PENGERTIAN Hukum Adat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

I.

Pengertian Hukum Adat oleh Pendapat Ahli 


a) Menurut Prof. Mr. C. van Vollenhoven
Adat adalah kebiasaan yang tidak memiliki sanksi sedangkan hukum adat adalah hukum
yang tidak bersumber kepada peraturan yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda
dahulu atau alat-alat kekuasaan lainnya yang menjadi sendinya dan diadakan sendiri oleh
kekuasaan Belanda dahulu. Aturan-aturan tingkah laku bagi pribumi dan Timur Asing  yang di
satu pihak mempunyai sanksi sehingga dikatakan hukum dan di lain pihak tidak dikodifikasi
(maka dikatakan adat).
b) Menurut Mr. B. Ter Haar Bzn.
Beliau memiliki teori keputusan atau beslissingenleer. Persekutuan hukum dinyatakan
sebagai kesatuan yang bersifat tetap dan teratur dengan mempunyai kekuasaan sendiri dan
harta kekayaan sendiri baik yang berwujud dan tidak berwujud. Hukum adat adalah aturan
adat yang mendapat sifat hukum melalui keputusan atau penetapan petugas hukum seperti
kepala adat, hakim, dan lain-lain yang bekerja di dalam maupun di luar persengketaan.
Ajaran dari Ter Haar ini terkenal dengan ajaran keputusan (fungsionaris hukum). Beliau
memiliki dua rumusan tentang Hukum Adat, yaitu :
a. Pada tahun 1930, pada sebuah pidato dies dengan judul “Peradilan Landraad
berdasarkan hukum tak tertulis” yang isinya antara lain :
“ Hukum Adat lahir dari dan dipelihara oleh keputusan-keputusan; keputusan para
warga masyarakat hukum, terutama keputusan berwibawa dari kepala-kepala rakyat
yang membantu pelaksanaan perbuatan-perbuatan hukum; atau dalam hal
pertentangan kepentingan, keputusan para hakim yang bertugas mengadili
sengketa, sepanjang keputusan-keputusan itu – karena kesewenangan atau kurang
pengertian – tidak bertentanan dengan keyakinan hokum rakyat, melainkan senapas
seirama dengan kesadaran tersebut, diterima/ diakui atau setidak-tidaknya
ditolernsikan olehnya “.   
b.   Pada orasi tahun 1973:
            “Hukum Adat adalah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam
keputusan-keputusan para fungsionaris hukum yang mempunyai wibawa serta
pengaruh  dan yang dalam peleksanaannya berlaku serta merta (spontan) dan
dipatuhi dengan sepenuh hati”.
Pendapat Ter Haar BZN sebenarnya dipengaruhi oleh John Chipma Gray yang
menyakan: “all the law is judge made law” yang artinya “semua hukum adlaah
hukum keputusan” dan beliau berusaha memposiftkan hukum adat. 

