LAPORAN TETAP GASIFIKASI (Kelompok 2-4 EGD-21 Juli 2020)
LAPORAN TETAP GASIFIKASI (Kelompok 2-4 EGD-21 Juli 2020)
LAPORAN TETAP GASIFIKASI (Kelompok 2-4 EGD-21 Juli 2020)
DISUSUN OLEH :
KELAS : 4 EGD
KELOMPOK :2
ANGGOTA :
1. Andiko (061840411726)
2. Andrian (061840411729)
3. Anjaliva Zahra (061840411730)
4. Inda Nuraini (061840411732)
5. M. Janatun Naim (061840411734)
6. Sania Okta Narega (061840411744)
7. Shela Dillen Putri (061840411745)
8. Vica Edisi Risky (061840411746)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
1. Dapat mengetahui dan memahami proses gasifikasi.
2. Dapat mengerti pengaruh parameter-parameter terkait gasifikasi.
3. Dapat mengerti karakteristik hasil gasifikasi.
Panas
Pengeringan
Uap Air
Bahan → bahan kering + H2O
Bahan Kering
Panas
Pirolisis
Bahan → C (arang) + H2O + tar + CH4 + dll
Oksidasi
C + O2 → CO2 + panas
Panas Reduksi
C + CO2 → 2CO2
C + H2O → CO + H2O
Uap air 800-1000oC
Abu
Gambar 1. Proses –Proses Pada Reaktor Gasifikasi
Kurang lebih berikut ini adalah reaktor gasifier yang biasa digunakan pada
proses gasifikasi.
Reaktor diatas adalah reaktor yang umum digunakan, yaitu gasifier down-
draft . Untuk reaktor ini tahapan proses :
a. Drying Zone (100 °C – 300 °C)
Endoterm → Menghilangkan Kandungan air
b. Pyrolisis (300 °C – 900 °C)
Dekomposisi → Penguraian Volatile Endoterm → Menyerap Panas
c. Partial Oxidation (900 °C – 1200 °C)
Eksoterm → Menghasilkan Panas
d. Reduction (400 °C – 900 °C)
Mereduksi CO2
Komposisi Gas
Hasil pengukuran gasifikasi limbah padat pati aren menunjukkan bahwa pada debit
udara 11 m3/jam dihasilkan gas sebesar 18 m3/jam. Tabel 2 menunjukkan komposisi
gas hasil gasifikasi. Nilai-nilai rerata gas karbon monoksida, hidrogen dan methan
masing-masing adalah 18,1, 7,4 dan 1,5 %. Nilai-nilai tersebut sedikit lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan komposisi gas hasil gasifikasi sekam padi. Pada gasifikasi
sekam padi nilai rerata untuk masing-masing gas tersebut diatas adalah 14,8, 3,9 dan 1,1
% (Hoki dkk., 2002). Dengan demikian limbah padat pati aren secara potensial
menghasilkan komponen gas yang lebih mudah dibakar daripada sekam padi.
Distribusi Suhu
Downdraft gasifier memiliki 4 ruang yaitu ruang pengeringan, pirolisis,
pembakaran dan reduksi. Rerata suhu pada masing-masing ruang gasifier dengan bahan
limbah pati aren selama satu proses pengoperasian adalah sebagai berikut: ruang
pengeringan 108oC, ruang pirolisa 135oC, ruang pembakaran 353oC, dan ruang reduksi
172oC. Suhu tersebut dicapai pada debit udara 11 m3/jam. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa suhu yang dicapai pada reaktor masih rendah sehingga proses
gasifikasi belum sempurna. Sebagai akibatnya masih cukup banyak tar dan arang yang
dihasilkan selama proses gasifikasi. Penyebab utama belum tercapainya suhu gasifikasi
adalah struktur limbah padat pati aren yang lembut sehingga menyulitkan kontrol laju
debit bahan. Hal ini ditunjukkan dari operasional yang sering tersendat karena harus
mengatur debit bahan serta debit gas yang kadang-kadang tidak konstan. Sebagai jalan
keluar disarankan untuk mencampur limbah padat pati aren dengan struktur yang lebih
kasar seperti misalnya serpihan kayu dan sekam.
