Lap Audit & Tanggung Jawab Auditor Ok
Lap Audit & Tanggung Jawab Auditor Ok
Lap Audit & Tanggung Jawab Auditor Ok
KELOMPOK 3
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2019
3.1 PERLUNYA AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang paling sering dilakukan auditor
independen. Hal ini disebabkan audit laporan keuangan dapat meningkatkan kepercayaan
para pemakai laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan. Laporan keuangan yang berguna
bagi pembuatan keputusan adalah laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan
berkualitas bila memenuhi kriteria relevansi atau keberpatutan (relevance) dan reliabilitas
atau keterandalan (reliability). Kriteria relevansi dipenuhi bila laporan keuangan mempunyai
nilai prediktif (predictive value) dan atau nilai balikan (feedback value) dan disajikan tepat
pada waktunya. Kriteria reliability bertumpu pada keterujian (verifiability), kenetralan
(neutrality), dan ketepatan penyimbolan (representationfaitfmuness). Para pemakai laporan
keuangan melihat laporan auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan
yang diaudit telah memenuhi kedua kriteria tersebut. Mereka menjadi lebih yakin terhadap
kualitas laporan keuangan suatu perusahaan yang telah diaudit. Auditor independen
melakukan audit terhadap laporan keuangan karena permintaan akan jasa pengauditan oleh
para pengguna laporan keuangan. Adanya permintaan akan audit menciptakan pasar bagi
auditor independen. Ada empat alasan audit atas laporan keuangan diperlukan :
1) Perbedaan Kepentingan
Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara manajemen
sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan
keuangan. Manajemen mempunyai kepentingan untuk mempertahankan jabatannya.
Untuk itu manajemen akan berusaha agar laporan keuangan perusahaan yang
dipimpinnya memperlihatkan kinerja yang baik, misalnya dengan mengubah metode
perlakuan akuntansi sehingga laba menjadi lebih besar. Di pihak lain, antar para
pemakai laporan keuangan sendiri pun mempunyai berbagai kepentingan yang
berbeda terhadap pelaporan keuangan perusahaan. Pemegang saham lebih senang
kebijakan dividen yang liberal yang memberi dividen lebih besar. Kreditor seperti
bank lebih senang bila tidak ada dividen.
Para pemakai mengharapkan kepastian dari auditor independen bahwa laporan
keuangan bebas dari pengaruh konflik kepentingan terutama kepentingan manajemen.
Laporan keuangan perlu diaudit untuk menentukan kewajaran dan kenetralan laporan
keuangan. Auditor independen juga diharapkan mempertimbangkan setiap kebutuhan
dari berbagai kelompok pemakai laporan keuangan. Dengan demikian, audit laporan
keuangan diperlukan untuk meningkatkan keyakinan pemakai laporan keuangan
2
bahwa laporan keuangan bersifat netral sehingga tingkat reliabilitasnya dapat
ditingkatkan.
2) Konsekuensi
Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi pemakai. Investor,
kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat mengandalkan laporan
keuangan yang dipublikasikan. Mereka menginginkan agar laporan keuangan berisi
sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Mereka
menginginkan adanya pengungkapan (disclasure) yang memadai. Para pemakai
laporan keuangan mengandalkan auditor independen untuk memastikan bahwa
laporan keuangan disusun sesuai prinsi akuntansi yang berterima umum dan berisi
pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang berpengetahuan dan mengerti
tentang laporan keuangan.
3) Kompleksitas
Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalahan akuntansi
dan proses penyajian laporan keuangan semakin kompleks. Peningkatan kompleksitas
ini mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interpretasi dan penyajian
laporan keuangan. Hal ini menyulitkan para pemakai laporan keuangan dalam
mengevaluasi kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, mereka mengandalkan
laporan auditor independen atas laporan keuangan auditan untuk memastikan kualitas
laporan keuangan yang bersangkutan.
3
auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan cukup berkualitas dan
bebas dari manipulasi.
Di Indonesia, menurut Sofyan Safri Harahap, kebutuhan permintaan jasa audit lebih banyak
karena terpaksa. Kebutuhan audit belum disadari benar. Audit dilakukan karena keadaan
yang memaksa. Kebutuhan jasa audit dipaksa oleh keadaan-keadaan antara lain seperti:
Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk adanya risih: informasi
(information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap,
atau bias. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi.
