Laporan Praktikum V

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN V

ANALGETIK

I. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :

1. Mengenal berbagai cara mengevaluasi secara eksperimental efek analgetika suatu obat.

2. Memahami efek analgetik berbagai jenis obat analgetik.

3. Mampu memberikan pandangan mengenai kesesuaian khasiat yang dianjurkan untuk


sedian-sediaan farmasi analgetika.

II. Dasar Teori

Sensasi nyeri disebabkan disebabkan oleh pembebasan senyawa-senyawa kimia tertentu oleh
stimulus nyeri. Senyawa-senyawa kimia yang dibebaskan ini ada yang menyerupai bradikinin dan
dapatenimbulkan rasa nyeri , misalnya vasodilatasi pembuluh darah dapat menyebabkan migrain,
menimbulkan kejang-kejang ototvisceral atau iritasi maupun kerusakan jaringan setempat .

Serabut syaraf yang menghantarkan impuls ke korteks sensorik diotak maka nyeri disadari sebagai
nyeri yang tajam, menusuk atau nyeri yang bersitatlinu. Penyadaran sensasi nyeri sendiri sebagai respon
terhadap stimulus nyeri dapat sangat bervariasi dari orang ke orang. Analgetika narkotika seperti morfin
diketahui juga memodifikasi reaksi dari respon orang terhadap nyeri sehingga nyeri yang dideritanya
menjadi lebih baik.

Obat golongan analgetika adalah obat yang mempunyai aktivitas menekan atau mengurangi rasa nyeri
terhadap rangsang mekanik, termik listrik dan kimiawi dipusat serta diperifer , yaitu dengan cara
menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator sensasi nyeri.

Golongan obat ini dibagi menjadi :

a.) Golongan analgetika kuat ( analgetika narkotika) yang bekerja sentral terhadap susunan saraf pusat,

b.) Golongan analgetika lemah ( analgetika non narkotika) yang bekerja secara Perifer.

Metode pengujian analgetik dilakukan dengan cara menilai kemampuan zat uji untuk menekan atau
menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan yang meliputi induksi secara mekanik,
termik, elektrik, dan kimia.
Pada umumnya daya kerja analgetik dinilai pada hewan dengan mengukur besarnya peningkatan
stimulus nyeri yang harus diberikan sebelum adanya respon nyeri atau jangka waktu ketahanan hewan
terhadap stimulus nyeri dan peranan frekuensi respon nyeri.

Untuk tujuan penapisan aktivitas analgetik suatu bahan obat analgetika, sebaiknya diuji dengan dia
metode yaitu dengan menggunakan analgetika non narkotika ( analgetika lemah ) dan analgetika
narkotika ( analgetika kuat ).

III. Alat dan Bahan

A. Bahan

Asam asetat 0,7 % v/v

Obat analgetika standar (ibu profen, asam mefenamat, Paracetamol)

Na CMC

B. Alat

Alat suntik 1 ml

Stop watch

Sonde oral

Timbangan analit

Wadah penyimpanan mencit

IV. Prosedur Kerja

1.) Hewan dibagi dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 ekor mencit

Kelompok 1 :Control (Na CMC)

Kelompok 2 :Diberi asam mefenamat

Kelompok 3 :Diberi paracetamol

Kelompok 4 :Diberi ibu profen

2.) Semua hewan dari setiap kelompok dari perlakuan sesuai dengan kelompok diberikan secara oral.

3.) Setelah 30 menit, hewan diinduksi diberi asam asetat 0,7% secara i.p.
4.) Segera setelah pemberian asam asetat, gerakan geliat hewan diamati dan jumlah geliat dicatat
setiap 5 menit selama 60 menit jangka waktu pengamatan.

5.) Data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis variansi dan bermakna
perbedaan jumlah geliat Anatar kelompok kontrol dan kelompok uji dianalisis dengan uji student rest.

6.) Daya proteksi obat uji terhadap rasa nyeri dan efektivitas analgetik ya dihitung dengan rumus
berikut :

% Proteksi = (100 - jumlah geliat Kel. Uji) / jumlah geliat Kel. Kontrol x 100%

% Efektifitas analgetik = % proteksi zat uji / % proteksi pembandingan x 100%

7.) Data disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.

