Lap Audit & Tanggung Jawab Auditor Ok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PENGAUDITAN I

LAPORAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR

KELOMPOK 3

I Made Alit Arya Wibawa 1702622010263

Kadek Putri Kristiani 1702622010266

Ni Nyoman Iin Purnama Sari 1702622010284

Putu Kartinita Apryanti 1702622010294

Ni Kadek Egi Ayu Kusmayanti 1702622010273

Ni Made Dewi Yuliantari 1702622010281

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2019
3.1 PERLUNYA AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang paling sering dilakukan auditor
independen. Hal ini disebabkan audit laporan keuangan dapat meningkatkan kepercayaan
para pemakai laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan. Laporan keuangan yang berguna
bagi pembuatan keputusan adalah laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan
berkualitas bila memenuhi kriteria relevansi atau keberpatutan (relevance) dan reliabilitas
atau keterandalan (reliability). Kriteria relevansi dipenuhi bila laporan keuangan mempunyai
nilai prediktif (predictive value) dan atau nilai balikan (feedback value) dan disajikan tepat
pada waktunya. Kriteria reliability bertumpu pada keterujian (verifiability), kenetralan
(neutrality), dan ketepatan penyimbolan (representationfaitfmuness). Para pemakai laporan
keuangan melihat laporan auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan
yang diaudit telah memenuhi kedua kriteria tersebut. Mereka menjadi lebih yakin terhadap
kualitas laporan keuangan suatu perusahaan yang telah diaudit. Auditor independen
melakukan audit terhadap laporan keuangan karena permintaan akan jasa pengauditan oleh
para pengguna laporan keuangan. Adanya permintaan akan audit menciptakan pasar bagi
auditor independen. Ada empat alasan audit atas laporan keuangan diperlukan :

1) Perbedaan Kepentingan
Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara manajemen
sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan
keuangan. Manajemen mempunyai kepentingan untuk mempertahankan jabatannya.
Untuk itu manajemen akan berusaha agar laporan keuangan perusahaan yang
dipimpinnya memperlihatkan kinerja yang baik, misalnya dengan mengubah metode
perlakuan akuntansi sehingga laba menjadi lebih besar. Di pihak lain, antar para
pemakai laporan keuangan sendiri pun mempunyai berbagai kepentingan yang
berbeda terhadap pelaporan keuangan perusahaan. Pemegang saham lebih senang
kebijakan dividen yang liberal yang memberi dividen lebih besar. Kreditor seperti
bank lebih senang bila tidak ada dividen.
Para pemakai mengharapkan kepastian dari auditor independen bahwa laporan
keuangan bebas dari pengaruh konflik kepentingan terutama kepentingan manajemen.
Laporan keuangan perlu diaudit untuk menentukan kewajaran dan kenetralan laporan
keuangan. Auditor independen juga diharapkan mempertimbangkan setiap kebutuhan
dari berbagai kelompok pemakai laporan keuangan. Dengan demikian, audit laporan
keuangan diperlukan untuk meningkatkan keyakinan pemakai laporan keuangan

2
bahwa laporan keuangan bersifat netral sehingga tingkat reliabilitasnya dapat
ditingkatkan.

2) Konsekuensi
Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi pemakai. Investor,
kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat mengandalkan laporan
keuangan yang dipublikasikan. Mereka menginginkan agar laporan keuangan berisi
sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Mereka
menginginkan adanya pengungkapan (disclasure) yang memadai. Para pemakai
laporan keuangan mengandalkan auditor independen untuk memastikan bahwa
laporan keuangan disusun sesuai prinsi akuntansi yang berterima umum dan berisi
pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang berpengetahuan dan mengerti
tentang laporan keuangan.

