FARTLEK
FARTLEK
FARTLEK
Tiga jenis latihan lari tersebut –bermanfaat meningkatkan daya tahan tubuh– mungkin sudah
sering Anda dengar, tapi bisa jadi belum paham sepenuhnya. Ini artinya.
Fartlek
Kata ‘fartlek’ berasal dari bahasa Swedia yang artinya speed play.
Fartlek merupakan salah satu bentuk latihan yang mengombinasikan berbagai kecepatan
atau jenis lari yaitu lambat, cepat , berkelok-kelok, naik turun tangga, lompat, atau loncat.
Fartlek biasanya dimulai dengan lari lambat, kemudian divariasikan dengan sprint pendek yang
intensif, dan dilanjutkan dengan lari tempo sedang (memanjangkan langkah). Variasi tempo lari
ini bisa diatur sendiri dan kecepatannya tergantung kemampuan masing-masing. Apabila terasa
lelah, boleh lari pelan-pelan bahkan boleh berjalan. Setelah merasa kuat lagi, Anda bisa
melanjutkan lari atau sprint. Pola latihan yang seperti bermain-main dengan kecepatan inilah
yang membuat latihan ini disebut speed play (fartlek).
Coba ini: Lakukan fartlek 30–60 menit dengan variasi lari pelan (200-600 meter), lalu lari sedang
(100-150 meter), kemudian lari cepat (25-50 meter). Bisa juga diselingi dengan naik turun
tangga, melompati boks, jalan kaki, atau variasi lainnya.
Interval Training
Ini adalah metode latihan yang diselingi istirahat atau dengan selang-seling kecepatan. Anda
bisa meningkatkan kecepatan setiap menit secara bertahap. Sebelum latihan interval, tetapkan
hal-hal berikut dulu:
Coba ini: Lakukan latihan interval dengan pola lari cepat 1-2 menit, diikuti jalan kaki 1-2 menit.
Ulangi beberapa kali hingga total waktu 10-20 menit.
Perhatikan: Lakukan latihan interval 1-3 kali seminggu. Agar mendapatkan hasil maksimal, Anda
perlu menjaga durasi sekitar 10-20 menit saja. Lebih dari itu, Anda bisa mengalami kelelahan
atau kualitasnya menurun sehingga tidak mempunyai manfaat yang sama.
Speed training
Latihan speed adalah pola latihan dengan jarak 10–60 meter. Untuk pelari, latihan speed
bermanfaat melatih otot agar dapat bergerak dengan cepat dan agar tubuh mengetahui
bagaimana caranya meningkatkan kecepatan pada saat berlari jauh. Pelari yang tidak pernah
melatih tubuhnya dengan latihan speed biasanya sulit untuk meningkatkan kualitas lari ke
intensitas yang lebih tinggi atau tidak dapat memperbaiki personal best.
Coba ini: Lakukan latihan speed dengan pola:
Lari tidak sekadar mengangkat kaki dan melayang di udara. Perlu tahu teknik yang tepat agar
lari menjadi optimal.
Olahraga lari masih populer saat ini. Kita semua tahu bahwa lari sangat bermanfaat untuk
kesehatan jantung. Secara intensitas, lari termasuk ke dalam olahraga dengan intensitas sedang
hingga berat (tergantung dari jarak tempuh dan kecepatannya). Untuk mereka yang sudah
terlatih dengan baik dan tidak memiliki cedera dianjurkan untuk berlari dengan jarak dan
kecepatan yang bervariasi, agar bisa meningkatkan kebugaran serta kinerja fungsional tubuh
secara keseluruhan. Berlari dengan koordinasi gerak yang baik akan dapat menghemat banyak
tenaga dan juga terhindar dari cedera.
Namun, masih banyak yang belum tahu cara berlari yang benar. Agar bisa berlari dengan benar,
Anda perlu mengetahui postur dan teknik yang baik. Berikut beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
Teknik yang baik pada saat berlari tidak bisa terbentuk dengan sendirinya. Perlu latihan khusus
dan kontinyu untuk pembentukan postur tubuh agar menjadi lebih baik sehingga secara
otomatis bisa berlari dengan teknik yang benar. Otot pinggang dan perut yang kuat adalah
modal utama agar tubuh dapat berdiri tegak atau tidak bungkuk. Selain itu juga dibutuhkan
penguatan untuk tungkai dan lengan agar tubuh menjadi proporsional.
