Skripsi Olahraga Persepsi Kinestetik Smash Bola Voli
Skripsi Olahraga Persepsi Kinestetik Smash Bola Voli
Skripsi Olahraga Persepsi Kinestetik Smash Bola Voli
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Sebagai dari syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan
Oleh:
MUGI SETIADI
NPM : 14520647
Oleh:
Mugi Setiadi
NPM : 14520647
Pembimbing I
Pembimbing II
i
ABSTRAK
Oleh
Mugi Setiadi
NPM : 14520647
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui
hubungan persepsi kinestetik terhadap keberhasilan smash dalam permainan bola
voli siswa. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang hubungan antara persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam
permainan bola voli siswa. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: Bagi guru
penjas sebagai bahan pertimbangan, dengan mengetahui persepsi kinestetik siswa
di harapkan dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam melakukan
keterampilan gerak smash bola voli. Bagi murid sebagai motivasi semangat
belajar agar lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengusai keterampilan
teknik smash dalam permainan bola voli. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan
korelasi. Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
jumlah siswa kelas XI A di SMK PGRI 15 Jakarta sebanyak 36 siswa. Sedangkan
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI A di SMK
PGRI 15 Jakarta sebanyak 36 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik total sampling. Artinya sampel dalam penelitian ini diambil dari jumlah
keseluruhan jumlah populasinya yaitu seluruh siswa kelas XI A di SMK PGRI 15
Jakarta sebanyak 36 siswa. Dalam suatu penelitian sudah pasti diperlukan alat
pengumpulan data pada penelitian ini tes dan pengukuran yang digunakan adalah
tes keterampilan teknik smash dalam permainan bola voli melalui pengamatan.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai hubungan persepsi
kinestetik terhadap keberhasilan smash dalam permainan bola voli, yang
dilakukan di SMK PGRI 15 Jakarta, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Persepsi kinestetik memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberhasilan
smash dalam permainan bola voli siswa SMK PGRI 15 Jakarta. Besarnya
kontribusi persepsi kinestetik terhadap keberhasilan smash dalam permainan bola
voli yaitu sebesar 40.44%. Semakin baik persepsi kinestetik siswa maka semakin
baik pula hasil keberhasilan smash dalam permainan bola voli.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang maha
kuasa atas segala sesuatu dan yang telah mengatur alam beserta isinya, berkat
rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan.
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
Atas dorongan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis, maka
Pasundan Cimahi yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga
dengan sabar dan ikhlas membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan sabar dan ikhlas membantu
skripsi ini.
5. Yth. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberi
Semoga amal dan jasa yang penulis terima dari mereka semua diterima oleh Allah
iv
Akhirnya dengan ketulusan hati penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang baik dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .................................................................... 4
D. Pembatasan Masalah ................................................................ 4
E. Kegunaan Penelitian................................................................. 5
vi
3. Indeks Determinasi antara Variabel Bebas terhadap
variabel Terikat ........................................................................ 44
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
Dari beberapa teknik dasar yang ada dalam permainan bola voli, smash
angka serta meraih kemenangan. Menurut Sudirman hal ini dikarenakan “smash
keberadaan bola diudara dan diatas net yang diarahkan pada suatu sasaran tertentu
menggunakan teknik smash yang dominan dibandingkan dengan teknik yang lain.
Faktor yang mempengaruhi kemampuan gerak dasar bola voli adalah aspek
biologis yang terdiri atas potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ
tubuh, postur tubuh dan struktur tubuh serta gizi, dan aspek psikologis, intelektual
atau kecerdasan, motivasi, kepribadian, serta kordinasi kerja otot dan saraf.
kesiapan dan keberanian saat memukul bola dengan ke berbagai arah sehingga
Namun yang terjadi dilapangan tidak semua siswa dapat menguasai teknik
smash dengan baik dan benar, dari hasil pengamatan dilapangan tidak semua
siswa dapat melakukan pukulan smash yang cepat dengan putaran bola yang keras
1
Sudirman. Petunjuk Umum Melatih. Bola Voli. (Medan : Unimed, 2017) h.10
1
2
mengakibatkan arah bola mudah di baca oleh pertahanan lawan sehingga siswa
penguasaan teknik smash masih rendah dan masih sulit dikuasai oleh para siswa,
oleh karena itu perlu diberikan diketahui faktor-faktor apa saja yang mendukung
rangsang, sentuhan dan tekstur. Pada saat anak berusaha melatih koordinasi otot
bagian-bagian tubuh seseorang dengan otak yang berjalan secara sinergis dapat
suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama, dan suka meniru gerak atau
cepat tangkap dalam menguasai tugas-tugas gerak seperti belajar gerak smash
dalam permainan bola voli. Selain itu memiliki koordinasi tubuh yang baik,
kinestetik yang tinggi akan berhasil dengan cepat dalam menguasai keterampilan
teknik smash dalam permainan bola voli, dikarenakan siswa seperti ini memiliki
rasa ketertarikan yang kuat terhadap rangsangan dari luar dirinya, jika guru
gerakan-gerakan yang sedang di ajarkan oleh gurunya, siswa ini lebih aktif
dibandingkan dengan teman-temannya, dan tidak merasa malu dan takut gagal
smash pada permainan bola voli. Oleh karena itu, penulis akan mencoba
B. Identifikasi Masalah
belum menunjukkan hasil optimal dan perlu latihan yang baik, dan benar.
2. Tidak semua siswa memiliki kemampuan smash yang baik dan perlu ditelusuri
faktor penyebabnya.
4. Perlu dilakukan tes dan pengukuran persepsi kinestetik dan kemampuan smash
C. Rumusan Masalah
D. Pembatasan Masalah
Untuk menjaga agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan
1. Variabel Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang topik yang
penulis bahas.
siswa.
b. Secara Praktis
bola voli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari
bekerja, kondisi kerja yang menyenangkan, tugas pekerjaan yang menarik, upah
sebagian besar dari kita tahu, sangatlah tidak biasa untuk mendapatkan
apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
masa lalu dan harapan3. Persepsi menurut kamus besar bahasa adalah merupakan
6
7
obyek psikologik tersebut. Melalui komponen kognitif ini akan menimbulkan ide,
dan kemudian akan timbul suatu konsep tentang apa yang dilihat”. Batasan
persepsi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
dan memahami suatu obyek tertentu berdasarkan stimulus yang ditangkap panca
indranya, seseorang turut menentukan bentuk, sifat dan intensitas perannya dalam
seseorang dengan yang lain akan berbeda-beda tentang kinerja guru pendidikan ,
sebuah masalah. Cara umum yang mengasah kemampuan kinetik ini adalah
melalui latihan motorik seperti olah raga, maupun game rumit namun disukai
dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian,
sebuah pesan7.
