Laporan TAK Jiwa Profesi
Laporan TAK Jiwa Profesi
Laporan TAK Jiwa Profesi
Proposal disusun untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun oleh :
Fazhiyah Febriyanti
L CL
F F
K K
F F
K K
KK K
F K F F
Keterangan Gambar:
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien
F. Pengorganisasian
1. Peran Leader
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
f. Memberi reinforcement positif pada klien
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Peran Co – Leader
a. Membantu tugas leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
c. Mengingatkan leader tentang kegiatan
d. Bersama leader menjadi contoh kegiatan
3. Peran Observer
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Mencatat jumlah klien yang hadir
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
d. Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
f. Membuat laporan hasil kegiatan
4. Peran Fasilitator
a. Mamfasilitasi jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam atau luar
kelompok
G. Pasien
1. Kriteria Pasien
a. Klien dengan resiko perilaku kekerasan
b. Klien yang kooperatif dengan riwayat perilaku kekerasan
c. Klien yang sehat secara fisik
d. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik
2. Proses Seleksi
a. Identifikasi klien yang memenuhi kriteria
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
e. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas kelompok
f. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok
H. Media / Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut
2. Bola Kertas
3. Speaker dan musik
I. Tata Tertib
1. Pelaksanaan TAK
a. Peserta TAK hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
b. Peserta TAK berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
c. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok
d. Jika ingin mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan
mengangkat tangan kanan kemudian berbicara setelah dipersilakan oleh
pemimpin TAK
e. Peserta yang mengacaukan jalannya kegiatan TAK akan dikeluarkan dari
kelompok
f. Peserta wajib mengikuti kegiatan sampai dengan selesai sehingga peserta
dilarang meninggalkan tempat kegiatan
g. Apabla waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan peserta untuk
memperpanjang waktu
2. Antisipasi Masalah
a. Memanggil pasien
b. Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau pasien yang lain
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengendalikan prilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
2. Tujuan Khusus
Klien dapat melakukan mencegah perilaku kekerasan dengan cara spiritual
B. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Jam : 10.30-11.00
Tempat : Aula Bratasena
C. Setting
1. Fasilitator dan klien duduk bersama saling berhadapan
2. Ruangan nyaman dan tenang.
D. Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut
2. Jadwal kegiatan harian klien
3. Pulpen
E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
F. Langkah Kegiatan
1 Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi.
b. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi
sebelumnya
c. Mempersiapkan alat yang diperlukan dan tempat pertemuan.
2 Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari perawat kepada klien
2. Perkenalan diri antara perawat dan klien yang mengikuti kegiatan
TAK
3. Perawat meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap
dan nama panggilan
4. Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang menjadi penyebab marah, tanda dan
gejala marah dan akibat yang dilakukan ketika marah
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah
perilaku kekerasan
2. Menjelaskan kontrak waktu, yaitu selama 45 menit
3. Menjelaskan tata tertib selama kegiatan TAK berlangsung
4. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3 Tahap kerja
a. Mendiskusikan bersama klien dengan menanyakan kepada klien agama
dan kepercayaan klien
b. Bersama-sama dengan klien mendiskusikan dan menuliskan terkait
kegiatan ibadah yang biasa dilakukan klien
c. Meminta klien untuk memilih dan mendemonstrasikan satu kegiatan
ibadah untuk meredakan kemarahan yang dipilih
d. Upayakan semua klien mengikuti dan berperan aktif
e. Memberikan pujian pada penampilan klien
*catatan
a. Islam : Istigfar, Berwudhu dan Shalat
b. Kristen : Doa Bapa Kami
4 Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
dipelajari
3. Memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang
G. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK.
1. Evaluasi Struktur
a. Dalam pelaksanaan TAK, mulai pada jam 10.30- 11.05 dari waktu yang
telah ditentukan.
b. Pada TAK sesi 4 jumlah klien yang direncanakan ada 10 orang namun
dalam pelaksanaan hanya 7 orang yang mengikuti kegiatan sampai akhir
dan terdapat 2 orang yang tidak mengikuti dari sesi 1 dan 2.
c. Suasana kegiatan TAK sesi 4 menyenangkan, berlangsung aman dan
nyaman namun ada beberapa klien yang kurang semangat.
d. Klien dan perawat duduk bersama membentuk lingkaran memanjang.
e. Leader , Co-leader ,fasilitator, observer telah berperan dalam pelaksanaan
kegiatan terapi aktivitas kelompok dengan baik.
