tegangan tarik yang
diijinkan 2,5 MPa. Sudut alur pulley adalah 35 . Kooefisien gesek antara belt dan pulley
adalah 0,25. Hitung juga panjang yang dibutuhkan oleh setiap belt.
Penyelesaian:
atau
Gambar 3.
Untuk belt terbuka:
Jumlah belt:
Daya yang ditransmisikan per belt adalah:
Daya
Jumlah V-belt =
Total daya yang ikanditrans9m ,56 6
0is
Daya yang ikanditrabneslmtpiesr ,01865
Contoh 2:
o
Dua buah V-belt sejajar pada pulley beralur berukuran sama. Sudut alur adalah 30 .
Penampang setiap belt adalah 750 mm 2dan µ = 0,12. Density material belt 1,2 Mg/m d3an
tegangan maksimum yang aman dalam material adalah 7 MPa. Hitung daya yang dapat
ditransmisikan antara pulley berdiameter 300 mm berputar pada 1500 rpm. Tentukan juga
putaran poros yang mana daya ditransmisikan adalah maksimum.
Penyelesaian:
Massa belt per meter panjang adala:
Kecepatan belt:
Tarikan sentrifugal:
Putaran poros:
Untuk daya maksimum, rumus tarikan sentrifugal dipakai untuk menentukan kecepatan
belt:
Latihan:
1. Tiga V-belt dalam posisi sejajar pada pulley beralur yang berukuran sama. Sudut
alur 30 o dan koefisien gesek 0,12. Penampang setiap belt adalah 800 mm 2
dan
tegangan aman yang diijinkan dalam material 3 MPa. Hitung daya yang dapat
ditransmisikan antara dua pulley berdiameter 400 mm pada putaran 960 rpm.
2. Daya yang ditransmisikan antara dua poros oleh V-belt yang massanya 0,9 kg/m
panjang. Tarikan maksimum yang diijinkan dalam belt dibatasi 2,2 kN. Sudut
kontak 170 odan sudut alur 45 . oJika koefisien gesek antara belt dan pulley
adalah 0,17. Tentukan: a. kecepatan belt untuk daya maksimum, dan b. daya
yang ditansmisikan pada kecepatan tersebut.
3. Sebuah V-belt mentransmisikan 100 kW pada putaran 475 rpm. Belt mempunyai
massa 0,6 kg/m. Tarikan maksimum yang diijinkan dalam belt adalah 900 N. Sudut
alur 38 o dan sudut kontak 160 . oTentukan jumlah belt minimum dan diameter
pulley. Koefisien gesek antara belt dan pulley adalah 0,2.
4. Tentukan jumlah V-belt yang dibutuhkan untuk mentransmisikan daya 30 kW
dengan kondisi sebagai berikut:
5.1 Pendahuluan
Dalam bab sebelumnya bahwa penggerak belt dapat terjadi slip dengan pulley.
Untuk menghindari slip, maka rantai baja yang digunakan. Rantai dibuat dari sejumlah
mata rantai yang disambung bersama-sama dengan sambungan engsel sehingga
memberikan fleksibilitas untuk membelit lingkaran roda (sprocket). Sprocket di sini
mempunyai gigi dengan bentuk khusus dan terpasang pas ke dalam sambungan rantai
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Sprocket dan rantai dipaksa untuk bergerak bersama-
sama tanpa slip dan rasio kecepatan dijamin sempurna.
Gambar 1.
Rantai lebih banyak digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke
poros lain ketika jarak pusat antara poros adalah pendek seperti pada sepeda, sepeda motor,
mesin pertanian (tracktor), konveyor, rolling mills, dan lain-lain. Rantai bisa juga
digunakan untuk jarak pusat yang panjang hingga 8 meter. Rantai digunakan untuk
kecepatan hingga 25 m/s dan untuk daya sampai 110 kW. Dalam beberapa kasus, transmisi
daya yang lebih tinggi juga memungkinkan menggunakan rantai.
Kerugian :
1. Biaya produksi rantai relatif lebih tinggi (harga lebih mahal).
2. Rantai membutuhkan pemasangan yang akurat dan perawatan yang hati-hati,
pelumasan yang istimewa dan memperhatikan kelonggaran.