6 Shearer Preschool interactive peer play mediates problem behaviour and learning for lowincome
h.23
9
tubuh atau keseluruhan tubuh dalam melakukan gerak otot yang mengacu pada
indra yang ada pada otot. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa kemampuan
baik bila mampu bergerak dengan mudah, dan lancar dalam rangkaian gerakan,
iramanya terkontrol dengan baik, serta mampu melakukan gerakan yang efisien.
tubuh manusia yang erat hubungannya dengan gerak tubuh, membedakan posisi
dan gerak tubuh serta anggota tubuh baik secara pasif maupun aktif. Persepsi
informasi yang diperoleh dari gerakan-gerakan otot dan persendian sebagi umpan
8 Gardner, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. (New York: Basic Books 2018) h.3
9 Sugiyanto. Proses Perseptual (Bandung: Dewa Pustaka 2018) h. 295
10
Anthony & Diana Physiological Psychology. (Chicago: The Dorsey Press 2015) h. 301
10
diidentifikasikan melalui cara yang sama dengan informasi yang diperoleh dari
lingkungan sekitar11.
penentuan keserupaan rangsangan yang baru masuk dengan rangsangan yang telah
propriosepsi.
melibatkan fungsi organ telinga, peraba berkenaan dengan tangan atau bagian-
bagian tubuh yang bersentuhan dengan objek lain di luar dirinya, sedangkan
posisi dan gerak tubuh. Kesadaran tubuh dalam ruang dan hubungan dengan
propriosepsi12.
serangkaian proses penginderaan mata, telinga dan perabaan yang tajam sehingga
berkenaan dengan kemampuan seseorang untuk menyadari posisi dan gerak yang
telah dilakukan. Pemain yang memiliki kualitas persepsi kinestetik yang kurang
baik ada kecenderungan sulit untuk mengontrol posisi dan gerak yang telah
baik tentu akan mampu mengontrol posisi dan gerak yang telah dilakukan,
sehingga bila gerakan itu benar dan tepat sasaran ada kecenderungan mengulangi
posisi atau gerak yang sama dengan kontrol gerakan yang cermat.
tubuh yang baik, tampak ketika melakukan suatu tugas gerak tidak mudah terjatuh
irama gerakan, sehingga sesuai dengan urutan, lamanya gerak atau kecepatan
dan relaksasi otot, sehingga sekelompok otot yang diperlukan untuk tugas gerak
yang berkontraksi dan pada sisi lain ada otot yang relaksasi. Dari ketiga fungsi
kontrol baik kontrol keseimbangan, timing dan kontrol muskuler bila dapat
bekerja dengan koordinasi yang baik akan menjadikan gerak yang dilakukan
menjadi otomatis dan efisien. Gerakan yang efisien berarti dalam pelaksanaan
tugas gerak yang dilakukan dapat memperoleh nilai yang tinggi, arah yang tepat,
13
Sugiyanto Proses Perseptual (Bandung: Dewa Pustaka 2018) h. 261
12
Permainan bola voli adalah suatu jenis olah raga permainan. Permainan ini
dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan yang masing-masing
regu terdiri dari enam pemain, setiap regu berusaha untuk dapat memukul
dan menjatuhkan bola ke dalam lapangan melewati di atas jaring atau net
dan mencegah pihak lawan dapat memukul dan menjatuhkan bola ke
dalam lapangannya14
bola besar dan termasuk jenis pertandingan beregu karena dimainkan oleh dua
regu. Setiap regu terdiri dari enam pemain dan berada pada petak lapangan
dibatasi dengan net. Bola dimainkan dengan diawali servis dan masing-masing
regu diberi kesempatan maksimal tiga kali sentuh (dilakukan oleh pemain yang
berbeda) untuk mengembalikan bola ke lawan melewati di atas net. Regu yang
dapat menjatuhkan bola di daerah lawan memperoleh poin dan regu yang berhasil
tidak mudah dilakukan oeh setiap orang. Sebab, dalam permainan voli dibutuhkan
gerakan yang ada dalam permainan bola voli16. Salah satu faktor penting yang
mendukung dalam permainan bola voli adalah kondisi fisik seorang pemain.
14 Aip Syarifuddin dan Muhadi, Pendidikan Jasmani. (Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek
Kondisi fisik secara umum meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan
dan kelentukan17.
ketentuan yang berlaku. Dalam mempertinggi kecakapan dalam bermain bola voli,
teknik ini erat sekali hubungannya dengan kondisi fisik, taktik dan mental18.
Teknik dasar permainan bola voli harus betul-betul dipelajari terlebih dahulu guna
mengembangkan mutu prestasi; teknik dasar permainan bola voli merupakan salah
satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya regu di dalam suatu
Mengenai teknik dasar permainan bola voli yang akan penulis bahas
melompat ke atas, masuk ke bagian lapangan lawan20. Smash yaitu teknik yang
Semarang. 2017) h. 23
14
daerah lawan, sehingga bola yang akan diseberangkan ke daerah lawan tersebut
sempurna. Smash adalah suatu pukulan dimana tangan melakukan kontak dengan
bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalanya bola terjal dengan kecepatan
yang tinggi. Bahwa smash yang dilakukan harus dilakukan dengan cepat, tepat
dan keras. Agar pukulan smash yang diarahkan ke lawan sulit di terima dan
Untuk dapat mencapai hasil yang baik dalam melakukan smash ini
diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi. Dalam
melakukan smash ada beberapa macam jenis dan variasinya, hal ini dikarenakan
smash22. Berikut ini macam-macam jenis smash bahwa ada 4 jenis smash yaitu:(1)
Frontal smash atau smash depan, (2) Frontal Smash dengan twist atau smash
depan dengan memutar, (3) Smash dari pergelangan tangan, (4) Dump atau
tipuan23
Teknik smash dalam bola voli memiliki beberapa tahapan yaitu awalan,
saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Uraian lebih jelas tahap-
21 Nuril Ahmadi, Panduan Olahraga Bola Voli. (Surakarta: Era Pustaka Utama, 2017) h.32
22 Dieter Beuthelstah. Belajar Bermain Bola Volley. (Bandung, 2017) h. 24
23
Dieter Beuthelstah. Belajar Bermain Bola Volley. (Bandung, 2017) h. 25
15
belakang bola pada saat akan meloncat. Tubuh saat itu berada pada
posisi menghadap net. Kedua lengan yang menjulur ke depan
diayunkan ke belakang dan ke atas sesudah langkah pertama,
kemudian diayunkan ke depan sehingga pada saat meloncat kedua
lengan itu tergantung ke bawah di depan tubuh atlet
b. Tahap meloncat. Untuk memukul right hand langkahkan kaki kiri ke
depan dengan langkah biasa kemudian diikuti kaki kanan yang
panjang, diikuti dengan segera oleh kaki kiri yang diletakkan samping
kaki kanan (untuk pemukul left hand sebaliknya). Langkah pada waktu
meloncat harus berlangsung dengan lancer tanpa terputus-putus. Pada
waktu meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan ke atas.