2. Evaluasi Proses
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua kegiatan
ibadah pada saat TAK. Beri tanda (√) jika klien mampu dan beri tanda (-) jika
klien tidak mampu.
H. Dokumentasi
Kesimpulan yang didapat dari Sesi 4 TAK Resiko Perilaku Kekerasan adalah
secara keseluruhan tidak semua klien mengikuti sesi 4 TAK resiko perilaku kekerasan
sampai akhir kegiatan dengan hasil seperti yang tertera pada tabel di atas. Hasil
menunjukan bahwa 80% klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasan
dengan baik dan 95% klien mampu memperagakan dua cara ibadah dengan baik
sesuai dengan target yang sudah ditentukan pada tabel diatas. Menganjurkan kepada
klien untuk melakukannya secara teratur di ruangan (membuat jadwal).
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, dkk. 2018. (Buku Panduan Mahasiswa Pra Klinik Keperawatan Jiwa 2).
Jakarta : UIN Jakarta Press
Sari, K. 2015. Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans
Info Media.
Stuart dan Sundeen. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. St Louis : Mosby Year
Book
Proposal disusun untuk memenuhi tugas stase keperawatan jiwa Fakultas Ilmu
Kesehatan Program Studi Profesi Ners
Disusun oleh :
Nadira
L. Landasan Teori
Halusinasi adalah ketidak mampuan klien untuk menilai dan berespon
terhadap realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan
eksternal dan tidak dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan. Tidak
mampu berespon secara akurat sehingga tampat perilaku yang sukar dimengerti
dan mungkin menakutkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa halusinasi
merupakan respon seseorang terdapat rangsangan yang tidak nyata (Stuart dan
Sundeen, 1998). Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering
didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu,
tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang
lain, gelisah, melakukan gerakan seperti menikmati sesuatu. (Stuart dan Sundeen,
1998).
M. Topik
Sesi 5 terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulus persepsi sensori: Halusinasi.
N. Metode Terapi Aktivitas Kelompok
Metode yang digunakan saat proses Terapi aktivitas Kelompok (TAK)
meliputi metode dinamika kelompok, permainan sederhana dan diskusi dan tanya
jawab. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) untuk klien dengan Gangguan sensori
persepsi : halusinasi dibagi menjadi lima sesi yaitu sesi 1 mengenal halusinasi,
sesi 2 mengontrol halusinasi dengan menghardik, sesi 3 mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan, sesi 4 mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap
dan sesi 5 mengontrol halusinasi dengan cara patuh meminum obat. Dimana
setiap sesi terdiri dari empat tahap yaitu :
Tahap I : Persiapan
Tahap II : Orientasi
Tahap III : Kerja
Tahap IV : Terminasi
O. Setting Tempat
CL L o
F K
K F
K K
F
F
O
K K K
F
Keterangan Gambar:
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien
P. Pengorganisasian
5. Peran Leader
h. Memimpin jalannya kegiatan
i. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
j. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
k. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
l. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
m. Memberi reinforcement positif pada klien
n. Menyimpulkan kegiatan
6. Peran Co – Leader
e. Membantu tugas leader
f. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
g. Mengingatkan leader tentang kegiatan
h. Bersama leader menjadi contoh kegiatan
7. Peran Observer
g. Mengobservasi jalannya acara
h. Mencatat jumlah klien yang hadir
i. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
j. Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
k. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
l. Membuat laporan hasil kegiatan
8. Peran Fasilitator
e. Mamfasilitasi jalannya kegiatan
f. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
g. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
h. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam atau luar
kelompok
Q. Pasien
3. Kriteria Pasien
e. Klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi
f. Klien yang kooperatif dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi
g. Klien yang sehat secara fisik
h. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik
4. Proses Seleksi
g. Identifikasi klien yang memenuhi kriteria
h. Membuat kontrak dengan klien
i. Menjelaskan tujuan kegiatan
j. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
k. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas kelompok
l. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok
R. Media / Alat
4. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut
5. Gambar obat
S. Tata Tertib
3. Pelaksanaan TAK
h. Peserta TAK hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
i. Peserta TAK berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
j. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok
k. Jika ingin mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan
mengangkat tangan kanan kemudian berbicara setelah dipersilakan oleh
pemimpin TAK
l. Peserta yang mengacaukan jalannya kegiatan TAK akan dikeluarkan dari
kelompok
m. Peserta wajib mengikuti kegiatan sampai dengan selesai sehingga peserta
dilarang meninggalkan tempat kegiatan
n. Apabla waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan peserta untuk
