Makalah Akuntansi Manajemen - Kelompok 1
Makalah Akuntansi Manajemen - Kelompok 1
Makalah Akuntansi Manajemen - Kelompok 1
Disusun Oleh :
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
3.1 Tujuan..................................................................................................................2
4.1 Manfaat................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
1. Definisi...................................................................................................................3
a. Metode Matematis..................................................................................................5
b. Metode Grafik........................................................................................................7
d. Metode Persamaan................................................................................................10
a. Biaya tetap............................................................................................................11
b. Biaya variabel.......................................................................................................11
c. Biaya campuran....................................................................................................11
4. Pengertian Laba............................................................................................................14
a. Laba Operasi.........................................................................................................15
a. Marjin Pengaman..................................................................................................24
Kerangka Berfikir.............................................................................................................31
BAB III............................................................................................................................31
PENUTUP........................................................................................................................32
Kesimpulan......................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis biaya volume laba (BVL / cost volume profit analysis CVP analysis)
merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan. Karena analisis biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara
biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan
terkandung di dalamnya. Analisis CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan
membantu mencari pemecahannya.
Tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal agar
kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan dari waktu ke waktu. Besar kecilnya laba
perusahaan akan menjadi ukuran sukses tidaknya manajemen dalam mengelola
perusahaan. Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba adalah harga jual,
biaya dan volume penjualan.
Dengan harga jual, volume yang dijual, serta pengklasifikasian biaya, maka
analisis Cost-Volume-Profit dapat dilaksanakan dengan menggunakan elemen-elemen
analisis. Elemen tersebut antara lain analisis peramalan penjualan yang terdiri atas
peramalan kuantitas penjualan dan harga jual, dasar-dasar analisis cost-volume-profit
yaitu analisis contribution margin, analisis operating leverage, analisis break-even point,
dan analisis margin of safety serta analisis cost-volume-profit dalam pemanfaatannya
dalam perencanaan yaitu analisis target laba dan analisis sensivitas. Walaupun model ini
disebut cost-volume-profit, model ini juga dapatdigunakan oleh perusahaan nirlaba juga.
Perusahaan seperti itu melaksanakan analisa untuk meyakinkan bahwa mereka hanya
membelanjakan dana yang mereka punyai. Selanjutnya, makalah ini akan membahas mengenai
analisis biaya volume laba.
1
2.1 Rumusan Masalah
3.1 Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah “Akuntansi Manajemen” yang
dibimbing oleh Pak Isra Misra, SE., M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah
tersebut.
2. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dan pembahasan yang terkait
dengan Cost-Volume-Profit Analysis.
3. Untuk mengetahui definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’
4. Untuk Mengetahui Analisis Hubungan antara Biaya , Volume dan Laba
4.1 Manfaat
Agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai keberhasilan
suatu usaha. kita perlu merencanakan usahanya dengan baik. Salah satu perencanaan yang
perlu dilakukan adalah berapa banyak barang yang harus dijual agar suatu usaha tidak
mengalami kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat menggunakan
model analisis Biaya, Volume, dan Laba.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi analisis biaya volume laba
1. Definisi
Titik impas (break even point) adalah keadaan yang menunjukkan bahwa jumlah
pendapatan yang diterima perusahaan(pendapatan total) sama dengan jumlah biaya yang
di keluarkanperusahaan (biaya total). Keadaan tersebut biasanya di tunjukkan dalam
jumlah volume aktivitas (jumlah unit penjualan). Titik impas dapat dirumuskan melalui
dua pendekatan , yaitu titik impas dalam jumlah unit penjualan dan titik impas dalam
jumlah rupiah penjualan
Titik impas sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan berbagai
analisis.Sevagai contoh apabila perusahaan ingin mengetahui dampak yang akan terjadi
3
terhadap pendapatan,biaya dan laba sebagai akibat dari perubahan volume penjualan ,
maka manajemen peruusahaan perlu mengetahui tentang titik impas dalam unit penjualan
4
akhir. asumsi ini berari bahwa seluruh kos di tahun tertentu
untuk memperoleh atau memproduksi barang dilaporkan
sebagai biaya yang ditandingkan dengan pendapatan di
laporan laba-rugi tahun tersebut.
d. Menurut Keown, Scott, Martin dan Petty (2000: 506)
Kelemahan analisis cost volume profit, antara lain:
Asumsi dasar dari cost volume profit berhubungan secara linear
dan hal inihanya berlaku di dalam kondisi di mana produksi
hanya berjumlah sedikit.