3. Rantai mempunyai fluktuasi kecepatan terutama ketika terlalu longgar.
Gambar 3.
2. Diameter lingkar kisar dari sprocket rantai. Ini adalah diameter lingkaran dimana
pusat engsel dari rantai diletakkan, ketika rantai dibelitkan melingkar ke sebuah
sprocket seperti pada Gambar 3. Titik A, B, C dan D adalah pusat engsel dari rantai
dan membentuk lingkaran melalui pusat tersebut dinamakan lingkaran kisar (pitch
circle) dan diameternya dinamakan sebagai diameter lingkar kisar.
dimana :
maka:
dan
Gambar 4
Misalkan T1= Jumlah gigi pada sprocket terkecil,
T2= Jumlah gigi pada sprocket terbesar
p = pitch dari rantai, meter.
x = jarak pusat
Panjang rantai (L) secara matematika dapat ditulis sebagai berikut :
L = K.p
Jumlah mata rantai dapat diperoleh dari pernyatan berikut, yaitu :
Jarak pusat menjadi :
2. Bush roller chain (rantai roll ring). Seperti pada Gambar 6, terdiri dari plat luar,
plat dalam, pin, bush (ring) dan rol. Pin, bush dan rol dibuat dari paduan baja. Suara berisik
yang ditimbulkan sangat kecil akibat impak antara rol dengan gigi sprocket. Rantai ini
hanya memerlukan pelumasan yang sedikit.
3. Silent chain (rantai sunyi). Seperti pada Gambar 9, rantai ini dirancang untuk
menghilangkan pengaruh buruk akibat kelonggaran dan untuk menghasilkan suara yang
lembut (tak bersuara).
Tabel berikut menunjukkan putaran yang diijinkan dari sprocket terkecil (pinion) dalam
rpm untuk bush roller dan silent chain pada pitch yang berbeda.
Tabel 3: Putaran yang diijinkan dari sprocket terkecil (pinion) dalam rpm
Putaran maksimum yang diijinkan untuk roller dan silent chain, tergantung pada
jumlah gigi (teeth) pada pinion dan pitch rantai ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 6: Putaran maksimum yang diijinkan untuk roller dan silent chain (rpm)
Contoh:
Rancanglah sebuah rantai untuk menggerakkan kompresor dari motor listrik 15 kW yang
berputar pada 1000 rpm, putaran kompresor adalah 350 rpm. Jarak pusat minimum adalah
500 mm. Kompresor beroperasi selama 16 jam/hari. Tarikan rantai bisa diatur dengan
merubah control pada motor.
Penyelesaian:
Diketahui: Daya motor = 15 kW ; N1 = 1000 rpm ; N2= 350 rpm
Rasio kecepatan rantai :
Beban rantai:
15
W= Daya motor ,8144k 1844N
N
Kecepatan pitchlinie,r976
WB 59x103
Faktor keamanan = 32
W 1844
Nilai ini lebih besar dari pada nilai yang diberikan pada Tabel 2, yang mana sama dengan
11.
Jarak pusat minimum antara pinion dan gear adalah 30 sampai 50 kali pitch. Kita ambil 30
kali pitch.
Jarak pusat antara pinion dan gear = 30.p = 30 . 19,05 = 572 mm
Untuk mencegah kekendoran dalam rantai, nilai jarak pusat diturunkan sebesar 2 sampai 5
mm.
Jadi jarak pusat menjadi; x = 572 – 4 = 568 mm.
Jumlah link rantai adalah :
Panjang rantai:
Latihan:
1. Rancanglah sebuah rantai roll untuk mentransmisikan daya dari sebuah motor 20
kW ke sebuah pompa. Pompa beroperasi secara terus-menerus 24 jam per hari.
Putaran motor 600 rpm dan putaran pompa 200 rpm. Tentukan: a) Jumlah gigi
pinion dan gear; b) Lebar dan pitch rantai.
2. Rancanglah sebuah rantai untuk menggerakkan sebuah blower pada putaran 600
rpm. Daya untuk blower disediakan dari motor adalah 8 kW pada putaran 1500
rpm. Jarak pusat adalah 800 mm.
