LP Leukemia Pada Anak Nunung Agestin (17613059)
LP Leukemia Pada Anak Nunung Agestin (17613059)
LP Leukemia Pada Anak Nunung Agestin (17613059)
Tugas Ini Disusun Sebagai Salah Satu Bentuk Penugasan Dalam Praktik Klinik
Oleh :
Nunung Agestin
17613059
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan dalam rangka mengikuti Praktik Klinik Keperawatan
Pembimbing institusi
A. Definisi
ditemui pada anak-anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang
sumsum tulang yang di tandai oleh proliferasi sel-sel yang abnormal dalam
disertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan
B. Etiologi
Etiologi leukemia belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor yang terbukti dapat menyebabkan leukemia, yaitu faktor genetik, sinar
radioaktif, dan virus (Handayani & Haribowo, 2008 dalam Putri AF, 2015).
1. Faktor genetik
Insiden leukemia akut pada anak dengan sindrom Down adalah 20 kali
leukemia pada 6% klien, dan baru terjadi setelah 5 tahun (Handayani &
3. Virus
C. Manifestasi klinis
Menurut Wong (2009) yang dikutip oleh Suriadi dan Yuliani (2010)
dalam Putri AF (2015), manifestasi klinis yang muncul pada anak dengan
leukemia meliputi :
1. Pucat
2. Letih
3. Deman
4. Ptekie
6. Nyeri abdomen
7. Hepatomegali
8. Splenomegali
9. Limfadenopati
D. Klasifikasi
sel dan tipe sel asal yaitu meliputi (Nurarif & Kusuma, 2015):
1. Leukimia akut
yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-raataa dlm 4-6
bulan.
82% dari pada umur dewasa hanya 18%. Insiden LLA akan mencapai
puncaknya paadaa umur 3-7 tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak-
sampai 3 bulan dengan durasi gejala yang singkat. Jika tidak terobati,
2. Leukimia kronis
poliferasi neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena
keganasan hematologi.
yang progresif yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur
yang disebut fase krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda
E. Patofisiologi
darah putih yang imatur dalam jaringan tubuh yang membentuk darah.
neoplastik yang sama seperti sel-sel kanker yang solid. Oleh karena itu, keadaan
setiap jaringan tubuh dengan sel – sel leukimia nonfungsional. Organ – organ
yang terdiri banyak pembuluh darah, seperti limpa dan hati, merupakan organ
meskipun leukemia merupakan produksi sel darah putih yang berlebihan, jumlah
leukosit dalam bentuk akut sering kali rendah (sehingga dinamakan leukemia).
Kedua, sel–sel imatur ini tidak dengan sengaja menyerang dan menghancurkan
sel darah normal atau jaringan vaskular. Penghancuran sel melalui infiltrasi dan
kompetisi yang terjadi kemudian pada unsur–unsur metabolik. Pada semua tipe
terbentuk dalam sumsum tulang melalui kompetisi dengan sel–sel normal dan
akibat dari infiltrasi pada sumsum tulang. Tiga akibat yang utama adalah anemia
akibat penurunan jumlah sel darah merah, infeksi akibat neutropenia, dan
Sel–sel leukemia dapat juga menginvasi testis, ginjal, prostat, ovarium, saluran
GI, dan paru–paru. Dengan semakin banyaknya pasien yang bertahan hidup
dalam jangka waktu lama, lokasi invasi leukemia, khususnya testis, menjadi
F. Pemeriksaan penunjang
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
1. Darah tepi
gambaaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala
yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain
berasal dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, ranulosit,
pulp cell.
hipogamaglobulinemia.
5. Cairan cerebrospinal
Bila terjadi peninggian jumlah sel (sel patologis) dan protein, maka hal ini
saat
dari perjalanan penyakit baik pada keadaan remisi maupun pada keadaan
metotreksat (MTX) intratekal secara rutin pada setiap penderita baru atau
6. Sitogenik
Dari 70-90% dari kasus LMK menunjukkan kelainan kromosom, yaitu pada
hiperploid (2n+a).
b) Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom
yang diploid.
G. Penatalaksanaan
yaitu :
1. Kemoterapi
1) Fase induksi
remisi komplit.
2) Fase konsolidasi
sama atau lebih besar dari dosis yang digunakan pada fase induksi.
terapi dan prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah
kalsifikassi Rai :
tahun dan 25% pasien daapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan
pasien dengan stadium III dan IV rata-rata bertahan hidup kurang dari 2
tahun.