c) Menurut Roelof van Dijk


Roelof van Dijk menyampaikan beberapa hal penting , yaitu:
a.      Adat ialah semua bentuk kesusilaan dan kebiasaan orang Indonesia yang menjadi
tingkah laku sehari- hari antara satu dengan yang lainnya disebut “Adat’
b.      Adat terdiri dari dua bagian yaitu tidak mempunyai akibat hukum dan mempunyai
akibat hukum
c.    Tidak ada suatu pemisah tegas antara yang memiliki hukum dan memiliki akibat hukum.
d.  Bagian yang menjadi hukum adat itu mengandung pengertian yang lebih luas dari pada
istilah hukum di Barat/Eropa
Hukum adat adalah suatu istilah untuk menunjukkan hukum yang tidak dikodifikasi dalam
kalangan orang pribumi dan Timur Asing dan semua peraturan tingkah laku orang Indonesia
yaitu kebiasaan dan kesusilaan dan meliputi peraturan hukum yang mengatur hidup
bersama orang Indonesia. Hukum adat dan adat bergandengan erat. Roelof  Van Dijk
memiliki buku yang berjudul “Sameleving en adartrechtsvorming” (Pergaulan hidup dan
pembentukan hukum adat) menguraikan sebagai berikut:
            “Hukum adat terbentuk dan terbina dalam keputusan dan tingkah laku dari aparat-
aparat masyarakat dan persekutuan dalam hubungan ikat-mengikat. batas- membatasi  dan
jalin-menjalin dalam rangka kesatuan tata-sosial dan tata hukum tempat mereka berfungsi”.
d) Menurut Prof. Holleman
Hukum adat adalah norma hukum yang hidup dan disertai sanksi yang dapat dipaksakan
oleh masyarakat atau badan yang bersangkutan. (de commune trek in het Indonesische
rechtsleven), menurut Prof. Holleman Hukum Adat memiliki 4 corak yaitu:
1. Magis religius
Orang Indonesia pada dasarnya berpikir, merasa, dan bertindak didorong oleh
kepercayaan/religi kepada tenaga gaib/magis yang mengisi, menghuni seluruh alam
semesta/kosmis (participerend cosmisch). 
2. Komunal
Kepentingan individu dalam Hukum Adat selalu diimbangi dengan kepentingan umum.
3. Kontan,
Suatu perbuatan simbolis atau pengucapan, maka tindakan hukum yang dimaksud telah
selesai seketika itu juga. 
4. Visual
Dalam hal tertentu senantiasa dicoba, dan diusahakan supaya hal yang dimaksud
ditransformasikan dengan suatu tanda yang kelihatan.

e) Menurut Mr. J.H.P. Bellefroid


            Hukum adat adalah peraturan hidup yang walaupun tidak diundangkan oleh Penguasa
tetapi dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan keyakinan bahwa peraturan tersebut
berlaku umum sebagai hukum.
f) Menurut Prof. Logemann
            Norma tersebut mempunyai sanksi sehingga dapat dikatakan bahwa norma yang
memiliki sanksi adalah norma hukum. Hukum adat tidak mutlak sebagai Hukum Keputusan,
lebih jauh ia mengatakan bahwa :
“Norma-norma yang hidup itu adalah norma-norma kehidupan bersama, yang
merupakan aturan-aturan perilaku yang harus diikuti oleh semua warga dalam
pergaulan hidup besama……” (  Hilman Hadikusuma, 1992, 15)
g) Menurut Mr. L.W.C. van den Berg
            Hukum adat sama dengan hukum agama yang dianut oleh sekelompok orang
tertentu. Sehingga tegasnya jika masyarakat itu memeluk suatu agama tertentu, maka
hukum adat masyarakat yang bersangkutan adalah hukum agama yang dipeluknya itu yang
berdasar pada teori receptio in complexu.
h) Menurut Mr. Is. H. Cassutto
            Dalam bukunya “Adat recht van Ned-Indie” berisi pengaruh magi dan animisme ini
terlihat dalam empat hal sebagai berikut :
-          Pemujaan roh-roh leluhur, sehingga hukum adat oleh karenanya disebut oleh bangsa
barat “Adat Leluhur” (Adat der voorouders” atau “les coutumes ddes ancetres”)
-          Percaya adanya roh jahat dan baik seperti danyang desa dan sebagainya.
-          Takut kepada hukuman ataupun pembalasan oleh kekuatan gaib. Hal ini
menyebabkan adanya kebiasaan mengadakan ziarah serta sesajen ke tempat yang dianggap
keramat.
-          Dijumpainya orang yang dianggap dapat melakukan hubungan dengan roh dan
kekuatan gaib.