3. Sebuah rantai jenis bush roller chain mentransmisikan daya 5,6 kW. Poros
penggerak motor listrik berputar pada 1440 rpm dan rasio kecepatan 5. Jarak pusat
adalah 550 ± 2% mm dan tekanan yang diijinkan pada sambungan pivot tidak
melebihi 10 N/mm . P2enggerak dibutuhkan secara terus-menerus dengan
pelumasan periodic dan mesin bergerak dengan beban konstan disertai sentakan
dan kejutan. Asumsikan faktor keamanan sebesar 13
BAB VI
REM
6.1 Pendahuluan
Rem (brake) adalah sebuah peralatan dengan memakai tahanan gesek buatan yang
diterapkan pada sebuah mesin berputar agar gerakan mesin berhenti. Rem menyerap energi
kinetik dari bagian yang bergerak. Energi yang diserap oleh rem berubah dalam bentuk
panas. Panas ini akan menghilang dalam lingkungan udara supaya pemanasan yang hebat
dari rem tidak terjadi. Desain atau kapasitas dari sebuah rem tergantung pada faktor-faktor
berikut ini:
1. Tekanan antara permukaan rem,
2. Koefisien gesek antara permukaan rem,
3. Kecepatan keliling dari teromol rem,
4. Luas proyeksi permukaan gesek, dan
5. Kemampuan (ability) rem untuk menghilangkan panas terhadap energi yang
diserap.
Perbedaan fungsi utama antara sebuah clutch (kopling tak tetap) dan sebuah rem adalah
bahwa clutch digunakan untuk mengatur/menjaga penggerak dan yang digerakan secara
bersama-sama, sedangkan rem digunakan untuk menghentikan sebuag gerakan atau
mengatur putaran.
Energi ini harus diserap oleh rem. Jika gerak benda adalah berhenti setelah direm,
maka v2= 0, jadi:
2. Ketika gerak benda adalah rotasi murni. Sebuah benda dengan moemen inersia
massa I (terhadap sumbu yang diberikan) berputar terhadap sumbu dengan
kecepatan sudut ω 1rad/s. Kecepatan sudut setelah direm turum menjadi ω
rad2/s. Jadi, energi kinetik dari rotasi adalah:
Energi ini harus diserap oleh rem. Jika benda yang berputar dihentikan setelah
direm, maka ω2= 0, jadi:
3. Ketika gerak benda adalah kombinasi antara translasi dan rotasi. Perhatikan
sebuah benda mempunyai gerakan linier dan sudut, seperti dalam roda penggerak
lokomotif. Dalam kasus ini, total energi kinetik dari benda adalah sama dengan
jumlah energi kinetik dari rotasi dan translasi.
Total energi kinetik yang diserap oleh rem adalah:
Kadang-kadang, rem harus menyerap energi potensial yang diberikan oleh benda
yang diturunkan oleh lift, elevator dan lain-lain. Perhatikan sebuah benda dengan
massa m diturunkan dari ketinggian h 1 menjadi h 2 akibat direm. Sehingga
perubahan energi potensial menjadi:
Jika v 1dan v m2 /s adalah kecepatan massa sebelum dan setelah direm, kemudian
perubahan energi potensial yang diberikan :
Karena energi yang diserap oleh rem harus sama dengan kerja yang dilakukan oleh gaya
gesek, maka:
Gambar 3: Band brake (rem pita) Gambar 4: Pita dari band brake
2. Rem aksial. Rem ini, aksi gaya pada tromol rem adalah dalam arah aksial. Rem
aksial dapat berbentuk rem piringan (disc brakes) dan rem kerucut (cone brakes)
seperti pada Gambar 1 dan 7. Analisis re mini adalah sama dengan clutch (kopling
tidak tetap).