Debit udara ke dalam gasifier memiliki kontribusi terhadap distribusi suhu pada
ruang di dalam gasifier. Hubungan debit masukan udara terhadap ruang pengeringan,
pirolisis, pembakaran dan reduksi ditunjukkan pada Gambar 3. Terlihat bahwa secara
umum penambahan debit udara menyebabkan penurunan suhu di seluruh ruang.
Penurunan terbesar terjadi pada ruang pembakaran, diikuti oleh ruang reduksi, pirolisis
dan pengeringan.
Panas Dihasilkan
Kalor yang dihasilkan pada proses gasifikasi diukur menggunakan metode
perbedaan suhu sejumlah masa air yang dipanaskan dengan menggunakan gas hasil
gasifikasi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada debit udara 11 m3/jam,
dihasilkan kalor sekitar 2000 kJ per kilogram bahan. Dari hasil pengukuran pada
beberapa interval debit udara didapatkan penurunan kalor pada saat dilakukan
penambahan debit udara. Penambahan udara menyebabkan peningkatan jumlah O2 di
dalam reaktor. Peningkatan jumlah O2 menurunkan jumlah gas CO yang dihasilkan,
tetapi menambah jumlah produksi CO2.
Berdasarkan hasil analisa terhadap 1 kg sisa gasifikasi diperoleh komposisi 35,3%
abu, 58,9% arang dan 5,8% bahan yang belum terbakar. Disamping itu juga dihasilkan
tar yang masih tercampur pada sisa gasifikasi. Prosentase bahan yang belum terbakar
masih relatif tinggi dan menunjukkan bahwa proses pirolisa, pembakaran dan reduksi
belum berjalan sempurna. Hal ini dimungkingkan karena struktur bahan yang sangat
bervariasi yaitu limbah ekstraksi yang sangat lembut serta serat yang kasar dan panjang.
Struktur yang beragam ini menyebabkan laju bahan dari ruang pembakaran ke ruang
reduksi yang tidak konstan.
Dari hasil-hasil pengujian diatas ditunjukkan bahwa secara umum limbah padat pati
aren potensial untuk digunakan sebagai bahan baku gasifikasi. Beberapa kelemahan dan
hambatan yang masih dihadapi antara lain adalah suhu yang dicapai belum optimal
untuk proses gasifikasi yang sempurna sehingga perbaikan rancangbangun masih
diperlukan. Disamping itu perbaikan laju aliran bahan perlu dilakukan melalui
pemisahan antara serabut dengan bubuk untuk diproses secara terpisah atau melalui
pencampuran dengan biomasa lain.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, yaitu :
1. Limbah padat pati aren potensial untuk digunakan sebagai bahan baku gasifikasi.
2. Proses gasifikasi limbah padat pati aren terbaik diperoleh pada dimensi sudut
kemiringan hoper 70o, diameter ruang pembakaran 18 cm, tinggi titik pembakaran 5
– 10 cm diatas dasar ruang pembakaran dan tinggi kerucut ruang reduksi 20 cm.
3. Produksi gas maksimum sebesar 18 m 3/jam dengan nilai rerata gas karbon
monoksida, hidrogen dan methan masing-masing adalah 18,1, 7,4 dan 1,5 persen.
Waktu efektif rata-rata produksi gas adalah 0,5 jam per kilogram bahan.
4. Rerata suhu yang dicapai pada ruang pengeringan, pirolisis, pembakaran (oksidasi)
dan reduksi masing-masing adalah 108oC, 135oC, 353oC, dan 172oC.
5. Pada debit udara 11 m3/jam, dihasilkan kalor sebesar 2 5. MJ per kilogram bahan.
Saran
Dengan penulisan laporan ini, diharapkan penggunaan metode gasifikasi biomassa
atau padatan berkarbon (Batubara, Briket, Kokas) mulai dioptimalkan. Hal ini bertujuan
untuk menghemat bahan bakar fosil. Selain itu, dalam penggunaan metode gasifikasi,
diharapkan dilakukan dulu peninjauan ulang untuk menentukan banyaknya bahan yang
diperlukan dan udara yang harus ditambahkan, hal ini dilakukan untuk mencegah proses
pembakaran secara tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/ecbfa1d9b27dd4ed1371b2ff8fbef3ef.pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/agritech/article/download/9602/7177
GAMBAR ALAT
Reaktor Gasifikasi