i) Menurut Prof. Kusumadi Pudjosewojo


            Hukum adat adalah adat yang telah mendapatkan sifat (maupun bentuk) hukum
melalui penetapan (existential moment) yang dikeluarkan oleh para petugas hukum baik di
dalam maupun di luar sengketa. Menurut Kusumadi hukum adat tetaplah ada dan hidup di
masyarakat. Dalam sistemnya ”Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia” yaitu adat
sebagai tingkah laku yang oleh dan dalam masyarakat sebagai tingkah laku yang oleh dan
dalam suatu masyarakat sudah diadatkan.
j) Menurut Prof. Dr. Supomo S.H.
            Hukum adat dalam karangan beliau “Beberapa Catatan Mengenai Kedudukan Hukum
Adat” hukum yang tidak tertulis (unstatutary law yang sebagian besar adalah hukum
kebiasaan dan sebagian kecil adalah hukum islam. Dalam peraturan legislatif meliputi
hukum yang hidup sebagai konvensi di badan-badan negara (parlemen, dewan propinsi, dll).
Hukum yang timbul karena putusan-putusan hakim (judge made law). Dan hidup sebagai
kebiasaan yang dipertahankan dalam pergaulan baik di kota maupun desa (customary law).
k) Menurut Dr. Sukanto
            Dalam bukunya “Meninjau Hukum Adat Indonesia” menjelaskan bahwa hukum adat
itu merupakan kompleks adat adat yang kebanyakan tidak dibukukan/tidak dikodifikasikan
dan bersifat paksaan(dwang) mempunyai sanksi atau akibat hukum(rechtsgevolg).
l) Menurut Prof. M.M. Djojodigoeno
Hukum Adat adalah hukum yang tidak bersumber pada peraturan-peraturan yang
bertujuan demi keadilan dalam tingkah laku dan perbuatan orang dalam berhubungan yang
menjadi substratumnya (dasarnya/ alasnya).
Dapat kita bedakan adanya dua sistem hukum, yaitu :
Sistem hukum yang menghendaki kodifikasi dan sistem hukum yang tidak menghendaki
kodifikasi (inilah yang disebut Hukum Adat).
Disini tampak jelas adanya perbedaan antara hukum dengan Hukum Adat, dimana Hukum
Adat adalah hukum yang tidak menghendaki kodifikasi.
            Dasar pembedaan yang lain adalah terletak pada wujud/ bentuk pernyataannya yang
dapat diperinci dalam dua kategori, ialah :
1.   Pernyataan melalui kekuasan Negara ada 3 jenis ialah berbentuk perundang-undangan,
berbentuk Jurisprudensi dan berbentuk keputusan kekuasaan tertinggi dari Negara.
2.  Pernyataan yang langsung diselenggarakan oleh rakyat yaitu tingkah laku dan perbuatan
para anggota masyarakat, keputusan brakyat dalam berbagai lembaga kemasyarakatan dan
pemberontakan melawan kekuasaan Negara dan perang saudara.
m) Menurut Prof. Dr. Hazairin
Dalam pidato inagurasi yang berjudul ”Kesusilaan dan Hukum “ berisi hukum adat
adalah perhubungan dan persesuaian yang langsung antara hukum dan kesusilaan. Adat
adalah dasar kesusilaan dalam masyarakat dan mendapat pengakuan masyarakat. Meskipun
berbeda, tetapi kaidah hukum dan kaidah kesusilaan memiliki kaitan yang sangat erat.
Kaidah hukum juga memiliki unsur sanksi dan paksaan.
n) Menurut Bushar Muhammad
Hukum adat untuk masih dalam pertumbuhan sifat dan pembawaan hukum adat
berupa tertulis atau tidak tertulis, bersifat pasti atau tidak pasti, berlaku hukum raja atau
hukum rakyat dan sebagainya. 
o) Menurut Koentjaningrat
Ciri hukum / attributes of law mengenai batas antara hukum adat dan adat ialah:
1.Attribute of authority
Adanya putusan melalui mekanisme yang diberi kuasa dan berpengaruh dalam masyarakat.
2.Attribute of Intention of universal application
Putusan dari pihak yang berkuasa sebagai keputusan yang mempunyai jangka waktu panjang
& dianggap berlaku terhadap peristiwa yang serupa pada masa yang akan datang. 
3. Attribute of obligation (ciri kewajiban)
Keputusan dari pemegang kuasa harus mengandung rumusan tentang hak & kewajiban. 
4.Attribute of sanction (ciri penguat)
Keputusan dari pemegang kuasa harus dikuatkan dengan sanksi dalam arti luas. Bisa berupa
sanksi jasmaniah; sanksi rohaniah (rasa malu, rasa dibenci)
p) Menurut Prof. Dr. Christian Snouck Hurgronje
Menyatakan bahwa hukum adat (adatsrecht) ialah segala kebiasaan yang dilakukan
oleh masyarakat setempat atau adat istiadat yang memiliki akibat hukum.
q) Menurut SM. Amin
Hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi yang
bertujuan menjaga ketertiban dalam pergaulan manusia sehingga keamanan dan ketertiban
terpelihara. Sedangkan adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu
bangsa, merupakan salah satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari
abad ke abad.
II. Pengklasifikasian Pengertian Hukum Adat Menurut para Ahli

