Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Resiko
Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Resiko
Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Resiko
W DENGAN
G1P000 UK 38 MINGGU DI RUANG DARA RSUD WANGAYA
TANGGAL 25 SEPTEMBER 2020
OLEH :
P07120018142
Tingkat 3.4
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia -Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan KeperawatanPada Ibu
Hamil dengan Resiko Infeksi (Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan,
Implementasi, dan Evaluasi)”.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua danuntuk kepentingan proses belajar.
Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini tentu jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan laporan pendahuluan ini dan untuk pelajaran bagi kita semua
dalam pembuatan di masa mendatang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Pengertian....................................................................................................4
B. Penyebab......................................................................................................4
C. Patofisiologi..................................................................................................5
D. Penatalaksanaan..........................................................................................5
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................7
I. PENGKAJIAN...............................................................................................7
II. ANALISA DATA...................................................................................12
III. RENCANA KEPERAWATAN............................................................13
IV. IMPLEMENTASI..................................................................................15
V. EVALUASI.............................................................................................18
BAB IV PENUTUP..............................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu hamil yang mengalami ketuban pecah akan merasakan keluar cairan
dari vagina secara terus menerus tanpa henti. Gejala Ketuban pecah adalah
sama seperti ketuban pecah tanda melahirkan yaitu kebocoran cairan dari
vagina. Air ketuban bisa keluar menetes bocor, mengalir meleler atau
menyembur kuat seperti air kencing. Semakin besar sobekan pada
kantungnya, semakin banyak air ketuban yang keluar dari vagina. Cairan
ketuban akan terus mengalir keluar hingga 600-800 mililiter (sekitar 2-3
gelas) dari mulanya sobek.
Risiko terbesar dari kondisi kantung ketuban pecah adalah infeksi pada
janin. Kantung dan cairan ketuban berfungsi sebagai pelindung untuk
mencegah bakteri dan kuman lain masuk menginfeksi janin di dalam
kandungan. Ketika selaput ketuban pecah, perlindungan tersebut akan
musnah sehingga umumnya janin jadi lebih rentan terkena penyakit selama
dalam kandungan dan ketika lahir nanti. Kerusakan kantung ketuban akan
menjadi pertimbangan pertama kali karena semakin lama kantung ketuban
dibiarkan pecah, semakin besar kesempatan bayi terkena infeksi. Maka dokter
akan melakukan pemeriksaan yang wajib dilakukan di rumah sakit.
Setelahnya, baru diputuskan apa bayi harus dilahirkan segera atau tidak.
Namun apabila ketuban pecah dini sementara sobekannya kecil dan sisa
cairannya masih cukup, kemungkinan Anda tidak perlu bersalin lebih awal.
Tubuh akan terus memproduksi cairan ketuban untuk melindungi dirinya.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran konsep resiko infeksi pada ibu hamil
b. Tujuan Khusus
1
1. Untuk mengetahui dukungan keluarga terhadap ibu hamil dengan
resiko infeksi
2. Untuk mengetahui tingkat resiko infeksi ibu hamil.
C. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang berarti bagi
tenaga kesehatan agar bisa mengetahui konsep dasar resiko infeksi pada
ibu hamil
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan, evaluasi dan pertimbangan
untuk menyusun/membuat kebijakan atau program baru dalam upaya
peningkatan pelayanan antenatal yang berkualitas.
3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil dari penelitian ini sebagai
acuan mahasiswa untuk dijadikan dasar penelitian selajutnya supaya
dapat dikembangkan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Risiko terbesar dari kondisi kantung ketuban pecah adalah infeksi pada
janin. Kantung dan cairan ketuban berfungsi sebagai pelindung untuk
mencegah bakteri dan kuman lain masuk menginfeksi janin di dalam
kandungan. Ketika selaput ketuban pecah, perlindungan tersebut akan
musnah sehingga umumnya janin jadi lebih rentan terkena penyakit selama
dalam kandungan dan ketika lahir nanti. Kerusakan kantung ketuban akan
menjadi pertimbangan pertama kali karena semakin lama kantung ketuban
dibiarkan pecah, semakin besar kesempatan bayi terkena infeksi. Maka dokter
akan melakukan pemeriksaan yang wajib dilakukan di rumah sakit.