Kurva penjualan diasumsikan bergerak secara linear sesuai
dengan jumlah produksi. hal ini berarti bahwa produksi dijual
dengan asumsi harga tetap. padahal didalam keadaan yang
sebenarnya penjualan dilakukan terhadap beberapa barang dan
dengan harga yang berubah-ubah untuk tiap-tiap barang.
Produksi dan paduan penjualan dilakukan dengan asumsi
konstan. bila perusahaan ingin memproduksi lebih terhadap satu
jenis barng atau mengurangi jumlah produksinya, maka titik
impas yang baru harus dicari. Hanya bila rasio biaya variabel
terhadap penjualan adalah tetap maka perhitungan baru tidak
perlu dilakukan.
Penghitungan titik impas secara matematis dan dengan grafik
merupakan analisis yang statis. adanya perubahan dalam iaya
maupun harga mengharuskan penghitungan titik impas kembali.
5
6
b. Metode Grafik
Berdasarkan cara ini impas ditentukan pada titik pertemuan antara grafik
penghasilan total dengan grafik biaya total dalam satu bidang antara sumbu
tegak (menyatakan penjualan/biaya dalam satuan uang) dan sumbu datar
(menyatakan volume penjualan/produksi dalam unit).
7
c. Pendekatan Margin Kontribusi
Perhitungan unit impas dapat dilakukan lebih cepat dengan memusatkan
perhatian pada margin kontribusi atau disebut dengan Pendekatan margin
kontribusi (contribution margin approach) Margin kontribusi merupakan
pendapatan penjualan dikurang dengan biaya variabel total. Pada titik impas,
bsarnya margin kontribusi sama dengan besarnya biaya tetap. Apabila margin
kontribusi per unit diganti dengan harga jual per unit dikurangi biaya variabel
per unit pada persamaan laba operasi dan diperoleh jumlah unit, maka akan
diperoleh persamaan impas sebagai berikut :
CM = S – VC
Marjin kontribusi per unit sama dengan harga jual unit dikurangi biaya
variabel per unit
CMu = SP – VCu
Marjin kontribusi juga sama dengan marjin kontribusi per unit dikalikan
jumlah unit terjual
CM = CMu x Q
8
CMR = CMu ÷ SP
Keterangan :
CM = margin kontribusi
S = Penjualan
VC = biaya Variable
SP = harga jual
FC = Biaya Tetap
OI = Laba Operasi
9
Marjin Kontribusi Turunan Laporan Laba Rugi
(SP x Q) – (VCu x Q) – FC = OI
Q (SP – VCu) – FC = OI
Q (CMu) – FC = OI
d. Metode Persamaan
(Harga jual x jumlah unit output yang terjual) – (biaya variable per unit x jumlah
output yang terjual) – biaya tetap = laba operasi
Laba operasi = (harga jual – biaya variable per unit) x (jumlah unit output yang
terjual) – biaya tetap
Laba operasi = (margin kontribusi per unit x jumlah unit output yang terjual) –
biaya tetap
3. Biaya
Analisis Break even Point hanya bisa dilakukan apabila perusahaan dalam
kegiatan operasionalnya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diharapkan member manfaat saat ini atau dimasa dating bagi
organisasi (Hansen dan Mowen, 2004: 40). Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya
merupakan total pengorbanan sumber daya yang sudah terjadi untuk mencapai
tujuan tertentu. Biaya sering diartikan sebagai pengurang asset yang
mengakibatkan berkurangnya ekuitas pemilik, tetapi bukan karena pengurangan
atau pengambilan model oleh pemilik perusahaan dan bukan pula merupakan
10
asset yang disebabkan karena berkurangnya liability.
Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat
membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Ada beberapa jenis
penggolongan biaya menurut (Hansen dan Mowen, 2004: 84) diantaranya adalah :
a. Biaya tetap
Biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total tetap konstan
dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah.