Tubuh diteruskan, kaki yang digunakan untuk meloncat yang
memberikan kekuatan pada saat meloncat. Lengan yang dipakai untuk
memukul serta sisi badan diputar sedikit sehingga menjauhi bola,
punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap dipertahankan
setinggi kepala yang berguna untuk mengatur keseimbangan secara
keseluruhan.
c. Tahap saat memukul bola. Dalam gerakan memukul dapat disesuaikan
dengan jenis smash yang ada. Gerakan memukul hasilnya akan lebih
baik apabila menggunakan lecutan tangan, lengan dan
membungkukkan badan
d. Tahap mendarat. Cara mendarat dalam setiap smash sama yaitu pada
saat tubuh bagian atas membungkuk ke depan, kaki diarahkan ke
depan untuk mempertahankan keseimbangan. Atlet mendarat pada
kedua kakinya dengan sedikit ditekuk24.
atau spike adalah suatu usaha menyerang atau mematikan bola di daerah lawan
yang di lakukan oleh salah satu tim yang bertujuan mendapatkan poin.
Pada prinsipnya bentuk serangan dapat berupa smash yang tajam, bola
tipuan, bendungan aktif dan sebagainya. Untuk lebih tepat cara melakukan smash
a. Awalan
dari jaring.
24
M. Yunus. Olahraga Pilihan Bola Voli. (Jakarta:Depdikbud, 2017) h. 21
16
3) Pada langkah ke tiga dari langkah terakhir ayunan kedua lengan ke depan
4) Langkah ke dua dari langkah terakhir lebih jauh/lebar dan tempatkan kaki
belakang.
b. Tolakan / lompatan
2) Jarak kedua kaki kira-kira 10 – 30 cm dan salah satu kaki jaraknya kira-
kira 5 – 15 cm lebih.
tangan dan gerakan polos yang aktif usahakan siku tetap lurus.
kiri/kanan pinggang.
dengan keras. Sikap tubuh waktu gerakan memukul bola dapat dilihat
d. Mendarat
2) Keseimbangan dan koordinasi gerakan harus tetap dijaga agar tidak jatuh
samping dan siap memainkan bola kembali. Sikap tubuh waktu mendarat
Gambar 2.1
Koordinasi Gerakan Smash
d. Smash dapat dilakukan dengan keras (strong spike) atau lemah (weak spike).
e. Smash dibedakan menjadi normal smash, semi quick smash dan quick smash.
cambukan.
pembelajaran ini dengan cara bermain yang dapat menimbulkan rasa senang,
memuaskan dan membekas. Guru memperhatikan pula kebutuhan anak dan gaya
belajar anak.
Siswa yang memiliki persepsi kinestetik yang tinggi akan berhasil dengan
cepat dalam menguasai keterampilan teknik smash dalam permainan bola voli.
Dengan mengetahui persepsi kinestetik anak sejak dini, guru dapat menentukkan
suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama, dan suka meniru gerak atau
cepat tangkap dalam menguasai tugas-tugas gerak seperti belajar gerak smash
20
dalam permainan bola voli. Selain itu memiliki koordinasi tubuh yang baik,
bahasan yang sama serta untuk menghindari adanya kesamaan yang berindikasi
plagiat.
Teriiadap Hasil Tembakan Bola Basket” Hasil analisis data; (1) hasil korelasi
basket diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,75 ; (2) Hasil analisis
basket diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,34 dan (3) Hasil analisis korelasi
ganda sebesar 0,78. Hasil uji keberartian koefisien korelasi pertama diperoleh
thitung sebesar 10,7 dan ttabel sebesar 1,99, koefisien korelasi kedua
diperoleh thitung sebesar 3.41 dan ttabel sebesar 1,99 koefisien korelasi ke
tiga diperoleh thitung sebesar 11,9 dan ttabel sebesar 1,99 (dengan taraf
Voli Pada Siswa Putra Kelas XIIII SMP Negeri 2 Ngadirojo Wonogiri Tahun
inovatif terhadap hasil belajar smash normal bola voli pada siswa putra kelas
2009/2015. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 34.105 > Ft 4.11. (2)
mata-tangan rendah terhadap hasil belajar smash normal bola voli pada siswa
tangan terhadap hasil belajar smash normal bola voli pada siswa putra kelas
2009/2015. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 5.158 > F
table = 4,11.
C. Hipotesis
Secara etimologik hipotesis berarti sesuatu yang masih kurang dari (Hypo)
sebuah kesimpulan pendapat (Thesis). Dengan kata lain, hipotesis adalah
sebuah kesimpulan, tetapi kesimpulan ini belum fatal masih harus
dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah suatu jawaban duga yang
dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar26.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan selama satu bulan mulai dari awal bulan Januari 2020 sampai
C. Metode Penelitian
penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data dan kesimpulan data
rumus dan kepastian data numerik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan
teliti27.