Setelahnya, baru diputuskan apa bayi harus dilahirkan segera atau tidak.
Namun apabila ketuban pecah dini sementara sobekannya kecil dan sisa
cairannya masih cukup, kemungkinan Anda tidak perlu bersalin lebih awal.
Tubuh akan terus memproduksi cairan ketuban untuk melindungi dirinya.
B. Penyebab
Ketika ketuban sudah pecah tapi bayi tidak segera dilahirkan,
dikhawatirkan akan terjadi infeksi yang juga membahayakan ibu dan bayi.
Pecah ketuban jelang kelahiran (cukup bulan) bisa disebabkan oleh
melemahnya selaput dari kontraksi. Pada ketuban pecah dini kurang bulan,
disebabkan oleh infeksi pada rahim.
3
• Posisi bayi sungsang
• Pernah melakukan amniocentesis di awal kehamilan
• Melakukan olahraga berat atau menempatkan terlalu banyak tekanan
pada tubuh
• Pola makan dan gizi yang buruk
• Kekurangan asupan tembaga, vitamin C, atau seng
• Kondisi ketuban pecah sebelum waktunya menjadi faktor komplikasi
pada sepertiga kelahiran bayi prematur.
C. Patofisiologi
Pada Ibu hamil akan mengalami perubahan psikologis dan fisiologis.
Dimana pada perubahan fisiologis ibu hamil akan mengalami stress urinaria
sehingga kan menimbulkan penekanan pada vesika urinarianya dan hal itu
dapat menyebabkan frekuensi BAK seorang ibu hamil meningkat, dimana hal
ini akan menimbulkan masalah ganggguan eliminasi urine yang
menyebabkan kurangnya kebersihan dibagian genetalia yang kmungkinan
akan menimbulkan kelembapan yang meningkat pada area genetalia, hal
itulah yang bisa beresiko menyebabkan infeksi pada bagian genetalia ibu
hamil.
D. Penatalaksanaan
• Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan yang
mengalami ketuban pecah sebelum waktunya ke RS dan melahirkan bayi
yang berumur > 37 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk
memperkecil resiko infeksi intrauterin
• Tindakan konservatif (mempertahankan kehamilan) diantaranya
pemberian antibiotik dan cegah infeksi (tidak melakukan pemeriksaan
dalam), tokolisis, pematangan paru, amnioinfusi, epitelisasi (vit C dan
trace element, masih kontroversi), fetal and maternal monitoring.
Tindakan aktif (terminasi/mengakhiri kehamilan) yaitu dengan sectio
caesarea (SC) atau pun partus pervaginam
• Dalam penetapan langkah penatalaksanaan tindakan yang dilakukan
apakah langkah konservatif ataukah aktif, sebaiknya perlu
4
mempertimbangkan usia kehamilan, kondisi ibu dan janin, fasilitas
perawatan intensif, kondisi, waktu dan tempat perawatan,
fasilitas/kemampuan monitoring, kondisi/status imunologi ibu dan
kemampuan finansial keluarga.
5
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITASPASIEN Penanggung Jawab
Nama : Ny. W Nama :Tn. S
Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Jenis kelamin :Laki–laki
StatusPerkawinan : Kawin Pekerjaan :Swasta
Agama : Hindu Alamat :Jln
Jempiring
no X
Suku : Bali Status perkawinan : Kawin
Alamat :Jln Jempiring no X Agama : Hindu
NoCM :882366
TanggalMRS : 25 September 2020
TanggalPengkajian :25 September 2020
Sumberinformasi : Ny.W, Suami Ny.W dan Rekam Medik
ALASAN KUNJUNGAN
6
didapatkan cairan ketuban yang keluar pervagina secara spontan kemudian
tidak diikuti tanda-tanda persalinan.
