Sosial Budaya Pada Kehamilan
Sosial Budaya Pada Kehamilan
Sosial Budaya Pada Kehamilan
Disusun
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Tingkat 1B
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Atas
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sosial Budaya pada Kehamilan”. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis
memperoleh banyak bimbingan, saran dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan
2. Dosen pembimbing
3. Dan rekan yang bekerja sama dalam pembuatan makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat kontruksif guna menyempurnakan
makalah selanjutnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja aspek-aspek sosial budaya pada tiap trimester kehamilan ?
2. Bagaimana kejiwaan yang dialami ibu hamil pada tiap trimester kehamilan
?
3. Bagaimana cara menangani masalah kehamilan pada tiap trimester ?
BAB II
5
PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dimana beragam suku dan
berbagai budaya, itulah sebabnya semboyan negara kita adalah “Bhineka Tunggal Ika”.
Berbedanya kebudayaan ini menyebabkan banyaknya mitos mengenai masa
kehamilan, persalinan dan nifas.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni dan
lain-lain, yang kesemuanya ditunjukkan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu faktor perantara pada derajat
kesehatan. Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau
masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan
dan angka kematian. Perilaku sakit (ilness behavior) adalah cara seseorang bereaksi
terhadap gejala penyakit yang biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan, fasilitas,
kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai, dan segala aturan (social law) dalam
masyarakat atau yang biasa disebut dengan budaya. Beberapa perilaku dan aspek social
budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di komunitas diantaranya :
a. Health Believe. Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun-temurun dalam
pemberian makanan bayi. Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat ada tradisi
pemberian nasi papah atau di Jawa dengan tradisi nasi pisang.
b. Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya gaya hidup kawin
cerai di lombok atau gaya hidup perokok (yang juga termasuk bagian dari aspek
sosial budaya).
6
c. Health Seeking Behavior. Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang
mempercayai apabila seseorang sakit tidak perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi
cukup dengan membeli obat di warung atau mendatangi dukun.
Beberapa aspek sosial budaya pada tiap trimester kehamilan, yaitu:
a. Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena
akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak.
b. Di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus
mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkan.
c. Di masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan
kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Selain ibunya kurang
gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat
mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.
d. Di masyarakat Subang ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring
yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit
persalinan. Selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga
rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si
bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas,
ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil masih dianut oleh beberapa kalangan
masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan.
e. Di kalangan masyarakat pada suku bangsa Nuaulu (Maluku) terdapat suatu
tradisi upacara kehamilan yang dianggap sebagai suatu peristiwa biasa,
khususnya masa kehamilan seorang perempuan pada 1-8 bulan. Namun pada
usia saat kandungan telah mencapai 9 bulan, barulah mereka akan mengadakan
suatu upacara. Masyarakat Nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia
kandungan seorang perempuan telah mencapai 9 bulan, maka pada diri
perempuan yang bersangkutan banyak diliputi oleh pengaruh roh-roh jahat
yang dapat menimbulkan berbagai bahaya gaib. Dan tidak hanya dirinya sendiri
7
juga anak yang dikandungannya, melainkan orang lain disekitarnya, khususnya
kaum laki-laki. Untuk menghindari pengaruh roh-roh jahat tersebut, si
perempuan hamil perlu diasingkan dengan menempatkannya di posuno.
f. Saat seorang wanita suku jawa mengandung pertama kali dan usia
kandungannya sudah mencapai tujuh bulan, mereka melakukan ritual selamatan
yang disebut Mitoni/Tingkeban yang berarti Tutup. Hakekat mitoni ini adalah
mendoakan calon bayi serta ibu yang mengandungnya agar sehat selamat saat
kelahiran nanti (Raffles, 2014). Menurut kepercayaan masyarakat jawa,
penciptaan fisik bayi tersebut sudah sempurna pada saat berumur tujuh bulan
dalam kandungan. Upacara mitoni merupakan upacara yang diselenggarakan
ketika kandungan dalam usia tujuh bulan.
g. Menurut mitos Jawa, jika ibu/suami membunuh hewan, maka anak yang lahir
juga memiliki wajah yang sama dengan hewan yang dibunuh. Jika dilihat dari
sisi medis, tidak ada hubungannya membunuh hewan dengan kesehatan janin.