(a) (b)
Gambar 7: rem piringan (disc brakes) pada mobil dan sepeda motor
Hal ini dapat dicatat bahwa ketika roda rem berputar berlawanan arah jarum jam (ccw)
seperti pada Gambar 8 (b), maka torsi pengereman adalah sama, yaitu:
Kasus 2
Ketika garis aksi gaya pengereman tangensial (F )t sejauh ‘a’ di bawah titik tumpu O, dan
roda rem berputar searah jarum jam (cw) seperti pada Gambar 9 (a), maka agar seimbang,
momen terhadap titik tumpu O adalah:
Kasus 3:
Ketika garis aksi gaya pengereman tangensial (F ) st ejauh ‘a’ di atas titik tumpu O, dan
roda rem berputar searah jarum jam (cw) seperti pada Gambar 10 (a), maka agar seimbang,
momen terhadap titik tumpu O adalah:
Gambar 10: Garis aksi gaya pengereman tangensial (Ft) di atas titik tumpu O
Torsi pengereman menjadi:
Ketika roda rem berputar ccw seperti pada Gambar 10 (b), persamaan keseimbangan
menjadi:
Jika sudut kontak lebih besar dari pada 60o(2θ > 60 )o maka torsi pengereman menjadi:
dimana:
Contoh 1:
Gambar 11 menunjukkan sebuah sepatu rem yang diterapkan pada tromol dengan sebuah
tuas AB yang ditumpu secara tetap pada titik A. Radius tromol adalah 160 mm. Koefisien
gesek lapisan rem (brake lining) adalah 0,3. Jika tromol (drum) berputar searah jarum jam,
tentukan torsi pengereman akibat gaya horisontal 600 N yang diterapkan pada B.
Penyelesaian:
Diketahui:
Karena sudut kontak 2θ = 40 leobih rendah dari pada
60o, maka koefisien gesek ekuivalen tidak dipakai. Momen terhadap titik A adalah:
Gambar 11
Contoh 2:
Rem block, seperti pada Gambar 12, memberikan torsi pengereman sebesar 360 Nm.
Diameter tromol rem (brake drum) adalah 300 mm. Koefisien gesek 0,3. Tentukan:
1. Gaya P yang diterapkan pada ujung tuas untuk arah putaran cw dan ccw dari tromol
rem.
2. Lokasi titik tumpu untuk membuat rem mengunci sendiri dengan arah putaran cw
dari tromol rem.
Gambar 12
Penyelesaian:
Diketahui:
Gaya normal :
Maka gaya P dapat diperoleh melalui persamaan keseimbangan momen terhadap titik
tumpu O:
Untuk putaran ccw dari tromol rem, gaya gesek atau gaya tangensial (F )tpada permukaan
kontak seperti pada Gambar 14.
Maka gaya P dapat diperoleh melalui persamaan keseimbangan momen terhadap titik
tumpu O:
Untuk membuat rem bisa mengunci sendiri, maka gaya P harus sama dengan nol,
sehingga:
Contoh 3 :
Sebuah rem sepatu ganda seperti pada Gambar 16, mapu menyerap torsi 1400 Nm.
Diameter tromol rem 350 mm dan sudut kontak untuk setiap sepatu adalah 100 . Jikao
koefisien gesek antara tromol rem dan lapisan adalah 0,4; tentukan:
1. Gaya pegas S untuk mengatur rem,
2. Lebar sepatu rem, jika tekanan bearing pada material lapisan tidak melebihi 0,3
N/mm2.
Sudut kontak lebih besar dari pada 60o, maka koefisien gesek ekuivalen menjadi :
Karena RN2 > RN1 maka gaya normal maksimum terjadi pada sisi kiri sepatu (RN2 ).
Jadi lebar sepatu rem adalah :
Contoh 4:
Gambar 18 menunjukkan susunan dua sepatu rem yang memakai permukaan internal dari
sebuah tromol rem silindris. Gaya pengereman F d1an F di2terapkan seperti pada Gambar
18 dan setiap sepatu menumpu pada titik tumpu O d1an O . L2ebar lapisan rem = 35 mm.
Intensitas tekanan pada titik A adalah 0,4 sin θ N/mm , dimana2 θ diukur seperti
ditunjukkan dari setiap tumpuan. Koefisien gesek = 0,4. Tentukan torsi pengereman dan
besarnya gaya F1dan F 2.
Gambar 18
Penyelesaian :
Diketahui :
Karena intensitas tekanan normal pada setiap titik adalah 0,4 sin θ N/mm , o2 leh karena itu
intensitas tekanan normal maksimum adalah :
p1= 0,4 N/mm2
Torsi pengereman untuk satu sepatu adalah :
3. Sebuah rem block tunggal seperti pada Gambar20, mempunyai diameter tromol (drum)
720 mm. Koefisien gesek diambil 0,3. Jika rem menahan torsi sebesar 225 Nm pada
500 rpm, tentukan:
a. Gaya P yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rem untuk putaran cw dari tromol.
b. Gaya P yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rem untuk putaran ccw dari tromol.
c. Lokasi titik tumpu untuk membuat rem mengunci sendiri untuk putaran cw dari
tromol.