IV. Hasil Pengamatan

V. Pembahasan

Mahasiswa melakukan praktikum farmakologi dengan materi analgetik. Tujuan dari praktikum ini adalah
mempelajari dan mengetahui efektivitas analgetika sedian obat(paracetamol, ibuprofen, asam
mefenamat, dan antalgin) pada hewan uji mencit sehingga kitadapat membandingkan daya analgetika
dari obat - obat tersebut setelah mencit diberi induktornyeri asam asetat .Percobaan ini menggunakan
metode Witkin (Writhing Tes / Metode Geliat), dengan prinsip yaitu memberikan asam asetat (indikator
nyeri) kepada mencit yang akan menimbulkan geliat ( Writhing ), sehingga dapat diamati respon mencit
ketika menahan nyeri pada perut dengan cara menarik abdomen, menarik kaki kebelakang, dan
membengkokan kepalake belakang. Dengan pemberian obat analgetik (paracetamol, ibuprofen, asam
mefenamat, ) akan mengurangi respon tersebut.Larutan stok dibuat dengan mensuspensikaan tablet
paracetamol, asam mefenamat,ibuprofen, karena bahan obat sukar larut di dalam air dengan
suspending agent CMC Na. Digunakan konsentrasi CMC Na yang rendah agar suspensi tidak terlalu
kental sehingga mudah untuk mengambil suspensi dengan spuit jarum oral dan mudah masuk ke dalam
esofagus mencit.Pemberian obat-obat analgetik pada mencit dilakukan secara peroral,setiap mencit
diberikan suspensi obat yang berbeda, sebagai kontrol negatif diberikan CMC Na, setelah obatdiberikan
mencit didiamkan selama beberapa menit. Kemudian disuntik secara intraperitoneal denganlarutan
induksi asam asetat . Pemberian dilakukan secara intraperitoneal karena memungkinkan sediaan lebih
mudah diabsorbsi oleh tubuh, cepat memberikan efek, mencegah penguraian asam asetat pada jaringan
fisiologik organ tertentu, serta efek merusak jaringan tubuh jika pada organ tertentu. Misalnya apabila
asam asetat diberikan per oral, akan merusak saluran pencernaan, karena sifat kerongkongan
cenderung bersifat tidak tahan terhadap asam.Larutan asam asetat diberikan setelah 30 menit, ini
bertujuan agar obat yang telah diberikan sebelumnya sudah mengalami fase absorbsi untuk meredakan
rasa nyeri. Selama beberapa menit kemudian, setelah diberi larutan asam asetat mencit akan
menggeliat dengan ditandai perut kejang dan kaki ditarik ke belakang. Jumlah geliat mencit dihitung
setiap 5 menit selama 60 menit.Penggunaan asam asetat sebagai induktor dalam percobaan ini karena
asam asetat merupakan asam lemah yang tidak terkonjugasi dalam tubuh, pemberian sediaan asetat
terhadaphewan percobaan akan merangsang prostaglandin untuk menimbulkan rasa nyeri akibat
adanyakerusakan jaringan atau inflamasi. Prostaglandin meyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap
stimulasi mekanik dan kimiawi sehingga prostaglandin dapat menimbulkan keadaanhiperalgesia,
kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri
yang nyata, sehingga mencit akan menggeliatkan kaki belakang saat efek dari penginduksi ini
bekerja.Setelah dilakukan percobaan didapatkan hasil bahwa urutan obat yang memiliki dayaanalgetik
paling tinggi atau kuat adalah , paracetamol, ibuprofen, dan asam mefenamat.Hasil yang didapat setelah
diuji dengan menggunakan tabel yang kemudian didapat hasil “berbeda bermakna”, artinya pemberian
obat analgetik yang berbeda pada hewan uji mencitakan mempengaruhi frekuensi geliat mencit, sesuai
dengan efektivitas obat sebagai analgetik,yaitu Paracetamol > ibuprofen > asam mefenamat.Hasil untuk
Asam mefenamat sudah sesuai karena obat memberikan efek analgetik yang lebih ringan disebabkan
oleh sifat asam dan efek samping nyeri pada lambung. Sehingga dengan sifat dan efek sampingnya ini
justru dapat meningkatkan nyeri pada lambung mencit. Namun hasil ini juga kurang sesuai dengan teori,
karena yang seharusnya memiliki efek analgetik yang lebih kuat adalah ibuprofen, karena absorbsinya
lebih cepat di lambung,sementara indikator nyeri juga diberikan pada lambung.Kemudian yang
seharusnya memiliki efek analgetik yang terkuat kedua setelah ibuprofen ,diikuti oleh parasetamol,
tetapi ketika Paracetamol akan diberikan kepada mencit , mencit tersebut mati dikarenakan kejang
kejang ketika akan diberikan Paracetamol diketahui bahwa sebelumnya mencit tersebut sedang sakit .
Penyimpangan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu ketika sudah 30 menit setelah pemberian
analgetik, tidak segera disuntikan asam asatet sehingga efek obat analgetiknya sudah berkurang, faktor
fisiologis dari mencit, yang mengalami beberapa kali percobaan sehingga kemungkinan mencit stress,
Waktu penyuntikan ada larutan yang tumpah sehingga mengurangi dosis obat analgetik yang diberikan,
pengambilan larutaan stock yang tidak dikocok dahulu, sehingga dosis yang diambil tiap spuit berbeda,
karena larutan stock yang dibuat adalah bentuk sediaan suspensi, seharusnya dalam pengambilan
dikocok terlebih dahulu, agar bahan obat yang diambil, bukan hanya larutannya.

VI. Kesimpulan

Analgetik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf secara selektif. Digunakan untuk
mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetik bekerja dengan meningkatkan nilai
ambang persepsi rasa sakit. Analgetik yang digunakan adalah analgetik non narkotik yaitu Paracetamol
yang disuspensikan dalam CMC . Dengan kontrol menggunakan CMC yang keduanya telah disesuaikan
dosisnya.

Praktikum ini menggunakan metode rangsangan kimia,yaitu diberikan dengan pemberian steril asam
acetat (SAA) dengan hewan uji mencit, karena mudah disimpan dan dipelihara serta bisa beradaptasi
baik dengan lingkungan baru. Selain itu mencit percobaan hampir identik secara genetis dengan
manusia. Pemberian di lakukan secara oral dan intra peritonial. Pemberian tidak boleh melebihi volume
maksimal larutan yang bisa diberikan pada mencit dalam hal ini adalah per oral dan intra peritonial yang
maksimum volume pemberiannya sebesar 1,0ml. Volume pengambilan di tentukan dari perhitungan
berat mencit yang di uji.

Daftar pustaka

http://farmasiapriliant56.blogspot.com/2014/05/uji-anlgetik.html?m=1

https://www.academia.edu/9626596/uji_coba_obat_analgetik_terhadap_mencit

Anda mungkin juga menyukai