h. Mitos jawa percaya bahwa duduk ditengah-tengah pintu dapat membuat proses
persalinan ibu terhambat. Jika dilihat dari sisi medis, hal ini tidak bisa
dibuktikan
i. Mitos Jawa, kalau sedang ngidam harus dikabulkan. Mitosnya jika tidak
dikabulkan, sibayi akan suka ngiler sebenarnya tidak ada hubungannya antara
ngidam dengan kondisi anak yang ngiler
j. Menurut mitos Jawa, dilarang duduk terlalu lama karena dapat mempersulit
proses persalinan, terutama pada saat hamil tua. Mitos ini tidak sepenuhnya
salah, karena duduk terlalu lama dapat memengaruhi kesehatan ibu, namun
bukan berarti dapat mempersulit proses persalinan. duduk terlalu lama dapat
menyebabkan penggumpalan darah di panggul dan kaki, kelebihan berat badan
akibat kurang beraktivitas, hingga diabetes
k. Menurut mitos Jawa, Ibu dilarang berprasangka buruk pada orang lain karena
dapat mengalami hal buruk
8
l. Wanita jawa yang hamil harus mematuhi berbagai pantangan yang ada,
pantangan tersebut diantaranya : jangan makan daging kambing karena dapat
menyebabkan perdarahan saat persalinan, jangan makan ikan lele karena si bayi
berukuran besar dan susah lahir, jangan makan ikan dempet karena dapat
menyebabkan bayinya lahir dengan kembar siam, jangan makan mangga
kwueni dan durian karena dapat menyebabkan keguguran, jangan sering
bersedih dan menangis karena akan menyebabkan anaknya nanti jadi cengeng,
jangan makan atau mandi di malam hari karena dapat menyebabkan si anak
kelak mudah kena sawan, jangan menertawakan/melecehkan orang cacat,
karena cacatnya orang tersebut bias menurun pada anaknya, jangan makan
dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir akan mempersulit
persalinan dimana bayi besar sehingga sulit untuk lahir dan jangan makan
jantung pisang, karena dapat menyebabkan anaknya nanti makin lama makin
kecil (Achmad, 2014).
m. Di Suku Jawa, pijat perut saat hamil.Terapi pijat ini dilakukan oleh si dukun
pada saat kehamilan memasuki umur 5 bulan. Pemijatan ini dilakukan secara
rutin dua minggu sekali atau satu bulan sekali dimulai kandungan berumur 5
bulan, karena janin sudah mulai bergerak, sehingga perlu dilakukan pemijatan
yang bertujuan untuk mengatur posisi janin yang normal pada saat akan
dilahirkan.
n. Di Kendal (Semarang), Ibu hamil harus membawa benda tajam kecil seperti
gunting kuku, gunting lipat, jarum bundel, dan lain-lain. Agar terhindar dari
gangguan mahluk halus. Suami dari ibu hamil di larang membunuh hewan,
Karena memiliki keyakinan akan mengakibatkan cacat pada calon bayi. Tidak
boleh mengejek atau mencacimaki kekurangan orang, Karena berkeyakinan
akan terdapat kekurangan tersebut pada calon bayi. Dilarang keluar malam,
Dikhawatirkan ibu hamil di culik mahluk halus. Mitos wanita hamil tidak boleh
makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
9
2.2 Proses Kejiwaan Pada Masa Kehamilan
Kehamilan merupakan waktu transisi, yaitu kehidupan sebelum memiliki anak
yang berada dalam kandungan dan kehidupan setelah anak lahir. Secara umum
emosi yang dirasakan oleh ibu hamil cukup labil, ia dapat memiliki reaksi yang
ekstrim dan suasana hati yang cepat berubah. Ibu hamil menjadi sangat sensitif
dan cenderung bereaksi berlebihan.
Dampak dan pengaruh kejiwaan yang dirasakan, yaitu:
1. Ambivalen
Ambivalen merupakan kondisi yang menggambarkan konflik atau
permasalahan perasaan yang dirasakan oleh ibu hamil. Umumnya seperti cinta
dan benci yang batasannya sangat tipis dalam perasaan manusia, beberapa ibu
hamil seringkali mengalami ambivalen ini. Uniknya, hampir setiap wanita
hamil memiliki sedikit rasa ambivalen dalam dirinya selama masa kehamilan.
Misalnya saja membenci makanan A menjadikan ibu hamil tiba-tiba menyukai
makanan A tersebut dan hal lainnya.
2. Perubahan Seksual
Banyak wanita yang mengalami penurunan gairah seksual dari awal
semester atau 3 bulan pertama. Bukan tanpa sebab selain karena anjurannya
tidak diperbolehkan untuk melakukan seks kasar ibu yang baru hamil juga
merasa khawatir akan bayi atau janinnya yang baru dikandungnya. Hasrat
seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan
yang lain., tidak berarti semua wanita hamil memiliki perubahan seksual
menurun. Beberapa justru naik dan memuncak. Namun ibu hamil harus bisa
menahan karena janinnya yang masih rentan dan bahaya akan keguguran. tentu
anda tahu kan bahwa bayi yang masih belum terbentuk sempurna sangat mudah
gugur menjadi darah, dan hal tersebut berbahaya. Adanya penurunan libido dan
jikapun terjadi harus dikomunikasikan agar tidak terjadi hal seperti salah paham
dengan pasangan anda.
