Intervensi Part 1
Intervensi Part 1
Intervensi Part 1
A. INTERVENSI UTAMA
a. Manajemen perilaku
Observasi
1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
Terapeutik
2. Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
3. Jadwalkan kegiatan terstruktur
4. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan
konsisten setiap dinas
5. Tingkatkan aktifitas fisik sesuai kemampuan
6. Batasi jumlah pengunjung
7. Bicara dengan nada rendah dan tenang
8. Lakukan kegiatan peralihan terhadap sumber agitasi
9. Cegah perilaku pasif dan agresif
10. Beri penguatan positif terhadap keberhsilan mengendalikan perilaku
11. Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi
12. Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan
13. Hindari sikap mengancam dan berdebat
14. Hindari berdepat atau menawar batas perilaku yang telah ditetapkan
Edukasi
15. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan
kognitif
b. Promosi harga diri
Observasi
1. Identifikasi budaya, agama, ras jenis kelamin dan usia terhadap harga
diri
2. Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
3. Monitor tingkat harga diri setiap waktu sesuai kebutuhan
Terapeutik
4. Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
5. Motivasi menerima tantangan atau hal baru
6. Diskusikan pernyataan tentang harga diri
7. Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
8. Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
9. Diskusikan persepsi negatif diri
10. Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
11. Diskusikan penetapan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih
tinggi
12. Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan batasan
yang jelas
13. Berikan umpan balik positif atas peningkatan pencapaian tujuan
14. Fasilitasi lingkungan dan aktifitas yang meningkatkan harga diri
Edukasi
15. Jelaskan pada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
16. Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
17. Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan
orang lain
18. Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif
19. Anjurkan mengevaluasi perilaku
20. Anjurkan cara mengatasi bullying
21. Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
22. Latih pernyataan atau kemampuan positif diri
23. Latih cara berfikir berperilaku positif
24. Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam
menangani situasi
c. Promosi koping
Observasi
1. Identifikasikan kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
2. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
3. Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
4. Identifikasi pemahaman proses penyakit
5. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
6. Identifikasi metode penyelesaian masalah
7. Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
Terapeutik
8. Diskusikan perubahan peran yang dialami
9. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
10. Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
11. Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
12. Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
13. Diskusikan resiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
14. Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
15. Berikan pilihan realistis mengenai aspek aspek tertentu dalam
perawatan
16. Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
17. Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
18. Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan
19. Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
20. Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
21. Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis, kecacatan)
22. Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
23. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
24. Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
Edukasi
25. Anjurkan menjalin hubungan yang memilki kepentingan dan tujuan
sama
26. Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
27. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
28. Anjurkan keluarga terlibat
29. Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
30. Ajarakan cara memecahkan masalah secara konstruktif
31. Latih penggunaan teknik relaksasi
32. Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
33. Latih mengembangkan penilaian obyektif
B. INTERVENSI PENDUKUNG
a. Dukungan keyakinan
Observasi
1. Identifikasi keyakinan, masalah, dan tujuan keperawatan
2. Identifikasi kesembuhan jangka panjang
3. Monitor kesehatan fisik dan mental pasien
Terapeutik
4. Integrasikan keyakinan dalam rencana perawatan sepanjang tidak
membahayakan atau beresiko keselamatan, sesuai kebutuhan
5. Berikan harapan yang realistis sesuai prognosis
6. Fasilitasi pertemuan antara keluarga dan tim kesehatan untuk
membuat keputusan
7. Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi kesehatan
Edukasi
8. Jelaskan bahaya atau resiko yang terjadi akibat keyakinan negatif
9. Jelaskan alternatif yang berdampak positif untuk memenuhi
keyakinan dan perawatan
10. Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami
b. Dukungan memaafkan
Observasi
1. Identifikasi sumber kemarahan dan kebencian
2. Identifikasi keyakinan yang menghambat dan membantu
mengungkapkan masalah
3. Identifikasi perasaan marah, kepahitan, dan dendam
Terapeutik
4. Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati
5. Gunakan teknik kehadiran, sentuhan, dan empati, jika perlu
6. Fasilitasi mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spiritual (mis.
Doa, bimbingan, bersikap bijaksana)
7. Fasilitasi kegiatan ibadah, bermohon ampun atau taubat kepada
Tuhan (mis. Sholat taubat, pengakuan dosa)
Edukasi
8. Jelaskan bahwa memaafkan adalah sebuah proses
9. Jelaskan bahwa memaafkan memiliki dimensi kesehatan dan
pemulihan diri
10. Ajarkan teknik melepaskan emosi dan relaksasi
c. Dukungan pelaksanaan ibadah
Observasi
1. Identifikasi kebutuhan pelaksanaan ibadah sesuai agama yang dianut
Terapeutik
2. Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk pelaksanaan ibadah
(mis. Tempat berwudhu, perlengkapan sholat, arah kiblat,
perlengkapan kebaktian)
3. Fasilitasi konsultasi medis dan tokoh agama terhadap prosedur
khusus (mis. Donor, transfusi)
4. Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai sumber koping
5. Fasilitasi kebutuhan diet sesuai dengan agama yang dianut (mis.
Tidak makan babi bagi muslim, tidak makan dsging sapi bagi hindu)
6. Fasilitasi pemenuhan ritual pada situasi khusus (mis. Mengadzankan
bayi, pembaptisan, pengakuan dosa, menuntutun syahadat saat
sakaratul maut, menghadap kiblat)
Kolaborasi
7. Konsultasi medis terkait pelaksanaan ibadah yang memerlukan
perhatian (mis. Puasa)
8. Rujuk pada rohaniawan, konseling profesi, dan kelompok pendukung
pada situasi spiritual dan ritual, jika sesuai
d. Dukungan penampilan peran
Observasi
1. Edukasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkst
perkembangan
2. Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
3. Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
Terapeutik
4. Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang
tidak diinginkan
5. Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain
terhadap perilaku
6. Fasilitasi diskusi perubahan leran anak terhadap bayi baru lahir, jika
perlu
7. Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu
8. Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan
rumah, jika perlu
9. Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik
Edukasi
10. Diskusikan perilaku yang dibutuhkam untuk pengembangan peran
11. Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau
ketidakmampuan
12. Diskudikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang
tua
13. Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran
14. Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien atau orang tua
untuk memenuhi peran
Kolaborasi
15. Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru