Aspek Sosial Budaya Pada Masa Kehamilan
Aspek Sosial Budaya Pada Masa Kehamilan
Aspek Sosial Budaya Pada Masa Kehamilan
Disusun oleh:
Kelompok 2
Prodi: D-III KEBIDANAN
1. Indrawati
2. Noneng Parida
3. Prianti
4. Reni Nursapitri
5. Resi Regita
6. Salsabila Aurin
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
“Aspek Sosial Budaya Pada Masa Kehamilan.”
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosial
Budaya.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan yang tak ternilai harganya.
Untuk itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. H. Dedi Supriadi, S.Sos.,S.Kep.,Ners.,M.M.Kes. selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
2. Neli Sunarni, SST.,M.Keb. selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
3. Rosidah Solihah, SST., M.Tr.Keb.
4. Metty Nurherliyany, SST.,M.Pd selaku dosen mata kuliah sosial budaya yang
telah memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan arahan kepada kami dan
5. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan motivasi dan
semangat.
6. kedua orang tua kami, yang telah memberikan kekuatan secara moril maupun
materiil, karena tanpa bantuan mereka mustahil kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih telah membimbing dan menyayangi kami sampai
saat ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada kami, senantiasa
mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi semua pembaca, serta dapat berguna
bagi kemajuan STIKes Muhammadiyah Ciamis.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................2
1.4. Manfaat.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3.1. Kesimpulan.....................................................................................13
3.2. Saran...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
BAB IPENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam pembuatan makalah
ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh aspek sosial budaya pada masa trimester
kehamilan?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan?
3. Bagaimana kebiasaan adat dan istiadat prilaku yang merugikan
kehamilan?
4. Bagaimana gangguan yang datang saat kehamilan?
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui aspek sosial budaya pada masa trimester kehamilan.
2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan.
3. Dapat mengetahui kebiasaan adat dan istiadat prilaku yang merugikan
kehamilan.
4. Dapat mengetahui gangguan yang datang saat kehamilan.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan Makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui aspek sosial budaya pada masa trimester kehamilan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan.
3. Untuk mengetahui kebiasaan adat dan istiadat prilaku yang merugikan
kehamilan.
4. Untuk mengetahui gangguan yang datang saat kehamilan.
2
BAB II
BAB IIPEMBAHASAN
3
b. Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi
mulai terbentuk.
Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel
darah.
Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm
dengan kepala yang besar.
c. Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling
berkait.
Aktivitas otak sangat tinggi.
2. Trimester II (minggu 13 – 28)
Mual dan muntah mulai menghilang. Bayi berkembang pesat pada
masa ini dan mulai bergerak. Olah raga ringan, menjaga kebersihan
dan diet ibu hamil diperlukan di masa ini.
Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk
mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan
bayi kembar.
Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada
minggu ke 20 – 21.
Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak
mata sudah dapat membuka dan menutup.
Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang
30 cm.
3. Trimester III (minggu 29 – kelahiran)
Tubuh ibu hamil makin terlihat membesar. Kadang ibu hamil harus
berlatih menarik nafas dalam untuk memberikan oksigen yang cukup ke
bayi. Ibu hamil perlu istirahat yang cukup, jangan berdiri lama-lama,
dan jangan mengangkat barang berat pada masa ini.
Semua organ tumbuh sempurna
4
Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi (‘nendang’,
‘nonjok’) serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih
lama dibandingkan masa bangun.
Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk
dilahirkan.
Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
Selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga
rendah. Hal ini dapat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.
Larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas, ketimun dan
lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan
masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan. (Wibowo, 1993)
Di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu (Maluku) terdapat
suatu tradisi upacara kehamilan yang dianggap sebagai suatu peristiwa
biasa, khususnya masa kehamilan seorang perempuan pada bulan pertama
hingga bulan kedelapan. Namun pada usia saat kandungan telah mencapai
Sembilan bulan, barulah mereka akan mengadakan suatu upacara.
Masyarakat nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia
kandungan seorang perempuan telah mencapai Sembilan bulan, maka pada
diri perempuan yang bersangkutan banyak diliputi oleh pengaruh roh-roh
jahat yang dapat menimbulkan berbagai bahaya gaib. Dan tidak hanya
dirinya sendiri juga anak yang dikandungannya, melainkan orang lain
disekitarnya, khususnya kaum laki-laki. Untuk menghindari pengaruh roh-
roh jahat tersebut, si perempuan hamil perlu diasingkan dengan
menempatkannya di posuno.