10
3. Fokus Pada Diri Sendiri
Beberapa ibu hamil sangat senang ketika mendapatkan kehamilan, namun
kesenangan ini seringkali disalahgunakan. Dimana ketika awal kehamilan
beberapa ibu terlalu berfokus untuk dirinya sendiri dan bukan pada janin. Ibu
merasa bahwa janin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri ibu,
namun meskipun maksudnya baik tentu anda dan janin merupakan dua bagian
yang terpisah. Terkadang karena memikirkan diri sendiri sang ibu
menginginkan makanan pedas, maka akan sembarangan memakan makanan
pedas. Padahal janin mendapatkan makanan dari sang ibu dan tentu janin akan
merasa panas. Kondisi seperti ini tentu menuntut ibu hamil untuk bisa
menghentikan rutinitas dan juga melepaskan beban agar tidak merasa tertekan
dan membatasi beberapa keinginan dengan mengingat kondisi sang ibu.
4. Stress
Merasa stress atau tertekan bisa saja terjadi pada ibu hamil, terutama
mereka yang sedang melewati trimester pertama. Hal ini bisa jadi memberikan
dampak yang baik atau buruk. Karena stress cukup mempengaruhi aktifitas
kegiatan dan juga bersifat intrinsic dan ekstrinsik. Stress intrinsic berhubungan
dengan tujuan pribadi ibu, dimana dia berusaha untuk membuat sesempurna
mungkin kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnoya, dan ini banyak terjadi
pada ibu hamil masa sekarang. Stress ekstrinsik timbul karena factor eksternal
seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
5. Sering melamun
Beberapa ibu hamil seringkali mengalami hal seperti istirahat terlalu lama
karena tubuhnya lelah dan juga kegiatan yang sudah tidak banyak bisa
dilakukan. Namun karena hal ini menjadikan ibu hamil tidak memiliki kegiatan
dan mengerjakan apapun. Sehingga seringkali melamun dan juga menjadikan
11
ibu hamil memiliki banyak waktu. Informasi buruknya, melamun sangat tidak
baik untuk janin maupun psikologis sang ibu.
6. Sensitif
Ibu hamil seringkali merasa sensitif dan juga merasa bahwa apa yang
dilakukan orang menyinggung. Padahal banyak orang yang tidak bermaksud
begitu. Sifat sensitif ini bukan hanya mempengaruhi banyak orang namun juga
mood ibu tersebut.
7. Bahagia
Kehamilan merupakan hal yang paling ditunggu oleh banyak ibu,
terutama jika itu kehamilan pertama sehingga tak ada salahnya jika sang ibu
akan selalu merasa bahagia. Apalagi jika mereka yang sudah menantikan
kehamilan anak sejak lama atau mengalami (kosong) kehamilan sejak lama.
Maka pengaruh psikologis yang akan dirasakan sang ibu akan selalu bahagia,
meskipun beberapa hal mungkin cukup menyakitkan dan merepotkan.
Misalnya sakit pada perut, kelelahan, mual dan sebagainya. Namun perasaan
bahagia yang lebih utama dan tidak mengganggu apapun.
9. Ketakutan berlebih
12
Ketakutan berlebih bisa menjadi hal yang paling sering dialami oleh ibu
hamil. Terkadang, ibu mengalami beberapa hal yang tidak tahu alasannya apa.
Namun tiba-tiba seperti mengalami mengalami gejala serangan panik tertentu,
seperti jantung berdebar kencang, pusing, gemetar, dada terasa nyeri, maupun
sulit bernapas. Ketakutan berlebih ini akan menjadi masalah jika benar-benar
mengganggu kegiatan dan juga mengganggu pandangan ibu akan kehamilan.
13
13. Kesal pada suami
Kondisi lucu namun menyedihkan ini sebenarnya tidak terjadi pada
semua ibu hamil, hanya beberapa saja. Namun, jika ibu mengalami perubahan
perasaan terhadap suami, bisa jadi alasan utamanya adalah adanya perubahan
emosi yang bergejolak dan berdampak pada orang lain, dan yang paling dekat
adalah suami. Perlu diingat ayah harus bisa menjadi suami yang sigap
meskipun mereka seringkali membenci anda.
14. Ngidam
Sampai sekarang beluma da penelitian yang bisa menjelaskan kenapa
bisa terjadi ngidam. Dimana beberapa penjelasan yang coba diberikan adalah
terjadinya perubahan hormon dalam tubuh. Meskipun anehnya terkadang
terjadi juga pada sang ayah yang tidak ikut hamil. Mungkin ini lucu,namun
jika sudah ngidam yang aneh akan sulit memenuhinya. Ngidam sering disebut
sebagai cara seorang ibu membciarakan perasaan yang kepada anak dan tentu
suaminya dengan cara yang unik.