11
Grafik Biaya Campuran
Pemisahan Biaya campuran
Beberapa jenis biaya tertentu yang bersifat campuran sulit dipisahkan dengan pasti,
berapa bagiankah bersifat variabel dan berapa bagiankah bersifat tetap. Menurut Sugiri
(2009: 47) beberapa teknik untuk memisahkan biaya campuranantara lain adalah metode
diagram pencar (scatter diagram), metode titik tinggi-rendah (high-low method) dan analisis
regresi linear (Least Square). ketiga teknik ini mendasarkan data historis yang menunjukkan
besarnya biaya campuran di masa lalu pada berbagai tingkat kegiatan.
Metode Scatter diagram
Metode diagram pencar (scatter diagram) lebih mudah, cepat, dan taksiran
fungsi kosnya cukup teliti karena seluruh hubungan yang ada antara biaya dan
kegiatan dipertimbangkan, adapun keterbatasannya bahwa metode ini bergantung
pada judgement analis karena dia harus memilih secara visual ketepatan yang
terbaik. masing-masing orang dapat membuat garis lurus yang berbeda melalui
diagram pencar yang sama. oleh karena itu, metode ini rentan terhadap kesalahan
yang berarti.
12
biaya campuran digambarkan dengan model sebagai berikut.
Y = a + bX
Notasi Y menunjukkan biaya total taksiran dengan menggunakan
dara biaya total (Y) dan volume kegiatan (X) sesungguhnya yang telah
terjadi di masa lalu. untuk mencari Y, harus dicari terlebih dahulu
taksiran konstanta a yang menunjukkan biaya tetap total dan taksiran
koefisien b yang menunjukkan biaya variabel per unit. variabel a dan
b dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
13
metode ini adalah Kesulitan apabila dalam perhitungannya digunakan
secara manual. Karena perhitungannya cenderung rumit sehingga
pengguna awam jarang menerapkan teknik pemisahan biaya dengan cara
ini.
4. Pengertian Laba
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya
dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk
pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan
unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Pengertian laba menurut Harahap (2008: 113) “kelebihan penghasilan diatas biaya
selama satu periode akuntansi”. Laba dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Y = cx – bx - a
Dimana:
Y = Laba
x = Jumlah produk yang dijual c =
Harga jual per unit
b = Biaya variabel (VC)
a = Biaya tetap (FC)
Menurut Carter (2009: 5), Dalam menentukan tujuan laba, manajemen
sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
Laba atau rugi yang dihasilkan dari volume penjualan tertentu
Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus menghasilkan
laba yang mencukupi untuk membayar dividen serta menyediakan dana bagi
kebutuhan bisnis masa depan
Titik impas
Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang
Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba
Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.
14
dengan mempertahankan tingkat harga kualitas dan kuantitas.
Menentukan harga jual per unit sesuai dengan laba yang diinginkan.
Meningkatkan volume kegiatan/operasional semaksimal mungkin.
a. Laba Operasi
15
Perhitungan unit impas dapat dilakukan dengan cara memusatkan perhatian
pada laba operasi atau disebut dengan pendekatan laba operasi (operating income
approach). Perlu diperhatikan bahwa penggunaan istilah laba operasi
menunjukkan jumlah laba sebelum pajak. Selain itu, laba operasi hanya meliputi
pendapatan dan biaya yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan.
Target laba adalah laba yang diharapkan dari investasi. Perhatikan bahwa kita
menggunakan istilah laba operasi untuk menunjukkan penghasilan atau laba sebelum
pajak penghasilan. Laba operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan dan
beban dari operasional normal perusahaan. Laba bersih (net income) adalah laba operasi
dikurangi pajak penghasilan.
Rumus untuk mencari target laba operasi adalah dengan mencari jumlah unit
penjualan dengan target laba.
Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan, karena pajak
yang dibayarkan untuk laba nol adalah nol. Apabila perusahaan ingin menghasilkan laba
bersih tertentu, target laba dinyatakan sebagai laba bersih, maka harus ditambahkan
kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi. Dengan menggunakan
persamaan :
16
Contoh :
Jika tarif pajak 35%, maka Whittier Company harus menghasilkan laba operasi $ 75.000.
Dengan data tersebut, dapat menghitung jumlah unit yang dijual.
