Mps Kel 4 Desinfeksi
Mps Kel 4 Desinfeksi
Mps Kel 4 Desinfeksi
DESINFEKSI
MAKALAH
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
FAKULTAS KESEHATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “MAKALAH PENERAPAN PRINSIP DAN
IMPLEMENTASI CARA MELAKUKAN DESINFEKSI”.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ........................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai
antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan
antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik
tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat
keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu
cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam
proses sterilisasi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi
infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula
pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau
tempat untuk melakukan asuhan keperawatan.
4
Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan
sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan
dimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik
(pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya
difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan
serta aplikasinya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui tentang
desinfektan serta langkah cuci dan bilas.
C. Rumusan masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
8.Larutan stabil
Dimanapun prosedur dilakukan, daerah steril harus dibuat dan dipelihara untuk
menurunkan risiko kontaminasi di area tindakan. Peralatan atau benda-benda yang
disinfeksi tingkat tinggi bisa ditempatkan di area steril. Prinsip menjaga daerah
yang harus digunakan untuk prosedur pada area tindakan dengan kondisi
disinfeksi tingkat tinggi (AVSC, 1999). Pelihara kondisi steril dengan
memisahkan benda-benda steril atau mungkin gunakan baju, sarung tangan steril
dan sediakan atau pertahankan lingkungan yang steril.
3. Hanya benda-benda steril/ disinfeksi tingkat tinggi atau petugas dengan atribut
yang sesuai yang diperkenankan untuk memasuki daerah steril/ disinfeksi tingkat
tinggi
4. Anggap benda apapun yang basah, terpotong atau robek sebagai benda
terkontaminasi
5. Termpatkan daerah steril/ disinfeksi tingkat tinggi dari pintu atau jendela
6. Cegah orang-orang yang tidak memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril untuk menyentuh peralatan yang ada di daerah steril.
7
4. Mulai panaskan air
Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini siap
untuk DTT menggunakan uap panas (jangan ditaburi dengan bubuk talk)
2. Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai sarung tangan
dapat dipakaikan tanpa membuat terkontaminasi baru
4. Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan.
Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air. Letakkan
sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor
5. Letakkan penutup di atas nampan pengukus paling atas dan panaskan air hingga
mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan
suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Jika air
8
mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan cepat dan ini merupakan
pemborosan bahan bakar
6. Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci pengukus, mulailah
perhitungan waktu. Catat pengukusan sarung tangan dalam buku khusus
7. Kukus sarung tangan selama 20 menit, buka tutup panci dan letakkan dalam
posisi terbalik
8. Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan goyangkan
perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar
10.Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung
tangan tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di atasnya
agar sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi (tuang air
perebus ke dalam wadah DTT)
12. Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering gunakan penjepit
atas pinset disinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan
sarung tangan tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat
(sarung tangan bisa disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat).
Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu.
9
D. DTT Kimiawi
Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid
(Cidex®). Alkohol, iodine dan indofor tidak digolongkan sebagai disinfektan
tingkat tinggi. Alkohol tidak membunuh virus dan spesies pseudomonas bisa
tumbuh dalam larutan iodine. Larutan-larutan tersebut hanya boleh digunakan
sebagai disinfektan jika disinfektan yang dianjurkan tidak tersedia. Lysol®,
Karbol® dan Densol® (asam karbolik 5% atau fenol 1-2%) digolongkan sebagai
disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau
proses DTT. Tablet formalin hanya efektif dalam suhi tinggi dan dalam bentuk
gas jenuh, Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Meletakkan tablet
bersama sarung tangan, bahan-bahan atau perlengkapan dalam botol kaca yang
tertutup tidak akan bekerja secara efektif. Formaldehid (formalin) merupakan
bahan karsinogenik sehingga tidak boleh lagi digunakan sebagai disinfektan.
Larutan disinfektan tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal
adalah klorin. Karena larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan
perendaman selama 20 menit makan peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat
tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang. Lihat gambar rumus
yang digunakan dalam membuat larutan.
“Ingat: Jika peralatan basah sebelum direndam dalam larutan kimia maka akan
terjadi pengenceran larutan tersebut sehingga dapat mengurangi daya kerja atau
efektifitasnya”
10
4. Rendam peralatan selama 20 menit
5. Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku khusus
6. Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah
disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup
7. Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah
disinfeksi tingkat tinggi berpenutup rapat.
2. Pakai sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah tangga pada kedua tangan
3. Letakkan kateter yang sudah dicuci dan dikeringkan dalam larutan klorin.
Gunakan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas bagian dalam kateter
dengan menggunakan larutan klorin. Ulangi pembilasan tiga kali. Pastikan kateter
terendam dalam larutan
5. Gunakan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas kateter dengan air DTT
6. Kateter dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan setelah ini dapat segera
digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang bersih
11
Seperti yang diperlihatkan pada tabel, sebagian besar (hingga 80%)
mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan organik lainnya bisa
dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah
endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan gangren, pencucian ini penting
karena residu bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi
mikroorganisme (termasuk endospora) dan melindungi mikroorganisme dari
proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Sebagian contoh virus hepatitis B bisa
tetap hidup pada darah yang hanya 10-8 ml (yang tidak bisa dilihat dengan mata
biasa) dan bisa menyebabkan infeksi jika terpercik ke mata.
DTT1 - Sterilisasi1
12
4. Perlu didahului oleh dekontaminasi dan pencucian
1. Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks
5. Air bersih
3. Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan
dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari logam
a. Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan
kotoran
d. Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan
e. Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan
sabun atau deterjen
13
f. Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih
Alasan: Jika peralatan masih basah mungkin akan mengencerkan larutan kimia
dan membuat larutan menjadi kurang efektif
7. Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi dengan dikukus atau direbus,
atau disterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak perlu dikeringkan
dulu sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai
8. Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun
dan kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih
Bola karet seperti itu harus dibuang setelah digunakan, kecuali jika
dirancang untuk dipakai ulang. Secara ideal kateter penghisap DeLee harus
dibuang setelah satu kali digunakan; jika hal ini tidak memungkinkan, kateter
harus dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi dengan seksama. Kateter urin
sangat sulit dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi. Penggunaan kateter
dengan kondisi tersebut di atas pada lebih dari satu ibu dapat meningkatkan risiko
infeksi jika tidak diproses dengan benar.
Untuk mencuci kateter (termasuk selang atau pipa plastik penghisap lendir), ikuti
tahap-tahap berikut:
1. Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari
lateks pada kedua tangan
3. Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter sedikitnya
tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen
14
4. Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih
5. Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum
dilakukan DTT.
2. Awal dan akhir dari perawatan persalinan bagi yang berada dalam ruangan
maternity, juga bagi perawatn pasien pre dan post operasi
6. Sebelum memegang alat steril bagi pasien, yaitu pasien telah menggunakan
urinal sebelum dan sesudah makan
1. Air bersih
3. Handuk/lap kering
Prosedur kerja:
15
1. Lepaskan segala yang melekat pada daerah tangan,seperti cincin atau jam
tangan,
3. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk atau lap
kering.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Scoville’s : The Art of Compounding, Glenn L. Jenkins et.all., 1957, New York :
MC-Graw Hill Book Companies.
Teori dan Praktek Farmasi Industri (terjemahan), Leon Lachmann et.all., 1998,
jakarta : UI-Press.
18