e. Riwayat keluargaberencana
a. AkseptorKB :- Jenis: - Lama: -
b. Masalah :-
C. RIWAYATPENYAKIT
1. Klien : klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun
2. Keluarga :klien mengatakan di keluarganya tidak memiliki riwayat
penyakit apapun
7
D. POLA KEBUTUHANSEHARI-HARI
1. Bernafas : klien bernafas secara normal
2. Nutrisi(makan/minum) :
- Makan : klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedang,
diselingi dengan snack
- Minum : klien mengatakan minum air mineral sebanyak 7 - 8 gelas
sehari serta klien mengonsumsi susu untuk ibu hamil sebnyak 2 kali
sehari
3. Eliminasi :
- BAB : klien mengatakan BAB sebanyak 1 kali/ hari, dengan kosistensi
padat, warna kuning khas feses, dan tidak ada bercak darah
- BAK : klien mengatakan BAK sebanyak ± 7 kali/hari, warna kuning
jernih, bau khas
4. GerakBadan : klien mengatakan selama hamil sedikit takut dan cemas
untuk menggerakan badannya secara bebas
5. Istrirahattidur : klien mengatakan biasanya tidur siang selama 1 jam, dan
tidur malam hari selama 7-8 jam tetapi saat ini klien mengatakan
mengalami kesulitan tidur karena rasa cemas yang dirasakannya
6. Berpakaian : klien mengatakan mengganti pakaiannya 2 hari sekali
sedangkan pakaian dalamnya diganti setiap hari
7. RasaNyaman : Klien mengatakan merasa nyaman berada disamping suami
dan keluarganya
8. KebersihanDiri : klien mengatakan mandi 2 kali sehari setiap pagi dan
sore hari serta klien tampak bersih
9. RasaAman : klien mengatakan merasa aman saat suaminya ada didekatnya
10. Pola Komunikasi/Hubungan DenganOrangLain: klien mengatakan biasa
mengikuti arisan dan kegiatan PKK dan berbincang- bincang dengan
tetangga sekitar rumahnya
11. Ibadah : klien beragama hindu dan rajin bersembahyang setiap sore selesai
mandi sore
12. Produktivitas : Selama klien memasuki kehamilan trimester ke 3, klien
mengatakan istirahat bekerja dan mengurus rumah tangga dan jalan – jalan
8
pagi serta terkadang mengikuti senam hamil
13. Rekreasi : klien mengatakan setiap 2 minggu sekali sering diajak jalan-
jalan oleh suami dan keluarga
14. Kebutuhanbelajar : klien mengatakan masih tetap belajar karena
profesinya sebagai guru yang menuntut pembaharuan ilmu
E. PEMERIKSAANFISIK
Keadaan umum :
GCS : 15
Tingkatkesadaran : Kompos Mentis
Tanda –tandavital : : TD : 130/90 mmHg, N : 92 x/ menit, RR : 20 x/
menit T : 370 C
BB : 60 Kg TB: 145 Cm LILA: 27 cm
Head toe toe:
Kepala
Wajah :simetris
Pucat (V)
Cloasma ( - )
sklera : ikterik
konjungtiva: anemis
pembesarankelenjartiroid: -
telinga :terdapat sedikit serumen
Dada Payudara
Areola: hiperpigmentasi
Putting : (menonjol/tidak )
Tanda dimpling/retraksi : -
Pengeluaran ASI : sudah ada pengeluaran colostrum
Jantung : normal Paru:normal
9
Abdomen
Linea: Nigra Striae : Lipide
Pembesaran sesuai UK : ( V )
Kontraksi : -
Lukabekasoperasi :-
Ballottement : pada fundus teraba keras bundar melenting yang berarti
kepala
LeopoldI : terdapat bokong TFU:
33cm
LeopoldII : teraba punggung di bagian kanan
Leopold III : Presentasi kepala
LeopoldIV : Bagian masuk PAP
(konvergen) Penurunankepala
(penurunan bag.terbawahdenganmetode lima jari )
Kontraksi : Tidak ada
DJJ : 142 x / menit Bising usus: 5 – 35x/ menit
Ekstremitas Atas
Oedema : -
Varises : -
CRT : kembali < 2 detik
Bawah :
Oedema : -
Varises : -
CRT : kembali < 2 detik
10
Refleks : baik
F. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan Laboraturium :
11
II. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : - Ketuban pecah Resiko infeksi
DO : - sebelum waktunya
Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
primer ( ketuban
pecah sebelum
waktunya)
Resiko infeksi
12
dibuktik watanselam infeksi lokal dan mengetahui
an a 1 x 8 jam, sistemik tanda dan
dengan maka - Terapeutik gejala infeksi
ketidaka tingkat 1 Batasi jumlah lokal dan
dekuatan infeksi pengunjung sistemik.