15. Ragu-ragu
Ragu biasanya terjadi pada ibu yang mengalami kehamilan pertama.
Ragu apakah benar ada janin atau tidak, ragu sudah layak menjadi ibu atau
sebagainya. Hal ini wajar mengingat janin merupakan calon manusia lain yang
memiliki nyawa sehingga mereka mungkin merasa takut, dan juga ragu namun
disisi lain bahagia.
14
kebutuhannya sudah cukup, apakah ia sudah memberikan yang terbaik dan
apakah janin cukup berkembang dengan baik. Seringkali jika tidak sesuai,
terutama kesehatan membuat sang ibu bingung dan merasa bersalah.
Trimester II
Mengevaluasi identitas ibunya yang positif saja. Menghindari potensi-
potensi yang pernah terjadi pada ibu hamil. Peran orang-orang disekitar wanita,
15
ibu tidak menakut-nakuti anaknya, tetapi justru memberi semangat. Menikmati
perhatian, kasih sayang yang bersifat positif yang diberikan oleh ibu kita.
Untuk membentuk perannya menjadi ibu, bisa dengan hubungan dengan
orang yang baru punya bayi, bertanya, belajar memegang bayi dan melakukan
konsultasi mengenai kesehatan untuk janinnya.perhatian pasangan berperan
pada peningkatan libido dan kepuasan sex.
Trimester III
Aktifitas yang menunjang persiapan persalinan (penyuluhan dan
konsoltasi) bersifat mental dan fisiologis, siap menjadi orang tua, menerima
potensi-potensi yang terjadi dan perubahan-perubahan fisik, juga rasa sakit.
Memahami bayi adalah bagian akhir dirinya dan itu sangat berarti dan juga
membahagiakan.
Cara Menangani Masalah Kehamilan Pada Tiap Trimester:
Trimester I
- Relaks
- Konsultasikan pada dokter , bidan dan tenaga medis lainya
- Menjaga asupan gizi
Trimester II
- Hindari aktivitas yang berat
- Perbanyak istirahat dan cukup tidur
- Ibu hamil makan dengan porsi sedikit namun sering
- Hindari depresi atau stres
- Lakukan olahraga ringan
Trimester III
- Nutrisi lebih diperhatikan asupan gizinya.
- Melakukan aktivitas ringan seperti senam hamil dan jalan santai
16
- Jangan terlalu panik pada segala sesuatu yang terjadi pada kehamilan
seperti kontraksi dini
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak budaya dan adat istiadat
tentu saja memiliki banyak jenis budaya yang berbeda satu dengan yang
17
lainnya. Setiap budaya memiliki pandangan dan kepercayaan masing-masing.
Dimasing-masing daerah terdapat mitos-mitos dan sedikit berbau tahayul
namun demikian kita tidak perlu menyikapinya dengan antipati. Petiklah hal-
hal positif yang tentu saja tidak merugikan terhadap kesehatan ibu hamil. Ibu
hamil berbeda dengan ibu biasanya, karena mereka mempunyai sifat yang
berlebih, seperti emosi yang tidak biasa, oleh karena itu ibu hamil harus
diperhatikan supaya ibu dan janin sehat. Faktor lingkungan sosial dan budaya
mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat dan fasilitias
kesehatanHal itu juga berdampak kepada sosial budaya pada masa kehamilan.
Pada masa kehamilan ibu hamil memilik banyak pantangan atau hal hal yang
tidak boleh dilakukan karena hal tersebut memiliki dampak postif untuk ibu
hamil. Meskipun dalam bidang kesehatan.
3.1.1 Saran
Berdasarkan materi yang kami bahas, kami dapat memberikan saran, yaitu:
Perlunya kesadaran masyarakat dalam melakukan pemeriksaan kesehatan
kepada tenaga medis, sebagai masyarakat kita harus mengetahui jenis
pelayanan yang diberikan tenaga medis, perlunya peran tenaga medis terutama
dalam mewujudkan kesehatan ibu dan anak, demi mewujudkan kesehatan yang
lebih baik, masyarakat harus dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Rininta. 2019. Pencegahan Kematian Ibu Saat Hamil dan Melahirkan
Berbasis Komunitas. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Huliana, Mellyna. 2001. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara.
18
Megasari, Miratu. et. al. 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta:
Deepublish.
https://bidantitiadwi.wordpress.com/2016/04/08/sosial-budaya-kehamilan/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57336/Chapter%20II.pdf?seq
uence=4&isAllowed=y
http://rizky12.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/12/28/makalah-aspek-sosial-budaya-
terhadap-kesehatan-iibu-hamil-di-kota-kendal/
LEMBAR PERSETUJUAN
Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Sosial Budaya Pada Kehamilan” telah
dikoreksi oleh dosen penanggung jawab dan telah dilakukan revisi oleh penulis.
19
Jakarta, 23 Agustus 2019
20