3) Kompleksitas
Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalahan akuntansi
dan proses penyajian laporan keuangan semakin kompleks. Peningkatan kompleksitas
ini mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interpretasi dan penyajian
laporan keuangan. Hal ini menyulitkan para pemakai laporan keuangan dalam
mengevaluasi kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, mereka mengandalkan
laporan auditor independen atas laporan keuangan auditan untuk memastikan kualitas
laporan keuangan yang bersangkutan.

4) Keterbatasan Akses ( Remoteness)


Pemakai laporan keuangan pada umumnya mempunyai keterbatasan akses terhadap
data akuntansi. Ada jarak antara pemakai dengan aktivitas perusahaan yang
mengeluarkan laporan keuangan. Jika para pemakai ingin mengakses data secara
langsung, maka mereka akan menghadapi kendala waktu, biaya, ketelitian, dan
tenaga. Oleh karena itu, mereka mempercayakan pemeriksaan kepada pihak ketiga
yaitu auditor independen.
Sebagian kecil pemakai mempunyai akses langsung terhadap catatan akuntansi yang
digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Hal ini memungkinkan mereka untuk
memanipulasi catatan akuntansi dan laporan keuangan untuk kepentingan mereka.
Oleh karena itu, para pemakai lainnya akan mengandalkan audit yang dilakukan

3
auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan cukup berkualitas dan
bebas dari manipulasi.

Di Indonesia, menurut Sofyan Safri Harahap, kebutuhan permintaan jasa audit lebih banyak
karena terpaksa. Kebutuhan audit belum disadari benar. Audit dilakukan karena keadaan
yang memaksa. Kebutuhan jasa audit dipaksa oleh keadaan-keadaan antara lain seperti:

1. Ketentuan bank dalam pemberian kredit.


2. Ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAMLK)
bagi perusahaan yang go public.
3. Ketentuan tender, penawaran, pendaftaran rekanan.
4. Keadaan terpaksa karena terjadinya kecurangan.
5. Ketentuan organisasi yang diatur dalam anggaran dasar.

Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk adanya risih: informasi
(information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap,
atau bias. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi.

3.2 AZAS-AZAS YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi pasar
bebas. Beberapa tanggung jawab auditor termasuk untuk mendeteksi dan melaporkan
kecurangan, melaporkan tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan
apabila terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Boyton (2003:50), menjelaskan tentang azas-azas yang mendasari audit laporan keuangan
dengan membagi kedalam lima bagian yaitu:

1. Hubungan antara Akuntansi dan Auditing


Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat
mempengaruhi entitas. Setelah di identifikasi, maka bukti dan transaksi ini diukur,
dicatat dikelompokkan serta di buat ikhtisar dalam catatan akuntansi. Hasil proses ini
adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang

4
relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Dengan
demikian, akuntansi adalah suatu proses yang kreatif.
Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis dan industri klien
serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan
manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya
laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta
arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP. Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi
standar auditing yang berlaku umum (GAAS) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang
dinyatakan dalam bentuk pendapat atau opini atas laporan keuangan. Tujuan utama audit
laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah
keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.

2. Pembuktian dan Pertimbangan Profesional dalam Audit Laporan Keuangan


Audit di lakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat di teliti untuk
pembuktian. Data dikatakan dapat di teliti untuk pembuktian (verifiable) apabila dua atau
lebih orang yang memiliki kualifikasi dapat membrikan kesimpulan yang serupa dari
data yang di periksa. Kemampuan dapat diteliti untuk pembuktian (verifiability) terutama
berkaitan dengan tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi yang sedang di
pertimbangkan.
Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang di sebut pertimbangan
profesional. Oleh karena itu, auditor hanya mencari dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran (fairness) laporan keuangan. Dalam melakukan
pemeriksaan, auditor memperoleh bukti-bukti untuk meyakinkan validitas (validity) dan
ketepatan perlakuan akuntansi atas transaksi dan saldo. Dalam konteks ini, validitas
berarti otentik, mantap atau memiliki dasar yang kokoh, sedangkan ketepatan (propriety)
berarti sesuai dengan aturan-aturan akuntansi yang di tetapkan secara kebiasaan yang
ada.

3. Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan


Perlunya dilakukan audit independen atas laporan keuangan karena:
a. Pertentangan kepentingan (conflict of interest). Pertentangan kepentingan dapat
terjadi di antara berbagai kelompok pengguna laporan keuangan seperti para kreditor
dan para pemegang saham, oleh karena itu para pengguna mencari keyakinan dari

5
auditor independen luar bahwa informasi tersebut telah (1) bebas dari bias untuk
kepentingan manajemen dan (2) netral untuk kepentingan berbagai kelompok
pengguna (dengan perkataan lain, informasi tidak disajikan sedemikian rupa
sehingga menguntungkan salah satu kelompok pengguna di atas kelompok lainnya)
b. Konsekuensi (consequence). Laporan keuangan yang di terbitkan menyajikan
informasi yang penting, dan dalam beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber
informasi yang di gunakan untuk membuat keputusan investasi yang signifikan,
peminjaman, serta keputusan lainnya. Maka para pengguna laporan akan melirik
pada auditor independen utuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang
telah disusun sesuai dengan GAAP, termasuk semua pengungkapan yang memadai.
c. Kompleksitas (complexity). Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas,maka risiko
interpretasi dan risiko timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut
meningkat. Karena para pengguna merasa semakin sulit, atau bahkan mustahil untuk
mengevaluasi sendiri mutu laporan keuangan, maka mereka mengandalkan auditor
independen untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan
d. Keterpencilan (remotenes). Tidak praktis untuk mencari akses langsung pada catatan
akuntansi utama guna melaksanakan sendiri verifikasi atas laporan keuangan, dari
pada mempercayai mutu data keuangan begitu saja, para pengguna laporan
keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk memenuhi kebutuhannya.
Empat kondisi tersebut secara bersama-sama membentuk adanya risiko informasi
(information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak
lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa audit laporan keuangan dapat
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi.

4. Manfaat Ekonomi Suatu Audit


Beberapa manfaat dari audit laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Ases ke pasar modal. Perusahaan publik harus memenuhi statuta (ketentuan hukum)
persyaratan audit terlebih dahulu, agar dapat mencatatkan sahamnya sebelum di
perdagangkan di pasar modal
b. Biaya modal yang lebih rendah. Laporan keuangan Perusahaan yang telah di audit
akan menurunkan risiko informasi, maka auditor dapat menawarkan tingkat bunga
yang lebih rendah, dan investor akan setuju untuk mendapatkan tingkat
pengembalian yang lebih rendah atas investasi mereka

6
c. Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apabila para pegawai mengetahui akan di
adakannya audit independen, mereka akan menjadi lebih berhati-hati dan berusaha
sesedikit mungkin melakukan kesalahan dalam menjalankan fungsi akuntansi dan
menyalahgunakan aset perusahaan, selain itu dapat mengurangi kemungkinan
manajemen melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan.
d. Peningkatan pengendalian dan operasional. Sering kali auditor independen
memberikan saran untuk meningkatkan pengendalian serta mencapai efisensi operasi
yang lebih tinggi dalam organisasi klien.
Pada umumnya penerbitan laporan keuangan setelah audit hanya memberikan pengaruh
atau tidak berpengaruh langsung pada harga saham perusahaan, karena seringkali
manajemen telah menyampaikan hasil-hasil keuangan dan temuan audit melalui siaran
pers kepada wartawan keuangan sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan.
Akan tetapi, pernyataan semacam itu dapat membantu keyakinkan efisiensi pasar uang
dengan cara mencegah atau membatasi penyebaran informasi sebelum yang tidak akurat.
Para pengguna laporan keuangan memperoleh manfaat dari keyakinan bahwa informasi
tersebut bebas dari salah saji yang material. Selain dari manajemen dan dewan direksi
juga memperoleh manfaat dari hasil sampling suatu audit. Biasanya para auditor
memiliki pengetahuan yang luas tentang risiko bisnis, praktik terbaik, serta ukuran
kinerja kunci yang terkait dengan suatu industi tertentu. Sebagai hasil pengalaman
melakukan audit atas beberapa atau banyak perusahaan. Dengan demikian para auditor
independen dari kantor akuntan dapat membagikan pengetahuan mereka kepada
manajemen . SEC memberikan perhatian tentang hubungan antara jasa audit dengan
konsultasi, setiap auditor harus menjaga keseimbangan yang tipis antara melaksanakan
audit serta membiarkan manajemen dan dewan direksi memetik keuntungan berupa
manfaat ekonomi dari pengetahuan auditor tentang perusahaan.