4. Sebuah rem sepatu ganda ditunjukkan pada
Gambar 21. Diameter tromol rem 300 mm dan
sudut kontak untuk setiap sepatu adalah 90 . oJika
koefisien gesek untuk lapisan rem dan tromol
adalah 0,4, tentukan gaya pegas untuk
mentransmisikan torsi 30 Nm. Juga tentukan lebar
sepatu rem, jika tekanan bearing pada material
lapisan tidak melebihi 0,28 N/mm2.
Gambar 21.
91
BAB VII
KOPLING TIDAK TETAP
7.1 Pendahuluan
Kopling tidak tetap (clutch) adalah sebuah elemen mesin yang digunakan untuk
menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan sehingga poros yang
digerakkan bisa berputar dan berhenti tanpa mengentikan poros penggerak. Kegunaan
clutch biasanya ditemukan pada kendaraan seperti sepeda motor, mobil atau truk. Ketika
sepeda motor berhenti (poros yang digerakkan berupa poros roda belakang), tetapi mesin
masih terus berputar (mesin tetap hidup).
Ada dua tipe clutch yang biasa digunakan pada praktik keteknikan, yaitu:
1. Positive clutch (kopling pasti)
2. Friction clutch (kopling gesek)
Beberapa tipe kopling gesek berikut ini adalah penting untuk diketahui, yaitu:
1. Kopling piringan atau plat (Disc atau plate clutch).
2. Kopling kerucut (cone clutch), dinamakan juga kopling gesek aksial (axial
friction clutch)
3. Kopling sentrifugal (centrifugal clutch), dinamakan juga kopling gesek radial
(radial friction clutch)
92
7.4 Kopling plat tunggal (single disc/plate clutch)
Gaya gesek pada ring yang terjadi secara tangensal pada radius r adalah:
Catatan:
1. Secara umum, torsi gesek yang terjadi pada permukaan gesek (pada clutch) adalah:
T = n.µ.W.R
dimana: n = Jumlah pasangan permukaan kontak (gesekan),
R = Radius rata-rata permukaan gesek
6. Dalam kasus pada clutch yang baru, intensitas tekanan mendekati uniform, tetapi
pada clutch yang tua teori keausan uniform lebih mendekati.
Contoh 1:
Tentukan tekanan rata-rata, minimum dan maksimum pada sebuah kopling clutch ketika
gaya aksial adalah 4 kN. Radius bagian dalam permukaan kontak 50 mm dan radius bagian
luar 100 mm. Asumsikan keausan uniform.
Penyelesaian:
Diketahui:
Tekanan maksimum
Intensitas tekanan maksimum terjadi pada radius bagian dalam, oleh karena itu:
Total gaya pada permukaan kontak (W) dipakai untuk menentukan tekanan maksimum:
Tekanan minimum
Intensitas tekanan maksimum terjadi pada radius bagian luar, oleh karena itu:
Total gaya pada permukaan kontak (W) dipakai untuk menentukan tekanan minimum:
Contoh 2:
sebuah kopling plat mempunyai sebuah plat penggerak tunggal dengan permukaan kontak
pada setiap sisi dibutuhkan untuk mentransmisikan daya 110 kW pada 1250 rpm. Diameter
luar dari permukaan kontak adalah 300 mm. Koefisien gesek adalah 0,4.
Asumsikan tekanan uniform 0,17 N/mm 2, tentukan diameter dalam dari
permukaan gesek.
Asumsikan dimensinya sama dan total axial thrust (dorong aksial) sama, tentukan
torsi maksimum yang dapat ditransmisikan dan intensitas tekanan maksimum
ketika kondisi keausan uniform.
Penyelesaian:
Diketahui:
Torsi yang ditransmisikan oleh clutch dipakai untuk mencari diameter dalam:
Maka melalui persamaan axial thrust (W), Intensitas tekanan maksimum dapat diperoleh:
Contoh 3:
Sebuah multiple disc clutch mempunyai lima plat dengan empat pasang permukaan gesek
aktif. Jika intensitas tekanan tidak melebihi 0,127 N/mm , tentukan2 daya yang
ditransmisikan pada 500 rpm. Radius luas dan dalam dari permukaan gesek berturut-turut
adalah 125 mm dan 75 mm. Asumsikan keausan uniform dan ambil koefisien gesek = 0,3.