Menurut Sumbernya

a. Menurut Prof. Mr. C. van Vollenhoven


..... sedangkan hukum adat adalah hukum yang tidak bersumber kepada peraturan
yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda dahulu atau alat-alat kekuasaan lainnya
yang menjadi sendinya dan diadakan sendiri oleh kekuasaan Belanda dahulu.
b. Menurut Mr. B. Ter Haar Bzn.
..... Hukum Adat lahir dari dan dipelihara oleh keputusan-keputusan; keputusan para
warga masyarakat hukum.....
c. Menurut Roelof van Dijk
..... Adat ialah semua bentuk kesusilaan dan kebiasaan orang Indonesia yang menjadi
tingkah laku sehari- hari antara satu dengan yang lainnya.....
d. Menurut Prof. Holleman
..... Hukum adat adalah norma hukum yang hidup dan disertai sanksi yang dapat
dipaksakan oleh masyarakat atau badan yang bersangkutan.
e. Menurut Mr. J.H.P. Bellefroid
Hukum adat adalah peraturan hidup yang walaupun tidak diundangkan oleh Penguasa
tetapi dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan keyakinan bahwa peraturan tersebut
berlaku umum sebagai hukum.
f. Menurut Prof. Logemann
Hukum adat tidak mutlak sebagai Hukum Keputusan, lebih jauh ia mengatakan bahwa
“Norma-norma yang hidup itu adalah norma-norma kehidupan bersama, yang
merupakan aturan-aturan perilaku yang harus diikuti oleh semua warga dalam
pergaulan hidup besama……”
h. Menurut Prof. Kusumadi Pudjosewojo
Hukum adat adalah adat yang telah mendapatkan sifat (maupun bentuk) hukum
melalui penetapan (existential moment) yang dikeluarkan oleh para petugas hukum
baik di dalam maupun di luar sengketa. Menurut Kusumadi hukum adat tetaplah ada
dan hidup di masyarakat. Dalam sistemnya ”Pedoman Pelajaran Tata Hukum
Indonesia” yaitu adat sebagai tingkah laku yang oleh dan dalam masyarakat sebagai
tingkah laku yang oleh dan dalam suatu masyarakat sudah diadatkan.
i. Menurut Koentjaningrat
Adanya putusan melalui mekanisme yang diberi kuasa dan berpengaruh dalam
masyarakat.

Menurut Sanksinya

a. Menurut Prof. Mr. C. van Vollenhoven


..... Aturan-aturan tingkah laku bagi pribumi dan Timur Asing  yang di satu pihak
mempunyai sanksi sehingga dikatakan hukum dan di lain pihak tidak dikodifikasi
(maka dikatakan adat).

b. Menurut Mr. B. Ter Haar Bzn.


