Sejarah Perkembangan Islam Pasca Kemerde
Sejarah Perkembangan Islam Pasca Kemerde
Sejarah Perkembangan Islam Pasca Kemerde
alam.blogspot.com/2017/04/perkembangan-islam-pasca-
kemerdekaan.html
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
1
menolong di antara sesama manusia agar nikmat yang
dilimpahkan kepada Allah SWT dapat dirasakan secara merata.2
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Islam di Indonesia pada masa
pasca kemerdekaan?
2. Apa saja dampak perkembangan Islam di Indonesia?
C.Tujuan
1. Mengetahui perkembangan Islam di Indonesia pada masa
pasca kemerdekaan.
2. Mengetahui dampak perkembangan Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Islam, seperti Muhammadiyah 1908, Serekat Dagang Islam 1911
(kemudian Sarekat Islam 1912), Nahdatul Ulama 1926, dan lain-
lain.
4
Taufik Abdullah, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam jilid 5: Asia
Tenggara, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 432-434.
5
Ibid,hlm. 432-434.
6
Endang Saifudin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, (Bandung:
Pustaka, 1983), hlm. 60.
3
Hal ini tampak jelas dari kenyataan bahwa Kementerian Agama
mengelola beberapa aspek kehidupan beragama, seperti:7
7
Saifullah, SA.,Sejarah & Kebudayaan Islam di Asia Teanggara,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 35.
8
Taufik Abdullah, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam jilid 5: Asia
Tenggara, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 439-441.
9
Endang Saifudin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, (Bandung:
Pustaka, 1983), hlm. 60.
10
Saifullah, SA.,Sejarah & Kebudayaan Islam di Asia Teanggara,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 34.
11
Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: MUI, 1991),
hlm. 392.
4
Yogyakarta pada 7 November 1945, pernah menjadi partai politik
yang sangat kuat dengan 49 kursi di Parlemen dari 236 orang
anggota parlemen bahkan memenangkan perolehan suara
hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Masyumi pernah masuk
dalam kabinet, seperti Kabinet Natsir (1950-1951), Kabinet
Sukiman (1951-1952) dan Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-
1956). Karena ada konflik internal, partai ini kehilangan sebagian
sebagian kekuatannya yaitu dengan keluarnya NU (April 1952
Muktamar NU di Palembang) dan PSII (Partai Sarikat Islam
Indoneisa).12 Perpecahan ini adalah dampak dari Masyumi berdiri
dengan kepengurusan partai yang terdiri dari dua bilik, Majelis
Syuro (Dewan Partai) dan Dewan Eksekutif Partai. Dewan Partai
berfungsi sebagai penasehat partai, beranggotakan para ulama
atau kiai dari pesantren. Dewan Eksklusif berfungsi menangani
masalah politik praktis, anggotanya terdiri dari cendikiawan
berpendidikan Barat. Dewan Partai menganggap orang
berpendidikan Barat dalam Dewan Esekutif kurang mengerti
agama sementara Dewan Eksekutif menganggap kaum ulama
tidak paham tentang masalah politik. Dalam praktik, kaum ulama
jabatannya hanya Menteri Agama sedangkan kelompok
intelektual dapat menjadi Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri,
Menteri Penerangan dan lain-lain. Kondisi ini melahirkan
kecemburuan.13Masyumi mengalami keruntuhan setelah
dibubarkan oleh Soekarnodengan dikeluarkannya Penpres No.
200 tahun 1960 dan tanggal 13 September 1960 pemimpin Pusat
Masyumi menyatakan pembubaran partai.14Kekuatan politik
Islam jatuh, sekalipun NU dan PSII serta PERTI (Persatuan
12
M. Abdul Karim, MA., Islam dan Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta:
Sumbangsih Press, 2005), hlm. 77-78.
13
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Nusantara, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 63-64.
14
M. Abdul Karim, MA., Islam dan Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta:
Sumbangsih Press, 2005), hlm. 77-78.
5
Tarbiyah Islamiyah) tampil mewakili kepentingan politik Muslim. 15
Wakil-wakil dari partai Muslim itu ikut duduk dalam DPRGR
maupun dalam kabinet. NU mengikuti semua gagasan Soekarno.