1) Fase kronik
Busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yang mampu
menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama.
2) Fase akselerasi
Fase ini sama dengan terapi leukimia akut, akan tetapi respons
sangat rendah.
2. Radioterapi
leukimia.
yaang rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu,
4. Terapi suportif
leukimia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah utnuk
Pertumbuhan berlebih
Melalui sirkulasi darah Melalui sistem limfatik
Kebutuhan nutrisi
Pembesaran hati dan Nodus limfe meningkat
limfa
Limfadenopati Hipermetabolisme
Hepatosplenomegali
Hepatosplenomegali
Penekanan ruang Peningkatan tekanan
abdomen intra abdomen
Ketidakseimbangan
Sel normal digantikan nutrisi kurang dari
oleh sel kanker Nyeri akut
kebutuhan tubuh
Kecenderungan
Penurunan trombosit Trombositopenia
perdarahan
Stimulasi saraf C
Infitrasi periosteal Kelemahan tulang
(nicoceptor)
Fraktur fisiologis
Hambatan mobilitas
fisik
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, inisial, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
tidak
spesifik sehingga diduga anak hanya mengalami sakit yang sifatnya ringan,
sehingga tidak segera dibawa ke dokter. Data-data yang perlu di kaji adalah
data yang didapatkan pada anak berkaitan dengan kegagalan sumsum tulang
dan adanya infiltrasi ke organ lain. Biasanya anak terlihat pucat, anak
Mengeluh tidak enak pada perut dan BAB tidak teratur (Wong, D,L, 2008
predisposisi, misalnya pada kembar satu telur (Wong, D,L, 2008 dalam
Oktafian N, 2015).
a) Nutrisi
b) Eliminasi BAK/BAB
Diare, nyeri tekan peranal, feses hitam. Darah pada urine, penurunan
c) Aktivitas/tidur
d) Personal hyigiene
a. Keadaan umum
napas.
Palpasi : kaji adanya ada tidaknya nyeri tekan dan benjolan abnormal
c. Telinga
d. Mata
Inspeksi : kaji adanya trauma leher dan lesi, biasanya terdapat pembesaran
nyeri tekan
h. Thoraks
1) Paru
pola nafas
tekan
2) Jantung
i. Abdomen
Palpasi :biasanya ada nyeri tekan pada abdomen, dan kaji ada/tidaknya
benjolan abnormal
j. Integumen
k. Ektremitas
kebersihan ektremitas
Palpasi : ada tidaknya benjolan yang abnormal, ada nyeri tekan atau tidak
terangsang, kejang.
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
kesehatan
Batasan karakteristik :
4) Nyeri ektremitas
5) Peruabahan fungsi motorik
6) Edema
7) Penurunan nadi
c) DM
d) Hipertensi
f) Merokok
NOC
Circulation status
Kriteria hasil
NIC
panas/dingin/tumpul/tajam/tumpul
laserasi
Batasan karakteristik :
i) Miskonsepsi
NOC :
Kriteria Hasil :
NIC :
Nutrition Management
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
konstipasi
Nutrition Monitoring
16) Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
17) Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
mengganggu kesehatan
Faktor resiko :
a) Aneurisma
b) Sirkumsisi
c) Defisiensi pengetahuan
varises)
j) Trauma
NOC
Blood koagulation
Kriteria hasil :
NIC
Bleeding precautions
mengandung vitamin K
Bleeding reduction
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study
of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.
Batasan karakteristik :
Laporan isyarat
Diaphoresis
Masker wajah (mis. Mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
Gangguan tidur
NOC
Pain level
Pain control
Comfort level
Kriteria hasil :
NIC
1) Observasi ttv
tepat
klien
5) Tingkatkan istirahat
R/ mengurangi nyeri
5. Resiko infeksi b.d menurunnya sistem kekebalan tubuh
Faktor resiko :
pemajanan patogen
4) Prosedur invasif
NOC
Immune status
Risk control
Kriteria hasil :
NIC :
Infection control
a) Observasi ttv
drainase
Batasan karakteristik :
aktivitas
e) Gerakan bergetar
3) Ansietas
4) Gangguan kognitif
5) Kontraktur
10) Malnutrisi
14) KeaKetidaknyamanan
NOC
Mobility level
Transfer performance
Kriteria hasil :
kemampuan berpindah
NIC
terjadinya trauma
mobilisasi
4. Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ektremitas
mencegah kontraktur