memperpanjang waktu
4. Antisipasi Masalah
c. Memanggil pasien
d. Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau pasien yang lain
I. Tujuan
a. Klien memahami pentingnya patuh minum obat
b. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
c. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
J. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Jam : 09.00- 09.30
Tempat : Ruang TAK Antareja
K. Setting
3. Terapis dan klien duduk bersama saling berhadapan
4. Ruangan nyaman dan tenang.
L. Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut
2. Gambar obat
3. Jadwal kegiatan harian
M. Metode
3. Diskusi dan tanya jawab
4. Melengkapi jadwal harian
N. Langkah Kegiatan
5 Persiapan
d. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4
e. Mempersiapkan alat yang diperlukan dan tempat pertemuan.
6 Orientasi
d. Salam terapeutik
1. Salam dari perawat kepada klien
2. Perawat memperkenal diri kepada klien
3. Klien dan terapis memakai papan nama
e. Evaluasi/validasi
a. Menanyakan perasaan klien setelah mengungkapkan tentang
pengalaman halusinasi yang terjadi.
b. Perawat menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah di pelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan aktivitas terjadwal, dan bercakap cakap
dengan orang lain)
f. Kontrak
5. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat.
6. Menjelaskan aturan main, yaitu :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin pada perawat dengan mengangkat tangan.
b. Menjelaskan kontrak waktu, yaitu selama 30-45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
7 Tahap kerja
a. Perawat menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi parasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
b. Perawat menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab
kambuh.
c. Perawat meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan
waktu memakannya. Buat daftar di karton
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaotu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum
obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat minum obat.
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/ kambuh.
j. Menjelaskan akibat/ kerugian tidak patuh minum obat.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
l. Memberikan pujian tiap kali klien benar.
8 Tahap terminasi
c. Evaluasi
4. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
d. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan patuh minum
obat.
e. Kontrak yang akan datang
4. Perawat mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi
5. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien
O. Evaluasi dan Dokumentasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan lima benar cara
minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi :
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 5, TAK stimulus persepsi
prilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan lima benar cara minum obat,
belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat.
Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, dan akibat tidak
minum obat.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, dkk. 2018. (Buku Panduan Mahasiswa Pra Klinik Keperawatan Jiwa 2).
Jakarta : UIN Jakarta Press
Sari, K. 2015. Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans
Info Media.
Stuart dan Sundeen. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. St Louis : Mosby Year
Book
Proposal disusun untuk memenuhi tugas stase keperawatan jiwa Fakultas Ilmu
Kesehatan Program Studi Profesi Ners
Disusun oleh :
Nadira
Proposal disusun untuk memenuhi tugas stase keperawatan jiwa Fakultas Ilmu
Kesehatan Program Studi Profesi Ners
Disusun oleh :
MIFTAHUL JANNAH
P. Tujuan
3. Tujuan Umum
Klien dapat mengendalikan prilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
4. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
b. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku
kekerasan)
c. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku
kekerasan)
d. Klien dapat menyebutkan akibat prilaku kekerasan
R. Setting
5. Terapis dan klien duduk bersama saling berhadapan
6. Ruangan nyaman dan tenang.
S. Alat
4. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut
5. Bola kertas
6. Speaker dan musik
T. Metode
5. Dinamika kelompok
6. Permainan sederhana
7. Diskusi dan tanya jawab
U. Langkah Kegiatan
9 Persiapan
f. Memilih klien sesuai dengan indikasi.
g. Mengingatkan kontrak dengan klien sesuai dengan kesepakatan kontrak
h. Mempersiapkan alat yang diperlukan dan tempat pertemuan.