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi pasar
bebas. Beberapa tanggung jawab auditor termasuk untuk mendeteksi dan melaporkan
kecurangan, melaporkan tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan
apabila terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Boyton (2003:50), menjelaskan tentang azas-azas yang mendasari audit laporan keuangan
dengan membagi kedalam lima bagian yaitu:
4
relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Dengan
demikian, akuntansi adalah suatu proses yang kreatif.
Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis dan industri klien
serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan
manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya
laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta
arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP. Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi
standar auditing yang berlaku umum (GAAS) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang
dinyatakan dalam bentuk pendapat atau opini atas laporan keuangan. Tujuan utama audit
laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah
keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.
5
auditor independen luar bahwa informasi tersebut telah (1) bebas dari bias untuk
kepentingan manajemen dan (2) netral untuk kepentingan berbagai kelompok
pengguna (dengan perkataan lain, informasi tidak disajikan sedemikian rupa
sehingga menguntungkan salah satu kelompok pengguna di atas kelompok lainnya)
b. Konsekuensi (consequence). Laporan keuangan yang di terbitkan menyajikan
informasi yang penting, dan dalam beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber
informasi yang di gunakan untuk membuat keputusan investasi yang signifikan,
peminjaman, serta keputusan lainnya. Maka para pengguna laporan akan melirik
pada auditor independen utuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang
telah disusun sesuai dengan GAAP, termasuk semua pengungkapan yang memadai.
c. Kompleksitas (complexity). Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas,maka risiko
interpretasi dan risiko timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut
meningkat. Karena para pengguna merasa semakin sulit, atau bahkan mustahil untuk
mengevaluasi sendiri mutu laporan keuangan, maka mereka mengandalkan auditor
independen untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan
d. Keterpencilan (remotenes). Tidak praktis untuk mencari akses langsung pada catatan
akuntansi utama guna melaksanakan sendiri verifikasi atas laporan keuangan, dari
pada mempercayai mutu data keuangan begitu saja, para pengguna laporan
keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk memenuhi kebutuhannya.
Empat kondisi tersebut secara bersama-sama membentuk adanya risiko informasi
(information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak
lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa audit laporan keuangan dapat
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi.
6
c. Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apabila para pegawai mengetahui akan di
adakannya audit independen, mereka akan menjadi lebih berhati-hati dan berusaha
sesedikit mungkin melakukan kesalahan dalam menjalankan fungsi akuntansi dan
menyalahgunakan aset perusahaan, selain itu dapat mengurangi kemungkinan
manajemen melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan.
d. Peningkatan pengendalian dan operasional. Sering kali auditor independen
memberikan saran untuk meningkatkan pengendalian serta mencapai efisensi operasi
yang lebih tinggi dalam organisasi klien.
Pada umumnya penerbitan laporan keuangan setelah audit hanya memberikan pengaruh
atau tidak berpengaruh langsung pada harga saham perusahaan, karena seringkali
manajemen telah menyampaikan hasil-hasil keuangan dan temuan audit melalui siaran
pers kepada wartawan keuangan sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan.
Akan tetapi, pernyataan semacam itu dapat membantu keyakinkan efisiensi pasar uang
dengan cara mencegah atau membatasi penyebaran informasi sebelum yang tidak akurat.
Para pengguna laporan keuangan memperoleh manfaat dari keyakinan bahwa informasi
tersebut bebas dari salah saji yang material. Selain dari manajemen dan dewan direksi
juga memperoleh manfaat dari hasil sampling suatu audit. Biasanya para auditor
memiliki pengetahuan yang luas tentang risiko bisnis, praktik terbaik, serta ukuran
kinerja kunci yang terkait dengan suatu industi tertentu. Sebagai hasil pengalaman
melakukan audit atas beberapa atau banyak perusahaan. Dengan demikian para auditor
independen dari kantor akuntan dapat membagikan pengetahuan mereka kepada
manajemen . SEC memberikan perhatian tentang hubungan antara jasa audit dengan
konsultasi, setiap auditor harus menjaga keseimbangan yang tipis antara melaksanakan
audit serta membiarkan manajemen dan dewan direksi memetik keuntungan berupa
manfaat ekonomi dari pengetahuan auditor tentang perusahaan.