27
Ginting. Filasafat Ilmu dan Metode Riset, (Medan: Usu Press Kartajaya, 2018) h.55
23
24
tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara
ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu28. Desain penelitian adalah
kata lain desain merupakan langkah-langkah yang perlu diambil jauh sebelum
sehinggga akan membawa kepada analisa objektif dan kesimpulan yang berlaku
bebasnya adalah X.
rxy
x y
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan :
X : Persepsi kinestetik
28 Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2018) h.40
29
Sudjana. Metode Statistika (Jakarta: Balai Pustaka, 2014) h.7
25
4. Mengumpulkan data hasil tes kinestetik dan tes keterampilan teknik smash
5. Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data dari
hasil tes kinestetik dan tes keterampilan teknik smash dengan mengggunakan
rumus statistik.
berikut:
26
Pelaksanaan Tes
1. Tes Kinestetik
2. Tes Keterampilan Teknik Smash
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Kesimpulan
Gambar 3.2
Alur Penelitian
sama dan menjadi objek penelitian. Populasi adalah keseluruhan data, baik nyata
maupun imajiner30. Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
30
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Bandung: Rosda Karya, 2018) h.61
27
Sampel yang diambil dari populasi satu tidak dapat dipakai untuk
mewakili populasi yang lain. Sampel adalah Jika kita hanya akan meneliti
sebagian dari populasi maka disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti. Di namakan sampel apabila kita bermaksud
Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas
sebanyak 36 siswa.
Dalam suatu penelitian sudah pasti diperlukan alat pengumpulan data pada
penelitian ini tes dan pengukuran yang digunakan adalah tes keterampilan teknik
smash dalam permainan bola voli melalui pengamatan. Hasil nilai yang diperoleh
melalui proses keterampilan teknik smash yang dilakukan siswa tersebut sesuai
31 Ibid., h. 92
32
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
(Bandung: Alfabeta, 2014) hal:124
28
dengan kriteria penampilan gerak smash yang telah di tentukan. Adapun kriteria
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Keterampilan Teknik Smash
Gambar 3.3
Tes Keterampilan teknik Smash
29
a. kecepatan
b. tenaga eksplosif
a. bendera kecil
b. stopwatch
d. peluit
f. nomor dada
3) Petugas
4) Pelaksanaan
b. gerakan : aba-aba “siap”, peserta tes mengambil sikap start berdiri, aba-
aba “ya” peserta tes lari menuju ke garis finish yang dilakukan dengan
secepatnya.
30
start dikibarkan ke atas dan diberhentikan tepat saat peserta tes melintas
garis finish.
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta untuk menempuh
6) Penilaian
Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tes lari cepat jarak 60 meter, dapat
Gambar 3.4
Pelaksanaan Tes Lari
31
skala 100 cm dari lantai, untuk SLTA angka 0 pada skala berjarak 150
2) Serbuk kapur yang dapat terlihat jelas apabila menempel pada papan di
atas.
3) Penghapus papan
5) Nomor dada
c. Petugas :
d. Pelaksanaan :
1) Peserta tes lebih dahulu mengoles ujung jari dengan serbuk kapur.
dengan posisi papan ada di sebelah kanan atau sebelah kiri peserta.
agar bahu tetap sejajar. Bekas kapur pada papan menunjukkan tinggi
raihan tegak peserta. Berapa tingginya dapat dibaca pada skala dan
dicatat.
tegak.
Hasil yang dicatat adalah hasil raihan tegak dan ketiga raihan loncatan
f. Penilaian :
Ambilah tinggi raihan loncatan yang terbaik di antara yang ketiga loncatan
yang sudah dilakukan peserta tes. Selisih raihan loncatan yang terbaik
33
mempergunakan tabel nilai yang berlaku untuk kelompok umur dan jenis
kelaminnya.
Gambar 3.5
Tes Loncat Tegak
Keterangan gambar :
A : Posisi awal
c) Tes Kelincahan
Tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data adalah tes
kelincahan, dengan prosedur tes awal (yaitu tes yang dilakukan sebelum
perlakuan) dan tes akhir yaitu tes yang dilakukan setelah sampel diberi perlakuan.
Tes dimulai dari belakang garis start. Tester mengambil waktu mulai dari
aba-aba “ya” sampai testi selesai berlari melalui 4 buah rintangan dan kembali ke
34
garis start. Tiga kali kesempatan diberikan test ini, dan hasil yang terbaik diambil
Skor akhir adalah waktu terbaik dari tiga kali kesempatan dan waktu
dicatat sampai sepersepuluh detik. Alat yang diperlukan dalam perlaksanaan tes
1. Pancang / bendera
2. Stop watch
3. Alat pencatat
4. Peluit.
Gambar 3.6
Tes Kelincahan
3) peluit
4) stopwatch 3 buah
3. Pelaksanaan tes : Pada aba-aba “siap”, siswa berdiri di belakang garis start.
Pada aba-aba “ya”, siswa berlari menuju garis batas dan mengambil kotak
balok yang berada dalam setengah lingkaran pada ujung garis batas untuk
mengambil kotak balok yang kedua yang berada di garis batas. Demikian
4. Skor : catatan waktu yang diperoleh dari mulai start sampai selesai
E A
D D
B C
Gambar 3.7
Lapangan Tes Shuttle Run
36
Keterangan gambar:
C : Garis batas
D : Tempat balok pada ujung garis batas setengah lingkaran yang akan
dipindahkan
bola tenis lapangan dan pada saat terdengar bunyi peluit, siswa segera
4) Skor : skor yang diambil adalah jumlah tangkapan dalam rentang waktu 30
detik.
37
Gambar 3.8
Cara Melakukan Tes Koordinasi
X =
X i
n = jumlah sampel
(X − X)
2
S= i
n
38
Keterangan :
b. Mencari nilai Xi dengan mengurangi skor yang didapat dengan nilai rata-
rata.
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran skor yang diperoleh
Xi − X
Z=
S
S = simpangan baku
F(Zi) - S(Zi)
f. Menentukan harga mutlak yang paling besar (L0), datanya diperoleh dari
h. Jika L0 < L tabel, maka distribusi skor tersebut adalah normal. Sebaliknya
rXY =
X Y i i
( X )( Y )
i
2
i
2
Rumusnya : r n−2
t=
1− r2
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
a. terima hipotesis nol jika harga t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung <t
tabel).
b. tolak hipotesis nol jika harga t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel
40
KD = r2 x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi.
G. Hipotesis Statistika
H0 : Py1≤ 0
H1 : Py1 > 0
BAB IV
Proses pengolahan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah:
proses menghitung rata-rata dan simpangan baku. Hasil perhitungan nilai rata-rata
dan simpangan baku dari setiap variabel maka diketahui besar rata-rata hasil
simpangan baku 24.88 serta besar rata-rata hasil tes variabel keberhasilan smash
dalam permainan bola voli sebesar 24.25 sedangkan besar simpangan baku
variabel tersebut adalah 5.70. Untuk lebih singkat hasil pengukuran persepsi
kinestetik dan keberhasilan smash dalam permainan bola voli dapat dilihat pada
tabel berikut.