10 Orientasi
g. Salam terapeutik
1. Salam dari perawat kepada klien
2. Perkenalan diri antara perawat dan klien yang mengikuti kegiatan
TAK
3. Perawat meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap
dan nama panggilan
4. Klien dan terapis memakai papan nama
h. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang menjadi penyebab marah, mekanisme
koping dan akibat yang dilakukan ketika marah
i. Kontrak
7. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal prilaku kekerasan yang
biasa dilakukan
8. Menjelaskan kontrak waktu, yaitu selama 45 menit
9. Menjelaskan tata tertib selama kegiatan TAK berlangsung
10. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
11 Tahap kerja
a. Memutar musik dengan mengoper bola secara bergantian antar pasien
b. Mendiskusikan bersama pasien ketika musik dan bola berhenti dengan
menanyakan kepada klien penyebab marah, tanda dan gejala yang
dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebeluk PK terjadi,
kemudian tanyakan perasaan klien ketika terpapar oleh penyebab marah,
prilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien saat marah (verbal,
merusak lingkungan, menciderai/memukul orang lain), serta dampak
atau akibat prilaku kekerasan
c. Bersama – sama dengan klien mesdiskusikan terkait kerugian yang
didapatkan klien, mekanisme koping yang baik untuk digunakan saat
marah
d. Upayakan semua klien mengikuti dan berperan aktif
e. Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru yang sehat
menghadapi kemarahan yaitu dengan Tarik Nafas Dalam (TND)
12 Tahap terminasi
f. Evaluasi
6. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
8. Salam
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
SESI 1 RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Proposal disusun untuk memenuhi tugas stase keperawatan jiwa Fakultas Ilmu
Kesehatan Program Studi Profesi Ners
Disusun oleh :
MIFTAHUL JANNAH
A. Evaluasi Struktur
1. Dalam pelaksanaan TAK, terdapat keterlambatan waktu dalam memulai
pelaksanaan yaitu terlambat 5 menit dari waktu yang ditentukan.
2. Pada TAK sesi 2 jumlah klien yang direncanakan ada 10 orang namun dalam
pelaksanaan hanya 8 orang yang mengikuti kegiatan sampai akhir.
3. Pada tahap fase orientasi, leader tidak menyebutkan tujuan di TAK sesi 1
untuk apa.
4. Suasana kegiatan TAK sesi 2 menyenangkan , berlangsung aman dan nyaman
namun ada beberapa klien yang kurang semangat.
5. Klien dan perawat duduk bersama membentuk lingkaran.
6. Leader , Co-leader ,fasilitator, observer telah berperan dalam pelaksanaan
kegiatan terapi aktivitas kelompok dengan baik.
B. Evaluasi Proses
1. Leader telah membuat suasana menjadi semangat dan menyenangkan.
2. Co-leader kurang berperan aktif dalam mengkondisikan klien yang terlalu
mendominasi saat terapi aktivitas kelompok akan tetapi secara keseluruhan co
leader sudah dapat membantu leader.
3. Fasilitator sudah berperan dengan baik dalam memotivasi klien mengikuti
TAK.
4. Klien kooperatif dan mengikuti kegiatan TAK resiko perilaku kekerasan dari
awal hingga akhir namun ada beberapa yang tidak mengikuti kegiatan sampai
selesai sehingga dianggap drop out.
5. Observer dapat mengobservasi kegiatan TAK dengan semestinya.
C. Evaluasi Hasil
Sesi 1 TAK resiko perilaku kekerasan
Kemampuan mengenal emosi dan belajar tehnik nafas dalam
No. Nama Klien Penyebab Pemberian Tanggapan
RPK/PK
Tanda Prilaku Akibat pk Mempraktekan
dan kekerasan cara mengontrol pk
gejala dengan nafas
dalam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dokumentasi
Kesimpulan yang didapat di sesi 1 TAK resiko perilaku kekerasan adalah :
secara keseluruhan semua klien mengikuti sesi 1 TAK dari awal sampai akhir
kegiatan dengan hasil seperti yang tertera pada table diatas. Selain itu hasil juga
menunjukan bahwa 100 % klien mampu melakukan tindakan dengan baik sesuai
dengan target yang sudah ditentukan pada table diatas. Tingkat keberhasilan dalam
mengenal emosi dan tehnik nafas dalam adalah 100%. Dan semua klien lolos untuk
melanjutkan sesi 2 TAK berikutnya.