..... Hukum Adat adalah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam keputusan-
keputusan para fungsionaris hukum yang mempunyai wibawa serta pengaruh  dan
yang dalam peleksanaannya berlaku serta merta (spontan) dan dipatuhi dengan
sepenuh hati.....
c. Menurut Roelof van Dijk
Adat terdiri dari dua bagian yaitu tidak mempunyai akibat hukum dan mempunyai
akibat hukum
d. Menurut Prof. Holleman
..... Hukum adat adalah norma hukum yang hidup dan disertai sanksi yang dapat
dipaksakan oleh masyarakat atau badan yang bersangkutan.
e. Menurut Mr. J.H.P. Bellefroid
Hukum adat adalah peraturan hidup yang walaupun tidak diundangkan oleh Penguasa
tetapi dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan keyakinan bahwa peraturan tersebut
berlaku umum sebagai hukum.
f. Menurut Prof. Dr. Supomo S.H.
..... Hukum yang timbul karena putusan-putusan hakim (judge made law). Dan hidup
sebagai kebiasaan yang dipertahankan dalam pergaulan baik di kota maupun desa
(customary law).
g. Menurut Dr. Sukanto
Dalam bukunya “Meninjau Hukum Adat Indonesia” menjelaskan bahwa hukum adat
itu merupakan kompleks adat adat yang kebanyakan tidak dibukukan/tidak
dikodifikasikan dan bersifat paksaan(dwang) mempunyai sanksi atau akibat
hukum(rechtsgevolg).
h. Menurut Prof. M.M. Djojodigoeno
Hukum Adat adalah hukum yang tidak bersumber pada peraturan-peraturan yang
bertujuan demi keadilan dalam tingkah laku dan perbuatan orang dalam berhubungan
yang menjadi substratumnya (dasarnya/ alasnya).
g. Menurut Prof. Dr. Hazairin
Adat adalah dasar kesusilaan dalam masyarakat dan mendapat pengakuan masyarakat.
Meskipun berbeda, tetapi kaidah hukum dan kaidah kesusilaan memiliki kaitan yang
sangat erat. Kaidah hukum juga memiliki unsur sanksi dan paksaan.
h. Menurut Koentjaningrat
Keputusan dari pemegang kuasa harus dikuatkan dengan sanksi dalam arti luas. Bisa
berupa sanksi jasmaniah; sanksi rohaniah (rasa malu, rasa dibenci).
i. Menurut SM. Amin
Hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi yang bertujuan
menjaga ketertiban dalam pergaulan manusia sehingga keamanan dan ketertiban
terpelihara.

Menurut Sifatnya

a. Menurut Mr. B. Ter Haar Bzn


..... Persekutuan hukum dinyatakan sebagai kesatuan yang bersifat tetap dan teratur
dengan mempunyai kekuasaan sendiri dan harta kekayaan sendiri baik yang berwujud
dan tidak berwujud. Hukum adat adalah aturan adat yang mendapat sifat hukum
melalui keputusan atau penetapan petugas hukum seperti kepala adat, hakim, dan lain-
lain yang bekerja di dalam maupun di luar persengketaan.
b. Menurut Roelof van Dijk
Hukum adat terbentuk dan terbina dalam keputusan dan tingkah laku dari aparat-
aparat masyarakat dan persekutuan dalam hubungan ikat-mengikat. batas- membatasi 
dan jalin-menjalin dalam rangka kesatuan tata-sosial dan tata hukum tempat mereka
berfungsi
c. Menurut Prof. Holleman
..... Hukum adat adalah norma hukum yang hidup dan disertai sanksi yang dapat
dipaksakan oleh masyarakat atau badan yang bersangkutan.
d. Menurut Prof. Logemann
Hukum adat tidak mutlak sebagai Hukum Keputusan, lebih jauh ia mengatakan bahwa
“Norma-norma yang hidup itu adalah norma-norma kehidupan bersama, yang
merupakan aturan-aturan perilaku yang harus diikuti oleh semua warga dalam
pergaulan hidup besama……”
e. Menurut Prof. Kusumadi Pudjosewojo
Menurut Kusumadi hukum adat tetaplah ada dan hidup di masyarakat. Dalam
sistemnya ”Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia” yaitu adat sebagai tingkah
laku yang oleh dan dalam masyarakat sebagai tingkah laku yang oleh dan dalam suatu
masyarakat sudah diadatkan.
f. Menurut Prof. Dr. Supomo S.H.
..... Hukum yang timbul karena putusan-putusan hakim (judge made law). Dan hidup
sebagai kebiasaan yang dipertahankan dalam pergaulan baik di kota maupun desa
(customary law).
g. Menurut Dr. Sukanto
Dalam bukunya “Meninjau Hukum Adat Indonesia” menjelaskan bahwa hukum adat
itu merupakan kompleks adat adat yang kebanyakan tidak dibukukan/tidak
dikodifikasikan dan bersifat paksaan(dwang) mempunyai sanksi atau akibat
hukum(rechtsgevolg).
h. Menurut Prof. Dr. Hazairin
Adat adalah dasar kesusilaan dalam masyarakat dan mendapat pengakuan masyarakat.
Meskipun berbeda, tetapi kaidah hukum dan kaidah kesusilaan memiliki kaitan yang
sangat erat. Kaidah hukum juga memiliki unsur sanksi dan paksaan.
i. Menurut Bushar Muhammad
Hukum adat untuk masih dalam pertumbuhan sifat dan pembawaan hukum adat
berupa tertulis atau tidak tertulis, bersifat pasti atau tidak pasti, berlaku hukum raja
atau hukum rakyat dan sebagainya.
j. Menurut Koentjaningrat
Putusan dari pihak yang berkuasa sebagai keputusan yang mempunyai jangka waktu
panjang & dianggap berlaku terhadap peristiwa yang serupa pada masa yang akan
datang. 
Menurut Bentuknya