Penyelesaian:
Diketahui:
Untuk keausan uniform, p.r = C (sebuah konstanta). Karena intensitas tekanan maksimum radius dalam
oleh karena itu:
Contoh 4:
Sebuah multiple disc clutch mempunyai 3 disc pada driving shaft dan 2 disc pada driven
shaft. Diameter dalam dari permukaan kontak adalah 120 mm. Tekanan maksimum antara
permukaan dibatasi 0,1 N/mm .2Rancanglah clutch untuk mentransmisikan 25 kW pada
1575 rpm. Asumsikan kondisi keausan uniform dan koefisien gesek = 0,3.
Penyelesaian:
Diketahui:
Ketika putaran pada saat penyatuan awal mengambil posisi adalah umumnya sebesar ¾
kali putaran berjalan, oleh karena itu gaya masuk pada setiap sepatu ditarik oleh pegas
sebesar :
Gaya radial keluar neto (gaya sentrifugal) dengan sepatu menekan melawan pelek pada
putaran berjalan sebesar :
Gaya gesek yang terjadi secara tangensial pada setiap sepatu adalah:
1. Massa sepatu
Kecepatan sudut berjalan:
Karena putaran awal penyatuan adalah ¾ kali puataran berjalan, oleh karena itu kecepatan
sudut saat awal penyatuan adalah:
Diasumsikan pusat gravitasi dari sepatu pada jarak 120 mm (30 mm lebih rendah dari pada
R) dari pusat spider, yaitu :
r = 120 mm = 0,12 m
Gaya sentrifugal yang terjadi pada setiap sepatu adalah :
Gaya masuk pada setiap sepatu yang ditarik oleh pegas yaitu gaya sentrifugal pada
kecepatan ω1adalah :
(ii)
Dari persamaan (i) dan (ii), dapat diperoleh:
15,7b = 1058
b = 67,4 mm
Latihan:
1. Sebuah kopling plat tunggal dengan kedua sisi dari efektif plat dibutuhkan untuk
mentransmisikan 25 kW pada 1600 rpm. Diameter luar plat dibatasi 300mm dan
intensitas tekanan antara plat tidak melebihi 0,07 N/mm .2 Asumsikan keausan
uniform dan koefisien gesek = 0,3, tentukan diameter bagian dalam plat dan gaya
aksial untuk menyatukan kopling (clutch).
2. Sebuah kopling disc ganda memakai disc (piringan) 3 baja dan 2 perunggu mempunyai
diameter luar 300 mm dan diameter dalam 200 mm. Untuk koefisien gesek 0,22;
tentukan gaya aksial dan daya yang ditransmisikan pada 750 rpm, jika tekanan normal
0,13 N/mm .2Juga tentukan tekanan aksial dari tekanan normal jika kopling
mentransmisikan 22 kW pada 1500 rpm.
3. Sebuah kopling gesek sentrifugal mempunyai bagian penggerak terdiri dari sebuah
spider 4 sepatu yang menjaga kontak dengan kotak kopling oleh pegas datar hingga
menaikkan gaya sentrifugal untuk mengatasi pegas dan daya ditransmisikan oleh
gesekan antara sepatu dan kotak. Tentukan massa dan ukuran setiap sepatu jika 22,5
kW ditransmisikan pada 750 rpm dengan awal penyatuan pada 75% kecepatan
berjalan. Diameter dalam tromol adalah 300 mm dan jarak radial pusat gravitasi setiap
sepatu dari sumbu poros adalah 125 mm. Asumsikan µ = 0,25.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, T.H, Jr., 2005, Marks’ Calculations for Machine Design, McGraw-Hill
companies, New York.
Khurmi, R.S., and Gupta, J.K., 1982, Text Books of Machine Design, Eurasia
Publishing House (Pvt) Ltd, Ram Nagar, New Delhi 110055.
Shigley, J.E., and Mischke, C.R., 1996, Standard Handbook of Machine
Design, McGraw-Hill companies, New York.
106