PNI yang diharapkan Soekarno dapat mengikuti kemauannya,
ternyata tidak maka Soekarno lebih beralih mencari dukungan
PKI. Akhinya PKI dapat memanfaatkan Soekarno untuk mencapai
tujuan Partai Komunis. PKI menggunakan taktik mengiring konflik
yang sasaran utamanya adalah para pemilik tanah dari kalangan
Islam dan PNI. PKI melancarkan landreform. Gerakan ini
menimbulkan tekanan kepada pemilik tanah yang mayoritas
kaum agama dan priyayi. Tahun 1964, PKI melancarkan aksi
merebut tanah perkebunan, tanah wakaf, melakukan
penggrebegan dan penganiayaan. Tahun 1965, terjadi
pemberontakan anatara orang PKI dengan kaum santri sehingga
menimbulkan kekacauan. Di tingkat nasional, terjadi inflasi
besar-besaran sehingga terjadi kebangkrutan. Konfrontasi
dengan Malaysia membuat Indonesia dikucilkan oleh negara
kapitalis. Indonesia keluar dari PBB. Akhibatnya terputuslan
bantuan dari organisasi yang bernaung di bawah PBB, seperti
IMF, World Bank, dan lain-lain.16
15
Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965, (Jakarta:
Grafiti Press, 1987), hlm. 151-196.
16
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Nusantara, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 72-74.
6
gelar doktor kehormatan dalam ilmu ushuluddin dengan
promotor KH. Saifuddin Zuhri, pimpinan NU yang telah diberi
peran oleh Soekarno dalam pemerintahan Demokrasi Terpimpin.
Langkah akomodatif partai-partai Islam ini bertujuan agar
nasibnya berbeda dengan Masyumi yang tokoh-tokohnya
diintimidasi oleh golongan pro-Soekarno. 17 Betapapun NU
mengikuti kehendak Soekarno tetapi NU dapat menandingi PKI.
Kalau PKI membuat Lerka, NU membuat Lembaga Seni Budaya
Muslim (Lesbumi). PKI mempunyai Barisan Tani di desa-desa, NU
mempunyai Persatuan Tani NU (Pertanu). Dalam perburuhan, PKI
mempunyai Sobsi, NU punya Serikat Buruh Muslimin Indonesia
(Serbumusi). Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dibentuk untuk
mengimbangi aktivitas Pemuda Rakyat PKI yang tidak segan-
segan melakukan kekerasan terhadap umat Islam. Sejumalh
organisasi khusus, organisasi pelajar dan mahasiswa seperti
IPNU, PMII juga untuk mengimbangi kekuatan PKI. NU, PSII dan
Perti mendirikan organisasi Islam seperti HMI, PII, Pemuda
Muhammadiyah serta IMM, sementara Gabungan Serikat Buruh
Indonesia (Gasbindo) mendapat tekanan dari Soekarno dan
dituntut untuk dibubarkan.18
17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011), hlm. 268-269.
18
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Nusantara, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 73.
19
Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: MUI, 1991),
hlm. 405.
7
Untuk memperjuangkan Islam dan melawan hegemoni
kekuatan Soekarno, terjadi beberapa perlawanan, mulai dari
yang inkonstitusional (seperti pemberontakan DI/ TII di Jawa
Barat di bawah pimpinan Kartosuwirjo, DI di Aceh pmpinan Daud
Beureueh, DI/ TII Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Kahar
Muzakkar, PRRI di Sumatera Tengah, PERMESTA di Sulawesi
Selatan.20
20
Saifullah, SA., Sejarah & Kebudayaan Islam di Asia Teanggara,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 36.
21
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Nusantara, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 74.
8
kerjasama mengahdapi kemungkinan perebutan kekuasaan yang
terjadi akibat perebutan kekuasaan G30S. Muhammadiyah
mendorong umat Islam untuk melakukan jihad melawan PKI.
Tanggal 9-11 November 1965, Muhammadiyah mengadakan
sidang kilat dan mengeluarkan fatwa penumpasan G30S PKI
adalah ibadah yang hukumnya wajib ‘ain. Di daerah-daerah,
pemuda Ansor merupakan kekuatan yang besar dalam
menumpas PKI. Terjadinya peristiwa G30S merupakan titik
klimaks dari pertentangan ideologi yang sangat tajam di zaman
Demokrasi Terpimpin.22Soekarno menulis Surat Perintah Sebelas
Maret kepada pimpinan AD, Soeharto. Dengan berbekal surat itu
Soeharto mengambil tindakan yaitu mebubarkan PKI pada
tanggal 12 Maret 1966, menangkap sejumlah menteri yang
diduga berindikasi PKI, dan pendukung-pendukung PKI
disingkirkan.23
22
Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: MUI, 1991),
hlm. 423.