Masyarakat nuaulu juga beranggapan bahwa pada kehidupan seorang
anak manusia itu baru tercipta atau baru dimulai sejak dalam kandungan
yang telah berusia 9 bulan. Jadi dalam hal ini ( masa kehamilan 1-8 bulan )
oleh mereka bukan dianggap merupakan suatu proses dimulainya bentuk
kehidupan.
5
Patokan yang dipakai untuk mengetahui usia kandungan seorang
perempuan adalah dengan meraba bagian perut perempuan tersebut yang
dilakukan oleh dukun beranak (irihitipue). Apabila irihitipue menyatakan
bahwa usia kandungan yang telah mencapai Sembilan bulan, maka ia akan
mengisyaratkan kepada seluruh perempuan dewasa anggota kerabat
perempuan tersebut untuk segera mempersiapkan perlengkapan, peralatan,
dan bermusyawarah untuk menentukan waktu penyelenggaraan upacara
(pagi, siang, atau sore).
Sebagai catatan, upacara masa kehamilan tidak boleh dilaksanakan
pada malam, karena malam hari dianggap saat-saat bergentayangan berbagai
jenis roh jahat yang dapat menyusup ke tubuh ibu maupun sang jabang
bayi., sehingga bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (buruk) pada anak
yang bersangkutan.
Penyelenggaran upacara kehamilan Sembilan bulan melibatkan
didalamnya pemimpin upacara dan peserta upacara. Pemimpin upacara
adalah irihitipue (dukun beranak). Peserta upacara adalah para perempuan
dewasa dari soa (kelompok kerabat) perempuan yang hamil dan suaminya.
Mereka akan mengikuti prosesi upacara, baik dirumah maupun di posuno.
Selain itu mereka jugalah yang menyediakan segala perlengkapan,
menentukan waktu akan dilangsungkannya upacara dan sebagai saksi
pelaksanaan upacara.
Pada saat jalannya upacara seorang perempuan hamil yang telah
Sembilan bulan, ia akan diantar oleh irihitipue (dukun beranak) dan kaum
perempuan yang ada di dalam rumah atau tetangga yang telah dewasa
menuju ke posuno. Ketika perempuan tersebut berada di depan pintu
posuno, irihitipue membacakan mantra-mantra yang berfungsi sebagai
penolak bala. Mantra tersebut dibacakan didalam hati (tanpa bersuara) oleh
irihitipue dengan maksud agar tidak dapat diketahui oleh orang lain, karena
bersifat rahasia. Oleh karena itu, hanya irihitipue dan keluarga intinya saja
yang mengetahui mantra tersebut.
6
Ketika selesai membaca mantra, perempuan yang hamil tersebut
diantar masuk ke dalam posuno dan rombongan kemudian pulang
meninggalkan wanita tersebut, irihitipue setiap saat akan mengunjungi
mereka untuk memeriksa keadaan dirinya. Semua keperluan wanita hamil
ini dilayani oleh wanita-wanita kerabatnya. Sebagai catatan, mereka akan
tetap berdiam disitu tidak hanya sampai selesainya upacara kehamilan
Sembilan bulan, tetapi sampai tiba waktunya melahirkan hingga 40 hari
setelah melahirkan.
Setelah perempuan hamil tersebut berada di posuno, maka pihak
keluarga akan memberitahukan kepada seluruh perempuan dewasa dari
kelompok kerabat (soa) perempuan hamil tersebut dan dari kelompok
kerabat suaminya untuk berkumpul di rumah perempuan tersebut.
Selanjutnya mereka pergi menuju ke posuno untuk mengikuti upacara masa
kehamilan Sembilan bulan. Sebelum mereka menuju ke posuno, para
perempuan dewasa tersebut akan berkumpul berkeliling di dalam rumah
untuk memanjatkan doa kepada upu kuanahatana agar perempuan yang
sedang hamil tersebut selalu dilindungi dan terbebas dari pengaruh roh-roh
jahat.
Kemudian setelah memanjatkan doa di dalam rumah, mereka menuju ke
posuno bersama-sama dan dipimpin oleh irihitipue. Pada waktu sampai di
posuno, mereka kemudian duduk mengelilingi perempuan hamil tersebut,
sedangkan irihitipue mendekati perempuan tersebut dan duduk di
sampingnya. Perempuan yang hamil tersebut kemudian dibaringkan oleh
irihitipue lalu diusap-usap perutnya sambil mengucapkan mantra-mantra
yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari upu
kuanahatana.