7
b. Jumlah waktu yang memadai (reasonable leght o time). biasanya laporan auditor
atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sampai lima minggu
setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi jumlah bukti yang
di peroleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak
pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia waktu yang demikian siingkat
untuk memisahkan ketidakpastian yang ada pada tanggal laporan keuangan.
Keterbatasan lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang di tetapkan untuk
penyusunan laporan keuangan, kerangka kerja akuntansi yang di maksud adalah:
1. Prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting principles) GAAP
memperbolehkan prinsip alternatif, pengguna laporan keuangan harus mempunyai
pengetahuan luas tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan dan
akibatnya terhadap laporan keuangan
2. Estimasi akuntansi (accounting estimates) estimasi adalah bagian yang melekat
dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan
bagaimana hasil suatu ketidak pastian itu, suatu audit tidak dapat menambahkan
ketepatan dan kepastian pada laporan keuangan apabila faktor-faktor tersebut tidak
ada.
Walaupun memiliki keterbatasan, namun audit atas laporan keuangan akan menambah
kredibilitas sebuah laporan keuangan.
Auditor harus memenuhi keempat standar pelaporan di dalam membuat dan mengeluarkan
laporan audit. Standar pelaporan keempat berbunyi laporan auditor harus memuat suatu
pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan
laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Agar para pengguna laporan dapat memahami laporan audit, standar professional AICP telah
menyediakan kata-kata baku (standar kalimat) untuk laporan audit.
Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan audit bentuk baku
adalah laporan yang diterbitkan oleh seorang auditor ketika seluruh kondisi audit terpenuhi,
8
tidak diketemukan kesalahan saji yang signifikan, serta laporan ini berisi pendapat auditor
bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai standar.
Laporan audit bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu
satuan usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan bentuk baku inilah yang paling banyak dikeluarkan auditor. Laporan audit bentuk
baku adalah laporan audit bentuk baku seperti yang tercantum dalam SPAP (Standar
Profesional Akuntan Publik) yang dikeluarkan IAI.
9
kewajaran yang dinyatakannya atas laporan keuangan tersebut berdasar atas
auditnya.
Contoh laporan audit bentuk baku yang sesuai dengan standar auditing, yang berlaku mulai 1
Agustus 1994 :
10
Judul Laporan LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Alamat Kepada Para Pemegang Saham dan Dewan Komisaris PT ABC
Paragraf Pengantar Kami telah mengaudit nera perusahaan PT ABC tanggal 31
Dseember 20X1 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan,
dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan berdasarkan audit kami.
Paragraf Lingkup Audit Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan lndonesia. Standar tersebut
mengharuskan kami merencanakan dan nelaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan,
atas dasar pengujian, bukti bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen. Kami yakin
bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk
menyatakan pendapat.
Paragraf Pendapat Menurut kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas
menyajikan secara wajar, semua hal yang material, posisi
keuangan perusahaan PT ABC tanggal 31 Desember 20X1 dan
hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum
Tanda Tangan, Nama, & (Tanda tangan, Nama dan Nomor Register Negara dan
Nomor Register Auditor)
Akuntan
Tanggal Selesainya 13 Maret 20X2
Pekerjaan Lapangan
11
Ada lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor :
1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus
kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan.
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf
penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.
3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang
dikecualikan.
4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion).
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan
pendapat atas laporan keuangan.
Para pemakai laporan keuangan yang telah diaudit mengharapkan agar auditor:
12
Sebagai pemakai laporan berkesimpulan bahwa harapan – harapan di atas tidak akan
terpenuhi, sehingga timbul apa yang disebut kesenjangan ekspektasi (expectation gap).
Kesenjangan ekspektasi sebaian besar berhubungan dengan tiga hal, yaitu:
PSA No. 32, Tangung jawab Auditor untuk Mendeteksi dan Melaporkan Kekeliruan dan
Ketidakberesan (SA 316.02 dan .03) merumuskan pengertian kekeliruan dan ketidakberesan
sebagai berikut.
Istilah kekeliruan (error) berarti salah saji (misstatement) atau hilangnya jumlah atau
penungkapan dalam laporan keuangan yan tidak disengaja. Kekeliruan dapat berupa:
1. Kekeliruan dalam pengumpulan atau pengolahan data akuntansi yang dipakai sebagai
dasar pembuatan laporan keuangan
2. Kesalahan estimasi akuntansi yang timbul sebagai akibat dari kekhilafan atau salah
menafsirkan keadaan.
3. Kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang menyangkut jumlah klasifikasi,
cara penyajian, atau penungkapan.
Istilah ketidakberesan (irregularities) adalah salah saji atau hilannya jumlah atau
penungkapan dalam laporan keungan yang disengaja. Ketidakberesan mencakup kecurangan
dalam pelaporan keuangan yang dilakukan untuk menyajikan laporan keuangan yang
menyesatkan, yang seringkali disebut kecurangan manajemen (management fraud), dan
penyalahgunaan aktiva, yang seringkali disebut dengan unsur penggelapan. Ketidakberesan
dapat terdiri dari perbuatan:
Faktor pokok yang membedakan kekeliruan dengan ketidakberesan adalah apakah penyebab
salah saji itu disengaja atau tidak disengaja.
13
Tanggung jawab Mendeteksi Kekeliruan dan Ketidakberesan
PSA 32 (SA 316.05) menetapkan bahwa tanggungjawab auditor dalam kaitannya dengan
kekeliruan dan ketidakberesan adalah sebagai berikut:
Apabila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material
karena adanya kekeliruan dan ketidakberesan, maka laporan keuangan dikatakan tidak
disusun sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus mendesak aar
laporan keuangan direvisi oleh manajemen. Apabila dipatuhi, maka auditor dapat
menerbitkan laporan bentuk baku dengan pernyataan pendapat wajar tanpa pengecualian,
namun jika tidak direvisi maka auditor hanya dapat memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar.
1. Jika menerima pernyataan dari auditor pengganti sesuai dengan SA Seksi 315 [PSA
No. 16], Komunikasi antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti
2. Sebagai suatu jawaban atas permintaan pengadilan dalam suatu perkara pidana
Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit yang diperlukan, atau jika setelah
menerapkan prosedur audit yang diperluas, ia tidak dapat menarik kesimpulan apakah
ketidakberesan yang mungkin terjadi mempunyai dampak material terhadap laporan
keuangan, maka ia harus:
14
1. Menyatakan tidak memberikan pendapat atau memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atas laporan kuangan tersebut.
2. Mengkomunikasikan temuannya kepada dewan komisaris atau pihak berwenang
setara lainnya.
KESIMPULAN
Ada empat alasan perlunya audit atas laporan keuangan yaitu adanya perbedaan
kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan, adanya konsekuensi,
kompleksitas penyajian laporan keuangan, dan keterbatasan akses dari para pemakai laporan
keuangan.
Laporan audit bentuk baku untuk pendapat wajar tanpa pengecualian berisi judul,
pihak yang dilapori, paragraph pengantar, lingkup audit, dan pendapat. Selain itu juga tanda
tangan auditor, dan tanggal laporan. Variasi laporan audit tergantung juga pada jenis
pendapat yang diberikan, seperti pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar,
menolak untguk menyatakan pendapat, bahkan juga pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelasan.
15
Daftar Pustaka
Abdul Halim, 2008. Auditing 1 : Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan. Ed 4. UPP STIM
YKPN : Yogyakarta.
Boynton, William C., dkk, 2003. Modern Auditing 1. Ed 7. Penerbit Erlangga (online)
https://books.google.co.id/books?
id=_XQMNVjh0fkC&pg=PA50&lpg=PA50&dq=asas+yang+mendasari+audit+laporan
+keuangan&source=bl&ots=NgJUvyMvaW&sig=ACfU3U0Namg3sVzYU6IlmPk0w4
amEhHSDA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiXjbb9tuviAhXX7GEKHSQdBrc4ChDoA
TABegQIAxAB#v=onepage&q=asas%20yang%20mendasari%20audit%20laporan
%20keuangan&f=true.
Larasati Endah Sasanti. 2015. Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
(online) https://www.kompasiana.com/larasaties/563047f0b37a618005bf3965/audit-
laporan-keuangan-dan-tanggung-jawab-auditor?page=all
Lina Susanti. 2015. Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor (online)
https://www.kompasiana.com/linasusan/5630493b4f7a614a0518123c/audit-laporan-
keuangan-dan-tanggung-jawabauditor?page=all
16