Ini beberapa latihan yang bisa Anda lakukan untuk menguatkan otot pinggang dan perut.
Lakukan sesuai repetisi yang disarankan. Itu satu set, ulangi hingga mencapai 5-10 set.
Pushup on the Wall
Target: menguatkan otot lengan.
Berdiri menghadap dinding, kira-kira berjarak dua kaki. Kedua tangan menempel di dinding,
dibuka selebar bahu. Dari posisi tersebut, lakukan pushup ke arah dinding. Tahan sebentar, lalu
kembali ke posisi awal. Itu satu repetisi. Lakukan 8-10 repetisi. Itu satu set.
High Knees
Target: mengencangkan otot paha dan melatih refleks postur yang baik sat berlari.
Berdiri menghadap dinding, kira-kira berjarak dua kaki. Kedua tangan menempel di dinding,
dibuka selebar bahu. Dari posisi tersebut, condongkan tubuh sedikit ke arah dinding, lalu angkat
paha kanan sekitar 90 derajat, turunkan, lalu ganti dengan paha kiri. Itu satu repetisi. Lakukan
perlahan dulu, baru tingkatkan kecepatan, sampai seolah-olah Anda berlari. Lakukan 10-20
repetisi. Itu satu set. Pastikan posisi pinggang stabil, tidak goyang kanan-kiri.
Back-up
Target: agar otot pinggang terbentuk sempurna (tidak tinggi sebelah).
Tidur telungkup di lantai. Luruskan tangan ke depan dan kaki ke belakang. Genggam sebuah
obyek, misalnya swiss ball atau botol minum (sebaiknya melakukan gerakan dengan
menggenggam obyek agar gerakan bisa dilakukan dengan seimbang). Angkat tubuh bagian atas
dari lantai setinggi semampu Anda. Tahan 2-3 detik, kemudian kembali ke posisi semula. Itu
satu repetisi. Lakukan 8-10 repetisi. Itu satu set.
Arm Swing
Target: memperbaiki teknik ayunan tangan.
Berdiri, langkahkan kaki kanan ke depan (seperti posisi lunge). Tekuk kedua siku 90 derajat, lalu
arahkan lengan kiri ke depan dan lengan kanan ke belakang. Dari posisi ini, tanpa mengubah
posisi kaki, ayunkan lengan dengan rileks bergantian ke depan dan belakang, seperti ayunan
lengan saat berlari. Itu satu repetisi. Lakukan 10-15 repetisi. Setelah selesai, ganti posisi kaki
dan ulangi lagi seperti gerakan sebelumnya sebanyak 10-15 repetisi. Itu one set.
Kebanyakan dari kita tumbuh kembang dengan mitos bahwa telur adalah sumber kolesterol
dan penyebab penyakit jantung. Saat remaja, telur selalu diidentikkan dengan pertumbuhan
jerawat. Oleh karena itu, kita jadi cenderung menjauhi makan telur. Untungnya pandangan ini
mulai berubah karena dalam penelitiannya, para ahli tidak terlalu menemukan hubungan
antara mengonsumsi telur dan penyakit jantung. Bahkan sebaliknya, banyak ahli nutrisi
mengatakan bahwa telur adalah makanan yang hampir sempurna. Telur memberikan Anda
asupan vitamin, lemak yang baik, mineral, dan nutrisi lain dalam jumlah yang lumayan. Kombo
inilah yang diperlukan oleh pelari. Berikut berbagai kegunaan telur bagi pelari.
Pencegah Kanker
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi kolin (nutrisi yang terkandung di
dalam telur) dalam jumlah tinggi, 24 persen lebih aman dari pertumbuhan kanker payudara
daripada wanita yang tidak mengonsumsi telur. Sebuah telur menyediakan 30 persen dari
keperluan harian kolin yang direkomendasikan sehari-hari untuk Anda. Kebanyakan kolin
terdapat pada kuning telur sehingga pastikan Anda makan seluruh telurnya.
Meningkatkan Mood
Telur juga menguntungkan karena mengandung asam lemak omega-3, zat besi, dan vitamin B, yang
merupakan nutrisi yang bekerja untuk melawan rasa lelah. Di samping itu, nutrisi-nutrisi tersebut juga ampuh
dalam membalikkan perasaan jelek atau bad mood Anda.