Unit = $120.000/ $75
Unit = 1.600
Penyelesaian :
Pembuktian:
17
Menggunakan Analisis Biaya–Volume–Laba untuk Pengambilan Keputusan.
Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan
total biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Tujuan mencari titik impas :
Sebelum bisa menghitung titik impas atau menganalisis kaitan antara biaya–
volume produksi–laba, terlebih dahulu harus dianalisis:
Overhead pabrik (biaya bahan penolong, upah tak langsung dan biaya-biaya
tidak langsung yg terkait dengan pembuatan produk)
Persamaan matematika
18
Laba operasi = (Harga Jual x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x
jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap
Kita dapat menghitung unit impas lebih cepat dengan berfokus pada margin
kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan
dikurangi total biaya variable. pada impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap.
Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variable per
unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka kita akan
mendapatkan persamaan dasar impas berikut :
Contoh Soal :
Jumlah Perunit
19
Margin kontribusi Rp. 100.000.000 Rp. 100.000
Penyelesaian:
250.000 Q = 150.000 Q + 70.000.000 + 0
100.000 Q = 70.000.000
= Rp 100.000.000 : Rp 250.000.000
BEP = Biaya Tetap : Rasio margin contribusi
20
= Rp. 175.000.000
21
Salah satu aspek penting dalam analisis cost-volume-profit ini bahwa adanya
perubahan dalam satu faktor atau lebih yang mempengaruhi analisis, dapat diadakan
penilaain atau evaluasi. Aspek ini sangat penting bagi manajemen dalam proses
penyusunan atau perencanaan anggaran, karena hal ini memungkinkan diadakan testing
untuk menentukan akibat adanya perubahan faktor atau mempertimbangkan berbagai
alternatif. Metode yang digunakan adalah laporan laba rugi komparatif.
a. Marjin Pengaman
Bauran Penjualan (sales mix) adalah kuantitas sebagai produk (atau jasa) yang
mewakili unit penjualan total perusahaan. Rumus yang dinyatakan sampai titik ini
mengasumsikan produk tunggal diproduksi dan dijual . Skenario yang lebih realistik
melibatkan banyak produk dijual, dalam berbagai volume, dengan berbagai biaya . Agar
22
sederhana, hanya dua produk akan dinyatakan, tapi ini dapat dengan mudah diperluas ke
lebih banyak produk
Marjin kontribusi per unit (CMu) rata-rata tertimbang harus dihitung (dalam kasus ini,
untuk dua produk)
23
Hasil-hasil penelitian terdahulu
N Nam Ta Judul Variabel Metod Hasil Penelitian
o a hun Penelitia dan e/
n Indikato analisi
r s data
1 Atiss 200 Atissh Deskri Pendapatan tahun
B
ha 5 a ptif 2003 adalah Rp.
i
Fetris Fetris Kuanti 843.856.675
a
hia hia, tatif berada di bawah
y
2005, tingkat BEP yang
a
Analis sebesar Rp.
t
is 921.656.459
e
break sehingga
t
even perusahaan
a
point mengalami
p
pada kerugian.
B
PT. Sedangkan untuk
i
Serasi tahun 2004
a
Autor pendapatan Rp.
y
ara 1.015.514.000.
a
Caban berada di atas
v
g tingkat BEP yang
a
medan sebesar Rp.
ri
627.686.343.
a
b
e
l
Biaya
semi
2 Hida 200 Analisis B Kuanti Hasil
yat 7 break tatif perhitungan
i
Khuri even yang diperoleh
a
n point titik impas
y
24
sebagai a pada jenis
alat t produk Saklar
perencan e sebesar
aan laba t 110.733 unit,
pada PT. a Tissue Holder
Tlogo p sebesar
Mas 64.167 Unit dan
B
Abadi Stop Kontak
i
Jaya sebesar 66.385
a
Engineeri Unit. Besarnya
y
ng Plastik Margin Of Safety
a
Industri adalah 29 % yang
v
Malang. berarti bahwa
a
penurunan
ri
penjualan tidak
a
boleh turun dari
b
29 % dari
e
penjualan yang
l
direncanakan.