5. Keterbatasan Audit Laporan Keuangan


Keterbatasan auditor adalah bahwa auditor bekerja dalam batasan ekonomi yang wajar.
Batasan ekonomi yang dimaksud adalah :
a. Biaya yang memadai (reasonable cost). Pembatasan biaya audit dapat menimbulkan
terbatasnya pengujian, atau penarikan sampel dari catatan akuntansi atau data
pendukung yang dilakukan secara selektif. Selain itu, auditor juga dapat memilih
untuk menguji sistem pengendalian internal dan mendapatkan keyakinan dari sistem
pengendalian internal yang berungsi dengan baik

7
b. Jumlah waktu yang memadai (reasonable leght o time). biasanya laporan auditor
atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sampai lima minggu
setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi jumlah bukti yang
di peroleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak
pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia waktu yang demikian siingkat
untuk memisahkan ketidakpastian yang ada pada tanggal laporan keuangan.
Keterbatasan lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang di tetapkan untuk
penyusunan laporan keuangan, kerangka kerja akuntansi yang di maksud adalah:
1. Prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting principles) GAAP
memperbolehkan prinsip alternatif, pengguna laporan keuangan harus mempunyai
pengetahuan luas tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan dan
akibatnya terhadap laporan keuangan
2. Estimasi akuntansi (accounting estimates) estimasi adalah bagian yang melekat
dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan
bagaimana hasil suatu ketidak pastian itu, suatu audit tidak dapat menambahkan
ketepatan dan kepastian pada laporan keuangan apabila faktor-faktor tersebut tidak
ada.
Walaupun memiliki keterbatasan, namun audit atas laporan keuangan akan menambah
kredibilitas sebuah laporan keuangan.

3.3 LAPORAN AUDITOR

Auditor harus memenuhi keempat standar pelaporan di dalam membuat dan mengeluarkan
laporan audit. Standar pelaporan keempat berbunyi laporan auditor harus memuat suatu
pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan
laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Agar para pengguna laporan dapat memahami laporan audit, standar professional AICP telah
menyediakan kata-kata baku (standar kalimat) untuk laporan audit.

Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan audit bentuk baku
adalah laporan yang diterbitkan oleh seorang auditor ketika seluruh kondisi audit terpenuhi,

8
tidak diketemukan kesalahan saji yang signifikan, serta laporan ini berisi pendapat auditor
bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai standar.

Laporan Audit Bentuk Baku

Laporan audit bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu
satuan usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan bentuk baku inilah yang paling banyak dikeluarkan auditor. Laporan audit bentuk
baku adalah laporan audit bentuk baku seperti yang tercantum dalam SPAP (Standar
Profesional Akuntan Publik) yang dikeluarkan IAI.

Unsur pokok laporan audit bentuk baku adalah sebagai berikut:

1) Judul laporan yang berbunyi “Laporan Auditor Independen”.