Pada saat selesainya pembacaan mantra, maka selesainya pula acara
pelaksanaan upacara masa kehamilan Sembilan bulan. Para kerabat dan
irihitipue kemudian pulang ke rumah masing-masing. Sementara perempuan
hamil tersebut tetap tinggal di posuno sampai melahirkan dan 40 hari setelah
masa melahirkan. Untuk keperluan makan dan minum selama berhari-hari
7
di posuno, pihak kerabatnya sendiri (soanya) akan selalu mengantarkan
makanan dan minuman kepadanya.
Ada beberapa nilai yang terkandung dalam upacara tersebut, nilai-
nilai itu antara lain adalah kebersamaan, gotong-royong, keselamatan, dan
religius.
Nilai kebersamaan tercermin dari berkumpulnya sebagian besar anggota
keluarga dan masyarakat dalam suatu tempat untuk makan bersama. Ini
adalah wujud kebersamaan dalam hidup barsama di dalam
lingkungannya. Dalam hal ini, kebersamaan sebagai komunitas yang
mempunyai wilayah, adat istiadat dan budaya yang sama.
Nilai kegotong-royongan tercermin dari keterlibatan berbagai pihak
berbagai pihak dalam penyelenggaraan upacara. Mereka saling bantu
demi terlaksananya upacara.
Nilai keselamatan tercermin dalam adanya kepercayaan bahwa pada
masa usia kehamilan yang telah mencapai 9 bulan adalah masa yang di
anggap kritis bagi seorang perempuan, karena pada masa inilah ia dan
bayi yang dikandungnya rentan terhadapa bahaya-bahaya goib yang
berasal dari roh-roh jahat yang dapat berakibat buruk pada keselamatan
dirinya sendiri maupun bayinya.
Nilai religius tercermin dalam doa bersama yang dilakukan oleh
kelompok kerabat perempuan, baik sebelum berangkat ke posuno
maupun pada saat berlangsungnya upacara. Tujuannya adalah agar bayi
mendapatkan perlindungan dari roh-roh para leluhur (Ali Gufron).
8
memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan
terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.
2. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi
pada ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan
berpengaruh terhadap perkembangan atau gangguan emosi pada janin
yang telah lahir nanti.
Tidak hanya stress yang dapat mempengaruhi kehamilan akan tetapi
dukungan dari keluarga pun dapat menjadi pemicu menentukan
kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan bahkan
mendukungnya dalam berbagai hal, maka ibu hamil tersebut akan
merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani
kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya.
3. Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat
istiadat, fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat
dilakukan seperti menghindari asap rokok karena dapat berpengaruh
terhadap janin yang dikandungnya. Perilaku makan juga harus
diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat seperti
makanan ysng dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka
sebaiknya tetap dikonsumsi. Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan
dirinya.
Ekonomi juga merupakan faktor yang mempengaruhi proses
kehamilan yang sehat terhadap ibu dan janin. Dengan adanya ekonomi
yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan
persiapan lainnya dengan baik, maka proses kehamilan dan persalinan
dapat berjalan dengan baik.
kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa
9
lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian
yang menyerap keringat.
1. Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit
melahirkan.
2. Ibu menyusui dilarang makan makanan yang amis, misalnya: ikan, telur.
3. Bayi berusia 1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar
mekoniumnya cepat keluar.
4. Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk
karena takut darah kotor naik ke mata.
6. Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda
tajam.
10
bagi kehamilan.Tak perlu dikhawatirkan karena umumnya akan
menghilang dengan sendirinya setelah melahirkan.
Pembuluh darah balik (vena) yang normal dan sehat membawa
darah kembali ke jantung dari anggota tubuh. Karena harus bekerja
melawan gaya berat, maka pembuluh vena dirancang untuk memiliki
serangkaian katup yang mencegah membaliknya aliran darah. Bila
katup ini hilang, darah cenderung berkumpul pada vena di mana
tarikan gaya beratnya besar (seperti kaki, anus/vulva). Masalah ini
lebih sering terjadi pada wanita yang kegemukan daripada pria, dan
sering muncul pertama kali saat hamil. Lantaran bertambahnya
tekanan pada vena kaki, volume darah yang bertambah, terjadinya
relaksasi otot-otot pada pembuluh darah yang disebabkan oleh hormon
kehamilan.
