TS2 PKLH

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME MATA KULIAH PKLH

JUDUL KONSEP DASAR PKLH


MATERI KELOMPOK 2

NAMA : AMAR AHMAD MADA


STAMBUK : A351 19 017
KELAS :A

DOSEN PEMBINA MATAKULIAH : Amiruddin, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
A. Konsep Dasar PKLH
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) yang merupakan
cabang ilmu yang mengkaji aspek kependudukan dan lingkungan hidup, terkait
dengan sebagian besar cabang ilmu pengetahuan, baik dengan pada kelompok ilmu-
ilmu alam, kelompok ilmu-ilmu humaniora, dan hampir dengan semua kelompok
bidang ilmu yang ada. Karena demikian luasnya ketercakupan dan keterkaitan ilmu
PKLH dengan berbagai bidang ilmu lain, baik secara komplementer maupun secara
suplementer, maka PKLH memiliki karakteristik yang bersifat spesifik. Hal yang
merupakan karakter khusus dari ilmu PKLH adalah model pengembangannya yang
bersifat interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner.
• Menurut J. M. Pemberton dan A.E. Prentice (1990), dalam bukunya The
Interdisciplinary Context, bahwa Interdisipliner (interdisciplinary) adalah
interaksi intensif antar satu atau lebih disiplin, baik yang langsung
berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program pengajaran dan
penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis.
Pendekatan Interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu
masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu
serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Dalam pemecahan
masalahannya di bidang ekonomi dengan interdisipliner hanya dengan satu
ilmu saja yang serumpun.
• Menurut J. M. Pemberton dan A.E. Prentice (1990), dalam bukunya The
Interdisciplinary Context, bahwa Multidisipliner (multidisciplinay), adalah
penggabungan beberapa disiplin ilmu untuk bersama-sama mengatasi
masalah tertentu. Pendekatan Multidisipliner adalah pendekatan dalam
pemecahan suatu masalah dengan menggunakan berbagai sudut pandang
banyak ilmu yang relevan.