Pencantuman kata "independen" dimaksudkan untuk lebih menegaskan posisi auditor
sebagai pihak yang independen.
2) Pihak kepada siapa laporan audit tersebut ditujukan.
Laporan audit dapat dialama tkan kepada direksi perusahaan yang laporan
keuangannya diaudit, dewan komisaris, para pemegang saham, atau kepada pemberi
tugas audit lainnya. Laporan audit biasanya dialamatkan kepada para pemegang
saham untuk mempertegas bahwa auditor independen terhadap manajemen
perusahaan dan dewan komisaris.
3) Paragraf pengantar (In troductory paragraph)
a) Suatu pemyataan mengenai laporan keuangan apa saja yang telah diaudit. Ada
suatu perubahan dalam bentuk laporan yang baru. Laporan audit baku yang baru
tidak memuat laporan perubahan posisi keuangan melainkan laporan arus kas.
Hal ini dilakukan karena laporan arus kas tidak dapat direkayasa manajemen.
Manajemen tidak dapat merekayasa laporan arus kas karena menggunakan dasar
cash basis dan bukan accrual basis. Di samping itu, laporan arus kas mempunyai
kualitas relevansi yang tinggi. Para investor lebih menginginkan peningkatan kas
perusahaan daripada peningkatan laba yang mungkin hanya merupakan hasil
rekayasa akuntansi.
b) Suatu pernyataan auditor bahwa manajemen perusahaan bertanggung jawab atas
kewajaran laporan keuangan, sedangkan auditor bertanggung jawab atas pendapat

9
kewajaran yang dinyatakannya atas laporan keuangan tersebut berdasar atas
auditnya.

4) Paragraf lingkup audit (scope paragraph)


a) Suatu pernyataan bahwa auditor melaksanakan audit berdasar standar auditing
yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Hal ini menjelaskan apa saja
yang auditor lakukan dalam audit.
b) Suatu pernyataan bahwa auditor diharuskan merencanakan dan melaksanakan
auditnya agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji yang material. Penggunaan kata “material” digunakan untuk
menegaskan bahwa auditor bertanggung jawab untuk mencari salah saji material,
bukan kesalahan kecil yang tidak mempengaruhi keputusan para pemakai.
Penggunaan kata “kayakinan memadai” digunakan untuk menegaskan bahwa
audit tidak dapat diharapkan untuk menghilangkan sama sekali kemungkinan
terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan material.
c) Suatu pernyataan bahwa audit yang telah dilaksanakan meliputi:
 Pemeriksaan terhadap bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan berdasar pengujian (sampling).
 Penilaian terhadap prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi. 
estimasi signifikan yang dibuat manajemen.
 Penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
d) Suatu pernyataan auditor bahwa ia yakin bahwa audit yang dilaksanakan
memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. 
5) Paragraf pendapat (opinion paragraph).
6) Tanda tangan auditor, nama, dan nomor register negara auditor.
Dapat dilihat perbedaannya dengan laporan audit di Amerika Serikat. Laporan audit di
Amerika Serikat tidak mencantumkan nama auditor, tetapi nama kantor akuntan yang
melaksanakan audit.
7) Tanggal.
Tanggal tersebut bukanlah tanggal laporan auditor independen itu dibuat. Tanggal
yang dicantumkan adalah tanggal diselesaikannya pekerjaan lapangan (field work).

Contoh laporan audit bentuk baku yang sesuai dengan standar auditing, yang berlaku mulai 1
Agustus 1994 :

10
Judul Laporan LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Alamat Kepada Para Pemegang Saham dan Dewan Komisaris PT ABC 
Paragraf Pengantar Kami telah mengaudit nera perusahaan PT ABC tanggal 31
Dseember 20X1 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan,
dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan berdasarkan audit kami. 
Paragraf Lingkup Audit Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan lndonesia. Standar tersebut
mengharuskan kami merencanakan dan nelaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan,
atas dasar pengujian, bukti bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen. Kami yakin
bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk
menyatakan pendapat. 
Paragraf Pendapat Menurut kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas
menyajikan secara wajar, semua hal yang material, posisi
keuangan perusahaan PT ABC tanggal 31 Desember 20X1 dan
hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum 
Tanda Tangan, Nama, & (Tanda tangan, Nama dan Nomor Register Negara dan
Nomor Register Auditor)
Akuntan
Tanggal Selesainya 13 Maret 20X2 
Pekerjaan Lapangan 

11
Ada lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor :
1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus
kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan.
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf
penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.
3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang
dikecualikan.
4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion).
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan
pendapat atas laporan keuangan.