Varises pada kehamilan dapat dicegah, antara lain dengan
menghindari: kenaikan berat badan berlebih, duduk terlalu lama,
mengangkat barang berat, mengejan terlalu kuat saat buang air besar,
menggunakan pakaian ketat, merokok, dan sebagainya.
2. Guratan Pada Perut
Gurat-gurat di atas perut diakibatkan oleh meregangnya kulit.
Biasanya karena pertambahan berat badan yang terlalu banyak/cepat.
Gurat-gurat ini memang sulit untuk dihilangkan, tapi tak perlu
berkecil hati. Anggap saja itu sebagai hadiah dan bagian dari
kesempurnaan Anda sebagai wanita yang telah melahirkan. Perlu para
ibu ketahui, perut hamil memang perut yang gatal dan akan bertambah
gatal seiring bertambahnya usia kehamilan. Ini disebabkan perut ibu
membesar sehingga kulit perut meregang. Akibatnya kulit menjadi
kering. Kendati terasa gatal, hindari untuk menggaruk. Cukup olesi
dengan cairan pelembab kulit. Memang tak akan menghilangkan sama
sekali rasa gatal. Paling tidak, bisa mengurangi keadaan tersebut.
3. Mual di Pagi Hari
11
Morning sickness atau mual dui pagi hari lumrah terjadi pada
kehamilan. Hampir semua ibu hamil mengalaminya. Biasanya terjadi
pada tiga bulan pertama kehamilan. Tetapi kadang ada yang sangat
berlebihan, mual sepanjang 9 bulan (hiperemesis gravidarum).
Penyebab mual ini adalah akibat peningkatan kadar hormon estrogen
dan HCG (human chorionic gonadotrophine) dalam serum darah ibu.
Tak ada obat yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa mual.
Bisa dicegah dengan menghindari makanan atau sumber penyebab
mual tersebut.
4. Tidak Menyukai Susu
Banyak ibu yang khawatir dengan kondisi janin karena ia tak suka
susu. Sebetulnya yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil adalah janin
tak perlu susu, melainkan kalsium. Tentunya banyak bahan pengganti
susu yang tak kalah kandungan kalsiumnya.Karena volume darah
meningkat selama kehamilan, maka jumlah zat besi yang dibutuhkan
untuk memproduksi sel darah merah akan meningkat pula secara
bertahap. Untuk mencegah anemia kekurangan zat besi, ibu hamil
dianjurkan makan makanan yang kaya zat besi. Biasanya dokter akan
memberi resep tambahan zat besi. Bila kekurangan zat besinya ringan,
mungkin tak terdapat gejala-gejala. Tapi ketika sel darah merah
pembawa oksigen makin bertambah kurang, ibu akan menunjukkan
gejala pucat, letih, lemah, berdebar, sesak napas, dan pingsan
5. Kejang Kaki
Kejang kaki biasanya disebabkan kelebihan fosfor dan kelebihan
kalsium dalam darah. Biasanya dokter menyarankan untuk meminum
tablet kalsium tanpa fosfor. Bila ibu hamil mengalami kejang pada
betis, luruskan kaki dan lekukkan mata kaki serta jari-jari kaki ke atas
ke arah hidung Anda. Lakukan beberapa kali menjelang tidur. Atau
bisa juga berdiri di atas permukaan yang dingin.
12
BAB III
BAB IIIPENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari sekian banyaknya pengaruh atau pantangan, yang harus
diperhatikan oleh ibu hamil yaitu harus banyak mengkonsumsi makanan
kaya akan serat, protein, banayak minum air putih dan mengurangi garam
atau makanan yang terlalu asin.
Selain itu faktor lingkungan sosial dan budaya ikut mempengaruhi
kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat dan fasilitas kesehatan. Gaya
hidup sehat yaitu sebaiknya tidak merokok bahkan menghindari asap rokok,
kapan dan dimanapun ia berada. Perilaku makan juga harus di perhatikan,
terutama yang berhubungan dengan adat istiadat.
3.2. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini, masih dirasa kurang
sempurna. Oleh karena itu, harapan kami adanya kritik dan saran dari
pembaca yang sangat bersifat membangun dalam pembuatan kami
selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.dheeachtkeyz.blogspot.co.id/2010/11/aspek-sosial-budaya-yang-
berhubungan_19.html
http://www.intannurulhayati.blogspot.co.id/2013/04/aspek-sosial-budaya-
terhadap-kesehatan.html
14