a. Menurut Prof. Mr. C. van Vollenhoven


..... Aturan-aturan tingkah laku bagi pribumi dan Timur Asing  yang di satu pihak
mempunyai sanksi sehingga dikatakan hukum dan di lain pihak tidak dikodifikasi
(maka dikatakan adat).

b. Menurut Roelof van Dijk


..... Hukum adat adalah suatu istilah untuk menunjukkan hukum yang tidak
dikodifikasi dalam kalangan orang pribumi dan Timur Asing dan semua peraturan
tingkah laku orang Indonesia yaitu kebiasaan dan kesusilaan.....
c. Menurut Prof. Dr. Supomo S.H.
Hukum adat dalam karangan beliau “Beberapa Catatan Mengenai Kedudukan Hukum
Adat” hukum yang tidak tertulis.
d. Menurut Dr. Sukanto
Dalam bukunya “Meninjau Hukum Adat Indonesia” menjelaskan bahwa hukum adat
itu merupakan kompleks adat adat yang kebanyakan tidak dibukukan/tidak
dikodifikasikan dan bersifat paksaan(dwang) mempunyai sanksi atau akibat
hukum(rechtsgevolg).
e. Menurut Prof. M.M. Djojodigoeno
Sistem hukum yang menghendaki kodifikasi dan sistem hukum yang tidak
menghendaki kodifikasi (inilah yang disebut Hukum Adat). Disini tampak jelas
adanya perbedaan antara hukum dengan Hukum Adat, dimana Hukum Adat adalah
hukum yang tidak menghendaki kodifikasi.
f. Menurut Bushar Muhammad
Hukum adat untuk masih dalam pertumbuhan sifat dan pembawaan hukum adat
berupa tertulis atau tidak tertulis, bersifat pasti atau tidak pasti, berlaku hukum raja
atau hukum rakyat dan sebagainya.
III. Kesimpulan

Menurut saya, dari berbagai macam pendapat ahli, saya lebih setuu dengan pendapat
Roelof van Dijk dan pendapat Mr. J.H.P. Bellefroid karena sangat sesuai dengan realita yang
ada, hukum adat tidak perlu dibuat oleh pengusa namun tetap ada, berlaku dan ditaati di
masyarakat sehingga dengan keyakinan tsb peraturan itu tetap berlaku umum sebagai hukum
yang memiliki sanksi dari masyarakat itu sendiri – Yuvina Ariestanti (031611133006)

Menurut saya, saya setuju dengan pendapat Prof. Mr.C. van Volenhoven jika adat
adalah kebiasaan yang tidak memiliki sanksi sedangkan huku, adat adalah hukum yang
diadakan oleh kekuasaan Belanda dahulu. Karena, di Indonesiaberlaku sesuai pendapatnya
yaitu hukum adat tidak tertulis namun tetap dilaksanakan atau dipatuhi dan memiliki sanksis
sesuai yang berlaku bagi masyarakat setempat. –Widya Permatasari (031611133045)

Anda mungkin juga menyukai