pertahan menurun 2 Cuci tangan - Terapeutik
an tubuh dengan sebelum dan 1 Agar tidak
(ketuban criteria sesudah kontak terinfeksi
pecah hasil: dengan pasien 2 Agar infeksi
sebelum - Nyeri - Edukasi tidak
nya) menuru 1. Jelaskan tanda menyebar.
- Cairan dan gejala - Edukasi
berbau infeksi 1. Agar
busuk 2. Ajarkan cara pasienmenge
menurun mencuci tangan tahuitanda
- Kultur yang benar dan gejala
darah 3. Ajarkan infeksi
membai meningkatkan 2. Agar pasien
k asupan nutrisi mengetahui
cara mencuci
tangan yang
benar
3. Agar pasien
mengetahui
tentang
peningkatan
asupan
nutrisi
13
IV. IMPLEMENTASI
Tgl / No dx Implementasi Evaluasi Para
Jam Proses f/
Na
ma
25 2 1. Monitor DS :-
Septem tanda dan
DO : klien
ber gejala
tampak
2020 infeksi lokal
gelisah
dan sistemik
08.00
WITA
08.30 2. Batasi DS:-
jumlah
WITA DO: klien
pengunjung
tampak
nyaman
09.00 3 Cuci tangan DS :-
sebelum dan
WITA DO : klien
sesudah
tampak
kontak
menjaga
dengan
kebersiha
pasien
nnya
09.30 4. Jelaskan DS :-
tanda dan
WITA DO : klien
gejala
mengerti
infeksi
tentang
apa yang
dijelaskan
oleh
perawat
10.00 5. Ajarkan cara DS :-
mencuci
WITA DO : klien
tangan yang
tampak
benar
14
kooperatif
10.30 6. Ajarkan DS :-
meningkatka
WITA DO : klien
n asupan
tampak
nutrisi
mengerti
akan
mengenai
peningkat
an asupan
nutrisi
V. EVALUASI
15
Denpasar 27 September 2020
Mengetahui Pembimbing
Klinik / CI Mahasiswa
Clinical Teacher / CT
NIP : 197112281994022001
16
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Risiko terbesar dari kondisi kantung ketuban pecah adalah infeksi pada
janin. Kantung dan cairan ketuban berfungsi sebagai pelindung untuk
mencegah bakteri dan kuman lain masuk menginfeksi janin di dalam
kandungan. Ketika selaput ketuban pecah, perlindungan tersebut akan
musnah sehingga umumnya janin jadi lebih rentan terkena penyakit selama
dalam kandungan dan ketika lahir nanti. Pada lembar pengkajian dikaji sesuai
teori, pada analisis data hasil pengkajian dikelompokkan berdasarkan DS dan
Do lalu dibulatkan masalah yaitu ansietas sesuai SDKI label, rencana
keperawatan sesuai dengan SIKI label serta Tujuan sesuai dengan SLKI label.
Implementasi mengacu pada respon klien, evaluasi pada laporan kasus ini
tujuan tercapai masalah teratasi.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang paper diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk saran bias berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga
bias untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan paper yang telah
dijelaskan.
17