B. Tujuan dan Manfaat PKLH


Pendidikan lingkungan hidup bertujuan meningkatkan kesadaran dan
perlibatan masyarkat secara aktif dalam masalah-masalah lingkungan, atau menurut
Jayasurya tujuan pendidikan lingkungan hidup ialah agar para pelajar memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi dan rasa keterpanggilan (commitment)
untuk bekerja secara individual dan kolektif menuju kepada pemecahan dan
penecegahan timbulnya masalah lingkungan. Dalam tujuan umum (visi) pendidikan
kependududkan dan lingkungan hidup ini terkandung unsur tujuan lain (Misi) yang
meliputi pembinaan unsur: pengetahuan, kesadaran, sikap keterampilan,
kemampuan mengevaluasi dan keikutsertaan (perilaku) dari peserta didik dalam
hubungannya dengan pelestarisn dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Adapun tujuan khusus pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
mencakup:
a. mengembangkan kesadaran akan perlunya individu dapat memenuhi
kebutuhan
b. Mengembangkan kesadaran akan lingkungan dan masalahnya kini dan
mendatang;
c. Mendapatkan pengetahuan dan pengertian tentang hubungan ekologis
manusia dengan lingkungan sosial budaya dan biofisikanya;
d. Memiliki kemampuan yang diperlukan untuk penggunaan sumber daya
alam secara bijaksana, melindungi dan mengembangkan lingkungan
menuju pemecahan masalah.
e. mengembangkan sikap, nilai dan kepercayaan yang esensial untuk
meningkatkan kualitas dan konservasi lingkungan.
Setelah mengetahui tentang tujuan PKLH maka selanjutnya adalah apa
manfaat yang dapat diambil setelah mempelajari PKLH itu sendiri. PKLH adalah
suatu program yang dikhususkan untuk membentuk pribadi peserta didiknya lebih
peka terhadap masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup. Dari
mempelajari PKLH tentu saja diharapkan keluran yang didapat dari situ
mempunyai manfaat besar bagi lingkungan dan kependudukan.
Sekarang keadaan sudah sampai ke titik kritis. Hal ini terjadi karena dua
kekuatan besar saling mendukung dan memperkuat, ialah:
1. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terbatas di atas suatu planet
dengan daya dukung yang terbatas untuk menghidupinya dan menampung
sampah hasil kehidupannya.
2. Teknologi tidak terbatas yang dibarengi dengan sika manusia untuk
mendominasi dan menghabiskan alam lingkungannya
Krisis yang mengancam sistem kehidupan di planet bumi ini harus segera kita
hadapi dan kita pecahkan bersama. Pertumbuhan penduduk harus kita atur. Sikap
kita untuk secara tidak bertanggung jawab mengeksploitasi dan merusak alam
lingkungan bagi keenakan dan kemudahan hidup kita harus kita rubah.
Untuk itu Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) dirasa
dan mutlak diperlukan sebagai salah satu alternatif guna menjawab tantangan
masalah kependudukan dan lingkungan hidup yang berkembang saat ini dan yang
akan datang. Sehingga manfaat yang dapat diambil dari PKLH adalah Terwujudnya
manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk
berperan aktif dalam melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup
serta menjawab berbagai tantangan mengenai masalah kependudukan yang
semakin kompleks.
Berarti jika kita melihat dari tujuan awal PKLH dapat dikatakan bahwa
manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Memberikan wawasan lingkungan hidup kepada seluruh stakeholder
khususnya pada sektor pendidikan, warga sekolah dan masyarakat dalam
menyelesaikan permasalahan lingkungan.
2. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan bagi usia dini
sebagai cerminan prilaku yang rasional dan tanggung jawab terhadap
lingkungan hidup.
3. Menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki sikap profesional sesuai
dengan tuntutan perkembangan iptek dan tuntutan pembangunan
berkelanjutan.
4. Memahami konsep dan pentingnya lingkungan hidup dalam kehidupan
menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup di
daerah masing-masing khususnya.
5. Menampilkan kreatifitas melalui kegiatan nyata dalam rangka
meningkatkan daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan.
6. Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya alam serta gerakan pemanfaatan, penataan,
pengembangan, pemeliharaan dan pemulihan lingkungan hidup di
lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.
7. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan
keindahan untuk menuju suatu kondisi daerah yang aman, nyaman dan
tertib.
Tujuan dan Manfaat PKLH sebagai Program Pendidikan
Pada tahun 1986, pendidikan lingkungan hidup dan kependudukan dimasukkan ke
dalam pendidikan formal dengan dibentuknya mata pelajaran “Pendidikan
kependudukan dan lingkungan hidup (PKLH)”. Depdikbud merasa perlu untuk
mulai mengintegrasikan PKLH ke dalam semua mata pelajaran. Pada jenjang
pendidikan dasar dan menegah (menengah umum dan kejuruan), penyampaian
mata ajar tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif
dituangkan dalam sistem kurikulum tahun 1984 dengan memasukkan masalah-
masalah kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam hampir semua mata
pelajaran. Sejak tahun 1989/1990 hingga saat ini berbagai pelatihan tentang
lingkungan hidup telah diperkenalkan oleh Departemen Pendidikan Nasional bagi
guru-guru SD, SMP dan SMA termasuk Sekolah Kejuruan.
Di tahun 1996 terbentuk Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL) antara LSM-
LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap pendidikan lingkungan.
Hingga tahun 2004 tercatat 192 anggota JPL yang bergerak dalam pengembangan
dan pelaksanaan pendidikan lingkungan. Selain itu, terbit Memorandum Bersama
antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 0142/U/1996 dan No Kep: 89/MENLH/5/1996 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup, tanggal 21 Mei
1996. Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dikdasmen) Depdikbud juga terus mendorong pengembangan dan pemantapan
pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di sekolah-sekolah antara lain melalui
penataran guru, penggalakkan bulan bakti lingkungan, penyiapan Buku Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) untuk
Guru SD, SLTP, SMU dan SMK, program sekolah asri, dan lain-lain.
Sementara itu, LSM maupun perguruan tinggi dalam mengembangkan
pendidikan lingkungan hidup melalui kegiatan seminar, sararasehan, lokakarya,
penataran guru, pengembangan sarana pendidikan seperti penyusunan modul-
modul integrasi, buku-buku bacaan dan lain-lain. Pada tanggal 5 Juli 2005, Menteri
Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan SK bersama
nomor: Kep No 07/MenLH/06/2005 No 05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan
pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Di dalam keputusan bersama ini,
sangat ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara integrasi
dengan mata ajaran yang telah ada.