3.4 TANGGUNG JAWAB AUDITOR

Para pemakai laporan keuangan yang telah diaudit mengharapkan agar auditor:

1. Melakukan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independen, dan obyektif.


2. Mencari dan mendeteksi salah saji material, baik yang disengaja maupun tidak
disengaja.
3. Mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan.

12
Sebagai pemakai laporan berkesimpulan bahwa harapan – harapan di atas tidak akan
terpenuhi, sehingga timbul apa yang disebut kesenjangan ekspektasi (expectation gap).
Kesenjangan ekspektasi sebaian besar berhubungan dengan tiga hal, yaitu:

1. Menemukan dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan, terutama kecurangan.


2. Mendeteksi dan melaporkan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien.
3. Melaporkan apabila terdapat ketidakpastian mengenai kemampuan perusahaan klien
untuk melanjutkan usahanya atau mempertahankan kelangsungan hidupnya.

PSA No. 32, Tangung jawab Auditor untuk Mendeteksi dan Melaporkan Kekeliruan dan
Ketidakberesan (SA 316.02 dan .03) merumuskan pengertian kekeliruan dan ketidakberesan
sebagai berikut.

Istilah kekeliruan (error) berarti salah saji (misstatement) atau hilangnya jumlah atau
penungkapan dalam laporan keuangan yan tidak disengaja. Kekeliruan dapat berupa:

1. Kekeliruan dalam pengumpulan atau pengolahan data akuntansi yang dipakai sebagai
dasar pembuatan laporan keuangan
2. Kesalahan estimasi akuntansi yang timbul sebagai akibat dari kekhilafan atau salah
menafsirkan keadaan.
3. Kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang menyangkut jumlah klasifikasi,
cara penyajian, atau penungkapan.

Istilah ketidakberesan (irregularities) adalah salah saji atau hilannya jumlah atau
penungkapan dalam laporan keungan yang disengaja. Ketidakberesan mencakup kecurangan
dalam pelaporan keuangan yang dilakukan untuk menyajikan laporan keuangan yang
menyesatkan, yang seringkali disebut kecurangan manajemen (management fraud), dan
penyalahgunaan aktiva, yang seringkali disebut dengan unsur penggelapan. Ketidakberesan
dapat terdiri dari perbuatan:

1. Yang mengandung unsur manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi


atau dokumen pendukungnya yang merupakan sumber untuk pelaporan keungan
2. Penyajian salah saji atau penghilangan dengan sengaja peristiwa, transaksi, atau
informasi signifikan yang lain
3. Penerapan salah prinsip akuntansi yang dilakukan dengan sengaja

Faktor pokok yang membedakan kekeliruan dengan ketidakberesan adalah apakah penyebab
salah saji itu disengaja atau tidak disengaja.

13
Tanggung jawab Mendeteksi Kekeliruan dan Ketidakberesan

PSA 32 (SA 316.05) menetapkan bahwa tanggungjawab auditor dalam kaitannya dengan
kekeliruan dan ketidakberesan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan risiko bahwa suatu kekeliruan dan ketidakberesan kemungkinan


menyebakan laporan keuangan berisi salah saji material.
2. Berdasarkan penemuan ini, auditor harus merancang auditnya untuk memberikan
keyakinan memadai bagi pendeteksian kekeliruan dan ketidakberesan.
3. Melaksanakan audit dengan seksama dan tingkat skeptisme professional yang
semestinya dan menilai temuannya.