23
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Nusantara, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 76.
9
diperluas hingga ranah sosial budaya. Pada masa ini juga muncul
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mulai dari tingkat Pusat hingga
Kabupaten/ Kota juga Ikatan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang
dibidani oleh BJ Habibie yang menyebar sampai daerah-daerah.24
24
Saifullah, SA., MA., Sejarah & Kebudayaan Islam di Asia Teanggara,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 37.
25
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Nusantara, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 78.
26
Saifullah, SA., MA., Sejarah & Kebudayaan Islam di Asia Teanggara,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 38.
10
DPR dan DPRD. Yang kedua dan yang ketiga ditetapkan 22
November 1969. Sedang yang pertama berhenti. Pada 9 Maret
1970, fraksi-fraksi parpol di dalam PPP dan PDI (5 Februari 1973).
Pada 14 Agustus 1975 RUU Kepartaian disahkan. Penataan
kehidupan kepartaian berikutnya adalah penetapan asas
tunggal, Pancasila, untuk semua parpol yaitu Golkar dan
organisasi lainnya, tidak ada asas ciri, tidak ada ideologi Islam
oleh karena itu tidak ada lagi partai Islam.27
27
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011), hlm. 270.
28
Ibid, hlm. 271.
29
Ibid,hlm. 272.
11
Pada masa Orde Baru, umat Islam berhasil menggalang
persatuan, sehingga pada Pemilu 1971 perolehan kursi partai
mendapat 94 kursi. Pemilu tahun 1977, PPP meraih 99 kursi.
Namun, ketika menghadapi pembagian kursi di DPR/ MPR, sikap
politik yang berbeda, pembagian unsur pmpinan komisi di DPR,
masalah daftar calon anggota DPR dalam pemilu, menimbulkan
ketegangan. Akibatnya pada pemulu ketiga tahun 1982
perolehan kursi PPP menurun. Pembagian kursi 1982 NU merasa
dirugikan, maka dalam Muktamar ke-24 di Situbondo tahun 1984
NU menyatakan kembali ke Khattitahnya yaitu NU merarik diri
dari gelanggang politik kembali ke organisasi sosial. Keluarnya
NU dan PPP merupakan pukulan berat sehingga tahun 1987 PPP
mengalami kemerosotan yang luar biasa.30
12
Misalnya, RUU Perkawinan, ketika diajukan pada 7 September
1968 ke DPR mendapat tanggapan keras dan akhirnya dibekukan
sempai pemilu tahun 1971. Para penganut agama Hindu dan
Budha melaksanakan perkawinan dengan caranya sendiri. Kawin
dengan cara Islam di KUA adalah keterpaksaan. Pada tahun
1973, Pemerintah melalui Menteri Kehakiman menyampaikan
RUU tetapi masih mendapat tanggapan keras terutama masalah
poligami, kedudukan wanita, perceraian, kawin campur, dan
perjanjian perkawinan. Pembahasan di DPR mengalami
kemacetan lantaran fraksi ABRI di DPR ingin mempertahankan
RUU yang dinilai oleh kalangan Islam tidak cocok untuk
masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Wakil-wakil Islam
berusaha agar syariat Islam ditegakkan dalam UU Perkawinan,
baik melalui usaha legislatif atau melalui kerjasama PPP sampai
dengan kekuatan sosial politik Islam serta pendekatan langsung
dengan presiden. Pendekatan ini menghasilkan RUU baru yang
disepakati oleh fraksi PPP dan ABRI.32 Pada tahun 1969, Soeharto
membenuk Lembaga Pusat dakwah Islam Indonesia (LDII) untuk
memberi wadah kegiatan dan guna menekan kelompok militan
dan reformis Islam.33
32
Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: MUI, 1991),
hlm. 454.
33
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Nusantara, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 84-85.
34
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011), hlm. 274.
13
Demikian juga dengan kebijaksanaan pemerintah
mendirikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1975.
Bahkan, MUI bisa dikatakan sebagai suatu forum pemersatu
umat Islam Indonesia. Aspirasi-aspirasi umat termasuk aspirasi
politik mungkin bisa tersalurkan dengan lembaga ini. 35Demikian
juga dengan kebijaksanaan pemerintah mendirikan Majelis
Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1975. Bahkan, MUI bisa
dikatakan sebagai suatu forum pemersatu umat Islam Indonesia.
