Agt Sawit
Agt Sawit
Agt Sawit
PENDAHULUAN
Penanaman kelapa sawit,dimana kelapa sawit adalah suatu tumbuhan di tempat yang
harus di memiliki air yang mencukupi dan memenuhu syarat sebagai sarana penanaman
kelapa sawit. Banyak diantara petani sawit yang menanam tumbuhan yang dapat
menghasilkan minyak ini tanpa memperhatikan area yang akan menjadi sarana
penanamannya, selain hasil penanaman yang memuaskan dengan syarat penanaman ini
juga maka lingkungan tidak akan menjadi rusak karna ulah dari perlakuan yang dilakukan
saat pembukaan lahan. Oleh karna itu membuat makalah yang berjudul “ Pembukaan
lahan(Land Clearing) kelapa sawit” agar orang mengerti cara pembukaan lahan yang
tidak merusak lingkungan dan memperoleh hasil yang memuaskan.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian pembukaan lahan (Land Clearing) kelapa sawit
2. Dapat mengetahui system perencanaan dalam membuka lahan perkebunan
kelapa sawit
3. Dapat mengetahui teknik pengerjaan land clearing yang baik dan benar ketika
akan membuka suatu lahan perkebunan kelapa sawit tanpa harus merusak
lingkungan .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembukaan lahan atau landclearing adalah pembukaan lahan untuk keperluan lain
nya sepert perkebunan, transmigrasi, pertanian dan lain sebagainya.Pembukaan lahan
merupakan komponen biaya inventasi disamping pembibitan yang telah dibicarakan.
Tahapan-tahapan pekerjaan sudah tertentu sehingga jadwal kerja harus harus
dilaksanakanb secara konsekwen. Keterlambatan suatu pekerjaan diselesaikan akan
berlarut pada pekerjaan lain sehingga akan menambah biaya. Tantangan yang dihadapi
cukup banyak misalnya alam ( gangguan cuaca, hewan liar, dan lain-lain ), biaya yang
harus berkesinambungan, sumber daya manusia yang harus tersedia serta alat-alat beserta
suku cadangnya. Tahapan- tahapan pekerjaan ini adalah :
Lokasi pemukiman untuk satuan luas tertentu misalnya 800 ha untuk 1 afdeling.
Lokasi ini harus dekat dengan sumber air minum dan letaknya terpusat dari areal.
Batas areal dari kebun maupun riap afdeling.
Jaringan jalan terutama untuk jalan penghubung (masuk dan keluar lokasi) atau
jalan utama, jalan produksi, dan lain-lain.
Lokasi pembibitan.
Lokasi pabrik dan kantor pusat kebun.
Luas satu kebun biasanya disesuaikan dengan kapasitas akhir pabrik yang akan
dibangun. Satu unit pabrik yng berkapasitas 30 - 45 ton tandan TBS / jam akan dapat
disuplai oleh tanaman yang luasnya 6.000 HA dan yang berkapasitas 60 ton tandan / jam
membutuhkan areal seluas 11.000 – 12.000 HA. Satu kebun dibagi dalam beberapa
afdeling atau bagian yang luasnya 600 – 800 ha tergantung kondisi areal dan tiap afdeling
akan terdiri dari blok tanam yang luasnya 16 ha, 25 ha, atau 30 ha tergantung kondisi
areal. Blok ini sangat penting sebagai satuan luas administrasi dan semua pekerjaan akan
diperhitungkan dalam blok demi blok. Untukareal rata atau berombak tentu akan mudah
membagi blok tersebut tetapi untuk kondisi bergelombang atau berbukukit akan memiliki
blok yag lebih kecil dan tidak jarang sebagai batas blok dipakai batas alam seperti sungai,
jalan dan lain –lain.
Menurut cara pelaksanaanya Land Clearing atau Pembukaan lahan dapat dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu :
1.Manual
2 Mekanis
3 Chemis
Peracunan pohon atau penyemprotan dengan bahan kimia tertentu (untuk lalang).
Pada daerah curah hujan tinggi kurang efektif. Dibutuhkan air untuk pelarut
herbisida.
B. TEKNIK PENGERJAAN LAND CLEARING
a. Mengimas
b. Menumbang
16 – 30 cm 25 cm
31 – 75 cm 50 cm
76 – 150 cm 100 cm
> 150 cm Ditebang pada batas antara akar penguat dengan
batang utama
Hasil tumbangan tidak dibenarkan melintang di atas alur air dan jalan
Harus dilakukan secara tuntas sehingga tidak ada pohon yang setengah tumbang
maupun pohon yang ditumbuhi oleh tanaman menjalar
Pohon yang masih tegak tetapi sudah mati tidak perlu ditumbang sampai pada
waktu dilakukan perumpukan (perun mekanis)
Penumbangan di lahan gambut dilakukan setelah minimum 6 bulan selesai
pembuatan outlet dan main drain serta telah terjadi penurunan permukaan tanah.
C. Merencek
Kegiatan merencek adalah memotong cabang dan ranting kayu yang sudah ditumbang
dipotong-potong untuk mempermudah perumpukan.
10 - 30 1,5 – 3
30 - 75 2–4
> 75 4–5
D. Merumpuk
Kegiatan merumpuk adalah pelaksanaan pengumpulan atau menata cabang dan
ranting yang telah dipotong dikumpulkan dari kayu yang lebih besar. Perumpukan dibuat
memanjang Utara – Selatan agar dapat diterpa panas matahari dan cepat kering, jarak
anar rmpukan dibuat 50 – 100 meter tergantung kerapatan pohon yang ditumbang dan
keadaan areal.
Mekanismenya
o Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang dan berada
di gawangan mati
o Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat oleh
operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu sehingga
terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
o Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda tidak boleh
dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar ± 4 m.
o Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan atau
perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon
sawit dan harus diletakkan rata di permukaan tanah
o Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau buldozer, posisi
pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah dan/atau pisau dipasang gigi.
E. Membersihkan Areal
F. Cincang Jalur
Kegiatan yang dilakukan pada areal datar
Membebaskan jalur tanam dan titik tanam dari kayu dengan memotong kayu
yang masih melintang pada jalur tanam dan disusun di jalur rumpukan
Membuat jalur rintis tengah untuk jalan kontrol selebar 4 m arah utara selatan
harus bebas dari kayu
Menentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan :
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Pembukaan lahan atau landclearing adalah pembukaan lahan untuk keperluan lain
nya sepert perkebunan, transmigrasi, pertanian dan lain sebagainya.Pembukaan
lahan merupakan komponen biaya inventasi disamping pembibitan
2. Land Clearing atau Pembukaan lahan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu secara
mekanis , manual , dan chemis.
3. Teknik pengerjaan Land Clearing areal perkebunan kelapa sawit yaitu dimulai dari
mengimas , menumbang,merencek, merumpuk,membersihkan areal dan cincang
jalur.
3.2 Saran
Pembukaan lahan haruslah disesuaikan antara luas lahan, kondisi lahan, dan juga
system yang akan digunakan nantinya. Selain itu pembukaan lahan harus
mempertimbangkan risiko terhadap lingkungan. Yang pastinya pembukaan lahan
haruslah dilakukan sesuai dengan prosedur dan tidak menyalahi aturan yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
OLEH:
KELOMPOK 2 :
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2020