Tanggung jawab untuk Melaporkan Kekeliruan dan Ketidakberesan

Apabila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material
karena adanya kekeliruan dan ketidakberesan, maka laporan keuangan dikatakan tidak
disusun sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus mendesak aar
laporan keuangan direvisi oleh manajemen. Apabila dipatuhi, maka auditor dapat
menerbitkan laporan bentuk baku dengan pernyataan pendapat wajar tanpa pengecualian,
namun jika tidak direvisi maka auditor hanya dapat memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar.

Auditor juga berkewajiban untuk mengkomunikasikan setiap ketidakberesan material yang


ditemukan selama audit kepada komite audit. Pada hakekatnya auditor tidak berkewajiban
untuk mengungkapkan ketidakberesan material yang ditemukan kepada pihak – pihak di luar
klien. Namun dalam keadaan – keadaan tertentu, auditor berkewajiban untuk menungkapkan
ketidakberesan yang diketahui kepada pihak selain klien. Keadaan – keadaan tersebut adalah:

1. Jika menerima pernyataan dari auditor pengganti sesuai dengan SA Seksi 315 [PSA
No. 16], Komunikasi antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti
2. Sebagai suatu jawaban atas permintaan pengadilan dalam suatu perkara pidana

Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit yang diperlukan, atau jika setelah
menerapkan prosedur audit yang diperluas, ia tidak dapat menarik kesimpulan apakah
ketidakberesan yang mungkin terjadi mempunyai dampak material terhadap laporan
keuangan, maka ia harus:

14
1. Menyatakan tidak memberikan pendapat atau memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atas laporan kuangan tersebut.
2. Mengkomunikasikan temuannya kepada dewan komisaris atau pihak berwenang
setara lainnya.

KESIMPULAN

Ada empat alasan perlunya audit atas laporan keuangan yaitu adanya perbedaan
kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan, adanya konsekuensi,
kompleksitas penyajian laporan keuangan, dan keterbatasan akses dari para pemakai laporan
keuangan.

Auditing erat kaitannya dengan akuntansi keuangan. Seorang auditor independen


harus seorang akuntan. Namun ini tidak berarti dalam mempelajari auditing harus belajar
akuntansi keuangan terlebih dahulu.

Laporan audit bentuk baku untuk pendapat wajar tanpa pengecualian berisi judul,
pihak yang dilapori, paragraph pengantar, lingkup audit, dan pendapat. Selain itu juga tanda
tangan auditor, dan tanggal laporan. Variasi laporan audit tergantung juga pada jenis
pendapat yang diberikan, seperti pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar,
menolak untguk menyatakan pendapat, bahkan juga pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelasan.

15
Daftar Pustaka

Abdul Halim, 2008. Auditing 1 : Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan. Ed 4. UPP STIM
YKPN : Yogyakarta.

Boynton, William C., dkk, 2003. Modern Auditing 1. Ed 7. Penerbit Erlangga (online)
https://books.google.co.id/books?
id=_XQMNVjh0fkC&pg=PA50&lpg=PA50&dq=asas+yang+mendasari+audit+laporan
+keuangan&source=bl&ots=NgJUvyMvaW&sig=ACfU3U0Namg3sVzYU6IlmPk0w4
amEhHSDA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiXjbb9tuviAhXX7GEKHSQdBrc4ChDoA
TABegQIAxAB#v=onepage&q=asas%20yang%20mendasari%20audit%20laporan
%20keuangan&f=true.

Larasati Endah Sasanti. 2015. Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
(online) https://www.kompasiana.com/larasaties/563047f0b37a618005bf3965/audit-
laporan-keuangan-dan-tanggung-jawab-auditor?page=all

Lina Susanti. 2015. Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor (online)
https://www.kompasiana.com/linasusan/5630493b4f7a614a0518123c/audit-laporan-
keuangan-dan-tanggung-jawabauditor?page=all

16

Anda mungkin juga menyukai