TABEL 4.1
DATA PENGHITUNGAN NILAI RATA-RATA TIAP VARIABEL
uji normalitas (L hitung) butir tes persepsi kinestetik sebesar 0.079 dan butir tes
41
42
keberhasilan smash dalam permainan bola voli sebesar 0.155 lebih kecil dari L
tabel (30: 0,05) sebesar 0.161 maka seluruh butir tes dinyatakan normal
TABEL 4.2
HASIL PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS TIAP VARIABEL
Ltabel
Variabel L hitung (30: 0,05) Keterangan
Persepsi kinesterik 0.079 0.161 Normal
keberhasilan smash dalam permainan bola voli (Y) sebesar 0.636 dibandingkan
dengan nilai r tabel dalam taraf nyata 5% dan derajat kebebasan (n – 2) 36 -2= 34,
diketahui r tabel sebesar 0.339. Nilai r hitung > r tabel (0.636 > 0.339 ) maka
TABEL 4.3
DATA PENGHITUNGAN KORELASI DUA VARIABEL
sebagi berikut:
Terima hipotesis nol (H0) jika t hitung lebih kecil dari t tabel.
Tolak hipotesis nol (H0) jika t hitung lebih besar dari t tabel.
dk = n – 2
= 36 – 2
= 34
e. Menentukan t tabel
Pada daftar tabel distribusi t dengan dk = 34 tidak ada maka penulis menggunakan
t table dengan dk= 40 pada taraf nyata 0.05 yaitu sebesar 2.021.
t hitung antara persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam permainan bola
Kriteria penerimaan adalah tolak H0 apabila t hitung lebih besar dari t tabel,
dan terima H0 apabila t hitung lebih kecil dari t tabel. Maka t hitung yang diperoleh
44
signifikan pada taraf nyata 0.05 sehingga H0 ditolak (t hitung > t tabel = 4.80 >2.021),
yang berarti bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara persepsi kinestetik
TABEL 4.4
HASIL UJI SIGNIFIKANSI DUA VARIABEL
keberhasilan smash dalam permainan bola voli sebagai variabel terikat, diperoleh
hasil 40.44%.
Hasil t hitung persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash dalam permainan bola
voli SMK PGRI 15 Jakarta lebih besar dari t tabel, ( 4.80 >2.021), maka terdapat
permainan bola voli sebesar 40.44%. Hal tersebut artinya siswa yang memiliki
voli sebesar 40.44% dan ada faktor lain yang mendukung terhadap keberhasilan
smash dalam permainan bola voli sebesar 59.56% selain dari faktor persepsi
kinestetik.
BAB V
A. Kesimpulan
persepsi kinestetik terhadap keberhasilan smash dalam permainan bola voli, yang
smash dalam permainan bola voli siswa SMK PGRI 15 Jakarta. Besarnya
voli yaitu sebesar 40.44%. Semakin baik persepsi kinestetik siswa maka semakin
B. Saran
1. Bagi para guru khususnya guru Penjas, yang ingin meningkatkan hasil
keberhasilan smash bola voli bisa melihat persepsi kinestetik siswa, semakin
baik persepsi kinestetik siswa maka semakin baik pula keberhasilan smash
2. Bagi para siswa tingkatkan selalu persepsi kinestetik kalian karena dapat
3. Bagi peneliti selanjutnya temuan ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk
46
47
C. Implikasi
Implikasi temuan ini terutama bagi guru penjas yang ingin meningkatkan
hasil keberhasilan smash bola voli harus disertai pula dengan mempertimbangkan
baik maka secara langsung mendukung terhadap hasil keberhasilan smash bola
voli sebagaimana pendapat Singer yang dikutip oleh Mahendra dan Ma’mun
(2007: 19) persepsi kinestetik adalah keadaan segera dari seseorang untuk
Daftar Pustaka
Anthony & Diana (2015) Physiological Psychology. (Chicago: The Dorsey Press)
Bonnie Robinson. (2017) Bola Voly Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain.
(Semarang. Dahara Prize Semarang)
Ginting. (2018) Filasafat Ilmu dan Metode Riset, (Medan: Usu Press Kartajaya)
Nuril Ahmadi. (2017) Panduan Olahraga BolaVoli. (Solo: Era Pustaka Utama)
Shearer (2019) Preschool interactive peer play mediates problem behaviour and
learning for lowincome children. (Journal of Applied Development
Psychology)
Singer (2017) Rasa Gerak Kinestetik (Bandung: Dewa Pustaka)
Lampiran 1
Instrumen Penelitian
1. Tes Kinestetik
a. kecepatan
b. tenaga eksplosif
h. bendera kecil
i. stopwatch
k. peluit
m. nomor dada
9) Petugas
10) Pelaksanaan
e. gerakan : aba-aba “siap”, peserta tes mengambil sikap start berdiri, aba-
aba “ya” peserta tes lari menuju ke garis finish yang dilakukan dengan
secepatnya.
start dikibarkan ke atas dan diberhentikan tepat saat peserta tes melintas
garis finish.
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta untuk menempuh
12) Penilaian
Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tes lari cepat jarak 60 meter, dapat
skala 100 cm dari lantai, untuk SLTA angka 0 pada skala berjarak 150
8) Serbuk kapur yang dapat terlihat jelas apabila menempel pada papan di
atas.
9) Penghapus papan
i. Petugas :
j. Pelaksanaan :
6) Peserta tes lebih dahulu mengoles ujung jari dengan serbuk kapur.
dengan posisi papan ada di sebelah kanan atau sebelah kiri peserta.
agar bahu tetap sejajar. Bekas kapur pada papan menunjukkan tinggi
raihan tegak peserta. Berapa tingginya dapat dibaca pada skala dan
dicatat.
tegak.
Hasil yang dicatat adalah hasil raihan tegak dan ketiga raihan loncatan
l. Penilaian :
Ambilah tinggi raihan loncatan yang terbaik di antara yang ketiga loncatan
yang sudah dilakukan peserta tes. Selisih raihan loncatan yang terbaik
54
mempergunakan tabel nilai yang berlaku untuk kelompok umur dan jenis
kelaminnya.
A B C
Keterangan gambar :
A : Posisi awal
c) Tes Kelincahan
Tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data adalah tes
kelincahan dengan prosedur tes awal (yaitu tes yang dilakukan sebelum
perlakuan) dan tes akhir yaitu tes yang dilakukan setelah sampel diberi perlakuan.