C. Pendekatan PKLH
Perlindungan terhadap sumber daya alam merupakan pertanyaan dasar atas
eksistensi setiap orang dan seluruh umat manusia. Oleh karena itu sekolah
mempunyai kewajiban untuk membangkitkan kepekaan dan kesadaran akan
lingkungan pada kaum remaja, membuka wawasan dan mendidik mereka untuk
berinteraksi dan bersikap dengan penuh tanggung jawab. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 008C/U/1975 menetapkan
bahwa Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) mulai
diterapkan di Sekolah Dasar (SD). Dalam Surat Keputusan tersebut dinyatakan
bahwa PKLH diajarkan tidak dalam bentuk mata pelajaran tersendiri, tetapi dalam
bentuk kesatuan dengan mata pelajaran dan bidang studi tertentu melalui
pendekatan terpadu (integratif).
Pengajaran Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)
khususnya melalui jalur pendidikan formal dapat ditempuh melalui dua pendekatan,
yaitu pendekatan monolitik dan pendekatan integratif.
a. Pendekatan monolitik
Pendekatan ini bertitik tolak dari pandangan bahwa setiap pelajaran
merupakan sebuah komponen yang berdiri sendiri dan mempunyai tujuan
tertentu dalam satu kesatuan sistem. Pendekatan monolitik dalam PKLH
berarti PKLH merupakan satu mata pelajaran yang beridiri sendiri sejajar
dengan mata pelajaran lain, diajarkan oleh tenaga pengajar (guru) tertentu
serta memiliki jumlah jam pelajaran tersendiri setiap minggunya yang telah
ditentukan pula.
Bila pendekatan monolitik diterapkan di sekolah formal, maka berabgai
kendala akan segera muncul bersamaan dengan diterapkannya pendekatan
tersebut. Kendala ini terutama menyangkut masalah kurikulum sekolah yang
sampai saat ini dirasa sudah terlalu sarat serta pelaksanaannya telah menyita
waktu pelajaran yang termasuk cukup banyak. Kendala lain menyangkut
maslah penyediaan tenaga pengajar khususnya yang telah memiliki
kompetensi dalam bidang ini.
b. Pendekatan integratif (terpadu)
Yang dimaksud dengan pendekatan integratif (terpadu) dalam PKLH
adalah memadukan atau meyatukan materi PKLH ke dalam mata pelajaran
tertentu. Pendekatan ini muncul bertolak dari kenyataan sebagaimana telah
dikemukakan didepan bahwa bahan kurikulum sekolah yang ada sudah terlalu
sarat sehingga tidak memungkinkan lagi untuk menambah mata pelajaran
baru.
Kita semua mungkin dapat memahami bahwa dengan masuknya unsur-
unsur baru dalam kurikulum sekolah sesungguhnya semakin terasa
kegunaannya bagi para siswa. Untuk mangatasi masalah ini maka ditempuh
pendekatan integratif dengan pertimbangan bahwa unsur baru tersebut dapat
dimasukkan tanpa harus menambah jumlah mata pelajaran.
PKLH tidak terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja, melainkan
menyangkut seluruh kehidupan sekolah. Berbagai aspek kegiatan sekolah, selalu
diwarnai PKLH. Misalnya pada saat perayaan Hari Bumi (22 April), dan Hari
Lingkungan Hidup (5 Juni) dengan penanaman pohon; membahas masalah
lingkungan yang sedang terjadi seperti banjir, kebakaran hutan, pencemaran, dll;
studi lapangan dengan mengamati langsung objek lingkungan; penataan ruang kelas
dan lingkungan sekolah; gerakan kebersihan; dan efisiensi dalam pemakaian
seumber daya alam.

Anda mungkin juga menyukai