Aspirasi-aspirasi umat termasuk aspirasi politik mungkin bisa
tersalurkan dengan lembaga ini.36
35
Ibid,hlm. 274.
36
Ibid,hlm. 274.
37
Mundzirin Yusuf,dkk, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Pustaka, 2006), hlm. 177.
14
dengan syarat seluruh mantan pimpinan Masyumi tidak
dilibatkan dalam pimpinan eksekutif partai. NU lebih
memusatkan perhatian pada praktik keagamaan daripada oposisi
politik, selalu bekerjasama dengan pemerintah melalui
Departemen Agama dan MUI.38
38
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Nusantara, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 84-85.
15
Departemen Agama yang dibentuk sebagai konsesi bagi
umat Islam banyak berjasa dalam membentuk dan mendorong
kebangkitan Islam. Empat belas IAIN induk dengan sekian
banyak cabangnya sangat berjasa menyiapkan guru-guru
agama, pendakwah dan mubalig dalam kuantitas besar. Bahkan,
Departemen Agama secara terus-menerus mengembangkan dan
meningkatkan mutu IAIN. Ditambah lagi peranan departemen ini
dalam membina madrasah dan pesantren yang ada di seluruh
Indonesia.40 Malalui Departemen Agama, kiai mempunyai
pengaruh besar dalam unsur keluarga berbagai urusan desa,
urusan keagamaan, dan pemerintahan. 41
39
Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: MUI, 1991),
hlm. 466.
40
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011), hlm. 274.
41
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Bagian Ketiga, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1999), hlm. 348.
42
Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2011), hlm. 273.
16
Pada Pemilu 1992 banyak pesantren dan kyai NU
menyatakan dukungan dan sedia dicalonkan oleh Partai Golkar
(partai penguasa). Tradisi, pikiran, ajaran dari ulama-ulama
klasik (abad ke-8 M sampai abad ke-13 M) tetap dipelihara,
bahkan dijadikanrujukan utama setelah Al- Qur’an. Mereka tidak
mempersoalkan apakah bentuk negara Islam atau bukan, bagi
mereka pemerintah yang zalim lebih baik ketimbang tidak ada
pemerintahan. Mereka berupaya menjaga harmonitas stabilitas
sambil melakukan perbaikan sesuai dengan kaidah fiqh
“menghindari kerusakan lebih baik daripada menciptakan
kebaikan”.43
43
Idris Thaha (Ed.), Pergulatan Partai Politik di Indonesia, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 30.
44
M. Zaenal Muttaqin, Mengapa Kita Harus Memilih Amien Rais sebagai
Presiden, (Jakarta: Hanif Press, 20014), hlm. 18.
17
halaqah kampus turut mendirikan partai Islam, yaiu PKS yang
menarik sebagian ulama yang merupakan alumnus Timur
Tengah. Belakangan, PKB dan PAN menyatakan diri sebagai
partai yang berasaskan Pancasila dan bersifat nasionalis tetapi
basisnya adalah massa Islam. Memang Pemilu 1999 telah
membawa ulama ikut berperan kembali dalam pemerintahan,
sehingga beberapa ulama menjadi anggota legislatif. Pemilu ini
telah membawa K.H Abdurrahman Wahid menjadi Presiden.
Peran ulama berpolitik sangat menonjol karen Gus Dur selalu
mengikutsertakan ulama dalam mengambil keputusan.
Sayangnya kedudukan yang terhormat harus berakhir dengan
singkat oleh MPR yang waktu itu ketuanya adalah Amien Rais
dan jabatan presiden diserahkan kepada Megawati.45
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
45
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Nusantara, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 89-91.
46
Ibid.
18
Perdebatan kaum abangan dengan kaum santri telah banyak menyita
banyak energi yang mengebabkan hubungan tidak harmonis dan terus
berlangsung sampai masa kepemimpinan Soekarno, sehingga harus membubarkan
sebagian partai-partai. Setelah Rezim Soekarno jatuh, tiga partai yakni NU, PSI,
Perti terus bertahan sampai masa Orde Baru berdiri, namun umur mereka tidak
panjang, karena watak Negara Orba yang antidemokrasi. Sehingga partai Islam
digabungkan menjadi satu yang bertambahdengan Parmusi yaitu menjadi PPP.
Tetapi setelah Reformasi banyak partai-partai Islam bermunculan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20