Tes dimulai dari belakang garis start. Tester mengambil waktu mulai dari
aba-aba “ya” sampai testi selesai berlari melalui 4 buah rintangan dan kembali ke
55
garis start. Tiga kali kesempatan diberikan test ini, dan hasil yang terbaik diambil
Skor akhir adalah waktu terbaik dari tiga kali kesempatan dan waktu
dicatat sampai sepersepuluh detik. Alat yang diperlukan dalam perlaksanaan tes
5. Pancang / bendera
6. Stop watch
7. Alat pencatat
8. Peluit.
Start
7) pada ujung lintasan dibuat setengah lingkaran dengan jari-jari 30 cm, dan
8) peluit
9) stopwatch 3 buah
7. Pelaksanaan tes : Pada aba-aba “siap”, siswa berdiri di belakang garis start.
Pada aba-aba “ya”, siswa berlari menuju garis batas dan mengambil kotak
balok yang berada dalam setengah lingkaran pada ujung garis batas untuk
kotak balok yang kedua yang berada di garis batas. Demikian seterusnya
sampai habis kotak balok yang ke empat. Setiap melaksanakan tes lari bolak-
8. Skor : catatan waktu yang diperoleh dari mulai start sampai selesai
E A
D D
B C
Keterangan gambar:
C : Garis batas
D : Tempat balok pada ujung garis batas setengah lingkaran yang akan
dipindahkan
bola tenis lapangan dan pada saat terdengar bunyi peluit, siswa segera
8) Skor : skor yang diambil adalah jumlah tangkapan dalam rentang waktu 30
detik.
58
Dalam suatu penelitian sudah pasti diperlukan alat pengumpulan data pada
penelitian ini tes dan pengukuran yang digunakan adalah tes penampilan teknik
smash dalam permainan bola voli melalui pengamatan. Hasil nilai yang diperoleh
melalui proses penampilan teknik smash yang dilakukan siswa tersebut sesuai
dengan kriteria penampilan gerak smash yang telah di tentukan. Adapun kriteria
Lampiran 2
1. Tes Lari
a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:
Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
13 8,9 169 79,21 115,7
10,7 9,2 114,49 84,64 98,44
10,1 12,6 102,01 158,76 127,26
9,6 11,4 92,16 129,96 109,44
10,3 12 106,09 144 123,6
53,7 54,1 583,75 596,57 574,44
2883,69
2
2926,81
61
Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2
− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2
10 574,44 - 53,7 54,1
10 583,75 2883,69 10 596,57 2926,81
5744,4 - 2905,17
5837,5 - 2883,69 5965,7 - 2926,81
2839,23
2953,81 X 3038,89
2839,23
8976303,67
2839,23
2996,04801
0,948
Hasil uji validitas sebesar 0,948 yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi.
b. Uji Reliabilitas
2 X rxy
rxy =
1 + rxy
2X 0,948
=
1+ 0,948
1,896
=
1,948
= 0,973
Nilai uji reliabilitas adalah 0,973 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut
sangat tinggi
62
2. Tes Loncat
a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:
Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
41 46 1681 2116 1886
38 39 1444 1521 1482
36 50 1296 2500 1800
44 34 1936 1156 1496
44 36 1936 1296 1584
203 205 8293 8589 8248
41209
2
42025
63
Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2
− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2
10 8248 - 203 205
10 8293 41209 10 8589 42025
82480 - 41615
82930 - 41209 85890 - 42025
40865
41721 X 43865
40865
1830091665
40865
42779,5707
0,955
Hasil uji validitas sebesar 0,955 yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi
b. Uji Reliabilitas
2 X rxy
rxy =
1 + rxy
2X 0,955
=
1+ 0,955
1,91
=
1,955
= 0,977
Nilai uji reliabilitas adalah 0,977 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut
sangat tinggi.
64
3. Tes kelincahan
a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:
Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
3,02 3,08 9,1204 9,4864 9,3016
3,28 3,06 10,7584 9,3636 10,0368
3,5 3,97 12,25 15,7609 13,895
3,1 3,73 9,61 13,9129 11,563
3,87 3,25 14,9769 10,5625 12,5775
16,77 17,09 56,7157 59,0863 57,3739
281,2329
2
292,0681
65
Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2
− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2
10 57,3739 - 16,77 17,09
10 56,7157 281,2329 10 59,0863 292,0681
573,739 - 286,5993
567,157 - 281,2329 590,863 - 292,0681
287,1397
285,9241 X 298,7949
287,1397
85432,6629
287,1397
292,288664
0,982
Hasil uji validitas sebesar 0,982 yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi.
b. Uji Reliabilitas
2 X rxy
rxy =
1 + rxy
2X 0,982
=
1+ 0,982
1,964
=
1,982
= 0,991
Nilai uji reliabilitas adalah 0,991 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut
sangat tinggi
66
a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:
Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
2,53 2,59 6,4009 6,7081 6,5527
2,79 2,68 7,7841 7,1824 7,4772
3,12 3,59 9,7344 12,8881 11,2008
2,72 3,35 7,3984 11,2225 9,112
3,49 2,87 12,1801 8,2369 10,0163
14,65 15,08 43,4979 46,238 44,359
214,6225
2
227,4064
67
Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2
− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2
10 44,359 - 14,65 15,08
10 43,4979 214,6225 10 46,238 227,4064
443,59 - 220,922
434,979 - 214,6225 462,38 - 227,4064
222,668
220,3565 X 234,9736
222,668
51777,9601
222,668
227,547709
0,979
Hasil uji validitas sebesar 0,904yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi.
b. Uji Reliabilitas
n−2
t=r
1− r2
10 2
0,989 2
1 0,989
8
0,989
1 0,978
8
0,989
0,022
0,989 363,636
0,989 19,069
0,856
68
Nilai uji reliabilitas adalah 0,95 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut
sangat tinggi
a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:
Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
20 15 400 225 300
19 29 361 841 551
22 16 484 256 352
23 19 529 361 437
15 31 225 961 465
99 110 1999 2644 2105
2
9801 12100
Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
69
n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2
− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2
10 2105 - 99 110
10 1999 9801 10 2644 12100
21050 - 10890
19990 - 9801 26440 - 12100
10160
10189 X 14340
10160
146110260
10160
12087,6077
0,841
Hasil uji validitas sebesar 0,841 yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi.
b. Uji Reliabilitas
2 X rxy
rxy =
1 + rxy
2X 0,841
=
1+ 0,841
1,682
=
1,841
= 0,914
Nilai uji reliabilitas adalah 0,914 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut
sangat tinggi.