Biaya
semi
variabel
3 Prato 200 Analisis B Deskri Dari analisis
mo 8 break ptif data diketahui
i
Joko even tingkat BEP
a
point untuk tahun
y
sebagai 2007 adalah
a
alat terjadi pada
t
perencan tingkat
e
aan laba produksi
t
pada 177.007 kuintal
a
Perusaha dengan nilai
p
an Pabrik penjualan Rp.
B
Gula 66.211.391.320
i
Kebon . Sedang
25
Agung a untuk
Malang y tahun 2008
a perusahaan
v berencana
a untuk
ri menaikkan laba
a operasional
b sebesar 10%.
e Sehingga
l tingkat
variabel perusahaan
adalah Rp.
88.365.926.000.
4 Abdu 201 Analisis Deskri Tahun 2009
B
rrachi 1 break ptif home industry
i
m even Brosem telah
a
Hind point melakukan
y
un sebagai penjualan di
a
dasar atas tingkat
t
perencan Break Even
e
aan laba Point. Titik
t
dan impas
a
penjualan penjualan
p
pada tersebut dicapai
B
Home sebesar Rp
i
Industry 548.766.456
a
Brosem atau
y
Kota 31.527 unit.
a
Batu Sedangkan
v
penjualan yang
a
sebenarnya
ri
sebesar Rp
26
a 761.546.000.
b Perencanaan
e penjualan tahun
l 2011 diperoleh
Biaya sebesar
semi 952.127.450
27
semi
variabel
28
Kerangka Berfikir
1. Perubahan Biaya
2. Perubahan Volume Penjualan
3. Perubahan Harga
Laporan
Laba/Rugi
Identifikasi Biaya
↑ ↑
Analisis
Analisis
margin of safety
Kesimpulan
29
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual, biaya
dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunan anggaran, berbagai
kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selalu dihadapi oleh
manajemen. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan
berbagaiparameter. Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting
bagimanajemen, dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam poroses
penyusunan anggaran perusahaan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume laba (cost-
volume-profit analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendsari hubungan-
hubungan antara biaya, volume, dan laba. Analisi biaya-volume-laba kerap pula disebut
analisis impas (break-even analysis) karena signifikansiume mengacu pada sebuah
pemicu biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan
perubahan-perubahan pendapatan, biaya, dan laba.
30
tidak mengalami abrasi sampai melebihi angka marjin keamanan. Dalam rangka
penerapan fungsi-fungsi manajemen pendekatan analisis hubungan biaya, volume dan
laba termasuk perhitungan seperti ini akan memberikan isyarat kepada manajemen
mengenai apa yang sedang terjadi dalam pencapaian tujuan atau perolehan laba
perusahaan.
Saran
Setelah membahas dan mempelajari analisis biaya, volume dan laba ini, diharapkan kita
dapat menganalisis biaya volume laba pada suatu perusahaan tertentu sebagai skill
penunjang bagi seorang manajer dan.
Perusahaan sebaiknya menggunakan analisis biaya, volume dan laba secara lebih
mendalam dalam melakukan perencanaan labanya agar perusahaan mengetahui seberapa
besar volume dan tingkat penjualan yang harus dicapai agar laba yang direncanakan atau
diharapkan dapat tercapai.
31
DAFTAR PUSTAKA
Buku Anthony A.Atkinson, Robert S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark Young :
Akuntansi Manajemen, Edisi ke 5 jilid 1.
Horngren, T., Charles, Foster George, Datar, M. Srikant. (2006). Akuntansi Biaya dengan
Penekanan Manajerial
http://handikadwipratama.blogspot.com/search/label/AKUNTANSI%20MANAJEMEN
http://kotak-kabar.blogspot.com/2012/07/analisis-biaya-volume-laba.html
http://celphee-surf.blogspot.com/2012/07/analisis-biaya-volume-laba-cost-volume.html
http://sisilmarmuci.blogspot.com/2013/04/cost-volume-profit-analysis-managerial.html
https://id.scribd.com/document/266615194/Analisis-Biaya-Volume-Laba
https://www.researchgate.net/publication/329467756_ANALISIS_BIAYA-VOLUME-
LABA_DALAM_PERENCANAAN_LABA
https://guejadoel.blogspot.com/2017/01/akuntansi-biaya-analisis-biaya-volume.html?m=1
Buku Baldric Siregar, Bambang Supripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto
Biyato : Akuntansi Manajemen
32