Asupan Otak
Kolin di dalam telur juga membantu membuat Anda mempunyai ingatan tajam seiring dengan kegiatan otak
melepaskan asetikolin (zat kimia pengirim pesan dari satu sel otak ke sel lain). Pastikan Anda membeli telur
dari ayam yang dipelihara di peternakan dengan lapangan dan bukan ayam kandang, karena telur mereka
mengandung vitamin E yang lebih banyak, yang sangat diperlukan oleh pelari.
Membantu Penglihatan
Sering lari di malam hari? Telur mengandung antioksidan yang membantu mencegah berkembangnya
penyakit degenerasi otot dan katarak. Dan untuk mendapatkan bonus, campurkan sayuran seperti bayam
(yang juga kaya akan lutein dan zeaxanthin) dengan telur dadar Anda.
Menjalankan ibadah puasa atau puasa latihan? Tak perlu dilema dengan tip dari Triyaningsih berikut
ini.
Ketika memasuki bulan Ramadhan, seringkali para pelari jarak jauh pemula mengalami dilema,
antara latihan atau menjalankan ibadah puasa. Ada yang khawatir tidak kuat dan akhirnya memilih
membatalkan puasa. Ada juga yang berhenti latihan sebulan penuh. Bagi para atlet, puasa atau
tidak latihan tetap dilakukan tanpa pengurangan porsi sama sekali.
Saat bulan Ramadhan, intensitas latihan saya tidak berubah. Dalam keadaan berpuasa, saya tetap
menjalankan program latihan yang sama seperti 11 bulan lainnya. Saya mulai latihan pukul 05.30
sampai selesai, melakukan pemanasan sebelum latihan, dan peregangan setelah usai latihan.
Begitupun sore hari, tak ada waktu yang bergeser dan program yang berubah. Pola latihan seperti
ini adalah standar atlet nasional, yang disesuaikan dengan target prestasi multi event. Untuk
melakukannya, diperlukan pembelajaran yang cukup lama (bertahun-tahun) dengan intensitas rutin,
program yang tepat, dan bimbingan pelatih, agar terbiasa.
Tentu saja, sangat tidak relevan untuk diikuti oleh para pelari pemula dan penyuka olahraga lari
endurance karena target pencapaiannya berbeda. Apalagi sekarang ini sebagian besar penyuka
olahraga lari jarak jauh muncul secara otodidak dan tanpa bimbingan pelatih. Salah mencermati,
akan menimbulkan risiko yang fatal. Bila ingin tetap latihan dengan nyaman tanpa mengganggu
puasa, Anda bisa mencoba tips ini berdasarkan pengalaman saya ketika masih menjadi pemula.
Modifikasi
Siapkan diri untuk melakukan latihan rutin selama berpuasa. Lalu tetapkan waktu latihan sesuai
kemampuan dan kebutuhan target yang ingin dicapai. Pilih waktu latihan satu kali saja pada sore
hari menjelang berbuka puasa. Usahakan Anda selesai lari bersamaan dengan waktu berbuka
supaya bisa langsung makan dan minum. Ini membuat energi dan cairan yang sudah keluar bisa
segera tergantikan. Meski demikian, Anda juga bisa menambah latihan pada pagi hari, asalkan
sebelum pukul 08.00. Ini untuk menghindari panas matahari pagi. Lalu, buatlah jadwal latihan rutin
harian dalam seminggu.
Hukum 30 Persen
Mulai latihan dengan jogging, dilanjutkan dengan latihan sesuai program yang Anda miliki. Selama
puasa, asupan air minum tentu saja berkurang. Agar tidak kelelahan dan kehausan, sebaiknya
mengurangi porsi latihan hingga 30 persen. Namun, jika tidak rela, Anda bisa membuat variasi
latihan dengan konsentrasi pada latihan strength and conditioning. Untuk mendapatkan porsi latihan
yang nyaman, lakukan penggabungan porsi intensitas dan volume. Misalnya, bila volume (jumlah
kilometer) dinaikkan, intensitasnya diturunkan (lakukan jogging). Bila intensitas dinaikkan (Anda
melakukan latihan kecepatan) maka volumenya (jumlah kilometer) diturunkan. Jika intensitas
dinaikkan, waktu istirahat juga harus lebih lama. Dengan variasi latihan seperti ini, Anda tidak
kehilangan dan juga kelebihan porsi latihan. Tetap stabil, tidak kelelahan.
Istirahat
Jangan lupa, harus ada libur satu hari. Karena otot juga perlu refreshing agar tidak stres dan
kelelahan akibat terlalu lama digunakan.