70
a. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan
dilakukan tes
seperti yang akan dilakukan kepada sampel. Dari hasil tersebut dihitung validitas
dari tiap butir tes. Hasil uji validitas bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel di atas diketahui ada butir kriteria tes yang tidak valid yaitu butir
kriteria nomor 8. Kriteria tersebut kemudian diganti dengan kriteria yang baru.
Hasil perbaikan instrumen bisa dilihat pada tabel di bawah ini
NO X Y X2 Y2 XY
1 4 35 16 1225 140
2 4 36 16 1296 144
3 4 41 16 1681 164
4 4 32 16 1024 128
5 4 36 16 1296 144
6 4 37 16 1369 148
7 4 32 16 1024 128
8 3 28 9 784 84
9 4 34 16 1156 136
10 3 18 9 324 54
38 329 146 11179 1270
2
1444 108241
n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2
− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2
10 1270 - 38 329
=
10 146 1444 10 11179 108241
12700 - 12502
=
1460 - 1444 111790 - 108241
198
=
16 X 3549
198
=
56784
198
=
238,29394
= 0,831
72
2. Uji reliabilitas
Dari hasil tabel di atas, kemudian dimasukan ke dalam tabel bantu untuk
menghitung besar signifikansi sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
18 14 324 196 252
20 13 400 169 260
21 16 441 256 336
17 12 289 144 204
20 13 400 169 260
20 14 400 196 280
17 12 289 144 204
15 11 225 121 165
17 13 289 169 221
10 5 100 25 50
175 123 3157 1589 2232
30625
2
15129
22320 - 21525
31570 - 30625 15890 - 15129
795
945 X 761
795
719145
795
848,024174
0,937
n−2
t=r
1− r2
74
2 X rxy
rxy =
1 + rxy
2X 0,937
=
1+ 0,937
1,874
=
1,937
= 0,967
Nilai uji reliabilitas adalah 0,967. berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut
sangat tinggi. Sehingga instrument tersebut bisa digunakan dalam proses
penelitian ini.
No Nilai r Interpretasi
a 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
b 0,61 – 0,80 Tinggi
c 0,41 – 0,60 Cukup
d 0,21 – 0,40 Rendah
e 0,00 – 0,20 Sangat Rendah
75
Lampiran 3
a. kecepatan
b. tenaga eksplosif
a. bendera kecil
b. stopwatch
d. peluit
f. nomor dada
3) Petugas
4) Pelaksanaan
b. gerakan : aba-aba “siap”, peserta tes mengambil sikap start berdiri, aba-
aba “ya” peserta tes lari menuju ke garis finish yang dilakukan dengan
secepatnya.
start dikibarkan ke atas dan diberhentikan tepat saat peserta tes melintas
garis finish.
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta untuk menempuh
6) Penilaian
Untuk lebih jelasnya pelaksanaan tes lari cepat jarak 60 meter, dapat
angka 0 pada skala 100 cm dari lantai, untuk SLTA angka 0 pada
2) Serbuk kapur yang dapat terlihat jelas apabila menempel pada papan di
atas.
3) Penghapus papan
5) Nomor dada
c. Petugas :
d. Pelaksanaan :
1) Peserta tes lebih dahulu mengoles ujung jari dengan serbuk kapur.
dengan posisi papan ada di sebelah kanan atau sebelah kiri peserta.
tegak.
Hasil yang dicatat adalah hasil raihan tegak dan ketiga raihan loncatan
f. Penilaian :
Ambilah tinggi raihan loncatan yang terbaik di antara yang ketiga loncatan
yang sudah dilakukan peserta tes. Selisih raihan loncatan yang terbaik
79
mempergunakan tabel nilai yang berlaku untuk kelompok umur dan jenis
kelaminnya.
A B C
Keterangan gambar :
A : Posisi awal
c) Tes Kelincahan
Tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data adalah tes
kelincahan dengan prosedur tes awal (yaitu tes yang dilakukan sebelum
perlakuan) dan tes akhir yaitu tes yang dilakukan setelah sampel diberi perlakuan.
Tes dimulai dari belakang garis start. Tester mengambil waktu mulai dari
aba-aba “ya” sampai testi selesai berlari melalui 4 buah rintangan dan kembali ke
80
garis start. Tiga kali kesempatan diberikan test ini, dan hasil yang terbaik diambil
Skor akhir adalah waktu terbaik dari tiga kali kesempatan dan waktu
dicatat sampai sepersepuluh detik. Alat yang diperlukan dalam perlaksanaan tes
1. Pancang / bendera
2. Stop watch
3. Alat pencatat
4. Peluit.
Start
2) pada ujung lintasan dibuat setengah lingkaran dengan jari-jari 30 cm, dan
3) peluit
4) stopwatch 3 buah
garis start. Pada aba-aba “ya”, siswa berlari menuju garis batas dan
4. Skor : catatan waktu yang diperoleh dari mulai start sampai selesai
E A
D D
B C
82
Keterangan gambar:
C : Garis batas
D : Tempat balok pada ujung garis batas setengah lingkaran yang akan
dipindahkan
memegang bola tenis lapangan dan pada saat terdengar bunyi peluit,
30 detik
waktu 30 detik.
83
Dalam suatu penelitian sudah pasti diperlukan alat pengumpulan data pada
penelitian ini tes dan pengukuran yang digunakan adalah tes penampilan teknik
smash dalam permainan bola voli melalui pengamatan. Hasil nilai yang diperoleh
melalui proses penampilan teknik smash yang dilakukan siswa tersebut sesuai
dengan kriteria penampilan gerak smash yang telah di tentukan. Adapun kriteria
Lampiran 4
Data Hasil Penelitian
No Nama lari cepat 60 meter (det) loncat tegak (cm) shuttle Run (det) lempar tangkap bola
1 AGUS LESTARI YANTO 8.21 46 18.86 26
2 AGUS MULYANA 8.03 41 18.01 21
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 12.37 42 16.29 22
4 APRISANDY 8.54 34 15.75 14
5 APRIYANTONI 9.09 37 19.29 17
6 APUD MAHPUDIN 9.32 39 19.32 19
7 AWILDA CRISTY JANUAR 11.11 31 16.32 11
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 9.32 44 19.23 24
9 BENI KUNCORO 7.89 50 17.87 30
10 DANI NURHADI 12.9 33 15.21 13
11 DEDEN RISMANTO 8.65 35 15.21 15
12 DEDI 10.28 36 19.14 16
13 DEDI DARMAWAN 9.43 38 19.23 18
14 DEDI SUGANDI 13.28 39 15.94 19
15 DEWI MULYASARI S 10.11 42 18.99 22
16 DIAN ACHDIANA 7.62 48 17.29 28
17 DICKY NURMANSYAH 11.59 40 14.21 20
18 DIDI SUPARDI 8.32 37 15.13 17
19 DIKDIK JUANSYAH 11.13 38 17.33 15
20 DODI USMAN 8.16 44 17.56 21
21 DODY SETIADI 10.94 37 17.29 14
22 DUDIANA 8.65 48 18.63 25
23 EBEN SEPFRIADI 8.47 43 17.78 20
24 EDDY SATRIA WS 12.81 44 16.06 21
25 EDI SUHERMAN 8.98 36 15.52 13
26 EDI SUMARNO 9.53 39 19.06 16
27 EKA FACHLEVI 9.76 41 19.09 18
28 IMBANG GUNADI 11.55 33 16.09 10
29 IMMANUEL ANDRI W 9.76 46 19 23
30 IMRON HASBULLAH 8.33 52 17.64 29
31 RISNA ARISTIANI 8.32 48 18.91 25
32 ROBY ALYANSYAH 11.13 43 19 20
33 RUSWANDI 8.16 44 15.71 21
34 TATANG SUPRIATNA 10.94 36 18.76 13
35 YONO DARYONO 8.65 39 17.06 16
36 YUDI HABIBI 8.47 41 13.98 18
86
Hasil Data Mentah Tes keberhasilan smash dalam permainan bola voli
( Xi − X ) 2 77.91
S =
n −1 36 -1
77.91
35
2.23
( Xi − X ) 2 912.04
S =
n −1 36 -1
912.04
35
26.06
( Xi − X ) 2 323.93
S =
n −1 36 -1
323.93
35
9.26
( Xi − X ) 2 873.04
S =
n −1 36 -1
873.04
35
24.94
Lampiran 5
Rekapitulasi Nilai baku (z score) hasil tes persepsi kinestetik
No Nama lari cepat 60 meter (det) loncat tegak (cm) shuttle Run (det) lempar tangkap bola Jumlah
1 AGUS LESTARI YANTO 60.13 60.45 35.69 63.69 219.96
2 AGUS MULYANA 61.34 50.65 38.49 53.67 204.15
3 ANDRI IRAWAN SOPIAN 32.21 52.61 44.14 55.67 184.63
4 APRISANDY 57.92 36.92 45.92 39.64 180.4
5 APRIYANTONI 54.23 42.8 34.28 45.65 176.96
6 APUD MAHPUDIN 52.68 46.73 34.18 49.66 183.25
7 AWILDA CRISTY JANUAR 40.67 31.04 44.05 33.63 149.39
8 BAYU SUKMA NUGRAHA 52.68 56.53 34.47 59.68 203.36
9 BENI KUNCORO 62.28 68.29 38.95 71.7 241.22
10 DANI NURHADI 28.66 34.96 47.7 37.64 148.96
11 DEDEN RISMANTO 57.18 38.88 47.7 41.64 185.4
12 DEDI 46.24 40.84 34.77 43.65 165.5
13 DEDI DARMAWAN 51.95 44.76 34.47 47.66 178.84
14 DEDI SUGANDI 26.11 46.73 45.3 49.66 167.8
15 DEWI MULYASARI S 47.38 52.61 35.26 55.67 190.92
16 DIAN ACHDIANA 64.09 64.37 40.86 67.7 237.02
17 DICKY NURMANSYAH 37.45 48.69 50.99 51.66 188.79
18 DIDI SUPARDI 59.4 42.8 47.96 45.65 195.81
19 DIKDIK JUANSYAH 40.54 44.76 40.72 41.64 167.66
20 DODI USMAN 60.47 56.53 39.97 53.67 210.64
21 DODY SETIADI 41.81 42.8 40.86 39.64 165.11
22 DUDIANA 57.18 64.37 36.45 61.68 219.68
23 EBEN SEPFRIADI 58.39 54.57 39.24 51.66 203.86
24 EDDY SATRIA WS 29.26 56.53 44.9 53.67 184.36
25 EDI SUHERMAN 54.97 40.84 46.68 37.64 180.13
26 EDI SUMARNO 51.28 46.73 35.03 43.65 176.69
27 EKA FACHLEVI 49.73 50.65 34.93 47.66 182.97
28 IMBANG GUNADI 37.72 34.96 44.8 31.62 149.1
29 IMMANUEL ANDRI W 49.73 60.45 35.23 57.68 203.09
30 IMRON HASBULLAH 59.33 72.22 39.7 69.7 240.95
31 RISNA ARISTIANI 59.4 64.37 35.53 61.68 220.98
32 ROBY ALYANSYAH 40.54 54.57 35.23 51.66 182
33 RUSWANDI 60.47 56.53 46.05 53.67 216.72
34 TATANG SUPRIATNA 41.81 40.84 36.02 37.64 156.31
35 YONO DARYONO 57.18 46.73 41.61 43.65 189.17
36 YUDI HABIBI 58.39 50.65 51.74 47.66 208.44
96
No Nama
variabel
(X)
variabel
(Y)
(X)² (Y)² XY (X − X ) (Y − Y )
2 2
Lampiran 6
Pengujian Prasyarat Analisis
Uji Normalitas Data persepsi kinestetik
Lampiran 7
Hasil Penghitungan Korelasi Dua Variabel
6102594 5988972.1
47842780.68 - 47062618 803052 - 762129
113621.94
780162.2316 X 40923
113621.94
31926579004
113621.94
178680.1024
0.636
100
Lampiran 8
Pengujian Hipotesis
n−2
ti = r
1 − r2
36 -2
= 2
0.636 1- 0.636
34
=
0.6359 1- 0.404
34
=
0.636 0.596
= 0.636 57.082
= 0.636 7.555
= 4.80
101
Lampiran 9
2
ID = r x 100%
0.636 2 X 100%
= 0.404 X 100%
= 40.44%
102
Lampiran 10
Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
Lampiran 11
Sumber:
Lampiran 12